18 Kelas IX SMPMTs
2. Menjalani hidup dengan kejujuran akan menjadi salah satu penolong saya kelak di akhirat.
3. Ketika hidup di dunia saya suka menolong orang lain, maka ketika di akhirat saya juga akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt.
4. Diceritakan bahwa kehidupan di surga sangat menyenangkan dan tidak pernah mengalami kesedihan sedikit pun.
5. Diceritakan bahwa kehidupan di neraka sangat menyedihkan dan penuh dengan penderitaan.
E. Kisah Teladan da
s h n
n Te
ss a
s el
Kis e d
d a
a a a
E. Kisah Teladan Teladan
sa E.
is h Ki
K E
Ki da
ad la
Te n
el T
Aktivitas Siswa 4: a. Membaca kisah teladan di bawah ini.
b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara
langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama. c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari
kisah di bawah ini.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 19
Penasaran dengan Calon Penghuni Surga
Di salah satu sudut Masjid Nabawi terdapat satu ruang yang kini digunakan
sebagai ruang khidmat. Dahulu di tempat itulah Rasulullah saw. senantiasa
berkumpul bermusyawarah bersama para sahabatnya. Di sana beliau memberi
tausiyah.
Suatu ketika, saat Rasulullah saw. memberikan tausiyahnya, tiba-tiba beliau
berucap, “Sebentar lagi akan datang seorang pemuda ahli surga.”
Para sahabat pun saling bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiq, Usman bin Affan, Umar bin Khattab, dan beberapa sahabat lainnya. Tak lama kemudian,
datanglah seorang pemuda yang sederhana. Pakaian pemuda itu sederhana, penampilannya sederhana, wajahnya masih basah dengan air wudhu. Tangan
kirinya menenteng sandalnya yang sederhana pula.
Pada kesempatan yang lain, ketika Rasulullah saw. berkumpul dengan para sahabatnya, Beliau pun berucap, “Sebentar lagi kalian akan melihat seorang
pemuda ahli surga.” Dan pemuda sederhana itu datang lagi, dengan keadaan yang masih tetap sama, sederhana.
Para sahabat yang berkumpul pun terheran-heran, siapa gerangan pemuda sederhana itu? Bahkan hingga ketiga kalinya Rasulullah mengatakan hal yang
serupa. Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli surga. Seorang sahabat, Abdullah bin Amru bin Ash merasa penasaran. Amalan apa
yang dimilikinya sampai-sampai Rasul menyebutnya pemuda ahli surga? Maka Abdullah berusaha mencari tahu. Ia meminta izin kepada ayahnya untuk menginap
beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda pun mengizinkan. Dan mulai saat itu Abdullah mengamati setiap amalan pemuda tersebut.
Malam pertama, ketika Abdullah bangun untuk tahajud, pemuda tersebut masih terlelap
hingga datang waktu shubuh. Ba’da shubuh, ia membaca
al-Qur’±n. Diamatinya bacaan pemuda tersebut yang masih terbata-bata, dan
tidak begitu fasih. Ketika masuk waktu
«huh±, Abdullah bergegas menunaikan salat
«huh±, sementara pemuda itu tidak.
Keesokannya, Abdullah kembali mengamati amalan pemuda tersebut. Malam tanpa
Gambar 1.11 Sumber: Kemdikbud
Gambar 1.12 Sumber: Kemdikbud
Di unduh dari : Bukupaket.com
20 Kelas IX SMPMTs
tahajjud, ketika membaca al-Qur’±n terbata-bata dan tidak begitu fasih, serta di
pagi harinya tidak salat «huh±.
Begitu pun di hari ketiga, amalan pemuda itu masih tetap sama. Bahkan di hari itu Abdullah berpuasa sunnah, sedangkan pemuda itu tidak.
Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah saw. Tidak ada yang istimewa dari amalan pemuda itu, tetapi beliau menyebutnya sebagai pemuda
ahli surga. Hingga Abdullah pun langsung mengungkapkan keheranannya pada pemuda itu.
“Wahai Saudaraku, sesungguhnya Rasulullah
saw. menyebut-nyebut
Engkau sebagai pemuda ahli surga. Tetapi setelah aku amati, tidak ada
amalan istimewa yang Engkau amalkan. Engkau tidak tahajjud, bacaanmu pun
tidak begitu fasih, pagi hari pun kau lalui tanpa salat
«huh±, bahkan puasa sunnah pun tidak. Lalu amal apa yang Engkau
miliki sehingga Rasul menyebutmu sebagai ahli surga?”
“Saudaraku, aku memang belum mampu tahajjud. Bacaanku pun tidak fasih. Aku juga belum mampu salat
«huh±. Dan aku pun belum mampu untuk melakukan puasa sunnah. Tetapi ketahuilah,
sudah beberapa minggu ini aku berusaha untuk menjaga tiga amalan yang baru mampu aku amalkan.”
“Amalan apakah itu?” “Pertama, aku selalu berusaha jujur, tidak berdusta kepada siapa pun, dan aku
juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seseorang atas kebaikan yang telah dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada seseorang.”
Abdullah berkata, “Demi Allah...Engkau benar-benar ahli surga. Amalan yang engkau sebut itulah amalan yang paling sulit aku amalkan.”
Sumber: Kitab Hadis Musnad Ahmad
F. Rangkuman