Bahan-bahan kimia Lateks pekat

Mawaddah : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch 3 cooh Terhadap Tegangan Tarik Green Modulus 300 Benang Karet Count 37 Sw Ends 40 PT. Industri Karet Nusantara, 2008. USU Repository © 2009 Kadar karet kering yang diinginkan untuk hasil lateks pusingan adalah 60, tetapi kadarnya bisa turun 1-2 pada proses produksi. Penambahan ammonia dan penyimpanan sering juga mengakibatkan terjadinya penurunan kadar karet kering. Oleh karena itu, kadar karet kering hasil biasanya dibuat 62 untuk mengatasi penurunan tersebut. Proses pemusingan memisahkan lateks kebun menjadi 2 bagian yang berlainan. Lateks pekat atau cream akan keluar dari bagian atas dan lateks encer atau skim akan keluar dari bagian bawah. Lateks yang pekat lalu diambil dan dikumpulkan di tempat tersendiri. Lateks ini dianggap telah jadi. Penambahan gas ammonia hingga kadarnya menjadi 7-10 g per liter lateks pekat yang dihasilkan perlu dilakukan. Umumnya penambahan sekitar 6 g gas ammonia dianggap telah memenuhi karena sebelum lateks diolah telah diberi gas ammonia sebanyak 2-3 g. Penambahan gas ammonia memungkinkan lateks pekat tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Bila akan dikirim ke negara pembeli atau tempat yang jauh, biasanya lateks pusingan juga dimasukkan ke dalam drum atau tangki yang bagian dalamnya telah diolesi dengan zat yang tahan lateks dan ammonia.

2.3.2 Bahan-bahan kimia

Dalam pengolahan karet alam banyak sekali digunakan bahan-bahan kimia. Sesuai dengan proses yang dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok , yaitu sebagai bahan pembeku, pengelantang, vulkanisasi, pencepat reaksi, penggiat, Mawaddah : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch 3 cooh Terhadap Tegangan Tarik Green Modulus 300 Benang Karet Count 37 Sw Ends 40 PT. Industri Karet Nusantara, 2008. USU Repository © 2009 antioksidan dan antiozonan, pengisi, pelunak, pewarna, peniup, pencegah pravulkanisasi, dan bahan pewangi. a. Bahan pembeku Untuk proses pembekuan lateks ada beberapa macam bahan kimia yang bisa digunakan. Biasanya adalah jenis-jenis asam, seperti asam format atau asam semut dan asam asetat atau asam cuka. b. Bahan pengelantang Bahan ini digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari karet. Biasanya warna lateks agak kekuningan sampai kuning. Bahkan, beberapa klon karet tertentu seperti Ciranji 1 lateksnya berwarna terlalu kuning. c. Bahan vulkanisasi Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis. d. Bahan pencepat reaksi Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga menambah biaya. Bahan pencerpat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan pencepat reaksi. Dari golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS. Dari golongan guanidine contohnya DPG dan DOTG. Dari golongan sulfenamida contohnya CBS, dan Santocure NS. Mawaddah : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch 3 cooh Terhadap Tegangan Tarik Green Modulus 300 Benang Karet Count 37 Sw Ends 40 PT. Industri Karet Nusantara, 2008. USU Repository © 2009 e. Bahan penggiat Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan penggiat yang paling banyak dipakai. f. Bahan antioksidan dan antiozonan Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap pengaruh ion-ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi terhadap suhu tinggi, retak-retak, dan lentur. Golongan antioksidan Golongan kondensat aldehid amina contohnya Santowhite Crystals. Adapun antiozonan yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. g. Bahan pelunak Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yang cukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatic, terpinus, lilin paraffin, faktis, damar, dan bitumen. h. Bahan pengisi Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Pertama, bahan pengisi yang tidak aktif. Kedua, bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi yang Mawaddah : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch 3 cooh Terhadap Tegangan Tarik Green Modulus 300 Benang Karet Count 37 Sw Ends 40 PT. Industri Karet Nusantara, 2008. USU Repository © 2009 menguatkan. Yang pertama hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Contoh bahan pengisi tidak aktif yaitu kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, dll. Bahan pengisi aktif atau penguat contohnya karbon hitam, silica, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. i. Bahan pewarna Jenis karet tertentu membutuhkan warna dalam pengolahannya. Untuk keperluan inilah bahan pewrana digunakan. j. Bahan peniup Fungsi bahan ini membentuk pori halus yang menyebabkan karet menjadi ringan dan empuk. Bahan peniup ini terutama digunakan pada pembuatan karet mikroseluler, contohnya Porofor BSH dan Vucacel BN. k. Bahan pencegah pravulkanisasi Fungsi bahan ini mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak diinginkan pada bagian ekstruder mesin acuan injeksi. Biasanya, bahan ini ditambahkan pada kompon karet tertentu, misalnya kompon karet untuk acuan injeksi. Contohnya adalah Santogard PVI dan Vulcalent A. l. Bahan pewangi Bau karet yang khas serta bau bahan kimia yang tidak enak dapat dihilangkan dengan menambahkan bahan pewangi. Walaupun tidak semua jenis karet menggunakan bahan Mawaddah : Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Ch 3 cooh Terhadap Tegangan Tarik Green Modulus 300 Benang Karet Count 37 Sw Ends 40 PT. Industri Karet Nusantara, 2008. USU Repository © 2009 pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang menggunakannya. Contoh bahan pewangi antara lain Rodo 10.

2.3.3 Penggumpalan lateks