141
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
yang begitu besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya karena dengan kekuatan
nalarnya itu ia bisa menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya. Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan pengalamannya
secara maksimal dan pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Dalam kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan kreatifitas memiliki
andil yang strategis dalam mengubah kualitas hidup dan mewujudkan masyarakat yang baik. Allah Swt berfirman:
ٍمْوَقِل ٍتاَيآ َكِلَذ ِف َنِإ ُهْنِم اًعيِ َج ِضْرلا ِف اَمَو ِتاَواَم َسلا ِف اَم ْمُك َل َرَخَسَو
َنوُرَكَفَتَي
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, sebagai rahmat daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. QS. AlJatsiyah45: 13
2. Nilai positif inovatif
a. Berfikir ilmiah, obyektif, cerdas dan kritis
Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita
untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya. Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan
segala kemampuan nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan yang telah ada. Allah Swt berfirman:
ْمُهُماَعْن َ
أ ُهْنِم ُلُك ْ
أَت ًعْرَز ِهِب ُجِرْخُن َف ِزُرُْلا ِضْرلا َلِإ َءاَمْلا ُقوُسَن اَنَأ اْوَرَي ْمَلَوَأ
َنوُ ِصْبُي لَفَأ ْمُهُسُفْنَأَو
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau awan yang mengandung air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan
itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?”QS. AlSajdah32 : 27
b. Melakukan perbaikan
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan kondisi manusia merupakan sunnatullah yang letak keberhasilannya
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Si swa Kela s X I I 142
tergantung pada usaha manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan ini yang dimulai dari perubahan diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia
secara individual, maupun di masyarakat. Perubahan kondisi baik dan buruk ini terkait dengan ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah
SWT. Di sini manusia akan bersikap inovatif dalam melakukan perbaikan-perbaikan. Allah swt berfirman:
َ َلا َن َ
أَو ْمِهِسُفْن َ
أِب اَم اوُ ِّرَغُي َتَح ٍمْوَق َ َع اَهَمَعْنَأ ًةَمْعِن اً ِّرَغُم ُكَي ْمَل َ َلا َنَأِب َكِلَذ
ٌميِلَع ٌعيِمَس
“ Siksaan yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekalikali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu merubah apaapa yang ada pada diri mereka sendiri”. QS. AlAnfal8: 53
Dalam suatu hadits dari Khalid bin walid dan Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kami mendengar Rasulullah Saw bersabda,
ٍبا َقِعِب ُ َلا ُمُهَمُعَي ْنَأ َكَشْوَأ ِهْيَدَي َ َع اوُذُخ
ْ أَي ْمَلَف َمِلا َظلا اْو
َ أَر اَذِإ َساَنا َنِإ
“Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak lama lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”. HR. Abu Daud
c. Penerapan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar