Hak dan Kewajiban Terhadap Orang Kelainan Fisik Dan Mental.

B. Hak dan Kewajiban Terhadap Orang Kelainan Fisik Dan Mental.

1. Pengertian hak Pengertian hak secara etimologis berarti milik, kepunyaan, dan kewenangan. Secara defenitif hak merupakan unsure normatif yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harta dan martabatnya. 27 Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Dalam kaitannya dengan memperoleh hak paling tidak ada dua teori, yaitu Teori Mc Closkey dan Teori Joel Feinberg James W. Nickel 1996 . Dalam Teori Mc Closkey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki, dinikmati, atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam Teori Joel Feinberg, dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kesatuan dari klaim yang abash dalam arti keuntungan yang terdapat dari pelaksanaan hak yang diserai pelaksanaan kewajiban. 28 Namun, di dalam pembahasan ini, yang dimaksudkan dengan hak adalah milik atau kewenangan Orang Kalainan Fisik Dan Mental di dalam kehidupan sehariannya. Sampai ia bisa bangkit dalam perjalanan hidupnya. Adapun mengenai hak seseorang yang harus dipenuhi menurut Abu A’la Al-Maududi adalah ; 1. Perlindungan terhadap hidupnya, hartanya dan kehormatannya. 2. Perlindungan terhadap kebebasan peribadi 3. Kebebasan menyatakan pendapat dan berkeyakinan 27 Dede Rosyada dkk, Civic Educatioon : Demokras, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2000, Cet Pertama, h. 199. 28 Ibid, h.200 4. Terjamin kebutuhan pokok hidupnya, dengan tidak membedakan kelas dan Kepercayaannya. 29 2. Pengertian Kewajiban Kewajiban adalah kata dasar bagi wajib. Dalam kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, wajib adalah hukum suruhan, sudah seharusnya diamalkan dan dilakukan. Manakala kewajiban membawa maksud sesuatu yang diwajibkan, kemestian, keharusan, tugas atau tanggungjawab yang harus dilakukan atas perintah. Penunaian Kewajiban dalam Islam merupakan hal yang sangat penting, karena Agama Islam datang untuk membahagiakan manusia. Hal ini memberi pengertian bahwa penunaian kewajiban adalah sumber kebahagian. Karena menunaikanya berarti memberikan hak orang lain. Apabila semua hak orang lain telah diberikan, maka tidak ada lagi kezaliman. 30 Adapun yang menjadi sumber hak dan kewajiban sebagai suatu beban yang harus dilaksanakan adalah ; 1. Firman Allah SWT ; EnN N ? C • N 8 3 r iN•8u. EkqN\ ;Z m G TN - Zی [ Artinya : Demi sesungguhnya, telah tetap hukuman seksa atas kebanyakan mereka, kerana mereka tidak mahu beriman. HI 2 8 2 7 1 J 29 Djazuli,.Fiqh Siyasah, Jakarta, Prenada Media, 2003 , Cet.2, h. 99. 30 Syahminan Zaini, Membina Kebahagian Dalam Rumah Tangga, Jakarta, CV. Kalam Mulia, 1992, Cet ke-2, h 36 ? N { ? N8 ; FD - ; F D8 N v ‘M_u ˆ T‘MEQ 8 5 2 Artinya : Supaya Allah menegakkan Yang benar itu dan menghapuskan Yang salah kufur dan syirik, sekalipun golongan kafir musyrik Yang berdosa itu tidak menyukainya. QS : Al-Anfal : 8 3. Firman-Nya, dari ayat yang berikut adalah ; r } T ’ _u iP“ }?T c n n ” lr N8 o l0 n n lr N\ } N\. c n n ” lr N8 C. . • a - }?T. Z c rn n dZ m. nn f N\ N 8=_u ˆ  8 T ی Z \ ]Artinya : Bertanyalah Wahai Muhammad: Adakah di antara makhluk-makhluk: Yang kamu sekutukan Dengan Tuhan itu, sesiapa Yang Dengan memberi petunjuk kepada kebenaran? Katakanlah: Allah jualah Yang memberi hidayah petunjuk kepada kebenaran; kalau sudah demikian maka Adakah Yang dapat memberi hidayah petunjuk kepada kebenaran itu, lebih berhak diturut, ataupun Yang tidak dapat memberi sebarang petunjuk melainkan sesudah ia diberi hidayah petunjuk? maka apakah alasan sikap kamu itu ? Bagaimana kamu sanggup mengambil keputusan dengan perkara Yang salah, Yang tidak dapat diterima oleh akal?QS:Yunus: 35 Ayat diatas menjelaskan bahwa kedatangan wahyu Allah yang dibawakan oleh Rasulullah SAW bukan menjelaskan tauhid dan rububiyah saja, akan tetapi juga dalam hal mengenai hak, pemerintahan dan peraturan hidup yang semuanya itu tidak terlepas dari tanggungjawab terhadap apa yang kita bebankan baik itu sebagai pemimpin, masyarakat atau diri kita sendiri. Islam sebagai agama amal adalah sangat wajar apabila meletakkan focus of interest-nya pada kewajiban. Hak itu sendiri datang apabila kewajiban telah dilaksanakan secara baik. Bahwa kebahagian hidup di akhirat akan diperolehi apabila kewajiban-kewajiban sebagai menifestasi dari ketaqwaan telah dilaksanakan dengan baik waktu hidup di dunia. Demikian halnya dengan kewajiban-kewajiban penguasa atau pemerintah. Ternyata tidak ada kesepakatan di antara ulama, terutama dalam perinciannya sebagai contoh akan dikemukakan, kewajiban penguasa atau pemerintah menurut Al- Mawardi. 1. Memelihara agama, dasar-dasarnya yang telah ditetapkan dan apa-apa yang telah disepakati oleh ulama salaf. 2. Mentafidzkan hukum-hukum di antara orang-orang yang bersengketa, dan menyelesaikan perselisihan, sehingga keadilan terlaksana secara umum. 3. Memelihara dan menjaga keamanan agar manusia dapat dengan tenteram dan tenang berusaha mencari kehidupan, serta dapat bepergian dengan aman, tanpa ada gangguan terhadap jiwanya atau hartanya. 4. Menegakkan hukum-hukum Allah SWT, agar orang tidak berani melanggar hukum dan memelihara hak-hak hamba dari kebinasaan dan kerosakan. 5. Menjaga tanpa batas dengan kekuatan yang cukup, agar musuh tidak berani menyerang dan menumpahkan darah muslim atau non muslim yang mengadakan perjanjian damai dengan muslim mu’ahid . 6. Memerangi orang yang menentang Islam setelah dilakukan dakwah dengan baik-baik tapi mereka tidak mau masuk Islam dan tidak pula jadi kafir dzimi. 7. Memungut fay dan shadaqah-shadaqah sesuai dengan ketentuan syara atas dasar nash atau ijtihad tanpa ragu-ragu. 8. Menetapkan kadar-kadar tertentu pemberian untuk orang-orang yang berhak menerimanya dari Baitul Mal dengan wajar dan membayarnya pada waktunya. 9. Menggunakan orang-orang yang dapat dipercayai dan jujur di dalam menyelesaikan tugas-tugas serta menyerahkan pengurusan kekayaan Negara kepada mereka. Agar pekerjaan dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli, dan harta Negara di urus oleh orang yang jujur. 10. Melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang langsung di dalam membina umat dan menjaga agama. Disamping itu diperhatikan juga syarat-syarat seorang penguasa atau pemerintah. Menurut Al-Mawardi, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang penguasa atau pemerintah itu, yaitu ; 1. Harus punya kualifikasi berlaku adil dengan segala pensyaratannya. 2. Berilmu pengetahuan, agar ia mampu berijtihad 3. Sehat tubuh badan, pendegaran dan penglihatan serta lisan 4. Berwawasan luas untuk mengatur rakyat dan mendelola kemaslahatan 5. Keberanian untuk melindungi rakyat dan menghadapi musuh. 6. Dari keturunan Quraisy. Kualitifikasi terakhir ini didasarkan pada nash dan ijma’ yang terjadi pada pertemuan Tsaqifah Bani Sa’idah yang berakhir dengan terpilihnya Abu Bakar secara ijmak. 31 Adapun mengenai hak-hak rakyat, Abu A’la Al-Maududi menyebutkan bahwa hak-hak rakyat itu adalah ; 1. Perlindungan terhadap hidupnya, hartanya dan kehormatannya. 2. Perlindungan terhadap kebebasan pribadi. 3. Kebebasan menyatakan pendapat dan berkeyakinan. 31 J. Suyuthi Pulungan, Fiqih Siyasah Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1997, Cet.3, h.255 4.Terjamin kebutuhan pokok hidupnya, dengan tidak membedakan kelas dan kepercayaan. Justeru itu, disamping kewajiban penguasa atau pemerintah hak dan kewajiban terhadap “ Orang Kelainan Fisik Dan Mental ” adalah bermula dari didikan ibu bapanya. Mereka seharusnya ditumbuh dengan mengembangkan dan di rawat dengan baik sehingga mereka berhasil. Lalu pada akhirnya, mereka pun diharapkan mampu merawat anak cacat lainnya dan berfungsi sebagai pemberi setelah sebelumnya ia sebagai penerima. Anak cacat atau kelainan fisik ini membutuhkan pengasuhan jasmani yang termasuk diantaranya sandang, pangan, pakaian, dan kesehatan. Disamping itu juga mereka membutuhkan pengasuhan lain yang bersifat rohani. Termasuk di dalamnya pendidikan, pemeliharaan, dan perhatian serta pembersihan hati dan lain-lain. 32 Allah SWT memberi penganti buat mereka dengan nikmat surga yang telah dijanjikan-Nya. Namun kewajiban masyarakat tetap tidak terlepas untuk menyumbangkan pertolongan berupa pendidikan dan pengarahan buat mereka. 33 Kewajiban setiap insan dalam masyarakat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan dengan batas kemampuan masing-masing. Dan bagi kedua orang tua serta segenap anggota keluarga ada pula kewajiban agama, kewajiban keluarga dan kewajiban kemanusiaan terhadap anak cacat atau golongan kelainan fisik dan mental ini. 34

C. Pendapat Ulama’ Tentang Orang Kelainan Fisik Dan Mental