TUGAS KHUSUS MERCHANDISING Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar

BAB IV TUGAS KHUSUS MERCHANDISING

4.1 Pengertian Merchandising

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Merchandising juga merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan barang-barang atau jasa tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, serta jumlah yang mampu membuat peritel mencapai tujuannya. Namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam apotek serta keberadaan pelanggan saat itu. Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas dan manfaat produk bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan harus dapat dilaksanakan dengan baik.

4.2 fungsi Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut: 1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. 2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya. 3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamfletselebaran dalam toko. 5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga. Elemen- elemen yang Termasuk di dalam Merchandising antara lain : 1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam apotek, baik dalam rangka mengkomunikasikan di bagian depan apotek maupun mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam apotek. 2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik, serta media in door dan out door. 3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon, sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar. 4. Tata letak dalam apotek, menyangkut pengkondisian suasana apotek yang berdampak langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan. 5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi barang tersebut. Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui merchandising adalah : 1. Citra toko Store Image Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal. Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk, pesan tokoslogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan. 2. Pajangan depan Window Display Pajangan di depan toko yang mengesankan dan jendela samping kiri dan kanan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual apotek tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan. 3. Bagian dalam toko Inside the Store Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising item barang lengkap, keluasan, dan kedalamannya baik jenis maupun ukurannya, namun tidak Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat pembeli. 4. Lampu penerangan Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan. 5. Kekuatan warna Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.

4.3 Mengoptimalkan Store Lay Out

Lay out toko dan lokasi produk yang sangat penting dalam strategi merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service. Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non- selling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan. Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif dan sekaligus memenuhi harapan kenyamanan pelanggan, yaitu : 1. Pajangan akhir end display untuk supermarket di depan mesin kasir a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah. b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir. 2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan a. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli, biasanya merupakan kebutuhan harian seperti susu, sabun cuci, pasta gigi, dan pembersih lain di supermarket. b. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang tersebut. c. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing lorong pajangan sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang menggerakkan pelanggan untuk membeli. Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di toko bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga keamanan dan kebersihannya. Jenis –jenis Lay Out : 1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi lay out beraliran lurus Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding. Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut : a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut : a. Suasana dingin biasa-biasa saja b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat 2. Desain kurva atau aliran bebas Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh apotek serta dapat melihat- lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock barang, dan lebih banyak menggunakan ruangan. Tata cara penataan perbekalan farmasi obat di apotek dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat ethical counter Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di bagian ethical counter antara lain: a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropika dan obat keras daftar K. ⇒ Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. ⇒ Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya. Untuk golongan obat daftar K dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu: ⇒ Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul, pil. ⇒ Lemari perbekalan obat semi solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, cream, pasta, jelly. ⇒ Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirup. ⇒ Lemari pendingin kulkas yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaccin, suppose, ovule, injeksi. b. Bentuk dan tanda lemari rak obat - Bentuk lemari rak obat Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merek yang sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat. - Tanda lemari rak obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa: 1 Tergantung di atas lemari obat 2 Nempel pada lemari obat c. Kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapat menjaga obat menjadi tidak rusak dimakan tikus, banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelembaban udara. 2. Di ruang penjualan obat bebas OTC counter Hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu: a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli impuls buying bagi setiap konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan. Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan, kemudahan keluar–masuk bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan. c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat di setiap lemari atau rak obat. 3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu: a. Pada OTC Counter ⇒ Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan ⇒ Informatif, ada tanda petunjuk tentang golongan fungsi obat b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu: ⇒ Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca transparan, agar konsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan. ⇒ Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen confidential room c. Kenyamanan Comfortriess, ethical dan OTC counter harus dipisah untuk mencegah penumpukan antrian konsumen pada satu tempat.

4.4 Kriteria Barang Dan Posisi Pajangan

Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut: Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008 1. Barang paling laku best seller Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu : a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. b. Jenis barang promosi sale item, posisikan di tempat yang utama. 2 Barang dengan laba tinggi hight profit Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3 Barang yang memancing untuk di beli impuls item Barang jenis ini diletakkan di pajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli. 4 Barang spesial Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli. 5 Barang musiman seasonal items Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko. 6 Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak banyak. Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB V PEMBAHASAN