a. Keahlian
Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah : •
Fakta – fakta pada lingkup permasalahan tertentu. •
Teori – teori pada lingkup permasalahan tertentu •
Prosedur – prosedur dan aturan – aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu
• Strategi – strategi global untuk menyelesaikan masalah
• Meta – knowledge.
Bentuk – bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan
ahli.
b. Ahli
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal – hal baru seputar topik permasalahan
domain, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan – aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan
tidaknya keahlian mereka.
c. Pengalihan Keahlian
Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama
dari sistem pakar. Proses ini memerlukan 4 aktifitas yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
• Tambahan pengetahuan dari para ahli atau sumber – sumber
lainnya •
Representasi pengetahuan ke komputer •
Inferensi pengetahuan •
Pengalihan pengetahuan ke user Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis
pengetahuan.
d. Aturan
Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule – based system yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan –
aturan IF–THEN.
e. Kemampuan Menjelaskan
Setiap sistem pakar harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan. Fitur inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem
konvensional. Individu yang terlibat dalam lingkungan pengembangan sistem pakar ada
3 macam, yaitu : [Arhami,2004]
a. Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk
mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Perekayasa Sistem
Perekayasa sistem adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan jawaban –
jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan –
kesulitan konseptual.
c. Pemakai
Sistem pakar memiliki beberapa pemakai yaitu : pemakai bukan pakar, pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan
menambah basis pengetahuan dan pakar. Gambar 2.2 menggambarkan konsep umum suatu sistem pakar. User menyampaikan fakta atau
informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau jawaban. Bagian dalam sistem pakar terdiri 2 komponen
utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut
merupakan respons dari sistem pakar atas permintaan user.
Gambar 2.2 Konsep Umum Sistem Pakar [Arhami,2004]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2 Representasi Pengetahuan
Pengetahuan knowledge dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu procedural knowledge, declarative knowledge, dan tacit knowledge.
Procedural knowledge berkenaan untuk mengetahui bagaimana melakukan sesuatu. Declarative knowledge berkenaan untuk mengetahui sesuatu itu benar
atau salah. Sedangkan tacit knowledge atau unconscious knowledge adalah pengetahuan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa.
Pengetahuan adalah bagian dari suatu hierarki dan ini dapat ditunjukkan pada gambar 2.3 :
Gambar 2.3
Hirarki Pengetahuan [Arhami,2004] Yang ada pada level paling bawah adalah noise gangguan yang
merupakan data yang masih kabur. Level berikutnya adalah data yang merupakan hal potensial yang paling penting. Data yang sudah diproses adalah informasi
yang penting. Berikutnya adalah knowledge pengetahuan yang menggambarkan informasi sangat khusus. Level paling atas adalah meta knowledge yang
merupakan knowledge dan keahlian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3 Sistem Produksi
Sistem produksi secara umum terdiri dari komponen – komponen seperti pada gambar 2.4 :[kusumadewi,2003]
1 Ruang keadaan, yang berisi keadaan awal, tujuan dan kumpulan aturan yang digunakan mencapai tujuan.
2 Strategi kontrol, yang berguna untuk mengarahkan bagaimana proses pencarian akan berlangsung dan mengendalikan arah eksplorasi.
Gambar 2.4
Sistem Produksi Representasi pengetahuan dengan sistem produksi pada dasarnya berupa aplikasi
aturan rule yang berupa : 1 Antecendent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premis
pernyataan berawalan
IF
2 Konsekuen, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar
pernyataan berawalan
THEN
3 Konsekuensi atau konklusi yang dinyatakan pada bagian
THEN
baru dinyatakan benar jika bagian
IF
pada sistem tersebut juga benar atau sesuai dengan aturan tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sistem produksi dapat dibuat dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu : [Arhami,2004]
1
IF
Premis
THEN
Konklusi Contoh :
IF
pendapatan anda tinggi
THEN
kesempatan anda untuk diaudit juga tinggi
2 Konklusi
IF
Premis Contoh : Kesempatan anda diaudit tinggi
IF
pendapatan anda tinggi 3
IF
Premis
THEN
Konklusi
ELSE
Konklusi Contoh :
IF
pendapatan anda tinggi
THEN
kesempatan anda diaudit tinggi
ELSE
kesempatan anda diaudit rendah 4 Kaidah yang lebih kompleks
Contoh :
IF
tingkat kredit tinggi
AND
gaji lebih dari 30,000
OR
aset lebih dari 75,000
AND
sejarah pelunasan lancer
THEN
disetujui peminjaman hingga 100,000
Ada 2 tipe kaidah aturan yang umum dalam kecerdasan buatan, yaitu kaidah pengetahuan dan kaidah inferensi. Kaidah pengetahuan atau kaidah
deklaratif menyatakan menyatakan semua fakta dan hubungan tentang suatu permasalahan. Kaidah inferensi atau kaidah prosedural merupakan nasihat atau
saran tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang diberikan dangan fakta tertentu yang diketahui.
Kaidah inferensi berisi kaidah tentang kaidah. Tipe kaidah ini dinamakan dengan metarule. Perekayasa pengetahuan memisahkan 2 tipe kaidah ini dimana
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kaidah pengetahuan menjadi basis pengetahuan sedangkan kaidah inferensi menjadi bagian dari mesin inferensi.
2.2.4 Logika
Selain dengan sistem produksi, pengetahuan juga dapat dipresentasikan dengan menggunakan logika. Pada dasarnya proses logika adalah proses
membentuk kesimpulan atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang telah ada. Input dari proses logika berupa premis atau fakta – fakta yang diakui
kebenarannya sehingga dengan melakukan penalaran pada proses logika dapat dibentuk suatu inferensi atau kesimpulan yang benar pula.
Gambaran proses logika dapat dilihat pada gambar 2.5 :
Gambar 2.5 Gambaran Umum Proses Logika
Ada 2 penalaran yang dilakukan untuk mendapat konklusi yaitu : 1. Penalaran Deduktif
Penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus
2. Penalaran Induktif Penalaran dimulai dari fakta – fakta khusus untuk mendapatkan
kesimpulan umum. Pada penalaran induktif ini, munculnya premis baru bisa mengakibatkan gugurnya konklusi yang sudah diperoleh.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.1 Logika Proposisi
Logika proposisi atau biasa disebut kalkulus proposisi merupakan logika simbolik untuk memanipulasi proposisi. Proposisi merupakan pernyataan yang
dapat bernilai benar atau salah. P dan Q merupakan contoh dari simbol untuk pernyataan pada logika proposisi. Dua atau lebih proposisi dapat dihubungkan
dengan menggunakan operator logika :
untuk konjungsi AND DAN
V untuk disjungsi OR ATAU
untuk negasi NOT TIDAK Untuk implikasi kondisional IF......THENJIKA....MAKA
Untuk equivalensi bikondisional IF AND ONLY IF JIKA DAN HANYA JIKA
2.2.4.2 Logika Predikat
Logika predikat atau kalkulus predikat merupakan logika yang digunakan untuk mempresentasikan masalah yang tidak dipresentasikan oleh logika
proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasikan fakta – fakta sebagai suatu pernyataan yang mapan well – form
2.2.5 Konsep Faktor Kepastian
Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusa. Ketidakpastian merupakan suatu
permasalahan karena mungkin dapt menghambat dalam membuat suatu keputusan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terbaik bahkan mungkin dapt menghasilkan keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para
pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Dalam membangun sistem pakar ini perlu dipikirkan cara untuk
menangani kondisi data yang kurang lengkap dalam diagnosis. Selain itu untuk memperoleh hasil diagnosis yang cukup akurat juga diperlukan ketelitian tinggi
dalm perhitungan terhadap kemungkinan terhadap kemungkinan keberadaa penyakit.
Beberapa teori yang dikembangkan untuk menangani ketidakpastian data dalam sistem pakar antara lain metode Bayes, Faktor Kepastian, Teori Dampster
Shafer dan Logika Fuzzy. Namun dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk menangani ketidakpastian data pada sistem pakar adalah dengan menggunakan
Faktor Kepastian.
Faktor kepastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal. Faktor Kepastian
memperkenalkan konsep belief keyakinan dan disbelief ketidakyakinan. Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumusan dasar sebagai berikut :
CF [H,E] = MB [H,E] – MD [H,E]
Keterangan : CF [H,E] = Certainty Factor Faktor Kepastian dalam hipotesis H yang
dipengaruhi Oleh fakta E
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
MB [H,E] = Measure of Belief Tingkat Keyakinan merupakan ukuran dari kepercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E
MD {H,E} = Measure of Disbelief Tingkat Ketidakyakinan merupakan ukuran dari ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh
fakta E Beberapa fakta dapat dikombinasikan untuk menentukan factor kepastian dari
suatu hipotesis [ Wahyu Prabowo dkk, 2008 ]. Jika e1 dan e2 adalah observasi maka :
MB [h,e1 □ e2] =
Contoh : Andaikan suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB [h,e1]
= 0.80 dan MD {h,e1} = 0.01 , sehingga : CF [h,e1] = 0.80 – 0.01 = 0.79 Jika ada observasi baru dengan MB [h,e2] = 0.70 dan MD [h,e2] = 0.08,
maka MB[h,e1
e2] = 0.80 + 0.70 1 – 0.80 = 0.94 MD[h,e1
e2] = 0.01 + 0.80 1 – 0.01 = 0.0892 CF[h,e1
e2] = 0.94 – 0.0892 = 0.8508 Dapat dilihat bahwa semula faktor kepercayaan adalah 0.79, setelah muncul gejala
baru, maka faktor kepercayaan berubah lebih besar menjadi 0.8508. Penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang
tunggal digunakan untuk tingkatan hipotesis di dalam urutan kepentingan. Sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
contoh jika seorang pasien mempunyai gejala tertentu yang menyarankan beberapa kemungkinan penyakit, kemudian penyakit dengan faktor kepastian
CF tertinggi urutan pertama dalam urutan pengujian. Dalam sistem pakar MYCIN digunakan aturan untuk mengkombinasikan
fakta – fakta di dalam anteseden, seperti dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Aturan untuk mengkombinasikan fakta di dalam anteseden
Evidence E Ketidakpastian anteseden
E1 AND E2 Min [CFH,E1,CFH,E2]
E1 OR E2 Max [CFH,E1,CFH,E2]
NOTE CF H,E
Sebagai contoh, diketahui suatu ekspresi logika penggabungan fakta : E = E1 AND E2 AND E3 OR E4 AND NOT E5
Fakta E akan dihitung sebagai berikut : E = max [min E1,E2,E3,min E4, – E5 ]
Jika diketahui nilai : E1 = 0.9 , E2 = 0.8 , E3 = 0.3 , E4 = – 0.5 , E5 = – 0.4
Maka hasilnya adalah : E = max [min 0.9 ; 0.8 ; 0.3, min – 0.5 ; – 0.4]
= max [0.3 ; – 0.5] = 0.3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Rumus dasar untuk menghitung faktor kepastian dari kaidah IF E THEN H, diberikan dengan rumus di bawah ini :
CFH,e = CFE,e . CFH,E
Keterangan : CF H,e = faktor kepastian hipotesis yang didasarkan pada
ketidakpastian fakta e CF E,e
= faktor kepastian dari fakta E membuat anteseden dari kaidah berdasarkan pada ketidakpastian fakta e
CF H,E = faktor kepastian dalam hipotesis dengan asumsi bahwa fakta diketahui dengan pasti bila CCF E,e = 1
Contoh perhitungan dengan faktor kepastian pada sebuah aturan menggunakan penelusuran maju forward chaining dapat dilihat pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Faktor Kepastian dengan Beberapa Premis Gabungan
Diketahui nilai CF A = 0.9 , CF B = 0.7, CF C = 0.5 Maka, CF E,e
= min 0.9 ; 0.7 ; 0.5 = 0.5
Sehingga, CF H,e = 0.5 x 0.9 = 0.45
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika ada aturan lain memiliki hipotesis yang sama tetapi berbeda dalam faktor kepastian, maka perhitungan faktor kepastian dari kaidah yang sama
dihitung dari penggabungan fungsi.
2.2.6 Block Diagram
Block diagram merupakan susunan rule – rule yang terdapat di dalam sebuah bidang ilmu. Dengan membuat block diagram di dalam sistem pakar maka
dapat diketahui urutan kerja sistem dalam mencari keputusan yang akan terlihat, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Block Diagram
2.3 Data Kepakaran
Data kepakaran diperoleh dari hasil observasi dan interview dengan pakar dalam hal ini seorang dokter jenis penyakit penyebab nyamuk yang didiagnosis
pada sistem pakar ini ada lima macam, antar lain :
a. Malaria