Siti Khairunizar : Peranan Pendispersi Asam Stearat Terhadap Kompatibilitas Campuran Plastik Polipropilena Bekas Dengan Bahan Pengisi Dekstrin, 2009.
USU Repository © 2009
- Berat g plastik polipropilena bekas - Berat g dekstrin
- Berat g asam stearat c. Variabel terikat :
- Kuat tarik dan kemuluran - Perubahan gugus fungsi
- Sifat termal
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Polimer FMIPA USU Medan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polipropilena
Polipropilena merupakan polimer termoplastik yang dapat dibuat melalui proses polimerisasi adisi monomer propilena. Polimerisasi propilena dengan katalis Ziegler –
Natta akan menghasilkan kristalin isotaktik. Polimer isotaktik terbentuk bila terjadi orientasi monomer dengan konfigurasi yang paling mantap. Gugus – gugus metil di
dalam polipropilena isotaktik seluruhnya berada pada sisi yang sama di dalam rantai polimer. Wirjosentono, 1997
H C
H CH
3
C H
H C
H CH
3
C H
n 2n
H C
H CH
3
C H
Katalis Ziegler-Natta
Siti Khairunizar : Peranan Pendispersi Asam Stearat Terhadap Kompatibilitas Campuran Plastik Polipropilena Bekas Dengan Bahan Pengisi Dekstrin, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.1 Polimerisasi Polipropilena
2.1.1 Struktur Molekul Dan Sifat Polipropilena.
Menurut Natta, ada tiga macam bentuk konfigurasi ruang yang berbeda dari rantai polimer polipropilena. Perbedaan ini berdasarkan letak gugusan – gugusan CH
3
nya. Dua bentuk konfigurasi mempunyai susunan yang teratur, masing – masing dinamakan
isotaktik dan sindiotaktik. Sedangkan yang tidak teratur dinamakan ataktik. Gugus - gugus metil di dalam polipropilena isotaktik seluruhnya berada pada sisi yang sama di
dalam rantai polimer. Pada struktur sindiotaktik, gugus – gugus metil berada pada posisi yang bergantian di sepanjang rantai utamanya. Sedangkan struktur ataktik merupakan
distribusi daripada struktur isotakik dan sindiotaktik. Molekul polipropilena mengandung atom C tersier dengan gugus metil rantai
utama. Atom hidrogen terikat pada atom karbon tersier yang mudah bereaksi dengan oksigen dan ozon, yang menyebabkan ketahanan oksidasinya lebih kecil daripada
polietilena. Dalam hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon yang terklorinasi larut pada suhu
80
o
C atau lebih, tapi pada suhu biasa hanya membengkak, oleh karena itu sukar untuk diolah dengan perekatan dan pencapan seperti halnya polietilena yang memerlukan
perlakuan tertentu pada permukaannya. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik daripada polietilena dengan permukaan yang mengkilap, penyusutannya pada
pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Surdia, 1995 Pada tabel berikut dapat dilihat sifat – sifat polipropilena.
Tabel 2.1 Sifat – sifat Polipropilena Sifat
Nilai Densitas, gcm
3
0,900 – 0,910 Titik leleh,
o
C 165 – 175
Kekuatan tarik, Nmm
2
32 – 42 Kekuatan lentur, Nmm
2
42 – 56
Siti Khairunizar : Peranan Pendispersi Asam Stearat Terhadap Kompatibilitas Campuran Plastik Polipropilena Bekas Dengan Bahan Pengisi Dekstrin, 2009.
USU Repository © 2009
Modulus tarik, Nmm
2
1050- 2100 Modulus lentur, Nmm
2
1400 – 2100 Perpanjangan saat putus,
500 – 900 Kekuatan bentur, ½ in.ft-lbin
1,5 Konduktifitas termal, WMk
0,1 Penyerapan air,
1 8
in dalam 24 jam, 0,01
Karena keteraturan ruang polimer ini, rantai dapat dikemas lebih terjejal sehingga menghasilkan plastik yang kuat dan tahan panas. Secara sederhana, plastik polipropilena
dapat ditandai jika ditarik akan lebih getas dibanding dengan plastik polietilena. Pada suhu ruang beberapa sifat seperti daya regang dan kekakuan sama dengan sifat polietilena
bermassa jenis tinggi, tetapi sifat itu berubah pada suhu yang lebih tinggi. Asam – asam kuat yang bersifat mengoksidasi seperti nitrat berasap dengan lambat menyerang resin,
polipropilena juga tidak terurai di alam, memiliki ketahanan panas dan ketahanan abrasi yang sangat tinggi. Cowd, 1991
2.1.2 Penggunaan Polipropilena
Produk polipropilena lebih tahan terhadap goresan, digunakan untuk alat - alat rumah tangga, bagian dalam mesin pencuci, bagian dalam komponen mobil, kursi,
tangkai pegangan, kotak, sistem pipa dalam tanah, alas sepatu, saluran udara, pipa air panas, tali keranjang, isolator listrik. Karena sifat transparannya dan tembus cahaya
sehingga baik untuk kemasan berupa lembaran tipis makanan dan barang. Cowd, 1991
2.2 Bahan Pengisi Dan Bahan Pendispersi