Pendidikan sma10bhsind BahasaDanSastraIndonesia Indrawati

Bab 2 Pendidikan

17 Anda bisa memperoleh beragam informasi dari bermacam-macam media, baik elektronik maupun cetak. Apabila Anda mendengar informasi atau berita melalui siaran televisi atau radio, ataupun membaca artikel buku cobalah cermati isi pengetahuan, informasi, atau berita itu. Anda mungkin saja ingin mengomentari atau menanggapi pengetahuan, informasi, atau berita itu dalam hal-hal tertentu. Nah, sebagai bahan latihan Anda, bacalah artikel berikut secara saksama Latihan 1 Lakukanlah kegiatan berikut 1. Jelaskan isi atau amanat cerita rakyat “Kapak Ajaib” yang baru saja Anda dengar 2. Ceritakan kembali cerita rakyat tersebut dalam ringkasan di depan kelas 3. Ungkapkanlah hal-hal yang menarik mengesankan dari cerita itu bagi Anda Lakukanlah kegiatan berikut bersama-sama anggota kelompok Anda 1. Membaca sebuah cerita rakyat secara bergantian. 2. Mendiskusikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. 3. Mengungkapkan nilai-nilai tersebut secara lisan dengan pelafalan kata dan susunan kalimat yang benar. 4. Membuat ringkasan cerita rakyat tersebut dalam beberapa paragraf, lalu memaparkannya di depan kelas. Latihan 2 4. Diskusikanlah nilai-nilai yang dikandung cerita tersebut dalam kelompok diskusi Anda, kemudian memaparkan hasilnya di depan kelas dengan memerhatikan pelafalan kata dan kalimat yang tepat 5. Bandingkanlah nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai cerita masa kini B. Mendiskusikan Masalah yang Ditemukan dari Artikel Tujuan Pembelajaran Pada subbab ini, Anda akan mendiskusikan masalah yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku. Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat 1 memahami ringkasan isi berita, artikel, atau isi buku yang disampaikan oleh peserta diskusi, 2 menyampaikan ringkasan berita, artikel, atau isi buku dalam forum diskusi, 3 menanggapi ringkasan isi berita, artikel, atau buku yang disampaikan peserta diskusi, 4 menyampaikan sikap setuju dan tidak setuju dalam beberapa kalimat, 4 memberikan bukti pendukung untuk memperkuat tanggapan, dan 5 mengajukan saran atau pemecahan masalah terhadap ringkasan isi yang disampaikan. Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Oleh HELMI GUNAWAN, S.T, M.Si Kejadian kekerasan dalam satu institusi pendidikan kerap terjadi. STPDN contohnya, yang akhirnya berganti nama menjadi IPDN merupakan gambaran institusi pencetak pamong praja yang memiliki kurikulum yang terprogram dan disesuaikan dengan cita-cita luhur menjadi pemimpin rakyat sipil. Namun, dalam perjalanannya terjadi missmanagement sistem pendidikan dengan berbagai peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi tragisnya berujung dengan kematian dan pelibatan Di unduh dari : Bukupaket.com Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMAMA Kelas X 18 Gambar: alga86. fi les.wor dpr ess.com Gambar: Kejadian kekerasan dalam satu institusi pendidikan kerap terjadi. orang dalam menutupi kesalahan-kesalahan tersebut. Akhirnya, keburukan itu sekarang terbongkar dan menjadi sorotan semua pihak bahkan ditangani langsung oleh Presiden SBY Perpeloncoan sebagai salah satu bentuk tindak kekerasan sering terjadi pada institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar dan menengah hingga perguruan tinggi. Telah berapa banyak korban yang berjatuhan hingga menyebabkan kematian akibat dari proses pendidikan yang tidak terkontrol dengan baik. Kematian akibat dari dampak penayangan acara olahraga hiburan sarat kekerasan seperti smackdown pernah menghiasi media di Indonesia yang terjadi hampir di setiap daerah. Kejadian ini ironisnya terjadi di lingkungan sekolah di mana para orang tua menitipkan putra-putrinya untuk belajar. Pernah pula terjadi kasus kematian dan cedera yang dihadapi oleh mahasiswa-mahasiswa baru pada beberapa perguruan tinggi akibat acara orientasi penerimaan mahasiswa. Semua kasus-kasus yang ada mengindikasikan berbagai tindakan kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan kita. Tindakan kekerasan ataupun pelecehan-pelecehan yang menyertainya dalam istilah luar dikenal dengan sebutan bullying. Menurut Olweus 1993 “Bullying can consists of any action that is used to hurt another child repeatedly and without cause”. Tindakan yang dilakukan dapat berupa fisik, verbal ataupun kejadian siksaan mental ataupun emosi seseorang. Sesuatu yang sering terlihat oleh mata kita seperti permainan ataupun pelecehan-pelecehan dapat saja digolongkan sebagai kegiatan ritual dari bullying. Bullying dapat ditemukan di setiap sekolah pada tiap negara. Hal ini merupakan suatu cara anak- anak muda berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap institusi pendidikan harus mengetahui keberadaan dan dampak dari bullying tersebut dan berusaha mencegah hal tersebut terjadi. Bila kejadian bullying didiamkan atau masih terjadi, murid akan mengalami pelecehan-pelecehan atau tindakan kekerasan dan aklibatnya secara psikologis mengalami stress dan korban dapat menderita seumur hidupnya. Sebagai contoh pada kasus penyiksaan di IPDN, seperti yang diberitakan oleh berbagai media televisi walaupun korban secara fisik dalam keadaan normal atau tidak cacat, namun sampai mereka lulus dari sekolah tersebut dan bekerja ataupun berkeluarga selama hampur lebih dari 5 – 10 tahun tetap mengalami beberapa trauma akibat bullying yang terjadi pada masa lampau. Pada beberapa negara di dunia kejadian ini dapat dicegah dan dikurangi dengan campur tangan pihak sekolah yang tidak mendiamkan ataupun menutup mata atas peristiwa yang terjadi. Tragisnya yang terjadi adalah campur tangan pihak penyelenggara pendidikan agar kasus ini tidak terungkap. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa bullying merupakan masalah internasional yang terjadi di hampir semua sekolah. Terjadi kesamaan permasalahan di tiap-tiap negara dan tidak ada batasan-batasan internasional, status sosial-ekonomi ataupun etnis. Di Amerika berdasarkan studi NEA National Education Agency kejadian ini sudah bukan lagi permainan anak-anak, tapi merupakan pengalaman menakutkan yang dialami oleh hampir seluruh siswa dan terjadi tiap hari. Selama dekade akhir, bullying telah mengalami perubahan menjadi lebih mematikan dan semakin rutin terjadi pada dua dekade sebelumnya. Kejadian bullying tidak hanya ditujukan bagi siswa sekolah dasar. Kejadian ini malah banyak terjadi pada segmen pendidikan menengah dan mahasiswa karena dapat mengalami penderitaan terbesar. Hal tersebut diakibatkan penggunaan kondisi fisiknya yang matang kekuatan fisiknya. Adapun ciri-ciri bullying, di antaranya sebagai berikut. Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 2 Pendidikan