A. Sistem Pengawasan Internal
Istilah Internal control diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai control intern atau sering juga di tulis sebagai pengawasan internal atau
pengendalian internal. Secara umum pengendalian internal bertujuan untuk meminimumkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.
Beberapa pengertian dari pengawasan internal, antara lain:
Menurut Hermanto 2000 : 110 memberikan definisi “Sistem
Pengendalian Internal adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dengan diintegrasikan kedalam sistem pembagian pendelegasian tugas, tanggung
jawab, wewenang dalam struktur organisasi perusahaan”
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2001 : SA Seksi 319 paragraf 06
adalah “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a
keandalan pelaporan keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.”
Menurut Mulyadi 2001 : 163 “Bahwa Pengendalian Internal meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinnya kebijakan
manajemen”.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang menembus seluruh organisasi. Selain itu
juga untuk memperjelas bahwa pengendalian internal berada dalam proses manajemen dana, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring.
Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditumbuhkan dalam proses manajemen tersebut, tetapi merupakan integral dalam proses tersebut. Jadi dapat
dikatakan pengendalian internal adalah aktivitas untuk menemukan atau mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai
dari aktivitas yang direncanakan. Dari penemuan penyimpangan, pihak manajemen dapat mengadakan tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan
kegiatannya. Ini berarti bahwa pengendalian internal dalam hal tertentu mengakibatkan perubahan rencana awal perusahaan. Tujuan pengendalian
internal adalah bersifat positif, maksudnya ialah dapat mencapai tujuan dalam batas-batas penghalang. Pengendalian intern juga dapat berubah dalam
pembentukan rencana baru. Pengendalian internal mensyaratkan umpan maju feed forward yaitu
bahwa tujuan, rencana, kebijaksanaan dan standar ditetapkan dan dikomunikasikan kepada para manajer yang bertanggung jawab terhadap
pencapaian tujuan. Pengendalian internal didasarkan konsep umpan balik feedback dalam menilai pelaksanaan dan mengusulkan tindakan koreksi
untuk menjamin tercapainya tujuan. Prosedur rinci yang digunakan manajemen untuk mengendalikan operasi
perusahaan disebut pengendalian internal intern control. Pada perusahaan
Universitas Sumatera Utara
kecil, pemilik mengawasi karyawan dan memperhatikan seluk beluk perusahaan secara pribadi. Namun bagi perusahaaan besar yang jaringan
organisasinya semakin luas, menyulitkan manajemen mengendalikan semua tahap operasi perusahaan. Untuk itu dilakukan pengendalian internal.
Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara tidak memiliki pengendalian internal yang khusus dalam
pengawasan kegiatan operasionalnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara hanya melibatkan auditor dari
luar perusahaan untuk mengawasi anggaran perusahaan dalam jangka waktu enam bulan sekali. Berdasarkan hasil audit tersebut kepala pimpinan dapat
mengetahui apakah seluruh bagian didalam perusahaan telah melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
B. Unsur – Unsur Pengawasan Internal Unsur-unsur pengawasan internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia
dalam Standard Profesional Akuntan Publik 2001:SA paragraf 07
terdiri dari lima kompenen yang saling terkait seperti berikut ini: 1.
Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
internal yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. 2.
Penaksiran resiko
Universitas Sumatera Utara
Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan resiko harus dikelola. Sebagai contoh, penaksiran resiko dapat ditujukan ke bagaimana entitas dapat mempertimbangkan kemungkinan
transaksi tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisa estimasi yang dicatat dalam laporan keuangan. Resiko yang relevan dengan
pelaporan keuangan yang andal juga berkaitan dengan peristiwa dan transaksi khusus.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan Review terhadap kinerja, Pengolahan
informasi, Pengendalian fisik, Pemisahan tugas. 4.
Informasi dan komunikasi Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan
Universitas Sumatera Utara
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan
operasi, pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus
menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor internal atau personil yang
melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas memantau dapat mencakup penggunaan
informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customer dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang
masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Unsur-unsur diatas merupakan unsur-unsur yang melekat dalam
berbagai pengendalian internal dan menjadi pedoman yang harus diperhatikan dalam merancang pengendalian internal. Suatu pengendalian
internal perusahaan tertentu dianggap memuaskan dan mungkin tidak bagi perusahaan lain, walaupun sifat dan ukuran perusahaan tersebut sama,
misalnya karena mutu pegawai kedua perusahaan berbeda. Jadi manajemen berdasarkan penelitian, pengalaman dan kebijaksanaan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan.
C. Gaji dan Upah