Pengembangan Aplikasi Perhitungan Susut Distribusi Berbasis Web Versi 1.2 Di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang mengelola penyediaan dan penyalur tenaga listrik yang mengambil peranan sangat penting dalam proses pembangunan di Indonesia. PT. PLN (Persero) selain berfungsi sebagai penghasil listrik tetapi juga membeli atau mendapatkan bantuan dan sokongan dari penyalur listrik swasta lainnya, sehingga terdapat sitem aplikasi susut distribusi Jawa Barat dan Banten.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sistem analis di PT. PLN (Persero), aplikasi perhitungan susut distribusi yang ada masih ditemukan beberapa kendala seperti staff pegawai sering lupa dengan daerah gardu induk yang sesuai dengan kode Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) yang dipilih, selain itu staff pegawai sering lupa dengan kode Pembangkit Listrik Swasta (PLS) yang sesuai dengan kode APJ dikarenakan belum adanya modul yang mengatur tentang hubungan APJ, PLS dan gardu induk. staff pegawai sering kesulitan dalam hal pencetakan laporan dari hasil perhitungan susut pada periode bulan tertentu karena belum adanya modul untuk pembuatan laporan.

Solusi dari permasalahan yang ada saat ini adalah aplikasi perhitungan susut distribusi yang ada perlu dikembangkan dengan menambah modul-modul untuk pembuatan laporan dan kode Ajax untuk pemilihan gardu induk dan APJ.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dijelaskan pada subbab latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana mengembangkan aplikasi susut distribusi yang ada di PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Barat dan Banten.

1.3 Maksud dan Tujuan

Setiap kegiatan mempunyai suatu maksud dan tujuan tertentu yang berhubungan dengan berbagai macam aspek.


(2)

1.3.1 Maksud

Kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengembangkan aplikasi perhitungan susut distribusi yang digunakan di PT. PLN (PERSERO) Unit Distribusi Jawabarat dan Banten dengan menambahkan modul-modul yang belum ada pada aplikasi tersebut.

1.3.2 Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari pengembangan aplikasi perhitungan susut disribusi ini adalah :

1. Staff pegawai dapat memilih gardu induk dan PLS yang sesuai dengan

APJ.

2. Mempermudah staff pegawaidalam pembuatan laporan dari hasil

perhitungan susut.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan untuk menghindari agar pembahasannya tidak meluas dan lebih terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Data yang diolah dari aplikasi yang dikembangkan adalah data APJ, PLS,

gardu induk dan data pasokan listrik tiap APJ.

2. Proses yang dibuat hanya berkaitan dengan :

a. Penambahan kode AJAX pada setiap combo box yang ada di dalam aplikasi

yang sudah ada.

b. Penambahan modul pencetakan laporan dalam bentuk PDF dan Excel.

3. Keluaran yang dihasilkan yaitu informasi mengenai hasil perhitungan susut

listrik beserta laporannya dalam bentuk file PDF dan Excel.

4. Software yang digunakan adalah Macromedia Dreamweaver dengan

menggunakan database MySql dan pemodelan DFD menggunakan Power

Designer.

5. User yang menggunakan aplikasi ini adalah seluruh staff pegawai yang berada

di PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Barat dan Banten.


(3)

1.5 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah metode deskriptif, yang terdiri atas beberapa tahap penelitian diantaranya:

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah tahap pengumpulan data dengan cara mempelajari referensi-referensi dan data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dengan bersumber pada buku-buku, serta bacaan lain yang kiranya dapat membantu untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

b. Studi Lapangan

Studi pustaka adalah tahap pengumpulan data secara langsung, baik secara observasi maupun wawancara. Adapun penjelasan mengenai observasi dan wawancara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati secara langsung bagaimana proses aplikasi susut distribusi berjalan.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan

tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang

terencana.Wawancara dilakukan kepada sistem analis di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

2. Tahap pembuatan perangkat lunak

Tahap pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma pembuatan

perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses seperti yang terlihat


(4)

Gambar 0.1Tahapan Model Waterfall

a. Requirement

Requirement merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam metode requirement adalah dengan mewawancarai perusahaan CV. Vision Notebook Center dilanjutkan dengan pengambilan data berupa katalog beserta daftar harganya.

b. Analysis

Analysismerupakan tahap analisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.

c. Design

Design merupakan tahap penerjemahan dari data yang telah dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh user.

d. Coding

Coding merupakan Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman tertentu

e. Implementation

Implementation merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibangun.


(5)

Maintenance tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat mengalami perubahan-perubahan atau penambahan sesuatu dengan permintaan user.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika yang digunakan untuk menyusun laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pengantar dari penulisan laporan kerja praktek yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan kerja praktek, batasan masalah, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan dasar-dasar teori secara umum dan dasar teori yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan.Bab ini mencakup pembahasan tentang internet, intranet, sisem, DFD, dan database.

Bab ini juga mencakup pembahasan tentang gambaran umum objek kerja praktek yang mencakup sejarah singkat, visi, misi, motto, logo, badan hukum, struktur organisasi dan Job Description yang ada di PT. PLN (Persero).

BAB III PEMBAHASAN

Pembahasan menguraikan apa, bagaimana, dan mengapa hasil observasi yang diperoleh yang meliputi pembahasan tentang aplikasi bisnis proses susut dan dokumentasi perancangan sistem aplikasi bisnis proses susut.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran berisi tentang hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam aplikasi bisnis proses susut distribusi Jawa Barat dan Banten.


(6)

6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil PT. PLN (Persero)

Sub bab ini menjelaskan tentang profil tempat kerja praktek yang terdiri dari sejarah instansi, logo instansi, badan hukum, deskripsi pekerjaan dan visi dan misi di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

2.2 Sejarah PT. PLN (Persero) [1]

Perjalanan PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten cukup panjang.Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan sudah ada semenjak Pemerintah Kolonial Belanda masih bercokol di tataran tanah Sunda. Di tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM).

Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andriaan Hendrik Van Ophuisen dengan Nomor: 213 pada tanggal 31 Desember 1949.

Setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942 - 1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa.

Setelah Indonesia merdeka, tahun 1957 menjadi awal penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia.27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959.

Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang.


(7)

Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.

Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini.

2.2.1 Logo PT. PLN (Persero) [1]

PT. PLN dalam kegiatan sehari-harinya menggunakan logo.Logo yang dipakai di PT PLN mempuyai arti dari setiap elemen yang ada.Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Warna KUNING menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.Gambar PETIR atau KILAT melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir


(8)

pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. Gambar TIGA GELOMBANG AIR memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia.Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.Logo dari PT. PLN (Persero) dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 0.1 Logo PT. PLN (Persero)

2.2.2 Badan Hukum Instansi [1]

Perusahaan listrik di Indonesia dirintis oleh perusahaan-perusahaan swasta Belanda.yaitu oleh pabrik perusahaan kelistrikan untuk umum yang mempunyai nilai menguntungkan, maka berdirilah perusahaan swasta milik belanda seperti :

1. NV. ANIEM 2. NV. GEBEO 3. NV. GONEM


(9)

Jawatan tenaga membawahi Perusahaan Negara untuk Pembangkit Tenaga Listrik (PANUPATEL) dan diperluas membawahi juga Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik (PANUDITEL) pada tahun 1952. Berdasarkan Keputusan Presiden No.163 Tanggal 3 Oktober 1953 tentang nasionalisme perusahaan listrik milik bangsa Belanda yaitu, jika konsesi perusahaannya telah berakhir, maka beberapa perusahaan milik swasta tersebut diambil ahli dan digabungkan jawatan kerja tenaga.

Jawatan tenaga dirubah menjadi Perusahaan Listrik Negara melalui surat Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. P.25/45/17 Tanggal 23 September 1958. Sedangkan P3LG dibubarkan pada tahun 1959 setelah Dewan Direktur Perusahaan Listrik (D.D.PLN) terbentuk berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada saat itu menerbitkan surat keputusan Menteri PU. T Nomor : Ment. 16/20 Tanggal 20 Mei 1961 yang arahannya sebagai berikut :

1. BPU adalah suatu Badan Perusahaan Negara yang diserahi tugas untuk menguasai dan mengurus perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang berbentuk badan hukum.

2. Organisasi BPU-PLN dipimpin oleh Direksi.

3. Di daerah dibentuk daerah exploitasi yang terdiri dari :

a. Sepuluh (10) daerah exploitasi umum (Pembangkit dan Distribusi). b. Dua (2) daerah exploitasi khusus Distribusi listrik

c. Satu (1) daerah exploitasi khusus Pembangkit listrik d. Tiga belas (13) PLN exploitasi proyek-proyek kelistrikan.

4. Daerah exploitasi khusus Distribusi dibagi lebih lanjut menjadi cabang dan ranting.

5. Daerah exploitasi khusus Pembangkit Listrik dibagi lebih lanjut menjadi sektor dalam Kabinet Pembangunan Satu, Ditjen Gatrik, PLN, dan Lembaga-lembaga Masalah KeLembaga-lembagaan (LMK) diahlikan ke Departemen PUTI. LMK ditetapkan dalam pengolahan PLN melalui Peraturan Menteri PUTL No. 8/PRT/1970.

Tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum melalui Peraturan Pemerintah No. 18 pemerintah juga memberikan tugas-tugas pemerintah dibidang


(10)

kelistrikan kepada PLN untuk mengatur, membina, mengawasi, dan melaksanakan perencanaan umum dibidang kelistrikan nasional disamping tugas-tugas perusahaan .

Terlihat bahwa tugas-tugas pemerintah yang semula dipakai oleh PLN (secara bertahap dikembalikan ke Departemen) sehingga PLN dapat lebih memuaskan fungsinya sebagai perusahaan.

Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah bahwa PLN merupakan salah satu pemegang kekuasan usaha kelistrikan, berhubungan dengan itu maka agar di dalam pelaksanaan operasional sebagai pemegang kuasa ketenagalistrikan sesuai dengan makna di atas, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 17 Tahun 1990 tentang Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara. Peraturan ini merupakan dasar hukum pengolahan Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai pemegang tenaga kuasa usaha ketenagalistikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1994 status PLN diubah dari PERUM menjadi PERSERO atau dengan PT. PLN (PERSERO).

2.2.3 Struktur Organisasi dan Job Description [1]

Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Barat dan Banten dibuat dengan tujuan agar pegawai dapat bekerja dengan efektif, baik dan efisien. Mengenai struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa barat dan Banten pada bulan Mei tahun 2001 telah mengalami perubahan, guna efisiensi sehingga dapat berkinerja lebih baik lagi. Struktur Organisasi yang baru terbentuk inipun tugas dan wewenangnya masih dalam tahap penyempurnaan.

Struktur organisasi dan uraian fungsi bidang-bidang dan audit internal pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ditetapkan berdasarkan keputusan general manager No.101.K/021/GM.DJBB/2004, tanggal 24 November 2004. Untuk mengetahui bagaimana susunan organisasi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten beserta susunan jabatan dari masing-masing bidang dapat dilihat dari lampiran. Selanjutnya penulis akan menguraikan Internal pada Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten seperti pada gambar 2.2.


(11)

Gambar 0.2 Struktur Organisasi

Berikut adalah Job Description dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten :

1. General Manager

a. Memimpin, mengurus, mengelola distribusi sesuai dengan maksud dan tujuan distribusi dengan senantiasa meningkatkan daya guna dan hasil guna dari distribusi.

b. Melaksanakan kebijakan umum dalam mengurus distribusi yang telah digariskan oleh Direksi.

c. Menyiapkan rencana kerja tahunan distribusi lengkap dengan anggaran keuangan secara tepat waktu.

d. Mengelolah dan mengendalikan seluruh kegiatan berdasarkan kebijakan Direksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Mengendalikan rencana tugas para Manajer Bidang dan Kepala Audit

Internal.

f. Menguasai dan mengurus kekayaan distribusi.

g. Menetapkan kebijakan distribusi di Bidang Perencanaan Pengembangan Sarana Pendistribusian Tenaga Listrik dan Sumber Daya Manusia.

2. Pembantu Pimpinan

Dalam melaksanakan tugas, pimpinan memiliki beberapa bagian yang terdiri dari bidang perencanaan, bidang niaga, bidang distribusi, bidang keuangan, bidang manager organisasi dan SDM, dan bagian teknologi informasi.


(12)

3. Bidang Perencanaan

Bidang perencanaan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL), rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

b. Menyusun menyusun rencana pengambangan sistem ketenagalistrikan. c. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja.

d. Menyusun metode evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya.

e. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain dan penyandang dana baik secara bilateral maupun multilateral.

f. Menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi. g. Menyusun rencana pengembangan aplikasi sistem informasi. h. Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi.

i. Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi. j. Menyusun laporan manajemen.

k. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta penetapan pengaturannya.

4. Bidang Niaga

Bidang niaga memiliki tugas sebagai berikut : a. Menyusun ketentuan dan strategi pemasaran.

b. Menyusun rencana penjualan energi dan rencana pendapatan. c. Mengevaluasi harga jual listrik.

d. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.

e. Menyusun strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan. f. Menyusun standard dan produk pelayanan.

g. Menyusun ketentuan Data Induk Pelanggan (DIP) dan Data Induk Saldo (DIS) serta kontrak jual beli tenaga listrik.

h. Mengkaji pengelolahan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNI/POLRI dan instansi vertical.


(13)

j. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang.

k. Menyusun konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan. l. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana.

m. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya. n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

5. Bidang Distribusi

Bidang distribusi memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pengembangan sistem jaringan distribusi dan membina penerapannya.

b. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi dan membina penerapannya.

c. Menyusun SOP untuk penerpan dan pengujian peralatan distribusi serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

d. Menyusun disain standard konstruksi jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta membina penerapannya.

e. Mengevaluasi susut energi listrik dan gangguan pada sarana pendistribusian tenaga listrik serta saran perbaikannya.

f. Menyusun metode kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya.

g. Menyusun kebijakan manajemen jaringan distribusi dan kebijakan manajemen perbekalan distribusi serta membina penerapannya.

h. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi jaringan distribusi.

i. Menyusun regulasi untuk penyempurnaan Data Induk Jaringan (DIJ). j. Memantau dan mengevaluasi Data Induk Jaringan (DIJ).

6. Bidang Keuangan

Bidang keuangan memiliki tugas sebagai berikut :

a. Mengendalikan aliran kas pendapatan dan membuat laporan rekonsiliasi keuangan.

b. Mengendalikan anggaran investasi dan operasi serta rencana aliran kas pembiayaan.


(14)

c. Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit serta menyusun laporan keuangan konsolidasi.

d. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan aset. e. Melakukan pengelolahan keuangan.

f. Menyusun laporan manajemen di bidangnya. 7. Bidang SDM dan Organisasi

Bidang SDM dan Organisasi memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun kebijakan pengembangan organisasi dan mengelola pelaksanaannya.

b. Menyusun kebijakan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan mengelola pelaksanaannya.

c. Menyusun kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mengelola pelaksanaannya.

d. Mengkaji usulan pengembangan organisasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) .

e. Menyusun laporan manajemen di bidangnya. 8. Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi

Bidang Komunikasi, hukum dan administrasi memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun kebijakan dan mengelola komunikasi kemasyarakatan dan pelanggan baik internal maupun eksternal.

b. Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem pengamanan dan manajemen kantor.

c. Menyusun kebijakan K3, lingkungan dan community development. d. Menyusun kebijakan administrasi.

e. Menyusun dan mengkaji produk-produk hukum dan peraturan-peraturan perusahaan.

f. Memberikan advokasi dalam bisnis energi listrik dan ketenagakerjaan. g. Menyusun standard fasilitas kantor.

h. Mengelola aset tanah dan bangunan serta sarana kerja. i. Mengelola kesekretaritan dan rumah tangga kantor induk. j. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.


(15)

9. Audit Internal

Bidang audit internal memiliki tugas sebagai berikut :

1. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan.

2. Melaksanakan audit internal meliputi keuangan, teknik, manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM).

3. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional.

4. Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal. 5. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

2.2.4 Kegiatan Perusahaan[1]

Bidang usaha utama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah memberikan pelayanan jasa listrik kepada masyarakat disamping membentuk perolehan laba berdasarkan PP No.17 tanggal 28 Mei 1990 pasal 5 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa sifat usaha PLN adalah menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip akuntansi.

Maksud didirikan PT PLN (Persero) adalah untuk mengusahakan, menyediaan tenaga listrik dalam jumlah yang memadai dengan tujuan :

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.

2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

3. Menjadi perintis kegiatan usaha penyediaan sektor swasta dan koperasi.

Sedang lapangan usaha PT. PLN (Persero) berdasarkan PP No.17 tanggal 28 Mei 1990 pasal 6 adalah “Dengan mengindahkan prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan Negara PT PLN (Persero) menyediakan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan transaksi dan penggunaan tenaga listrik”.

Dalam mengembangkan usaha diatas PT PLN (Persero) melakukan perencanaan dan pembangunan penyediaan tenaga listrik dengan persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi PT PLN (Persero) diberi servis usaha menunjang tenaga listrik dalam mengusahakan tenaga listrik PLN mempunyai tiga sasaran yaitu :


(16)

1. Meningkatkan jumlah pelanggan. 2. Meningkatkan daya terpasang.

3. Meningkatkan jumlah KWH kepada pelanggan.

2.2.5 Visi dan Misi Perusahaan [1]

Adapun visi dan misi yang terdapat pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

2.2.5.1 Visi

Visi Perusahaan yaitu diakui sebagai Perusahaan kelas dunia yang berkembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.2.5.2 Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

2.3 Landasan Teori

Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang menunjang dalam pemecahan masalah yang dianggap relevan dengan pokok bahasan dalam laporan kerja praktek ini yaitu mengenai internet, intranet, sisem, DFD, dan database.

2.3.1 Definisi Bispro Susut [1]

Susut energi adalah jumlah energi dalam kWh yang hilang/menyusut terjadi karena sebab teknik maupun non teknik pada waktu penyediaan dan penyaluran energi.

Susut teknik adalah susut yang terjadi karena alasan teknik dimana energi menyusut berubah menjadi panas pada JTT, GI, JTM, GD, SR, dan APP.

Susut non teknik adalah selisih antara susut energi dengan susut teknik . Susut transmisi adalah susut teknik yang terjadi pada jaringan transmisi, yang meliputi susut pada Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) dan pada Gardu Induk (GI).


(17)

Susut distribusi adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada jaringan distribusi yang meliputi susut pada Jaringan Distribusi Tegangan Tinggi (JDTT), Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi (GD), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR), serta Alat Pembatas & Pengukur (APP) pada pelanggan TT, TM, dan TR. Bila terdapat Jaringan Teganagn Tinggi yang berfungsi sebagai Jaringan Distribusi, maka susut jaringan ini di masukkan sebagai Susut Distribusi.

Susut TT adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TT, yang merupakan penjumlahan susut pada JTT, GI, dan APP TT.

Susut TM adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TM, yang merupakan penjumlahan susut pada JTM, GD, dan APP TM.

Susut TR adalah susut teknik dan non teknik yang terjadi pada sisi TR, yang merupakan penjumlahan susut pada JTR, SR, dan APP TR.

Susut jaringan adalah jumlah energi dalam kWh yang hilang pada jaringan transmisi dan distribusi, atau merupakan penjumlahan antara susut transmisi dan susut distribusi.

2.3.2 Perhitungan Susut Energi [1]

Susut energi dinyatakan dalam kWh dan presentase (%). Rumus susut Jaringan:

a. Susut Transmisi (%)

b. Susut Distribusi (%)

c. Susut Jaringan (%)


(18)

1. Susut energy tidak termasuk energy yang dipergunakan untuk pemakaian sendiri system

2. Loko Transmisi Netto adalah penjumlahan dari kWh Produksi Sendiri Netto, kWh dari sewa pembangkit, kWh pembelian serta kWh yang diterima dari unit lain pada jaringan transmisi

3. Siap Salur Transmisi adalah kWh pada system transmisi yang siap dikirim ke Sistem Distribusi maupun ke unit lain

4. Siap salur Distribusi adalah energy yang di terima dari system pembangkit, system transmisi maupun diterima dari unit lain dalam berbagai segmen tegangan dari siap distribusikan

5. Produksi Total Netto adalah penjumlahan dari kWh Produksi sendiri Netto, kWh dari sewa pembangkit, kWh pembelian serta kWh yang diterima dari unit lain pada jaringan transmisi dan jaringan distribusi 6. Pemakaian Sendiri Gardu Induk (PSGI) adalh jumlah kWh yang dipakai

uantuk berbagai peralatan pendukung dan peralatan tertentu yang tetap mengkinsumsi kWh pada saat menyalirkan maupun tidak saat menyalurkan energy pada system transmisi antara lain peralat switchyard, peralatan control, lampu sebagai rambu peringatan pada tower transmisi, penerangan dan pendingain ruangan

7. Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi (PSSD) adalah jumlah kWh yang dipakai untuk berbagai keperluan peralatan pendukung dan peralatan tertentu yang tetap mengkonsumsi kWh pada saat menyalurkan maupun tidak menyalurkan energy pada system distribusi, antara lain peralatan cell 20kV di gardu induk, peralatan kontro, penerangan dan pendingin di gardudistribusi dan pemanas cubicle (heater)

8. kWh Terjual (TUL III-09) adalah penjualan kWh pada 1 bulan kemudian dari bulan laporan terdiri dari tagihan susulan (P2TL), kWh PJU illegal, KWh Koreksi (termasuk kWh kurang tagih) dan kWh Tercetak(TUL III-07).

2.3.3 Rumus Umum Perhitungan Susut [1]

Data kWh untuk produksi, pemakainsendiri, Dikirim dan Penjualan pada rumus umum susut oleh Unit Pelaksana Induk, Unit Pelaksana dan Sub Unit Pelaksana disesuaikan dengan posisidan kondisi masing-masing. Data kWh produksi,


(19)

kWh Pemakaian Sendiri dan kWh Dikirim menggunakan data kWh pada bulan laporan yang sama.

2.3.3.1 Menghitung Susut Transmisi

Susut transmisi = kWh Produksi – kWh Pmk Sendiri – kWh Disalurkan Dimana:

Tabel 0.1 Susut Transmisi

No. Rumus Parameter Deskripsi

1 kWh Produksi Loko Transmisi Netto Jumlah kWh total Netto yang diterima di jaringan transmisi dari unit produksi listrik atau/dan unit penyaluran lain dan siap disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan tinggi

2 kWh Pmk Sendiri Pemakaian Sendiri Gardu Induk (PSGI)

Jumlah kWh pemakaian instalasi system transmisi 3 kWh Disalurkan Siap Salur Transmisi Jumlah kWh yang siap

disalurkan ke jaringan distribusi maupun dikirim ke instansi lain

2.3.3.2 Menghitung Susut Distribusi

Susut Distribusi = kWh Produksi – kWh Pmk Sendiri – kWh Dijual Dimana: Tabel 0.2 Susut Distribusi

No. Rumus Parameter Deskripsi

1 kWh Produksi Siap Salur Distribusi Jumlah kWh yang diterima di jaringan ditribusi pada semua segmen tegangan

2 kWh Pmk Sendiri Pemakaian Sendiri system Distribusi (PSSD)

Jumlah kWh pemakaian instalasi system distribusi 3 kWh Dijual kWh terjual (TUL III-09) Jumlah energy yang dijual


(20)

2.3.3.3 Menghitung susut Jaringan

Susut Jaringan = kWh Produksi – kWh Pmk Sendiri – kWh Dikirim – kWh Dijual Dimana:

Tabel 0.3 Susut Jaringan

No. Rumus Parameter Deskripsi

1 kWh Produksi Produksi Total Netto Jumlah kWh total Netto yang diterima di jaringan transmisi dan jaringan distribusi dari unit produksi listrik atau/dan unit penyaluran lain dan siap disalurkan melalui jaringan transmisi dan jaringan distribusi

Tabel 0.4 Susut Jaringan (Lanjutan)

2 kWh Pmk Sendiri Pemakaian Sendiri

Gardu Induk

Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi

Jumlah kWh

pemakaian instalasi system distribusi

3 kWh Dikirim Dikirim ke:

Unit PLN lain

Unit Proy.

Pembangunan IPP

Jumlah kWh yang dikirim ke Unit lain melalui jaringan transmisi maupun jaringan distribusi

4 kWh Dijual kWh Terjual (TUL

III-09)

Jumlah energy yang dijual pada semua segmen tegangan

Catatan:

Dalam satuan kWh, Susut Distribusi ditambah SusutTransmisi sama dengan Susut Jaringan. Namun karena angka penyebut tidak sama pada masing-masing perhitungan presentase susut transmisi, susut distribusi, dan susut jaringan, maka presentase Susut Transmisi ditanbah presentase Suut Distribusi didak sama dengan presentase Susut Jaringan


(21)

2.3.4 Internet [2]

Internet adalah sebuah jaringan global yang dihubungkan ke seluruh dunia.Berbagai tipe dan sistem komputer dihubungkan ke dalam Internet sehingga menciptakan suatu komunikasi dan sistem pertukaran informasi antar komputer dan jaringan di dunia.

Setiap komputer yang menjadi node (titik) di dalam jaringan memerlukan nama dan alamat agar tidak terjadi kesalahan akses oleh pengguna jaringan. Untuk jaringan skala kecil seperti LAN (Local Area Network), penamaan dan pengalamatan ini bukan masalah yang besar. Akan tetapi dalam Internet, dimana terdapat ribuan komputer yang terhubung langsung ke dalamnya, penamaan dan pengalamatan yang baik sangat diperlukan untuk membedakan setiap host dalam Internet.

Struktur penamaan dan sistem administrasi yang digunakan di Internet disusun secara hirarki.Internet dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut domain. Tanggung jawab untuk menentukan nama dalam domain diwakili oleh administrator domain yang ditentukan. Administrator ini dapat menciptakan sub domain dan mewakili kuasa penamaan seseorang dalam setiap domain.

2.3.5 Intranet [2]

Sebuah intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan protokol-protokolInternet (TCP/IP), untuk membagi informasi rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya.Kadang-kadang, istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs web internal perusahaan.Untuk membangun sebuah intranet, maka sebuah jaringan haruslah memiliki beberapa komponen yang membangun Internet, yakni protokol Internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), klien dan juga server.Protokol HTTP dan beberapa protokol Internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP) umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan.

Umumnya, sebuah intranet dapat dipahami sebagai sebuah "versi pribadi dari jaringan Internet", atau sebagai sebuah versi dari Internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi.

2.3.6 DFD (Data Flow Diagram) [3]

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem,


(22)

dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yangtelahada atau sistem baru yang akan dikembangkan secaralogika tanpamempertimbangkan lingkungan fisik dimana datatersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologipengembangansistem yang terstruktur.Diagram yang menunjukkan bagaimana databerpindah/berjalandidalam sistem Informasi yang akan dikembangkan.Data flow diagram tidak menunjukkan logika program atau tahapan proses dalam sistem informasi. Data flow diagram dapat menunjukkan ringkasan dari sistemyang luas/besar dari sistem input, proses dan output.

2.3.6.1 Keuntungan DFD (Data Flow Diagram)

1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem.

2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data.

4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah datadata dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.

2.3.6.2 Jenis DFD

DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled). Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.


(23)

2.3.6.2.1 DFD : Context Diagram

Diagram yang menunjukkan ikhtisar dari sistem informasi dan lingkup didalamnya. Konteks Diagram hanya mempunyai satu proses. Diagram Konteks menunjukkan hanya 3 lambang:

a. Lambang Proses, b. Lambang Kesatuan, c. Lambang Arus Data.

Membuat DFD, context diagram diantaranya ada beberapa point: 1. Menunjukkan context dalam proses bisnis yang dilakukan

2. Menunjukkan global dari proses bisnis yang ditunjukkan hanya 1 proses. 3. Menunjukkan semua external entities yang dibutuhkan informasinya atau

yang berkontribusi ke dalam sistem.

4. Menunjukkan semua proses utama yang termasuk dalam sistem secara global komponen internal dalam context diagram.

5. Menunjukkan bagaimana proses utama dikaitkan dengan alur datanya (data flows)

6. Menunjukkan external entities dan proses utama dan interaksi antar keduanya Penambahan data stores

2.3.6.2.2 DFD : DFD Levelled

Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level dimana dalam penurunan level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang jelas. DFD levelled bisa dimulai dari DFD level 0, kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan hanya dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level x+1 yang mendefinisikan proses pada level x tersebut. Proses yang tidak dapat diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif secara fungsional dan disebut sebagai proses primitif.

Secara umum, Diagram level 1 dibuat dari setiap proses utama pada diagram level 0.Menunjukkan semua internal proses termasuk proses tunggal pada diagram level 0. Menunjukkan bagaimana informasi mengalir dari dan ke setiap proses tersebut. Jika sebuah parent proses didekomposisikan menjadi 3 proses child


(24)

misalnya, maka 3 proses child tersebut harus lengkap dan dibangun berdasarkan parent prosesnya.

2.3.7 Database

Database adalah kumpulan file-file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu entity terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk menyebut isi dari field maka digunakan atribut atau merupakan judul dari satu kelompok entity tertentu, misalnya entity nama barang menunjukkan entity nama barang dari barang. Entity adalah suatu objek yang nyata dan akan direkam.

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting.Perancangan model konseptual perlu dilakukan disamping perancangan model fisik. Unsur-unsur konsep pembangun database, adalah:

1. Field atau Atribut

Field atau atribut adalah identitas yang mewakili satu jenis data.Misalnya Field nama pelanggan, alamat dan nomor tlp pada tabel data toko buku. 2. Record atau Tuple

Record adalah kumpulan elemen yang saling terkait yang menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Suatu record mewakili satu data atau Informasi tentang seseorang. Contoh: nomor pelanggan, nama pelanggan, alamat, kota, tanggal pinjam, tanggal kembali.

3. File

File adalah kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama namun berbeda data valuenya. 4. Tabel

Tabel adalah sebuah file yang menampung data-data dalam kelompok tertentu.


(25)

2.3.8 Arsitektur Aplikasi

Dalam membangun aplikasi, dibutuhkan perangkat dan metode pendukung dalam pembuatan aplikasi tersebut. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang arsitektur aplikasi yang mendukung dalam pengembangan sistem yang dibuat.

2.3.8.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sejumlah komputer pribadi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk.Selain itu jaringan komputer dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berbeda di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih dari satu komputer yang saling berhubungan.

2.3.8.2 Jenis – jenis Jaringan Komputer

Jenis – jenis jaringan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Model peer to peer

Gambar dari jenis jaringan peer to peer dapat di lihat pada gambar 2.4 pada halaman berikutnya.

Menurut model ini, setiap host dapat menawarkan layanan ke peer lain dan juga menganbil layanan dari peer lain. Model ini cocok untuk jaringan kecil. Moidel hubungan peer to peer memungkinkan user untuk membagikan sumber dayanya yang ada di komputernya baik itu berupa file, layanan printer dan lain-lain serta mengakses sumberdaya yang terdapat pada komputer lain-lain.

2. Model client/ server

Peer to peer Gambar 0.3 Peer to peer


(26)

Client-Server adalah suatu bentuk arsitektur di mana Client adalah perangkat yang menerima yang akan menampilkan antarmuka pemakai dan menjalakan aplikasi (komputer) dan Server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak sebagai pengelola aplikasi, data dan keamanannya (Server atau Mainframe). Sistem Cient-Server biasanya berjalan pada setidaknya dua sistem yang berbeda. Satu komputer bertindak sebagai Client dan yang lainnya sebagai Server, tetapi Client-Server tidak bisa berada pada satu komputer. Biasanya sebuah server melayani beberapa komputer client walaupun mungkin juga hanya melayani satu client.

Client merupakan suatu komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya (Resources) dari komponen sistem lainnya. Adapun beberapa keunggulan dari client adalah:

a. Mudah dan biasa untuk digunakan. b. Mendukung berbagai perangkat keras.

c. Mendukung berbagai aplikasi perangkat lunak.

Server merupakan setiap komponen sistem yang menyediakan sumber daya atau layanan ke komponen sistem lain. Beberapa keunggulan dari server adalah :

a. Dapat diandalkan (Reliable), artinya pada server ini akan sangat dibutuhkan dan diandalkan dalam mengkoneksikan dengan client, sehingga server sangat berpengaruh besar terhadap jaringan.

Client Gambar 0.4 Client Server


(27)

b. Toleransi kesalahan (Fault Tolerant), artinya server akan memberikan kesempatan lain untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi sehingga tidak perlu mengubah sistem secara keseluruhan.

c. Performa tinggi dalam perangkat keras (High Performance Hardware), artinya memiliki performa atau kinerja yang tinggi sehingga dapat mendukun aplikasi server.

d. Pengendalian terpusat (Centralized Control), artinya pengaturan hak akses dan komunikasi yang telah dibuat dapat dikendalikan dan diatur secara terpusat. e. Penguncian yang canggih (Sophisticated Locking), artinya aplikasi sistem

yang telah ada keamanan datanya akan terjamin sehingga tidak sembarang user dapat merubah dan menghapus data karena sistem tersebut menggunakan kunci yang canggih.

f. Konkurensi (Concurrent), sistem client-server ini akan sangat memudahkan pengaturan dan pengontrolan sistem, karena dengan sistem ini semua data ataupun program-program dapat disimpan di pusat dan bilamana ada data yang hendak dipakai maka client dapat mengambil data tersebut di server.

2.3.9 Perangkat Lunak Pendukung

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang beberapa perangkat lunak dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendukung dalam pengembangan aplikasi yang dibuat. Bahasa pemrograman yang digunakan diantaranya adalah php, html, dan ajax. Selain itu terdapat perangkat lunak yang digunakan yaitu Macromedia Dreamweaver dan SQL server.

2.3.9.1 Pengertian PHP

PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik.Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat.

2.3.9.1.1 Hubungan PHP dengan HTML


(28)

sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php, program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan.Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode html sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan kode-kode html tersebut.

Program php dapat ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda.Tanda-tanda tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html. File html yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi .php3 atau .php. PHP merupakan bahasa pemograman web yang bersifat server-side HTML=embedded scripting, di mana script-nya menyatu dengan HTML dan berada si server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal sebgai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server Pages) dan JSP (Java Server Pages).

2.3.9.2 Pengertian AJAX

Asynchronous JavaScript AndXML, atau disingkat Ajax, adalah suatu teknik pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web interaktif. Tujuannya adalah untuk memindahkan sebagian besar interaksi pada komputer web surfer, melakukan pertukaran data dengan server di belakang layar, sehingga halaman web tidak harus dibaca ulang secara keseluruhan setiap kali seorang pengguna melakukan perubahan. Hal ini akan meningkatkan interaktivitas, kecepatan, dan usability. Ajax merupakan kombinasi dari:

• XHTML (atau HTML) dan CSS untuk bahasa mark up dan tampilan.

• DOM yang diakses dengan client side scripting language, khususnya implementasi ECMAScript seperti JavaScript dan JScript, untuk menampilkan secara dinamis dan berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan

• Objek XMLHttpRequest untuk melakukan pertukaran data asinkronus dengan web

server. Pada beberapa framework dan kasus Ajax, objek IFrame lebih dipilih

daripada XMLHttpRequest untuk melakukan pertukaran data dengan web server. XML umumnya digunakan sebagai format untuk pengiriman data, walaupun


(29)

format lain juga memungkinkan, seperti HTML, plain text, JSON dan EBML.

2.3.9.3 Pengertian Macromedia Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver merupakan salah satu software dari kelompok Macromedia yang banyak digunakan untuk mendesain situs Web.Adapun Macromedia Dreamweaver itu sendiri adalah sebuah HTML editor profesional untuk mendesain secara visual dan mengelolah situs atau halaman Web.

Dreamweaver 8 memiliki performa yang lebih baik dan memiliki tampilan yang memudahkan anda untuk membuat halaman web, baik dalam jendela desain maupun dalam jendela kode rumus. Dreamweaver 8 didukung dengan cara pemakaian yang praktis dan standar, dan juga didukung untuk pengembangan penggunaan CSS, XML, dan RSS, dan kemudahan-kemudahan lain yang diperlukan.

Dreamweaver merupakan software yang digunakan oleh Web desainer maupun Web programmer dalam mengembangkan Web.Hal ini disebabkan ruang kerja, fasilitas, dan kemampuan Dreamweaver yang mampu meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam desain maupun membangun sebuah situs Web.

2.3.9.4 Pengertian SQL Server

SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft.Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase.Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar.

Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan dengan menggunakan protokol TDS (Tabular Data Stream).Selain dari itu, Microsoft SQL Server juga mendukung ODBC (Open Database Connectivity), dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa pemrograman Java. Fitur yang lain dari SQL Server ini adalah kemampuannya untuk membuat basis data mirroring dan clustering.

Merupakan salah satu database server, dimana database server menurut Betha sidik adalah suatu perangkat lunak yang mampu mengelola data yang baik, sehingga data yang tersimpan dapat digunakan kembali ketangguhan serta stabilitas MySQL adalah mampu berjalan pada berbagai platform sistem operasi. MySQL termasuk


(30)

jenis RDBMS (Relational Database Management System), tebel terdiri sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

Secara garis besar MySQL mengenal tiga kelompok tipe data, yaitu tipe data numerik atau angka, tipe data tanggal dan waktu, tipe data string.Berikut adalah tipe-tipe data yaitu:

1. CHAR (M)

Tipe data CHAR digunakan untuk menyimpan data string dengan jumlah karakter tertentu. Jumlah karakter pada tipe data CHAR dapat berkisar antara 1 – 255 karakter. 2. VARCHAR (M)

Tipe data ini lebih fleksibel dari pada tipe data CHAR (M). Tipe data VARCHAR dapat digunakan untuk menyimpan data string dengan panjang yang bervariasi, tergantung datanya hanya panjang karakter antara 1 – 255 karakter.

3. INT (N)

Tipe data INT digunakan untuk menyimpan data integer dengan nilai berkisar antara -2147483648 sampai 2147483647.

4. DATE

Tipe data DATE digunakan untuk menyimpan informasi seputar penanggalan. Format tipe data DATE adalah YYYY-MM-DD. YY adalah format tahun, MM adalah format untuk bulan yang dimulai dari 01 (januari) sampai 12 (desember), DD format untuk tanggal.

5. DATETIME

Tipe data ini digunakan untuk menyimpan informasi penanggalan yang lebih detail dari pada tipe data DATE karena format tipe data DATETIME ditambah dengan format waktu.

6. TEXT DAN BLOB

Tipe data TEXT dan BLOB digunakan untuk menyimpan data string dengan jumlah karakter antara 255 – 65535.


(31)

35

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan bertujuan sebagai dasar perancangan atau perbaikan sistem yang lama. Analisis yang dilakukan dapat mengetahui kelemahan atau kekurangan sistem yang lama dan dapat dirancang atau diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien.

3.1.1 Analisis Masalah

Berdasarkan keadaan sistem saat ini, seperti yang telah dijelaskan di bab satu pada subbab latar belakang, maka permasalahan yang muncul pada sistem yang ada sekarang adalah sebagai berikut :

1. Sistem perhitungan susut distribusi yang berjalan di PT. PLN (Persero) belum dapat menyesuaikan dengan segala keadaan maupun perubahan yang terjadi. Sebagai contoh, jika terjadi perubahan pada kode APJ (Area Pelayanan Jaringan) maka sistem perhitungan susut distribusi yang lama tidak dapat melakukan perubahan terhadap gardu induk yang sesuai dengan kode APJ, selain itu pada kode PLS (Perusahaan Listrik Swasta) juga tidak mengalami perubahan yang sesuai dengan kode APJ.

2. Sistem perhitungan susut listrik yang ada belum mampu melakukan pencetakan laporan dalam bentuk PDF menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam pembuatan dan pencetakan laporan.

3.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Analisis prosedur digunakan untuk menganalisa proses-proses yang terjadi yaitu memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu sistem, menganalisa situasi untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, serta memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah. Analisa prosedur yang sedang berjalan akan digambarkan dalam bentuk flowmap.


(32)

Prosedur yang ada dalam sistem yang berjalan terdiri dari 2 prosedur yaitu prosedur pengolahan data susut dan prosedur pelaporan data PDF. Prosedur- prosedur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Prosedur pelaporan data susut

Prosedur pelaporan data susut adalah proses dimana data hasil dari perhitungan dari aplikasi perhitungan susut di cetak dan disahkan oleh bagian kepala administrasi niaga. Flowmap dari prosedur pelaporan data susut dapat dilihap pada Gambar 3.1. Proses-proses yang ada pada prosedur pengesahan laporan data susut adalah sebagai berikut :

1. Pegawai PT PLN (Persero) pada bagian administrasi membuat laporan dari hasil perhitungan aplikasi susut energi.

2. Laporan yang dibuat akan di cetak sesuai dengan dokumen yang dibutuhkan.

3. Laporan yang telah dibuat akan diserahkan pada kepala administrasi niaga untuk disahkan.


(33)

Prosedur Pelaporan Data Susut

Petugas Administrasi Niaga Kepala Administrasi

Niaga n ... n ... Formulir Data Susut Kosong 1

Print Out Laporan Hasil Perhitungan

Susut

Pengesahan Laporan

1

Print Out Laporan Hasil Perhitungan Susut yang

telah disahkan Formulir Data Susut Kosong Pengisisan Formulir Data Susut Formulir Data Susut yang Telah

Terisi

Formulir Data Susut yang Telah

Terisi Pemeriksaa n Formulir Data Susut Lengkap ? Tidak Formulir Data Susut yang Telah

Lengkap Ya Pemasukan Data Susut Database susut simdis_kd_tm.sql Perhitungan Data Susut Laporan data hasil perhitungan susut

Laporan data hasil perhitungan

susut.pdf

n ...

1

Print Out Laporan Hasil Perhitungan Susut Pembuatan laporan hasil perhitungan susut A1 1

Print Out Laporan Hasil Perhitungan Susut yang

telah disahkan

Kepala Administrasi Niaga

A1 A1 : Arsip Laporan Hasil Perhitungan Susut yang telah disahkan

n ...

1

Print Out Laporan Hasil Perhitungan Susut yang

telah disahkan

Gambar III.1 Flow Map Pelaporan data susut

3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan relasi antar tabel dengan tujuan untuk memperjelas hubungan antar tabel penyimpanan. Entiry Relationship Diagram (ERD) terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas-entitas yang saling berhubungan. Entiry Relationship Diagram (ERD) dari aplikasi perhitungan susut dapat dilihat pada gambar 3.3.


(34)

Mempunyai N 1 Mempunyai N N Mempunyai Mempunyai 1 N Mempunyai N 1

tblunit_region 1 tblunit_upt tbl_gi

Region_Kode Region_Nama Region_Manager Region_Alamat Region_Alias Region_Kode UPT_Kode UPT_Manager UPT_Nama UPT_Kode UPJ_Kode GI_Kode GI_Tgl_Opersi GI_Tgl_Dibangun GI_Status_I4 GI_Nama Tgl_Update tbl_kwhp3b tblunit_apj tblunit_upj 1 UPJ_Kode APJ_KODE UPJ_Nama UPJ_Alamat UPJ_Manager UPJ_Telepon UPJ_Facsimili UPJ_Email UPJ_SMS_Center Memiliki N tbl_kwhterimapls 1 Memiliki

1 N tbl_neracaenergi

Memiliki N tblunit_pls 1 Memiliki N 1 Memiliki 1 tbl_kwhpltd N Memiliki 1 tbl_susuttarget N APJ_KODE NE_Blth NE_Opsi_Baru NE_Opsi_Realisasi NE_Opsi_TT NE_Opsi_PSSD APJ_Manager Tgl_Update Tgl_Approval User_Approval APJ_KODE PLS_Kode PLST_Blth PLS_Status_Beli PLS_Sistem_Tegangan PLS_Manager APJ_Manager PLST_Kwh_Wbp PLST_Kwh_Lwbp1 PLST_Kwh_Lwbp2 PLST_Total PLST_Peak_Koinsiden PLST_Kelebihan_Kvarh APJ_KODE GI_Kode P3B_Blth P3B_Sistem_Tegangan GIT_Kode FE_Kode Tgl_Update Tgl_Approve User_Approve PLS_Kode UPJ_Kode PLS_Nama PLS_Alamat PLS_Sistem_Tegangan PLS_Status_I4 PLS_Beli PLS_Manager APJ_KODE ST_Tahun ST_Kwh_Susut_JTM ST_Prosen_Susut_JTM ST_Kwh_Susut_Trafo Tgl_Update APJ_KODE APJ_Nama APJ_Manager APJ_Alamat Tgl_Update APJ_KODE PLTD_Kode PLTDK_BLTH APJ_Manager PLTD_Manager Tgl_Update Tgl_Approval User_Approval tbl_user APJ_KODE User_ID User_Name User_Password User_Email User_Alamat User_Telepon Memiliki N 1


(35)

3.1.4 Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non fungsional ini meliputi elemen-elemen apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah sistem yang akan dibangun, spesifikasi masukan yang diperlukan sistem, keluaran yang akan dihasilkan sistem dan proses yang dibutuhkan sampai sistem tersebut diimplementasikan. Kebutuhan non-fungsional terbagi menjadi tiga yaitu analisis perangkat keras, perangkat lunak, analisis pengguna dan analisis jaringan.

3.1.4.1 Analisis Perangkat Keras

Perangkat keras yang memadai berguna agar sistem bekerja maksimal. Spesifikasi umum perangkat keras yang ada pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan banten, yaitu :

1. Processor dengan kecepatan 2.2 GHz

2. Kapasitas Memory RAM 1 GB DDR2

3. Monitor14.1"

4. Kapasitas Hardisk : 250 GB

5. Optical Drive : DVD±RW

6. Mouse dan keyboard

Sedangkan spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan aplikasi yang akan dibangun minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. PC yang terhubung dengan Local Area Netwok (LAN).

2. Monitor,Keyboard dan mouse

3. Selebihnya, aplikasi ini tidak membutuhkan antarmuka perangkat keras yang spesifik.

Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang ada di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah memenuhi syarat untuk pengembangan aplikasi yang akan dibuat.


(36)

3.1.4.2 Analisis Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan hal yang penting dalam mendukung kinerja sebuah sistem, perangkat lunak yang digunakan di bagian administrasi niaga di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah sebagai berikut :

a. Microsoft Windows XP Profesional Service Pack 2

b. Browser Mozilla Firefox 3.5

Sedangkan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kinerja sistem dan menjalankan aplikasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

a. Microsoft Windows XP sebagai sistem operasi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi.

b. Browser Mozilla Firefox 3.5

Perangkat lunak yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah memenuhi syarat untuk pengembangan aplikasi yang akan dibuat.

3.1.4.3 Analisis Pengguna

Analisis pengguna digunakan untuk mempermudah menggunakan aplikasi yang dibuat, berikut spesifikasi pengguna yang ada pada bagian administrasi niaga di PT PLN (Pesero) adalah :

a. Dapat menggunakan komputer berbasis Windows,

b. Dapat menggunakan Microsoft Office,

c. Dapat menggunakan BrowserInternet (Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google Chrome, dan lain-lain),

d. Lulusan pendidikan Strata 1 (satu) jurusan Manajemen Informatika di salah satu Perguruan Tinggi Swasta.

Sedangkan pengguna yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kinerja sistem aplikasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut :


(37)

Admin bertugas untuk mengelola dan bertanggung jawab terahadap keseluruhan sistem, berikut merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang admin, yaitu :

a.Mempunyai kemampuan dasar di bidang komputer. b.Mengerti dasar-dasar internet.

c.Terbiasa menggunakan browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox.

2. Pengguna umum

Pengguna umum perangkat lunak ini hanya bertugas untuk mendapatkan dan menerima informasi dari sistem. Berikut merupakan keahlian yang dimiliki pengguna umum, yaitu :

a. Terbiasa menggunakan komputer

b. Terbiasa menggunakan browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox.

Pengguna aplikasi perhitungan susut distribusi di PT. PLN(Persero) secara umum sudah memenuhi kriteria dalam penggunaan aplikasi yang dikembangkan, sehingga dalam pengimplementasian sistem akan lebih mudah.

3.1.4.4 Analisis Jaringan

PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten saat ini telah menggunakan jaringan komputer. Topologi jaringan yang digunakan pada PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten adalah star, dimana sebuah hub berfungsi untuk menggabungkan beberapa komputer menjadi satu buah kelompok jaringan. hub adalah sebuah pemisah sinyal (signal splitter).

Model hubungan jaringan di PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat dan Banten menggunakan model hubungan LAN (Local Area Network). Sedangkan untuk provider internet yang digunakan adalah Telkom speedy dengan kecepatan


(38)

3.1.5 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk mengetahui proses informasi yang mengalir melalui perangkat lunak. Alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan proses informasi secara umum yaitu Context Diagram

(Diagram Konteks), Data Flow Diagram (DFD), kamus data dan spesifikasi proses.

3.1.5.1 Diagram Konteks

Diagram konteks atau disebut juga dengan model sistem fundamental merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan. Diagram konteks aplikasi perhitungan susut dapat dilihat pada Gambar 3.3.

0

Aplikasi perhitungan susut distribusi Administrasi

Niaga

Data PSA P3B yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus Data Pembangkit yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus Data Listrik Swasta yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus Data Transfer APJ yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Data Realisasi Energi yang akan dicari, Data Pengiriman Energi yang akan dicari, Data Realisasi Susut yang akan dicari, Data Konsolidasi Susut yang akan dicari, Data Prediksi dan Realisasi Susut yang akan dicari

Info Laporan Realisasi Energi yang sudah dicari, Info Laporan Pengiriman Energi yang sudah dicari, Info Laporan Realisasi Susut yang sudah dicari, Info Laporan Konsolidasi Susut yang sudah dicari, Info Laporan Prediksi Susut yang sudah dicari,

Info Laporan Prediksi dan Realisasi Susut yang sudah dicari Data Login

Login Gagal

Info PSA P3B yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Listrik Swasta yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Pembangkit yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Transfer APJ yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Laporan PSA P3B

Info Laporan Listrik Swasta Info Laporan Pembangkit Info Laporan Transfer APJ

Data Prediksi Susut yang akan dicari,

Data User Name, Data Password


(39)

3.1.5.2 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram konteks dalam bentuk

yang lebih detail, Data flow diagram menguraikan proses yang terjadi dalam sistem sampai ke proses yang lebih detail. Data Flow Diagram pada aplikasi perhitungan susut dapat diuraikan menjadi beberapa Data Flow Diagram.

3.1.5.2.1 Data Flow Diagram (DFD) Level 0

Data Flow Diagram (DFD) level 0 menjelaskan proses-proses yang

terjadi pada aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi.Aplikasi perhitungan susut yang dikembangkan memiliki enam belas proses utama yang terdapat pada modul-modul aplikasi. Proses-proses tersebut merupakan penggambaran umum semua proses yang terjadi di dalam sistem, data yang mengalir dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(40)

Data neraca energi Administrasi Niaga 2.1 PSA P3B 3.1 Listrik Swasta 4.1 Pembangkit 5.1 Transfer APJ Data PSA P3B yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Tbl_kwhP3B Info PSA P3B yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Info Laporan PSA P3B

Data Listrik Swasta yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Listrik Swasta yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Info Laporan Listrik Swasta Tblunit_PLS Data PSA P3B Info PSA P3B

Data PLS Info PLS Tbl_kwh_PLTD Data PLTD Info PLTD Tbl_kwhAPJExim Data APJ Exim

Info APJ Exim

6.1 Laporan Realisasi

Energi Data Pembangkit yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Info Pembangkit yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Laporan Pembangkit

Data Transfer APJ yang akan ditambah, diubah, disetujui, dihapus Info Transfer APJ yang sudah ditambah, diubah, disetujui, dihapus

Info Laporan Transfer APJ

1.1 Login Data Login

Login Gagal Tbl_user

Data User Name Login Valid

Data Realisasi Energi yang akan dicari Info Laporan Realisasi Energi yang sudah dicari

Tbl_neracaenergi

Tblunit_APJ

Tbl_kwhapjexim Data kwh apj exim

Login Valid 7.1 Laporan Realisasi Penerimaan Energi Data Realisasi Penerimaan Energi yang akan dicari

Info Laporan Realisasi Penerimaan Energi yang sudah dicari

Tbl_kwhapjtransfer 8.1 Laporan Realisasi Pengiriman Energi Data Realisasi Pengiriman energi yang akan dicari

Info Laporan Laporan Realisasi Pengiriman energi yang akan dicari

Data kwh apj transfer

Da ta APJ Exi m 9.1 Laporan Realisasi Susut Data Realisasi Susut yang akan dicari

Info Laporan Realisasi Susut yang sudah dicari

10.1 Laporan Konsolidasi Realisasi Susut Data Konsolidasi Realisasi Susut yang akan dicari

Info Laporan Konsolidasi Realisasi Susut yang sudah dicari

Tbl_GI Info GI Data GI Tbl_susuttarget Data APJ D a ta AP J Data APJ D a ta APJ

Data kwh apj exim

Data susut target

Data neraca energi Data APJ

Data APJ Data neraca energi

11.1 Laporan Prediksi & Realisasi

Susut Data Prediksi dan Realisasi Susut yang akan dicari

Info Laporan Prediksi dan Realisasi Susut yang sudah dicari Data APJ Data neraca energi Login Valid Login Valid Login Valid Login Valid Login Valid Login Valid Login Valid Login Valid Data Password


(41)

3.1.5.2.2 Data Flow Diagram Level 1 (Login)

Data Flow Diagram level 1 ini turunan dari DFD level 0 proses 1, yang

menjelaskan proses-proses yang terjadi pada sistem aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi, pada DFD level ini terjadi dua proses yaitu verifikasi user name dan verifikasi password. Aliran data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.6.

Administrasi Niaga

1.1 Verifikasi User

Name

1.2 Verifikasi Password User Name, Password

User Name Invalid

User Name valid, Password Password Invalid

Tbl_user

Data User Name Data Password

Gambar III.5 DFD Level 1 (Login)

3.1.5.2.3 Data Flow Diagram Level 1 (Pengolahan Data PSA P3B)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 1, yang

menjelaskan proses-proses yang terjadi pada sistem aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi, pada DFD level ini terjadi enam proses yaitu insert data P3B,

update data P3B, delete data P3B, approve data P3B, view data P3B, dan report

data P3B. Aliran data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.6.


(42)

2.1 Tambah Data PSA P3B 2.2 Ubah Data PSA P3B 2.4 Penyetujuan Data PSA P3B 2.3 Hapus Data PSA P3B 2.5 View Data PSA P3B 2.6 Laporan Data PSA P3B Administrasi Niaga

Data PSA P3B yang akan ditambah Konfirmasi Data PSA P3B yang sudah ditambah

Konfirmasi Data PSA P3B yang sudah diubah Data PSA P3B yang akan diubah

Konfirmasi Data PSA P3B yang sudah dihapus Data PSA P3B yang akan dihapus

Konfirmasi Data PSA P3B yang sudah disetujui

Data PSA P3B yang akan disetujui

Info Data PSA P3B

Data PSA P3B yang akan dilihat

Data Laporan PSA P3B yang akan dilihat

Info Laporan PSA P3B

tbl_kwhp3b Data PSA P3B

Data PSA P3B

Data PSA P3B

Data PSA P3B Data PSA P3B

Data PSA P3B

Gambar III.6 DFD Level 1 (Pengolahan Data PSA P3B)

3.1.5.2.4 Data Flow Diagram Level 1 (Pengolahan Data Listrik Swasta)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 2, yang

menjelaskan proses-proses yang terjadi pada sistem aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi, pada DFD level ini terjadi tujuh proses yaitu insert data listrik swasta, update data listrik swasta, delete data listrik swasta, approve data listrik swasta, view data listrik swasta, report data listrik swasta IIP dan report data listrik swasta Excess Power. Aliran data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.7.


(43)

3.1 Tambah Data Listrik Swasta 3.2 Ubah Data Listrik Swasta 3.4 Penyetujuan Data Listrik Swasta 3.3 Hapus Data Listrik Swasta 3.5 View Data Listrik Swasta 3.6 Report Data Listrik Swasta IIP

Administrasi Niaga

Data Listrik Swasta yang akan ditambah Konfirmasi Data Listrik Swasta yang sudah ditambah

Konfirmasi Data Listrik Swasta yang sudah diubah Data Listrik Swasta yang akan diubah

Konfirmasi Data Listrik Swasta yang sudah dihapus

Data Listrik Swasta yang akan dihapus

Konfirmasi Data Listrik Swasta yang sudah disetujui

Data Listrik Swasta yang akan disetujui

Info Data Listrik Swasta

Data Listrik Swasta yang akan dilihat

Data Laporan IIP yang akan dilihat Info Laporan IIP

tbl_kwhterimapls Data Listrik Swasta Data Listrik Swasta Data Listrik Swasta Data Listrik Swasta Data Listrik Swasta Data Listrik Swasta 3.7 Report Data Listrik Swasta Excess Power

Info Laporan Excess Power

Data Laporan Excess Power yang akan dilihat

Data Listrik Swasta

Gambar III.7 DFD Level 1 (Pengolahan Data Listrik Swasta)

3.1.5.2.5 Data Flow Diagram Level 1 (Pengolahan Data Pembangkit)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 3, yang

menjelaskan proses-proses yang terjadi pada sistem aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi, pada DFD level ini terjadi enam proses yaitu insert data pembangkit, update data pembangkit, delete data pembangkit, approve data pembangkit, view data pembangkit, dan report data pembangkit. Aliran data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.8.


(44)

4.1 Tambah Data

Pembangkit

4.2 Ubah Data Pembangkit

4.4 Penyetujuan

Data Pembangkit

4.3 Hapus

Data Pembangkit

4.5 View Data Pembangkit

4.6 Laporan

Data Pembangkit

Administrasi Niaga

Data Pembangkit yang akan ditambah Konfirmasi Data Pembangkit yang sudah ditambah

Konfirmasi Data Pembangkit yang sudah diubah Data Pembangkit yang akan diubah

Konfirmasi Data Pembangkit yang sudah dihapus Data Pembangkit yang akan dihapus

Konfirmasi Data Pembangkit yang sudah disetujui

Data Pembangkit yang akan disetujui

Info Data Pembangkit

Data Pembangkit yang akan dilihat

Data Laporan Pembangkit yang akan dilihat

Info Laporan Pembangkit

tbl_kwhpltd Data Pembangkit

Data Pembangkit

Data Pembangkit

Data Pembangkit Data Pembangkit

Data Pembangkit

Gambar III.8 DFD Level 1 (Pengolahan Data Pembangkit)

3.1.5.2.6 Data Flow Diagram Level 1 (Pengolahan Data Transfer APJ)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 5, yang

menjelaskan proses-proses yang terjadi pada sistem aplikasi perhitungan susut lebih detail lagi, pada DFD level ini terjadi tujuh proses yaitu insert data transfer APJ, update data transfer APJ, delete data transfer APJ, approve data transfer APJ, view data transfer APJ, report data kirim transfer APJ dan report data terima transfer APJ. Aliran data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.9.


(45)

5.1 Tambah Data

Transfer APJ

5.2 Ubah Data

Transfer APJ 5.4 Penyetujuan Data Transfer APJ 5.3 Hapus Data Transfer APJ 5.5 View Data Transfer APJ 5.6 Laporan Kirim Transfer APJ Administrasi Niaga

Data Transfer APJ yang akan ditambah Konfirmasi Data Transfer APJ yang sudah ditambah

Konfirmasi Data Transfer APJ yang sudah diubah

Konfirmasi Data Transfer APJ yang sudah dihapus

Konfirmasi Penyetujuan Data yang sudah disetujui

Data Transfer APJ yang akan disetujui

Info Data Transfer APJ

Data Transfer APJ yang akan dilihat

Data Laporan Kirim Transfer APJ yang akan dilihat Info Laporan Kirim Transfer APJ

tbl_kwhp3b Data Transfer APJ

5.7 Laporan Terima Transfer

APJ

Data Transfer APJ

Data Transfer APJ

Data Transfer APJ

Data Transfer APJ

Data Transfer APJ

Data Transfer APJ Data Transfer APJ yang akan diubah

Data Transfer APJ yang akan dihapus

Data Laporan Terima Transfer APJ yang akan dilihat Info Laporan Terima Transfer APJ

Gambar III.9 DFD Level 1 (Pengolahan Data Transfer APJ)

3.1.5.2.7 Data Flow Diagram Level 1 (Laporan Realisasi Energi)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 6, aliran


(46)

6.1 Laporan Realisasi

Energi

Administrasi Niaga

Tbl_neracaenergi Info Data Realisasi Penerimaan Energi

Data neraca energi Data Realisasi Energi

yang akan dicari

Tblunit_APJ

Tbl_kwhapjexim Data APJ

Tbl_kwhapjtransfer

Tbl_kwhterimapls Tblunit_pls

Data KWh APJ Exim

Data KWh APJ Transfer

Data Kwh Listrik Swasta Data Unit Listrik Swasta

6.2 Pembuatan Laporan

Realisasi Energi

Laporan yang akan dicari

Gambar III.10 DFD Level 1 (Laporan Realisasi Energi)

3.1.5.2.8 Data Flow Diagram Level 1 (Laporan Realisasi Penerimaan

Energi)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 7, aliran


(47)

7.1 Laporan Realisasi Penerimaan Energi

Administrasi

Niaga Tbl_neracaenergi

Info Data Realisasi Penerimaan Energi

Data neraca energi Data Realisasi

Penerimaan Energi yang akan dicari

Tblunit_APJ

Tbl_kwhapjexim Data APJ

Tbl_kwhapjtransfer

Data KWh APJ Exim

Data KWh APJ Transfer

7.2 Pembuatan Laporan Penerimaan

Energi

L

ap

o

ran

y

a

n

g a

k

a

n

d

icari

Gambar III.11 DFD Level 1 (Laporan Realisasi Penerimaan Energi)

3.1.5.2.9 Data Flow Diagram Level 1 (Laporan Realisasi Pengiriman

Energi)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 8, aliran


(48)

8.1 Laporan Realisasi Pengiriman Energi

Administrasi

Niaga Tbl_neracaenergi

Info Data Realisasi Pengiriman Energi

Data neraca energi Data Realisasi

Pengiriman Energi yang akan dicari

Tblunit_APJ

Tbl_kwhapjexim Data APJ

Tbl_kwhapjtransfer

Data KWh APJ Exim

Data KWh APJ Transfer

8.2 Pembuatan Laporan Realisasi Pengiriman Energi L ap o ran y a n g a k a n d icari

Gambar III.12 DFD Level 1 (Laporan Realisasi Pengiriman Energi)

3.1.5.2.10Data Flow Diagram Level 1 (Laporan Realisasi Susut)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 9, aliran

data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.13.

9.2 Pembuatan Laporan Realisasi Susut 9.1 Laporan Realisasi Susut Administrasi Niaga Tbl_neracaenergi La po ra n y an g ak an d ic ar i

Info Data Realisasi Susut Data neraca energi Data Realisasi Susut

yang akan dicari

Tblunit_APJ

Tbl_Susuttarget Data Target Susut

Data APJ


(49)

3.1.5.2.11 Data Flow Diagram Level 1 (Laporan Konsolidasi Realisasi Susut)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 10, aliran

data terjadi pada proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.14.

10.2 Pembuatan Laporan Konsolidasi

Realisasi Susut 10.1 Laporan Konsolidasi

Realisasi Susut

Administrasi Niaga

Tbl_neracaenergi

La

p

or

an

ya

ng

a

kan

d

icar

i

Info Data Konsolidasi

Realisasi Susut Data neraca energi Data Konsolidasi

Realisasi Susut yang akan dicari

Tblunit_APJ

Tbl_Susuttarget

D

a

ta

Tar

ge

t Susu

t

Data APJ

Gambar III.14 DFD Level 1 (Laporan Konsolidasi Realisasi Susut)

3.1.5.2.12Data Flow Diagram Level 1 (Pengolahan Data Laporan Prediksi &

Realisasi Susut)

Data Flow Diagram level1 ini turunan dari DFD level 0 proses 11,


(50)

11.2 Pembuatan

Laporan Prediksi & Realisasi

Susut 11.1 Laporan Prediksi & Realisasi

Susut Administrasi Niaga Tbl_neracaenergi Lap oran y a ng ak a n d ic a ri

Info Data Prediksi & Realisasi Susut

Data neraca energi Data Prediksi &

Realisasi Susut yang akan dicari

Tblunit_APJ Data APJ

Gambar III.15 DFD Level 1 (Laporan Prediksi & Realisasi Susut)

3.1.5.3 Spesifikasi Proses

Spesifikasi Proses digunakan untuk menggambarkan proses model aliran yang terdapat pada DFD (Data Flow Diagram). Spesifikasi proses dari gambaran DFD diatas akan dijelaskan pada tabel 3.1.

Tabel III.1 Spesifikasi Proses

No Proses Keterangan

1

No. Proses 1.0

Nama Proses Login

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Username, Data Password

Output - Validasi username berhasil

- Validasi password berhasil

Destination (Tujuan) Admin Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If username and password Benar then

Tampilkan MenuAdmin

Else

Tampilkan Pesan “Login gagal”

End If End

No Proses Keterangan


(51)

Nama Proses PSA P3B

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data PSA P3B yang akan ditambah, diubah, disetujui,

dihapus

Output Info PSA P3B yang sudah ditambah, diubah, disetujui,

dihapus

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu PSA P3B then Tampilkan Menu PSA B3B End If

End

No Proses Keterangan

3

No. Proses 3.0

Nama Proses Listrik Swasta

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Listrik Swasta yang akan ditambah, diubah, disetujui,

dihapus

Output Info Data Listrik Swasta yang sudah ditambah, diubah,

disetujui, dihapus

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Listrik Swasta then Tampilkan Menu Listrik Swasta End If

End

No Proses Keterangan

4

No. Proses 4.0

Nama Proses Pembangkit

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Pembangkit yang akan ditambah, diubah, disetujui,

dihapus

Output Info Data Pembangkit yang sudah ditambah, diubah,


(52)

Destination (Tujuan) User Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Pembangkit then Tampilkan Menu Pembangkit End If

End

No Proses Keterangan

5

No. Proses 5.0

Nama Proses Transfer APJ

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Transfer APJ yang akan ditambah, diubah, disetujui,

dihapus

Output Info Data Transfer APJ yang sudah ditambah, diubah,

disetujui, dihapus

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Transfer APJ then Tampilkan Menu Transfer End If

End

No Proses Keterangan

6

No. Proses 6.0

Nama Proses Laporan Realisasi Energi

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Laporan Realisasi Energi yang dicari

Output Info Laporan Realisasi Energi

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Laporan Realisasi Energi then Tampilkan Menu Laporan Realisasi Energi End If

End


(53)

7

No. Proses 7.0

Nama Proses Laporan Realisasi Penerimaan Energi

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Realisasi Penerimaan Energi yang dicari

Output Info Laporan Realisasi Penerimaan Energi

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Laporan Penerimaan Realisasi Energi then

Tampilkan Menu Laporan Penerimaan Realisasi Energi

End If End

No Proses Keterangan

8

No. Proses 8.0

Nama Proses Laporan Realisasi Pengiriman Energi

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Realisasi Pengiriman Energi yang dicari

Output Info Laporan Realisasi Pengiriman Energi

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin

If Pilih Menu Laporan Realisasi Pengiriman Energi then Tampilkan Menu Laporan Realisasi Pengiriman Energi End If

End

No Proses Keterangan

9

No. Proses 9.0

Nama Proses Laporan Realisasi Susut

Source (Sumber) Administrasi Niaga

Input Data Realisasi Susut yang dicari

Output Info Laporan Realisasi Susut

Destination (Tujuan) Administrasi Niaga

Logika Proses Begin


(1)

Gambar III.57 Tampilan halaman view laporan data KWH Kirim Transfer Antar APJ o. Tampilan Halaman View Laporan Data KWH Terima Transfer Antar

APJ

Halaman ini mengolah data Kwh terima transfer antar APJ yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf dan excel.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.51.


(2)

138

p. Tampilan Halaman Laporan Realisasi Energi (Kep. Dir 217 Lampiran 1)

Halaman ini mengolah laporan realisasi energi (kep.dir 217 lampiran 1) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.52.

Gambar III.59 Tampilan Halaman Laporan Realisasi Energi (Kep.Dir 217 Lampiran 1) q. Tampilan Halaman Laporan Realisasi Penerimaan Energi (Kep. Dir 217

Lampiran 2)

Halaman ini mengolah laporan realisasi energi (kep.dir 217 lampiran 2) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.54.


(3)

r. Tampilan Halaman Laporan Realisasi Pengiriman Energi (Kep. Dir 217 Lampiran 3)

Halaman ini mengolah laporan realisasi energi (kep.dir 217 lampiran 3) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.54.

Gambar III.61 Tampilan Halaman Laporan Realisasi Pengiriman Energi (Kep.Dir 217 Lampiran 3) s. Tampilan Halaman Laporan Realisasi Susut (Kep. Dir 217 Lampiran 4)

Halaman ini mengolah laporan realisasi susut (kep.dir 217 lampiran 4) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.55.


(4)

140

t. Tampilan Halaman Laporan Konsolidasi Realisasi Susut (Kep. Dir 217 Lampiran 5)

Halaman ini mengolah laporan konsolidasi realisasi susut (kep.dir 217 lampiran 5) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.56.

Gambar III.63 Tampilan Halaman Laporan Konsolidasi Realisasi Susut (Kep.Dir 217 Lampiran 5) u. Tampilan Halaman Laporan Prediksi dan Realisasi Susut (Kep. Dir 217

Lampiran 6)

Halaman ini mengolah laporan prediksi dan realisasi susut (kep.dir 217 lampiran 6) yang akan dilihat dan dibuat laporan dalam bentuk pdf.Tampilan aplikasi seperti yang terlihat pada gambar 3.57.


(5)

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan pengembangan terhadap aplikasi susut listrik, aplikasi ini sudah dapat mencetak laporan.

2. Telah singkron antara kode Area Pelayanan Jaringan (APJ), Gardu Induk (GI), dan (PLS) setelah penambahan script ajax pada aplikasi yang dikembangkan.

4.2 Saran-saran

Saran yang dikemukakan diharapkan dapat melengkapi dan meningkatkan performansi dari aplikasi susut listrik yang dibangun. Hal yang disarankan yaitu :

1. Menambahkan fungsi grafik untuk menampilkan laporan.

2. Menambahkan fasilitas lupa password untuk admin dan petugas jika sewaktu-waktu admin atau petugas lupa password.


(6)

PENGEMBANGAN APLIKASI

PERHITUNGAN SUSUT DISTRIBUSI BERBASIS WEB VERSI 1.2 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

SAMSUL ARIF

10107263

LUTHFI AKBAR M

10107231

MOCH. EDWIN M 10107266

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2011