rxx : Koefisen reliabilitas Tabel 2. Blue-print Skala Kepribadian Sebelum Uji Coba
Komponen Objek Sikap Ekstrovert
Komponen Objek Sikap Introvert
Jumlah
Sifat yang keras hati Sifat hatinya lembut
6 12,5
Menuruti dorongan hati ketika bertindak
Berpikir dulu sebelum bertindak 6
12,5 Cenderung santai
Cenderung serius 6
12,5 Perasaan gembira yang dialami
dapat meningkatkan perfoma Perasaan gembira yang dialami
dapat mengganggu performa 6
12,5 Lebih suka pekerjaan yang
berhubungan dengan orang banyak
Menyukai pekerjaan
bersifat menyendiri
6 12,5
Tahan terhadap rasa sakit Sensitive terhadap rasa sakit
6 12,5
Suka hal-hal yang baru Suka hal-hal yang teratur
6 12,5
Suka mengambil kesempatan Cenderung
penyegan malu-
malu 6
12,5
Jumlah 48
100
E. Uji Validitas, Uji Daya Beda Aitem, Dan Reliabilitas Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh
alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji validitas dan reliabilitas alat ukur diperlukan agar aitem-aitem yang dikonstruk valid dan
reliable. Aitem-aitem dalam skala yang memiliki validitas baik dengan daya beda yang cukup tinggi dan reliable akan digunakan untuk mengukur tingkat tingkat
kecemasan pada lansia.
1. Uji Validitas Alat Ukur
Azwar 2000 mendefinisikan validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkannya untuk diukur, artinya
Universitas Sumatera Utara
derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur
berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi content validity.
Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes
mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Isi tes harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran Azwar, 2010.
Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan
diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem- aitem yang mengacu pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu,
peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem dijadikan alat ukur.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan
fungsi ukur tes Azwar, 2010.
Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi
Universitas Sumatera Utara
skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
it
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
it
≥ 0.250 Azwar, 2012. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.250,
daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
it
kurang dari 0.250 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah.
Teknik statistika yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson Product Moment. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem
dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien
korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2010. Uji daya
beda aitem ini akan digunakan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala tipe kepribadian dan kecemasan menghadapi kematian.
3. Uji Reliabilitas Alat Ukur