Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opyey Production Di Bandung

(1)

THE ANALYSIS OF BRAND LOYALTY SKATERS PRODUCT

AT CV OPEY PRODUCTION IN BANDUNG

(Consumer Survey in Bandung Indah Plaza)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma III Pada Program Studi Manajemen Pemasaran

Oleh :

NAMA : SENDI SIPAHUTAR

NIM : 21408003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

Kesetiaan konsumen terhadap merek pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek skaters yang diproduksi CV. Opey Production.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan, dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan variabel loyalitas merek. Teknik pengumpulan data menggunakan unit wawancara, kuesioner, dan kepustakaan. Untuk analisis penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian di distro skaters, dengan sampel yang ditetapkan sebanyak 55 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai Analisis Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung menunjukkan skor 85.96%, dengan kriteria sangat tinggi karena mayoritas responden mengenai Pengukuran perilaku, biaya peralihan, pengukuran kepuasan, merek kesukaan, dan komitmen mendapat respon setuju.


(3)

v

Consumer loyalty to the brand choice is called brand loyalty, which is an essential commitment in buying a brand that special birthday. This study aims to determine consumer responses to brand loyalty skaters produced CV. Opey Production.

Brand loyalty indicates a bond between customers with a specific brand and are often characterized by repeat purchases from customers. High brand loyalty can increase trade, and can attract new customers because they have the belief that buying a branded product can reduce the risk minimal.

The method used in this research is descriptive variables of brand loyalty. Data collection techniques using the unit of interviews, questionnaires, and literature. For the analysis of this study is consumers who make purchases on the distro skaters, with a sample set of 55 respondents.

The results showed that the respondents regarding the Analysis of Brand Loyalty Products Skaters At CV. Production Opey Bandung showed score 85.96%%, with a very high criterion since the majority of respondents regarding the measurement of behavior, switching costs, satisfaction measurement, brand preferences, and commitment to getting a response agrees.


(4)

vi

hanya atas segala kasih dan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul ”Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Di Bandung”. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Manajemen Pemasaran Universitas Komputer Indonesia Bandumg.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari kesempurnaan, mulai dari penyebaran kuesioner, pengumpulan data sampai pada saat penyusunan hasil penelitian. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Dalam pembuatan skripsi ini juga penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(5)

vii

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang selalu memberikan masukan serta saran-saran sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

5. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen Pemasaran 2008, atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama menjalani masa studi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar beserta staff sekretariat Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 7. Bapak Muchammad Thofan, selaku General Manager CV. Opey Production. 8. Bapak Agus Rahmat, SH, selaku Personalia di CV. Opey Production

Bandung yang telah membantu memberikan bantuan serta masukan mengenai perusahaan.

9. Seluruh karyawan CV. Opey Production Bandung.

10. Kedua Orangtuaku yang telah mencurahkan perhatian atas materi, dorongan spiritual dan doa-doanya dan abang (Bona).

11. Seluruh Keluarga di Purwakarta dan keluarga besar Sipahutar dimanapun berada, yang telah memberikan semangat dan doanya dalam penyelesaian tugas akhir ini (Mauliate godang).

12. Mba Hanna dan Teh Maya selaku sekretariat Manajemen Fakultas Ekonomi yang baik dan ramah yang selalu membantu dalam urusan akademik.


(6)

viii

14. Teman-teman, Genda, Chendy, Devi, Panji, Aigenius (Aje), Fandy, Udiiin, yang selalu menghibur, thaks mas bro.

15. Untuk yang spesial, thaks atas semua dukungannya.

Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan serta bimbingan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak bantuan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga perbuatan baik semua pihak dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis mengharapkan penyusunan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca atau penulis sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi penulis lain untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(7)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Karena selain menjanjikan berbagai peluang dan tantangan bisnis baru dari perusahaan yang beroprasi di Indonesia, dapat juga memperluas pasar produk dari berbagai perusahaan di Indonesia. Namun di sisi lain keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain.

Suatu perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan dituntut melakukan kegiatan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut, hingga pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut sampai kepada konsumen.


(8)

Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan bahwa merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Konsumen yang fanatik tidak akan bersedia ganti merek yang lain. Konsumen menjadi setia (loyal) dengan merek yang mampu memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kesetiaan konsumen terhadap merek pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa (Peter & Olson, 2003).

Persaingan terjadi hampir pada semua sektor bisnis, salah satunya yaitu pada bisnis clothing (pakaian). Bisnis clothing di Indonesia, mempunyai persaingan pasar yang begitu pesat sehingga menyebabkan banyak pendatang baru di bisnis ini bermunculan seiring dengan perubahan tekonologi, perkembangan dunia clothing, khususnya di kota Bandung yang merupakan salah satu pusat

fashion di Indonesia. Selain itu kota Bandung juga memiliki selera berbusana yang dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Hal itulah yang menjadikan alasan berdirinya distro-distro clothing di kota bandung seperti skaters, 347, threesecond, proshop dsb.

CV. Opey production sebagai perusahaan clothing yang memproduksi merek skaters yang dirintis pada tahun 1992 merupakan salah satu perusahaan clothing yang cukup terkenal di Bandung. Sasaran utama dari skaters sendiri adalah anak muda dengan desain yang mengikuti zaman. Salah satu upaya skaters untuk menghadapi persaingan di pasar adalah memperkuat produk untuk


(9)

membentuk merek yang baik dan berusaha untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup skaters sendiri.

Merek skaters yang ada selama ini mendapatkan tempat yang cukup baik dimata konsumen. Produk tersebut mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan produk lain yang sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara lain mempunyai jenis pakaian dan aksesoris yang lengkap, harga relatif terjangkau, dan sudah lamanya merek tersebut beredar di pasaran. Kelebihan ini diciptakan agar konsumen merasa puas dan diharapkan dapat merebut pangsa pasar.

Tabel 1.1

Survey Awal Pada Konsumen Skaters

Indikator Keterangan

Pengukuran Perilaku

21 responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap merek skaters, 6.7% menyatakan jarang melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan pembelian ulang.

Biaya Peralihan

36.7% responden menyatakan bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek skaters, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan 26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih.

Pengukuran kepuasan

63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters, sedangkan 16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek skaters.

Merek Kesukaan

73.3% responden menyukai produk skaters karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain.

Komitmen Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7% jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut kepada orang lain.

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden 70% atau 21 responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap merek skaters, ini dikarenakan merek skaters yang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda pada umumnya, sedangkan 6.7% menyatakan jarang


(10)

melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan pembelian ulang. Dari indikator biaya peralihan 36.7% responden menyatakan bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek skaters, karena merasa merek skaters tersebut memang mempunyai kualitas yang baik, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan 26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih. Berdasarkan Ukuran kepuasan 63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters karena kualitas dan desain yang cocok dan mengikuti perkembangan jaman, sedangkan 16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek skaters. Berdasarkan Merek kesukaan, 73.3% responden menyukai produk skaters karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain. Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7% jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut kepada orang lain.

Dari hasil survey awal tersebut, konsumen yang tidak pernah menyarankan merek skaters kepada orang lain cukup besar yaitu 50%, ini menunjukkan komitmen konsumen terhadap merek skaters masih kurang. Menyadari pentingnya membangun dan mempertahankan loyalitas merek, maka perlu dilakukan suatu upaya-upaya khusus agar terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analisis loyalitas merek, sehingga peneliti mengadakan penelitian


(11)

yang berjudul: ”ANALISIS LOYALITAS MEREK PRODUK SKATERS PADA CV. OPEY PRODUCTION BANDUNG (Studi kasus BIP)”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Loyalitas merek yang dibangun oleh CV Opey Production yang memproduksi merek skaters sekarang ini sudah mulai melemah berdasarkan latar belakang, dikarenakan banyaknya pesaing-pesaing baru yang muncul.

2. Berdasarkan latar belakang penelitian, komitmen konsumen terhadap produk merek skaters masih kurang dalam hal menyarankan kepada orang lain.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek Skaters yang di produksi CV. Opey Production.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menjelaskan serta menilai tentang loyalitas merek dengan menggunakan praktek lapangan secara langsung,


(12)

data melalui internet, dan wawancara dengan konsumen serta karyawan di distro skaters cabang BIP.

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek skaters yang diproduksi CV. Opey Production.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Praktis

Adapun penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk atau sumbangan informasi bagi pengelola perusahaan dalam menentukan langkah dan kebijakan perusahaan khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang berorientasi pada loyalitas merek untuk mendapatkan kepuasan konsumen dalam hal memilih merek.

2. Kegunaan Akademis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dimana penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana strategi penerapan loyalitas merek yang dilakukan oleh perusahaan.


(13)

b. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti lain diharapkan berguna sebagai bahan masukan dan penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan yang dapat menambah pengetahuan tentang loyalitas merek.

c. Bagi Universitas

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan perpustakaan universitas dan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat memperluas tinjauan penelitian dan dapat meneruskan penelitian ini agar lebih efektif.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di BIP Jl Merdeka 1st floor, Bandung Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2011. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Jadwal Maret April Mei Juni Juli Kegiatan 1 2 3 4 1 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pelaksanaan Penelitian

2

Pengumpulan Data

3

Pengolahan dan Analisis data 4 Penyusunan

Laporan 5 Sidang


(14)

(15)

8

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Loyalitas Merek

Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.

Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. (Darmadi Durianto, 2001:62)

Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2009:60) Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equityyang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari


(16)

brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.

2.1.2 FungsiBrand Loyalty

Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran, maka akan membuat brand loyalty menjadi asset stategis bagi perusahaan. Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan, yaitu “reduced marketing costs, trade leverage, attracting new customers, dan

provide time to respond to competitive threats”(Duriantoet al., 2001, p.127). 1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran) Adanya brand

loyalty kaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah terutama dalam mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya


(17)

untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil jikabrand loyaltymeningkat.

2. Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan) Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan danmemperkuat keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa konsumen membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.

3. Attracting new customers (Menarik pelanggan baru) Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk mengkonsumsi merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek yang pernah/sedang dikonsumsi kepada teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.

4. Provide time to respond to competitive threats (Memberi waktu untuk merespon ancaman persaing) Brand loyalty akan memberikan waktu pada perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk baru dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan untuk memperbaruhi produk yang dihasilkan dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat mengunguli produk baru pesaing.


(18)

2.1.3 TingkatanBrand Loyalty

Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun diagram tingkatanbrand loyaltytersebut adalah sebagai berikut:

Sumber: Freddy Rangkuti (2009:61)

Gambar 2.1

Piramida Loyalitas Merek

Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa:

a. Tingkat Loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka

berpindah-Commited

Menyukai merek

Pembeli yang puas dengan biaya peralihan

Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan, tidak ada masalah untuk beralih

Berpindah-pindah, peka terhadap perubahan harga, tidak ada loyalitas merek


(19)

pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer

(konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).

b. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan(habitual buyer).

c. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, nemun mereka memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau risiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan penggantiannya ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut(satisfied buyer).

d. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek terseut. Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.

e. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka baik dari segi fungsinya,


(20)

maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commited buyers).

Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi tersebesar dari konsumennya berada para tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, dst, hingga porsi terkecil ditempati oleh

committed buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equity

yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya diharapkan membentuk segitiga terbalik. Kasudnya makin ke atas makin melebar sehingga diperoleh jumlah

committed buyer yang lebih besar daripada switcher seperti tampak pada gambar berikut :

Sumber: Duriantoet al. (2001, p.130)

Gambar 2.2

PiramidaBrand Loyaltydalam Posisi Terbalik Committed buyer

Liking the brand

Satisfied buyer

Habitual buyer


(21)

Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut:

Sumber: Freddy Rangkuti (2009:63)

Gambar 2.3 Nilai Loyalitas Merek

Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan pihak pengecer untuk memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar belanjaannya. Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena

Waktu merespon

Pengurangan biaya pemasaran

Mengikat customer baru:

a. Menciptakan kesadaran brand b. Meyakinkan kembali

Loyalitas Merek


(22)

mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek terkenal minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan keempat adalah loyalitas merek memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk cepat merespons gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang ungul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan tersebut agar memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.

2.1.4 PengukuranBrand Loyalty

Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:

a. Pengukuran perilaku

Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate), persentase pembelian, dan jumlah merek yang dibeli.

b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek(switching cost)

Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut merupakan suatu dasar terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen


(23)

memerlukan pengeluaran yang sangat mahal dan memiliki risiko yang sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya menjadi sangat rendah.

c. Mengukur kepuasan

Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen.

d. Merek kesukaan

Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk. Kesukaan yang menyeluruh dan umur dapat diukur melalui sebuah cara yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan. Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan untuk memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan merek lainnya.

e. Komitmen

Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar pelanggan yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dalam suatu produk. Misalnya, konsumen


(24)

suka untuk membicarakan merek tersebut dengan rekannya, bahkan menyerahkan dan merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Kesimpulan

1 Zainal Arifin 2008 Analisis Brand

Loyalty Pengguna Handphone Nokia

Produk handphone Nokia sudah cukup baik karena

satisfied buyer dan liking the brand makin ke atas, tetapi pada level commited buyerterlihat menurun.

2 Hatane

Semuel

2008 Analisis Tingkat

Brand LoyaltyPada ProdukShampoo

Merek “Head & Shoulders

Tingkatbrand loyalty

pelanggan atasshampoo

merekHead & Shoulders

relatif tinggi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut pendapat beberapa para ahli tentang definisi dari Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. (Darmadi Durianto, 2001:62)

Sedangkan Freddy Rangkuty mendefinisikan loyalitas merek sebagai ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Freddy Rangkuty 2009:60). Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi


(25)

gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:

a. Pengukuran perilaku

Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate), persentase pembelian, dan jumlah merek yang dibeli.

b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek (switching cost)

Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut merupakan suatu dasar terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen memerlukan pengeluaran yang sangat mahal dan memiliki risiko yang


(26)

sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya menjadi sangat rendah.

c. Mengukur kepuasan

Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen.

d. Merek kesukaan

Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk. Kesukaan yang menyeluruh dan umu dapat diukur melalui sebuah cara yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan. Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan untuk memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan merek lainnya.

e. Komitmen

Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar pelanggan yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dalam suatu produk. Misalnya, konsumen suka untuk membicarakan merek tersebut dengan


(27)

rekannya, bahkan menyerahkan dan merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.

Dari pendapat diatas, dapat dipahami bahwa lima tingkatan untuk

membentuk loyalitas merek. Dari hal tersebut, penulis merangkum pendapat serta

teori menyangkut ekuitas merek dalam suatu bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Tabel 2.2

Kerangka Pemikiran Loyalitas Merek

Brand Loyalty 1. Pengukuran Perilaku 2. Biaya Peralihan 3. Pengukuran Kepuasan 4. Merek Kesukaan 5. Komitmen


(28)

21 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan satu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun program. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data - data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul “ Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV Opey Production ”. Oleh karena itu yang menjadi objek penelitian adalah loyalitas merek.

Husein Umar (2004;303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Adapun unit observasinya dilaksanakan di Distro skaters yang berlokasi di Jl. Merdeka 1st floor.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penulis ingin mendeskripsikan “Analisis Loyalitas Merek


(29)

Produk Skaters Pada CV. Opey Production (studi kasus BIP)”. Menurut Nazir (2002;54), mengatakan bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opey Production. Sejalan dengan tujuan yang dilakukan maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opey Production.

Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, keadaan gejala suatu objek dengan penjajakan mencari masalah-masalah baru untuk mengisi kekurangan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desai penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang Digunakan

Unit Analisis Time

Horizone

T – 1 Descriptive Descriptive

dan Survey

Konsumen Skaters

Cross Sectional


(30)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Untuk menjawab permasalaha diatas maka diperlukan operasional variabel-variabel yang akan di analisis dalam penelitian. Variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam konsep dan sub variabel yang dirumuskan. Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau objek dari orang maupun objek yang mempunyai variabel tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Data Loyalitas

Merek

Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen

terhadap suatu

merek Freddy

Rangkuti ( 2009:60 )

1. Pengukuran Perilaku

 Pembelian ulang

 Membeli merek karena lebih baik dibanding merek lain  Tingkat pembelian ulang  Tingkat kesediaan membeli merek karena lebih baik dibanding merek lain

Ordinal

2. Biaya Peralihan

 Pengeluaran biaya yang relatif

murah dengan risiko kecil  Mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters  Tingkat Pengeluaran biaya yang relatif

murah dengan risiko kecil  Tingkat mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters Ordinal


(31)

3. Pengukuran Kepuasan

 Puas terhadap merek skaters

 Puas terhadap

desain merek

skaters

 Tingkat kepuasan terhadap merek skaters

 Tingkat kepuasan terhadap desain merek skaters

Ordinal

4. Merek Kesukaan

 Kesukaan

terhadap produk karena merek

 Kesediaan untuk mendapatkan

merek dengan

harga tinggi

 Tingkat kesukaan terhadap produk karena merek

 Tingkat kesediaan untuk mendapatkan merek dengan harga tinggi Ordinal 5. Komitmen  Mempromosikan merek kepada orang lain  Menyarankan merek kepada orang lain  Membanggakan merek  Tingkat kesediaan untuk mempromosikan mere kepada orang lain  Tingkat kesetujuan untuk menyarankan merek kepada orang lain  Tingkat kesetujuan konsumen untuk membanggakan merek Ordinal


(32)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

a. Primer

Menurut Umi Narimawati (2008:11) data primer sebagai berikut: “Data Primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara sumber yang biasanya melalui tulisan atau lisan”

b. Sekunder

“Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti”.

Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder agar memudahkan dalam penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden yaitu konsumen yang telah membeli produk skaters. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari literatur-literatur dan laporan-laporan yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

a. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) Populasi adalah “Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit anallisis penelitian. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang Loyalitas Merek Produk Skaters, maka dalam penelitian ini sasaran populasi yang akan dipilih adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian di


(33)

distro Skaters. Dimana konsumen yang berbelanja di distro Skaters sekitar 120 orang perbulan.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus :

N= N 1+N(e)2 55 54 . 54 2 . 2 120 ) 1 . 0 ( 120 1 120 2      n n n n Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 55 pengunjung selama 1 bulan dengan tingkat kesalahan 10% (0,01) dari perhitungan di dapat


(34)

hasil 54.54 dari angka ini penulis bulatkan menjadi 55 dikarenakan tingkat kesalahan dan kerusakan kuesioner.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Library Research(studi kepustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Field research(studi lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan langsung dengan cara:

a. Wawancara /Interview

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada konsumen atau karyawan.

b. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti, sehingga dapat memperoleh data yang diperlukan.


(35)

c. Kuesioner

Adalah berisi pertanyaan-pertanyaan dibuat dalam bentuk sederhana dengan metode pertanyaan tertutup yang diberikan kepada kepada responden secara langsung.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan menguji sejauh mana alat ukur,dalam hal ini kuesioner mengukur mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sugiyono (2003:124) alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus teknik

korelasi pearson produck moment, guna menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis =0,3, apabila alat ukur tersebut berada <0,3 (tidak valid).

Pengujian statistik mengacu pada kriteria :

- r hitung < r kritis maka tidak valid - r hitung > r kritis maka valid (Sugiyono 2003:124)

Untuk pengujian validitas instrument penelitian, penulis menggunakan program SPSS 14.0for windows.


(36)

Table 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek

Pernyataan r-hitung r-kritis Kesimpulan

Item 1 0.594 0,300 Valid

Item 2 0.480 0,300 Valid

Item 3 0.725 0,300 Valid

Item 4 0.316 0.300 Valid

Item 5 0.611 0,300 Valid

Item 6 0.647 0,300 Valid

Item 7 0.616 0,300 Valid

Item 8 0.500 0,300 Valid

Item 9 0.469 0,300 Valid

Item 10 0.378 0,300 Valid

Item 11 0.695 0,300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner Variabel loyalitas merek

Dari data di atas disimpulkan bahwa, Instrument pada variabel loyalitas merek yang penulis ajukan dalam kuesioner, cukup representatif dalam mewakili objek yang diteliti, dimana semua item loyalitas merek seluruhnya valid yaitu r-hitung > r kritis.


(37)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi dengan kata lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. (Sugiyono 2003:126). Teknik perhitungan reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teknik Belah Dua

(Split Half Method) dengan rumusSpearman Brown.Untuk itu perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0For Windows.

Adapun langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

1. Item variabel dibagi menjadi dua, yaitu belahan pertama (total ganjil) dan belahan kedua (total genap) lalu dikelompokkan dalam kelompok 1 dan kolom 2.

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumblahkan sehingga terdapat skor untuk kelompok 1 dan kelompok 2.

3. Korelasi skor total kelompok 1 dan skor 2 pada program SPSS 11.0 for windows.

Kemudian output hasil korelasi dimasukan pada persamaan Spearman Brown dibawah ini :


(38)

b b

r

r

Ri

1

)

(

2

Dimana : Ri =Reabilitas instrument seluruh instrument

b

r = Korelasi product moment belahan pertama dan kedua

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.738 .831 12

Hasil pengujian terhadap variabel Loyalitas Merek, diperoleh koefisien r untuk belahan ganjil dan genap = 0,738. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas dipergunakan rumusSperman brown, sebagai berikut:

Dimana: rxy : reliabilitas untuk keseluruhan instrument

b

r : korelasi Product moment antara bilangan ganjil dan genap

Dari instrument b b xy r xr r   1 2 849 , 0 738 , 0 1 738 , 0 2    xy xy r x r


(39)

Berdasarkan kriteria pengujian, maka instrument loyalitas merek memiliki kehandalan yang signifikan, karena (0,849 > 0,700), maka alat ukur atau kuesioner dapat dipercaya atau reliabel.

3.2.5. Rancangan Analisis

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang ditetapkan.Scoringdilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.

3.2.5.1. Rancangan Analisis Deskriptif / Kualitatif

Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden menurut Umi Narimawati (2007:83) adalah sebagai berikut:


(40)

1. Setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal.

Sesuai dengan sistem yang diterapkan scoring dilakukan dengan menggunakan skala likert 5-4-3-2-1 (Sugiyono, 2008:93). Dengan skala likert, jawaban setiap item mempunyai gradasi yang sangat positif sampai sangat negatif.

2. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel= jumalh skor dari seluruh skor indikator variabel semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel= rata-rata dari total skor. 4. Hasil olahan data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif, untuk

mendeskripsikan jawaban responden digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. (Umi Narimawati, 2008:84).

 Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4 dan 5).

 Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan presisi nilain tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.


(41)

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor idela dikontribusikan dengan tabel

Menurut Umi Narimawati (2007:85), Batas bawah 20% diperoleh dari =

ହ× 100% = 20% Batas atas 100% diperoleh dari =ହ

ହ× 100%

Untuk menentukan panjang kelas dihitung dengan rumus:

Panjang kelas = ି ୵ ୦

୬୷ ୬୷ ୣ

=

%ି %

=

଼ %

=

16%

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item penelitian adalah sebagai berikut:


(42)

Table 3.4

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 – 68.01 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 - 100 Sangat Baik


(43)

36

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Opey production dirintis pada tahun 1992 oleh bapak Muchammad Thofan atau lebih dikenal dengan sebutan Opey bermula dari iseng dengan modal seadanya maka dibuatlah produk bandana 60 lembar. Kemudian bandana itu dijual dengan cara tradisional yaitu lewat teman-teman terdekat. Semakin lama bandana itu semakin dikenal masyarakat dan mulai laku di pasaran khususnya kawula muda, dengan demikian keuntungan yang diperoleh semakin bertambah.

Dengan bertambahnya keuntungan yang diperoleh dari kesuksesan produk bandana, maka pada tahun 1993 mulai dikembangkan untuk memproduksi beberapa jenis produk yang sering dipakai untuk kawula muda antara lain seperti tas, dompet, t-shirt dan jaket. Walaupun barang yang diproduksi belum banyak tetapi sudah dipikirkan manajemen usaha yang lebih baik, diantaranya dengan membentuk tenaga pemasaran, produksi, staff accounting, dan produk yang dipasarkan masih memiliki label Opey Production.

Pada bulan Januari tahun 1997 mulai dibuka dengan nama “OPEY STYLE SHOP” di Gramedia Jl. Merdeka Bandung dengan tujuan menjual secara langsung hasil produknya kepada masyarakat luas. Ternyata dengan membuka counter berdampak sangat bagus bagi perkembangan usaha sehingga merek dagang pun


(44)

mulai dikenal banyak orang. Pada tahun 1997 untuk menjaga merek dan produk dari penjiplakan mulai disahkan pendirian CV. OPEY PRODUCTION sebagai badan usaha yang memproduksi merek Opey Style Shop.

Semakin berkembangnya permintaan barang dan melihat peluang usaha dikalangan anak muda pada khususnya anak-anak Skateboard belum layak. Maka perusahaan melihat adanya peluang yang dapat dikembangkan agar anak-anak yang suka olahraga atau yang tidak bisa main skateboard masih tetap dapat bergaya alias memiiki fashion. Mulailah dikembangkan dan dipatenkan merek dagang dengan nama SKATERS tepatnya pada bulan Juli 2000.

Agar merek dagang SKATERS tetap konsisten keberadaannya, maka pihak perusahaan membuka counter tepatnya pada bulan Februari 2000 di wilayah Jl. Cihampelas dengan maksud untuk menjaring konsumen didalam dan luar kota Bandung. Sedangkan untuk menjaring konsumen lebih luas lagi khususnya di wilayah Bandung kami membuka couter di Bandung Indah Plaza (BIP) pada bulan Juli 2003, sehingga perkembangan SKATERS semakin meningkat dengan semakin luasnya jaringan pemasaran ke seluruh Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Memberikan pelayanan prima dan kepuasan dengan membuat produk Up to date, harga tejangkau dengan kualitas terbaik.


(45)

2. Misi

 Tetap eksis dan berusaha menjadiTrand Center.

 Menciptakan produk inovatif.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah gambaran yang memperlihatkan suatu susunan yang logis, tertib dan teratur mengenai hubungan-hubungan yang serasi atas bagian-bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan atau instansi secara keseluruhan maupun hubungan yang satu dengan yang lainnya terhadap tugas-tugas dan batasan-batasan tanggung jawab yang dikenakan.

Pada CV Opey Producton SKATERS Clothing Company dipimpin langsung oleh Direktur (owner). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Gambar dibawah ini:


(46)

4.1.4 Deskripsi Jabatan

1. General manager Fungsi:

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan operasional harian perusahaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien dengan tujuan perusahaan.

2. Accounting Fungsi:

Mengatur anggaran yang sedang dan akan dikeluarkan sesuai realisasi pembelian berdasarkan:

 Surat jalan barang yang masuk ke divisi logistik Raw Material

 Lembar Purchasing Order (PO) yang sudah masuk dan disesuaikan dengan jumlah barang yang masuk setelah dikurangi bon potongan dll (berikut lembar kontra bon). Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara pihaksupplierdanowner.

 Mengatur anggaran untuk kas bon karyawan.

 Menerima laporan dan nominal uang hasil penjualan dari divisi marketing secara berkala.

 Membuat neraca keuangan secara keseluruhan. 3. Production

Fungsi:

 Mengatur alur proses dan jumlah bahan baku secara rinci sesuai sampel yang telah disetujui oleh direktur.


(47)

 Menginformasikan secara lisan dan tertulis kepada divisi PO untuk kepentingan administrasi.

 Memantau pelaksanaan produksi atau bekerjasama dengan PO (jika produksi melibatkansupplier).

 Secara aktif menginformasikan nominnal ongkos kerja/perubahan-perubahan proses yang sudah deal dengan mitra/supplier jika mitra bernegosiasi langgsung dengan penanggungjawab produksi.

 Secara aktif memantau kebutuhan pasaran dan membuat terobosan baru yang kemudian dikomunikasikan langsung dengan marketing via Owner.

4. Purchasing Order Fungsi:

 Berhubungan langsung dengan pihak supplier baiksupplybahan baku dan produk jadi/setengah jadi dalam pembuatan PO setelah deal dengan penaggung jawab produksi-direktur

 Mengarsip dokumen-dokumen surat jalan keluar bahan baku per-PO sebagai bukti dan pendukung dalam penentuan HPP produk.

 Mendata setiap surat jalan yang masuk bahan baku ke div.logistik bahan baku sebelum diserahkan ke div.accounting, kemudian dilaporkan kepada direktur setiap bulan (secara global & total).


(48)

 Melapor secara berkala perkembangan atau permasalahan produk yang berhubungan dengan pemasukan barang dengan penanggung jawab produk.

 Menginformasikan HPP produk kebagian penerimaan barang yang kemudian akan dimajukan kepada Owner (menetukan harga jual).

5. Quality Control Fungsi:

 Memeriksa kualitas produk yang masuk ke div.packing.

 Melaporkan hasil pemeriksaan (per-jenis penyimpangan + jumlah) ke div.logistik finish good dan bagian penerimaan barang.

 Jenis-jenis penyimpangan ini dijadikan sebagai acuan oleh div.merketing internal/eksternal apakah produk termasuk revisi atau BS.

 Membantu div.packing jika diperlukan.

6. Packing Fungsi:

 Mengemas produk sesuai dengan spesifikasi.

 Menghitung ulang prduk hasil packing dan melaporkannya ke div.logistik sebelum dikirim ke div.Marketing.

 Melaporkan kepada div.logistik bahan baku/accounting jika stok bahan pembantu (hantag, stiker, dll).


(49)

7. Promotion(merangkap bagian penerimaan barang/produk)

Fungsi:

 Memeriksa jumlah produk dan menyesuaikannya dengan surat jalan + PO yang semestinya sebelum diperiksa quality control dan sebelum dikemas div.packing.

 Melaporkan setiap pemasukan barang ke div.PO

 Mengatur produk yang akan dipromosikan sesuai budget promosi yang sudah dianggarkan perbulanya.

 Mendata produk secara rinci dan melaporkan kepada Owner tiap bulan.

8. LogistikFinishgood Fungsi:

Membawahi 2 staff gudang (penanggung jawab gudang 1 dan gudang 2) yang khusus mendata sirkulasi barang digudang tersebut, antara lain:

Keluaran barang:

 Permintaan bagian marketing/customer (dengan melampirkan form permintaan barang sebagai bukti).

 Permintaan bagian marketing karena ada penjualan langsung ditempat (dengan melampirkan bon bukti pembelian).

Masukan Barang:

 Barang yang diterima dari bagian packing serta rini (dengan melampirkan surat jalan dari div.Packing).


(50)

 Barang yang diterima/returan dari customer (dengan melampirkan copy surat jalan dari customer).

 Barang yang diterima/returan dari counter (dengan melampirkan surat jalan dari counter ybs).

Staff gudang wajib memeriksa barang secara fisik dan menyesuaikannya dengan lampiran surat jalan, form tersebut sebelum mendatanginya, data ini diperiksa oleh penanggung jawab logistik secara berkala dan harus dengan fisik barang digudang.

9. Marketing Fungsi:

Karena marketing langsung dibawahi oleh Owner, maka

keluhan/saran/kendala dan lain-lain dari customer langsung dikomunikasikan dengan Owner.

10. Operator Produksi

Fungsi:

Operator bagian potong bahan, jahit, sablon yang bertanggung jawab kepada masing-masing penanggung jawab produksi, bagian umum/OB, dan bagian pemasaran/packing (khusus operator packing langsung).


(51)

11. Transportasi/Staff pendukung

Fungsi:

Bertugas meng-cross check jumlah barang sesuai spec, dan mengantar barang tersebut ketempat yang dimaksud.

4.1.5 Aktivitas Perusahaan

Bidang usaha yang diproduksi CV. Opey Production adalah memproduksi pakaian (T-Shirt) sebagai produk inti (core product), ditambah produk dan aksesoris lain seperti celana, tas yang berukuran besar atau kecil, jaket dan sweater dengan berbagai jenis dan warna, topi, kupluk, bandana, ikat pinggang dsb. Di tahun 2011, skaters tidak hanya memproduksi produk baru berupa pakaian khusus wanita dan dan celana boxer karena permintaan pasar yang memungkinkan untuk memproduksi celana tersebut.

Dalam bentuk kerja sama produksi keseluruhan, 90% produk di produksi oleh CV. Opey Production dan 10% diproduksi oleh supplier. Untuk pengiriman customer skaters yang diutamakan adalah daerah Jababeka yang dikirim langsung dari pihak skaters sendiri, sedangkan untuk luar pulau jawa skaters bekerjasama dengan jasa pengiriman. Untuk pembayaran di luar kota di transfer lewat rekening untuk dalam kota dibayarkan secara kontan. Di bidang kerja sama promosi, skaters pernah bekerja sama dengan pihak Trans 7 dalam acara jejak petualang dan pernah dipakai oleh beberapa pemain sinetron. Untuk kerjasama TV lokal (Bandung) skaters bekerjasama dengan Bandung TV dan STV dalam acara sepak bola.


(52)

4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen merek skaters yang telah berbelanja di distro skaters cabang BIP Bandung yang kemudian diambil 55 orang responden sebagai sampel. Berikut ini adalah karakteristik responden yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran dalam satu bulan. Karakteristik ini masing-masing responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pria 37 67.27%

Wanita 18 32.73%

Total 55 100%

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat jumlah responden yang mengisi kuesioner berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebesar 67.27%, sedangkan untuk wanita sebesar 33.73%. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan dalam desainnya, merek skaters lebih mengutamakan pria daripada wanita.


(53)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)

< 15 Tahun 1 1.82%

15 – 20 Tahun 24 43.63%

21 – 25 Tahun 22 40%

26 - 30 Tahun 3 5.45%

> 30 Tahun 5 9.1%

Total 55 100%

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dibawah usia 15 tahun adalah sebanyak 1.82%, responden antara usia 15 – 20 tahun sebesar 43.63%, usia 21 – 25 tahun sebesar 40%, dan usia diatas 26 – 30 tahun sebesar 5.45%, dan responden usia > 30 tahun sebesar 9.1%. Dari data diatas diketahui bahwa mayoritas responden berusia 15 sampai 20 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut merek skaters lebih banyak diminati, terutama kalangan pemuda remaja.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

SD 0 0%

SMP 9 16.36%

SMA 27 49.09%

Diploma 8 15.54%

Sarjana 11 20%

Total 55 100%


(54)

Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai karakteristik responden berdasarkan pendidikan didapat besarnya persentase dari SD sebesar 0%, SMP sebesar 16.36%, SMA sebesar 49.09%, Diploma sebesar 15.54%, Sarjana sebesar 20%. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas reponden adalah SMA, hal ini dikarenakan merek skaters lebih cocok untuk anak usia remaja yang masih bersekolah SMA.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

PNS atau BUMN 2 3.63%

Pegawai Swasta 13 23.63%

Pelajar/Mahasiswa 33 60%

Wiraswasta 5 9.09%

Lain-lain 2 3.63%

Total 55 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 mengenai karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapat besarnya persentase dari PNS atau BUMN sebesar 3.63%, Pegawai Swasta sebesar 23.63%, Pelajar/Mahasiswa sebesar 60%, Wiraswasta sebesar 9.09%, Lain-lain sebesar 3.63%. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas reponden adalah pelajar atau mahasiswa. Hal ini dikarenakan desain merek skaters lebih diminati dan disukai di kalangan pelajar dan mahasiswa yang lebih condong mengutamakanstyle(gaya) dalam hal busana.


(55)

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran satu bulan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

< 1 Juta 30 54.45%

1 – 2 Juta 14 25.45%

2 – 3 Juta 10 18.19%

3 – 4 Juta 1 1.82%

>4 Juta 0 0%

Total 55 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengeluaran responden dalam satu bulan, didapat < 1 Juta sebesar 54.45%, 1 – 2 Juta sebesar 25.45%, 2 – 3 Juta sebesar 18.19%, 3 – 4 Juta sebesar 1.82% dan > 4 juta sebesar 0%. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas reponden mempunyai pengeluaran > 1 Juta. Hal ini dikarenakan mayoritas responden skaters adalah pelajar dan mahasiswa yang masih di biayai sehingga pengeluarannya pun rendah.

4.3 Analisis Deskriptif

Dibawah ini adalah tanggapan responden mengenai Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung yang terdiri dari: Pengukuran perilaku, Biaya pengorbanan, Mengukur kepuasan, Merek kesukaan dan Komitmen. Adapun hasil pengolahan data dan analisa dari jawaban kuesioner adalah sebagai berikut :


(56)

1. Pengukuran Perilaku

Tabel 4.6

Tanggapan responden mengenai Pembelian ulang terhadap produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 12 21.81%

Setuju 38 69.09%

Kurang Setuju 4 7.27%

Tidak Setuju 1 1.81%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai pembelian ulang terhadap merek produk skaters. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 12 orang atau 21.81%, setuju 38 orang atau 69.09%, kurang setuju 4 orang atau 7.27%, tidak setuju 1 orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 38 responden (69.09%) jadi responden setuju untuk melakukan pembelian ulang terhadap merek produk skaters, hal ini karena merek skaters memiliki harga terjangkau dan kualitas yang baik.

Tabel 4.7

Tanggapan responden mengenai Pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 11 20%

Setuju 36 65.45%

Kurang Setuju 8 14.54%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%


(57)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 11 orang atau 20%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 8 orang atau 14.54%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36 responden (65.45%) jadi responden setuju membeli merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain, hal ini karena merek skaters kualitas dan desain yang menarik dan handal.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran perilaku responden terhadap produk merek skaters.

Tabel 4.8

Tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku

No Indikator Skor

1. Pembelian ulang terhadap merek skaters 228 2. Membeli merek skaters karena lebih baik

dibanding merek lain.

222

Total 450

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai Pengukuran perilaku responden dapat dilihat sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.9

Skor tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku

Skor Skor dalam %

450 450

5 × 2 × 55× 100% = 81.82%

Maka dihasilkan data peringkat pengukuran perilaku yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 4.10

Pengkategorian Skor Jawaban Pengukuran Perilaku No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.10 tentang tanggapan responden terhadap pengukuran perilaku menunujukkan skor 81.81% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran perilaku tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat melakukan pembelian ulang terhadap merek skaters dan membeli merek skaters karena lebih baik di banding merek lain menyatakan setuju.


(59)

2. Biaya Peralihan

Tabel 4.11

Tanggapan responden mengenai pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 6 10.91%

Setuju 37 67.28%

Kurang Setuju 12 21.82%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui tanggapan responden mengenai pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 6 orang atau 10.91%, setuju 37 orang atau 67.28%, kurang setuju 12 orang atau 21.82%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 37 responden (67.28%) jadi responden setuju dalam hal pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil, hal ini karena merek skaters memiliki biaya yang relatif terjangkau dengan risiko yang kecil.

Tabel 4.12

Tanggapan responden mengenai mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 6 10.91%

Setuju 28 50.91%

Kurang Setuju 18 32.73%

Tidak Setuju 3 5.45%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%


(60)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui tanggapan responden mengenai bersedia untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 6 orang atau 10.91%, setuju 28 orang atau 50.91%, kurang setuju 18 orang atau 32.73%, tidak setuju 3 orang atau 5.45%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36 responden (65.45%) jadi responden setuju untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli atau mendapatkan produk merek skaters, hal ini karena merek skaters dapat dipercaya dengan tingkat risiko yang kecil dan mempunyai kualitas sehingga bersedia membeli walaupun responden mengeluarkan biaya yang lebih untuk mendapatkan merek skaters.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai biaya peralihan responden terhadap produk merek skaters:

Tabel 4.13

Tanggapan responden mengenai biaya peralihan

No Indikator Skor

1. Pengeluaran biaya yang relatif murah denga risiko kecil

214

2. Mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters

202

Total 416


(61)

Analisa deskripsi mengenai biaya peralihan responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.14

Skor tanggapan responden mengenai biaya peralihan

Skor Skor dalam %

202 416

5 × 2 × 55× 100% = 75.64%

Maka dihasilkan data peringkat biaya peralihan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 4.15

Pengkategorian Skor Jawaban Biaya Peralihan No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel tentang tanggapan responden terhadap biaya peralihan menunujukkan skor 75.64% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap biaya peralihan berada pada kriteria tinggi, karena mayoritas responden untuk tingkat pengeluaran biaya


(62)

yang relatif murah dengan risiko kecil dan mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters menyatakan setuju.

3. Pengukuran Kepuasan

Tabel 4.16

Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 14 25.45%

Setuju 36 65.45%

Kurang Setuju 5 9.1%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 14 orang atau 25.45%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36 responden (65.45%) jadi responden setuju untuk dalam hal kepuasan terhadap merek skaters, hal ini karena merek skaters sudah dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar responden sehingga responden merasa puas terhadap produk merek skaters.


(63)

Tabel 4.17

Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap desain produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 13 23.63%

Setuju 37 67.27%

Kurang Setuju 5 9.1%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap desain produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 13 orang atau 23.63%, setuju 37 orang atau 67.27%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 37 responden (65.45%) jadi responden setuju dalam hal kepuasan dalam hal desain merek skaters, hal ini karena merek skaters mempunyai desain yang menarik dan sesuai dengan trend yang mengikuti perkembangan zaman.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran kepuasan responden terhadap produk merek skaters.


(64)

Tabel 4.18

Tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan

No Indikator Skor

1. Kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters

229

2. kepuasan terhadap desain produk merek skaters.

228

Total 457

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai Pengukuran kepuasan responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.19

Skor tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan

Skor Skor dalam %

457 457

5 × 2 × 55× 100% = 83.09 %

Maka dihasilkan data peringkat pengukuran kepuasan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(65)

Table 4.20

Pengkategorian Skor Jawaban Pengukuran Kepuasan No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.20 tentang tanggapan responden terhadap pengukuran kepuasan menunujukkan skor 83.09% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran kepuasan tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat kepuasan terhadap produk merek skaters dan tingkat kepuasan terhadap desain produk merek skaters menyatakan setuju.

4. Merek Kesukaan

Tabel 4.21

Tanggapan responden mengenai menyukai produk skaters karena mereknya

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 8 15.54%

Setuju 33 60%

Kurang Setuju 13 23.63%

Tidak Setuju 1 1.81%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%


(66)

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui tanggapan responden mengenai menyukai produk skaters karena mereknya. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 8 orang atau 15.54%, setuju 33 orang atau 60%, kurang setuju 13 orang atau 23.63%, kurang setuju 1 orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 33 responden (60%) jadi responden setuju dalam hal menyukai produk skaters karena mereknya, hal ini karena merek skaters mempunyai kesan yang baik di kalangan trend anak muda saat ini.

Tabel 4.22

Tanggapan responden mengenai kesediaan mendapatkan merek dengan harga tinggi

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 4 7.27%

Setuju 18 32.73%

Kurang Setuju 29 52.73%

Tidak Setuju 4 7.27%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui tanggapan responden mengenai kesediaan mendapatkan merek dengan harga tinggi. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 4 orang atau 7.27%, setuju 18 orang atau 32.73%, kurang setuju 29 orang atau 52.73%, kurang setuju 4 orang atau 7.27%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan kurang setuju yaitu sebanyak 33 responden (60%) jadi responden kurang setuju


(67)

dalam hal mendapatkan merek dengan harga tinggi, hal ini karena responden merasa enggan untuk mendapatkan merek skaters dengan harga yang tinggi.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran perilaku responden terhadap produk merek skaters.

Tabel 4.23

Tanggapan responden mengenai merek kesukaan

No Indikator Skor

1. Menyukai produk merek skaters karena mereknya.

213

2. Bersedia untuk mendapatkan merek kesukaan dengan harga tinggi.

182

Total 395

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai merek kesukaan responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.24

Skor tanggapan responden mengenai merek kesukaan

Skor Skor dalam %

395 395


(68)

Maka dihasilkan data peringkat merek kesukaan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 4.25

Pengkategorian Skor Jawaban Pengukuran Kepuasan No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.25 tentang tanggapan responden terhadap merek kesukaan menunjukkan skor 71.82% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap merek kesukaan tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat menyukai produk merek skaters karena mereknya dan tingkat kesediaan untuk mendapatkan merek kesukaan dengan harga tinggi menyatakan setuju.


(69)

5. Komitmen

Tabel 4.26

Tanggapan responden mengenai mempromosikan merek skaters kepada orang lain

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 7 12.73%

Setuju 42 76.36%

Kurang Setuju 4 7.27%

Tidak Setuju 2 3.64%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui tanggapan responden mengenai mempromosikan merek skaters kepada orang lain. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 7 orang atau 12.73%, setuju 42 orang atau 76.36%, kurang setuju 4 orang atau 7.27%, kurang setuju 2 orang atau 3.64%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 42 responden (76.36%) jadi responden setuju dalam hal mempromosikan merek skaters kepada orang lain, hal ini karena responden menganggap merek skaters adalah merek yang baik sehingga responden mempromosikan skaters.


(70)

Tabel 4.27

Tanggapan responden mengenai menyarankan merek skaters kepada orang lain

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 8 15.54%

Setuju 43 78.18%

Kurang Setuju 3 5.45%

Tidak Setuju 1 1.81%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui tanggapan responden mengenai menyarankan merek skaters kepada orang lain. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 8 orang atau 15.54%, setuju 43 orang atau 78.18%, kurang setuju 3 orang atau 5.45%, kurang setuju 2 orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 43 responden (78.18%) jadi responden setuju dalam hal menyarankan merek skaters kepada orang lain, hal ini karena responden menganggap merek skaters adalah mempunyai kesan kualitas yang baik dan dapat di percaya sehingga responden menyarankannya kepada orang lain.

Tabel 4.28

Tanggapan responden mengenai membanggakan produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 5 9.1%

Setuju 32 58.18%

Kurang Setuju 17 30.91%

Tidak Setuju 1 1.81%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%


(71)

Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui tanggapan responden mengenai membanggakan produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 5 orang atau 9.1%, setuju 32 orang atau 58.18%, kurang setuju 17 orang atau 30.91%, kurang setuju 1 orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 32 responden (58.18%) jadi responden setuju dalam hal membanggakan merek skaters, hal ini karena responden menganggap bahwa merek skaters adalah bagian dari dirinya dan yang mampu memenuhi keinginan responden.

Tabel 4.29

Tanggapan responden mengenai komitmen

No Indikator Skor

1. Mempromosikan merek kepada orang lain.

219

2. Menyarankan produk merek skaters kepada orang lain.

221

3. Membanggakan produk merek skaters. 206

Total 646

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai komitmen responden dapat dilihat sebagai berikut:


(72)

Tabel 4.30

Skor tanggapan responden mengenai komitmen

Skor Skor dalam %

646 646

5 × 3 × 55× 100% = 78.30%

Maka dihasilkan data peringkat Komitmen yang dapat dilihat pada tabel berikut ini

Table 4.31

Pengkategorian Skor Jawaban Komitmen No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.31 tentang tanggapan responden terhadap komitmen menunujukkan skor 78.30% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap Komitmen tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat mempromosikan merek kepada orang lain, tingkat menyarankan produk merek skaters kepada orang lain, dan tingkat membanggakan produk merek skaters menyatakan setuju.


(73)

Setelah semua indikator dari Loyalitas merek diolah dan diuraikan, maka dapat disimpulkan tanggapan responden mengenai loyalitas merek produk skaters pada CV. Opey Production Bandung sebagai berikut :

Tabel 4.32

Tanggapan responden mengenai Loyalitas Merek

No Keterangan Indikator Skor P%

1. 2. 3. 4. 5. Pengukuran Perilaku Biaya Peralihan Pengukuran Kepuasan Merek Kesukaan Komitmen 450 416 457 395 646 81.82% 75.64% 83.09% 71.82% 78.30% Total 2364

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai Variabel Loyalitas Merek responden dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.33

Skor tanggapan responden mengenai variabel loyalitas merek

Skor Skor dalam %

2364 2364

5 × 10 × 55× 100% = 85.96%

Maka dihasilkan data peringkat variabel Loyalitas Merek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(1)

69 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai Analisis

Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opey Production Bandung, penulis

dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai bahan masukan untu

perusahaan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi CV. Opey Production.

Adapun beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan adalah sebagai berikut:

1. Tangapan responden mengenai Analisis Loyalitas Merek Produk

Skaters Pada CV. Opey Production Bandung

a. Pengukuran perilaku dengan jumlah skor 450 atau 81.82%, jadi

menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran perilaku

berada pada kriteria tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat

pembelian ulang terhadap merek skaters dan tingkat pembelian merek

skaters karena lebih baik dibanding merek lain menyatakan setuju.

b. Biaya pengorbanan atau peralihan dengan jumlah skor 416 atau

75.64%, jadi menunjukkan tanggapan responden terhadap biaya

peralihan berada pada kriteria tinggi karena mayoritas responden untuk

karena mayoritas responden untuk tingkat pengeluaran biaya yang

relatif murah dengan risiko kecil dan mengeluarkan biaya tambahan


(2)

70

c. Pengukuran kepuasan dengan jumlah skor 457 atau 83.09%, jadi

menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran kepuasan

berada pada kriteria tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat

kepuasan terhadap produk merek skaters dan tingkat kepuasan

terhadap desain produk merek skaters menyatakan setuju.

d. Merek kesukaan dengan jumlah skor 395 atau 71.82%, jadi hal ini

menunjukkan tanggapan responden terhadap merek kesukaan berada

pada kriteria tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat

menyukai produk merek skaters karena mereknya dan tingkat

kesediaan untuk mendapatkan merek kesukaan dengan harga tinggi

menyatakan setuju. Namun beberapa responden menyatakan kurang

setuju atas kesediaan untuk merndapatkan merek dengan harga tinggi.

e. Komitmen di dapat dengan jumlah skor 646 atau 78.30%, jadi hal ini

menunjukkan tanggapan responden terhadap Komitmen berada pada

kriteria tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat

mempromosikan merek kepada orang lain, tingkat menyarankan

produk merek skaters kepada orang lain, dan tingkat membanggakan

produk merek skaters menyatakan setuju.

Tanggapan responden terhadap Analisis Loyalitas Produk Merek Skaters

Pada CV. Opey Production Bandung dengan skor 85.96%, karena responden

menyatakan Pengukuran perilaku, biaya peralihan, pengukuran kepuasan, merek


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan uraian pada bab sebelumnya maka penulis

mencoba memberikan saran guna memperbaiki dan memecahkan masalah

loyalitas merek produk merek skaters pada CV. Opey Production Bandung.

Adapun saran dari penulis kepada perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran perilaku responden yang terdiri dari melakukan pembelian

ulang dan membeli merek karena lebih baik dari merek lain sudah

menunjukkan hasil positif karena secara keseluruhan sesuai dengan apa

yang dibutuhkan oleh responden, untuk lebih meningkatkannya

perusahaan perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas merek

produknya agar lebih menonjol dibandingkan pesaing-pesaing lain

sehingga konsumen akan lebih sering melakukan pembelian ulang.

b. Biaya peralihan yang terdiri dari tingkat pengeluaran biaya yang relatif

murah dengan risiko kecil dan mengeluarkan biaya tambahan untuk

membeli produk merek skaters mendapat respon positif dari responden,

namun beberapa responden menyatakan kurang setuju mengeluarkan biaya

tambahan untuk membeli produk merek skaters. Untuk itu, perusahaan

perlu mengurangi risiko-risiko yang besar terhadap produk mereknya agar

tingkat perpindahan untuk beralih merek menjadi sangat kecil.

c. Pengukuran kepuasan yang terdiri dari kepuasan terhadap produk merek

skaters dan kepuasan terhadat desain produk merek skaters mendapat hasil

positif dari responden. Namun, perusahaan perlu meningkatkan kualitas


(4)

72

memberikan suatu inovasi yang lain dari pesaing dengan selalu mengikuti

perkembangan duniaclothingatau fashion.

d. Merek kesukaan yang terdiri dari menyukai produk skaters karena

mereknya dan bersedia untuk mendapatkan merek kesukaan dengan harga

yang tinggi dinilai baik, namun responden menyatakan kurang setuju

untuk hal kesediaan untuk mendapatkan merek kesukaan dengan harga

lebih tinggi. Perusahaan hendaknya membangun kepercayaan dan

hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen dan membangun

sikap bersahabat antara perusahaan dan merek kepada konsumen, sehingga

tidak jadi masalah jika konsumen ingin membeli merek kesukaan dengan

harga tinggi.

e. Komitmen yang terdiri dari mempromosikan merek kepada orang lain,

menyarankan merek skaters kepada orang lain dan membanggakan produk

merek skaters mendapat hasil positif dari responden. Namun beberapa

responden kurang setuju untuk membanggakan merek skaters. Disini

Perusahaan perlu menumbuhkan rasa percaya konsumen terhadap merek

skaters untuk membanggakan merek skaters dengan lebih memperhatikan

apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dan juga

memperhatikan kualitas merek agar sesuai dengan apa yang konsumen


(5)

Ardha, B. (2010). Perencanaan Merek. Diakses pada 15 Juni 2011 dari www.berliani.com.

Durianto, D. (2001) Strategi Menaklukan Pasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, P. ,& Keller, K.L. (2008).Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Marthin, J. (2007). Analisis Tingkat Brand Loyalty Pada Produk Shampoo Merek “Head & Shoulders”.JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, 2(2), 90-102.

Narimawati, Umi. (2008) Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rangkuti, F. (2009).The Power of Brands. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, F (2010). Perbedaan Mendasar Loyalitas Merek dengan Loyalitas Pelanggan. Diakses pada 14 Juni 2011 dari www.Frai Marketing Community/index.php.html.

Riana, G. (2008). Pengaruh Trust In A Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Kota Denpasar. BULETIN STUDI EKONOMI, 13(2), 184-202.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sendi Sipahutar

Tempat/Tanggal Lahir : Purwakarta, 1 Maret 1990 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Siliwangi Gang Tupai I No. 1 RT/RW 17/09 Purwakarta No. Telepon : (0264) 209732

085759941888

Pendidikan

1. 1996-2002 SD Bayangkara II 2. 2002-2005 SLTPN 7 Purwakarta 3. 2005-2008 SMAN 3 Purwakarta

4. 2008 Masuk Universitas Komputer Indonesia Program Studi Manajemen Pemasaran Diploma III