Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

(1)

S K R I P S I

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN REAL

ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

CHRISTINA ULINA

0 7 0 5 0 3 2 0 7

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk progaram S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2011 Yang membuat pernyataan

Christina Ulina NIM : 070503207


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar di BEI”, disusun dalam dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama penyususnan skripsi ini saya telah memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si, Ak. selaku Ketua Progarm studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam proses bimbingan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Sucipto MM, Ak. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti.

6. Kedua orang tua saya yang terkasih, Drs. Musa Mahdi Sinuraya dan Dra. Meriahna Carlia Depari yang telah senantiasa melimpahkan doa, cinta dan kasih sayangnya serta kedua saudara saya Patricia Hatita Sinuraya dan Jeremia Jepta Sinuraya yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.

Medan, Maret 2011 Peneliti,

Christina Ulina NIM : 070503207


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial. Variabel yang diuji adalah kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 dan 2009.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Dari 43 anggota populasi, diperoleh 20 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 2 tahun pengamatan dengan 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasi perusahaan yang dipublikasikan melalui website dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial, hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial, sedangkan kepemilikan saham,

leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Kata kunci: Kepemilikan Saham, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pengungkapan sosial.


(6)

ABSTRACT

The purposes of this research is to know the factors influence of social disclosure. The variables that tested are the common stock, leverage, firm size, and profitability. The research is on real estate and property company that listed on Indonesian Common Stock Exchange between 2008 and 2009.

Sampling method that used is purposive sampling. From 43 members of population, there are 20 sample companies as research objects for 2 years observation with 40 unit analysis. Data that used in this research is annual report and consolidated financial statment from each company that published on website

The result of this research shows that common stock, leverage, firm size, and profitability have not influence simultaneously toward the comprehensiveness of social diclosure. Partially, there is only profitability has significant positive influence toward of sosial disclosure, but this test showed that common stock, leverage and profitability have not influence toward of social disclosure .


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Perumusan Masalah ... ...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan...9

2. Tujuan Pengungkapan Sosial...11

3. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan...12

4. Pelaporan Informasi Sosial...13

5. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial...15


(8)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu...18

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual...21

2. Hipotesis Penelitia...23

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...24

B. Populasi dan Sampel Peneli...24

C. Jenis dan Sumber Data...26

D. Metode Pengumpulan Data...27

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...27

F. Metode Analisis Data...31

G. Jadwal Penelitian...36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian...37

B. Statistik Deskriptif...37

C. Analisis Hasil Penelitian...39

1. Uji Normalitas...40

2. Uji Multikolinearitas...42

3. Uji Autokorelasi.../...43

4. Uji Heterokedastisitas...44

D. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Koefisien Determinasi (R2)...47


(9)

3. Uji Parsial (t-test) ...50

4. Uji Simultan (f-test) ...52

E. Pembahasan Hasil Penelitian...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...56

B. Keterbatasan Penelitian...57

C. Saran...57

DAFTAR PUSTAKA...59


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9

Kategori dalam corporate sustainability reporting...10

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu...20

Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel...25

Defenisi Operasional dan Pengukuran variabel...30

Jadwal Penelitian...36

Statistik Deskriptif...38

Uji Kolmogorov Smirnov...42

Uji Multikolinearitas...43

Uji Autokorelasi...44

Uji Glejser...46

Koefisien Determinasi (R)...47

Analisis Regresi Berganda...48

Uji T...51


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3

Kerangka Konseptual ... Histogram ... Grafik P-Plot ... Scatterplot ...

21 40 41 45


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul

Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Real Estate dan Property ...61

Lampiran 2 Kriteria Pengungkapan Sosial ... 63

Lampiran 3 Perhitungan Indeks Pengungkapan Sosial 2008-2009 ... 64


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial. Variabel yang diuji adalah kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 dan 2009.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Dari 43 anggota populasi, diperoleh 20 perusahaan sampel sebagai objek penelitian selama 2 tahun pengamatan dengan 40 unit analisis. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasi perusahaan yang dipublikasikan melalui website dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Secara parsial, hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial, sedangkan kepemilikan saham,

leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Kata kunci: Kepemilikan Saham, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pengungkapan sosial.


(14)

ABSTRACT

The purposes of this research is to know the factors influence of social disclosure. The variables that tested are the common stock, leverage, firm size, and profitability. The research is on real estate and property company that listed on Indonesian Common Stock Exchange between 2008 and 2009.

Sampling method that used is purposive sampling. From 43 members of population, there are 20 sample companies as research objects for 2 years observation with 40 unit analysis. Data that used in this research is annual report and consolidated financial statment from each company that published on website

The result of this research shows that common stock, leverage, firm size, and profitability have not influence simultaneously toward the comprehensiveness of social diclosure. Partially, there is only profitability has significant positive influence toward of sosial disclosure, but this test showed that common stock, leverage and profitability have not influence toward of social disclosure .


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional karena pasar modal memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian sebuah negara terhadap pihak luar maupun pihak di dalam negeri. Pengembangan perekonomian nasional suatu negara tidak terlepas dari pengembangan pasar modal di dunia internasional. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan seperti keharusan melakukan pengungkapan bagi perusahaan publik, perlindungan terhadap investor, nilai pemegang saham dalam bentuk tata kelola perusahaan

(coorporate governance), untuk meningkatkan kualitas dari pasar modal sebuah

negara serta menarik para investor. Dengan keberpihakan perusahaan terhadap pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Aktivitas perusahaan memberi dampak negatif dan positif bagi lingkungan internal perusahaan seperti karyawan dan lingkungan eksternal perusahaan seperti investor, kreditur dan masyarakat yang diungkapkan dalam laporan tahunan.

Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), pusat perhatian yang dilayani perusahaan adalah stockholders dan bondholders sedangkan pihak yang lain sering diabaikan. Dewasa ini perusahaan mempunyai tanggung jawab


(16)

sosial terhadap pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadangkala melalaikannya dengan alasan bahwa mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik.

Pentingnya pengungkapan sosial perusahaan (corporate social disclosure) berkaitan dengan adanya kontrak (perjanjian) sosial (social contract). Perusahaan senatiasa dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada tiga garis dasar, yaitu aspek ekonomi, memperhatikan aspek sosial, khususnya kesejahteraan masyarakat lokal dan pemeliharaan serta pelestarian lingkungan sebagai umpan balik dari eksploitasi terhadap sumber daya alam (Siagian, 2010:50). Kasus pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont, Kasus Free Port (1967) di kabupaten Fakfak propinsi Papua, PT Kaltim Prima Coal (pertambangan terbesar batu bara) dan Unocal (minyak) yang beroperasi sejak tahun 1970-an di daerah Marangkayu Kutai Timur, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bojong (2002), Lapindo di Sidoarjo serta demonstrasi para karyawan akibat ketidakadilan perusahaan di berbagai kota merupakan fenomena riil yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat (Wibisono,2007). Hal tersebut membuktikan bahwa mengabaikan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate

Social Responsibility) akan berakibat pada munculnya berbagai masalah yang

dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Kondisi tersebut mendorong perusahaan perlu melakukan pengungkapan sosial dalam laporan


(17)

Di Indonesia pada dasarnya pelaporan nonkeuangan ini secara umum telah terakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, pada paragraf 09 (IAI, 2009) dinyatakan bahwa :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan

hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial.

Menurut Pearce dan Robinson (2008:70) “tanggung jawab sosial perusahaan adalah gagasan bahwa suatu perusahaan memiliki tugas untuk melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya”. Pada umumnya, pihak luar sering kali menuntut agar klaim pihak dalam diletakkan di bawah kepentingan masyarakat. Sedangkan pihak dalam cenderung berpendapat bahwa klaim pihak luar yang saling bersaing harus saling diseimbangkan dengan cara sedemikian rupa sehingga melindungi misi perusahaan.

Meskipun pengungkapan sosial atau CSR tidak diwajibkan untuk perusahaan, akan tetapi tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan


(18)

informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel, serta tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate governance) mengharuskan perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang bersifat sukarela, seperti pengungkapan mengenai aktivitas sosial dan lingkungan. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman, tenteram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi (Anggraini, 2006).

Di Indonesia, regulasi mengenai kegiatan sosial dan lingkungan perusahaan beserta laporannya diatur oleh Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. UndangUndang tersebut mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (pasal 74 ayat 1) serta menyampaikan laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaporan tahunan perseroan (pasal 66 ayat 2). Fenomena yang terjadi pada kenyataannya masih ada perusahaan yang tidak melakukan pelaporan tanggung jawab sosialnya di setiap periodenya. Hal ini disebabkan karena di dalam regulasi tersebut tidak terdapat sanksi tegas. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa regulasi bukanlah faktor penentu dalam mempengaruhi perusahaan publik untuk menyampaikan pengungkapan informasi sosialnya dalam laporan tahunan, untuk itu perlu dikaji lebih jauh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan tanggungjawab sosial.


(19)

sosial, sebaliknya tidak ditemukan hubungan antara laba dengan pengungkapan informasi sosial. Siagian (2010:14) menemukan bahwa ada tiga asas pokok yang harus diperhatikan pelaku usaha dalam tanggungjawab sosial perusahaannya, yaitu :

1. Perusahaan harus memberikan perhatian penuh pada pengembangan fungsi-fungsi ekonomi masyarakat.

2. Pengembangan perlu menyadari eksistensi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat setempat dengan segala perubahan yang terjadi pada nilai-nilai tersebut.

3. Perusahaan perlu menyadari tentang pentingnya keprihatinan kepada keadaan lingkungan dan gaji pekerja yang wajar, pemecahan masalah kemiskinan, dan pembangunan pedesaan.

Sehingga perusahaan harus menyajikan laba yang lebih tinggi pada saat sekarang dibandingkan laba di masa depan. Supaya perusahaan dapat menyajikan laba yang lebih tinggi, maka perusahaan harus mengurangi biaya-biaya yang kurang efektif.

Penelitian Sembiring (2005) menemukan bahwa size, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan, namun tidak menemukan pengaruh signifikan antara profitabilitas dan leverage dengan pengungkapan sosial. Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan manajemen dan tipe industri terhadap pengungkapan informasi sosial, namun tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial. Marpaung (2010) menemukan bahwa pengungkapan sosial hanya dipengaruhi oleh financial leverage, namun tidak menemukan pengaruh ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap pengungkapan sosial.


(20)

Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penambahan variabel independen kepemilikan saham oleh masyarakat umum (publik) dengan alasan minat masyarakat yang semakin meningkat untuk berpartisipasi dalam pembelian saham milik perusahaan terbuka (Tbk) di BEI.

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2008 dan 2009. Alasan dalam pemilihan jenis perusahaan karena populasi ini belum pernah digunakan oleh penelti sebelumnya. Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana perusahaan real estate dan property menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kepentingan sosial dengan memberikan informasi sosial serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial di dalam laporan tahunannya. Selain itu dikarenakan krisis keuangan di Amerika Serikat tahun 2008 yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk sektor real estate dan property di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti lebih lanjut dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

III. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan saham berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan real estate dan property di BEI?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan real estate dan property di BEI?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan real estate dan property di BEI?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan real estate dan property di BEI?

5. Apakah kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial yang diungkapkan pada perusahaan real estate dan property di BEI?

IV. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan saham terhadap pengungkapan sosial.

2. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh


(22)

3. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sosial.

4. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sosial.

5. Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan saham, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan sosial.

B. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini:

1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya serta dapat memberikan kontribusi pada pembuktian implementasi teori.

2. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi perusahaan publik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara

sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stokeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Menurut Pearce dan Robinson (2008:72) tanggung jawab sosial terdiri atas:

a.Tanggung jawab ekonomi (economic responsibilities) yang dimana tugas manajer sebagai agen dari pemilik perusahaan, untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

b.Tanggung jawab hukum (legal responsibilities) mencerminkan kewajiban perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang mengatur aktivitas bisnis.

c. Tanggung jawab etika (ethical responsibilities) mencerminkan gagasan perusahaan mengenai perilaku bisnis yang benar dan layak.

d. Tanggung jawab diskersi (discretionary responsibilities) merupakan tanggung jawab yang secara sukarela diambil oleh suatu bisnis yang mencakup hubungan masyarakat, kewargaan yang baik, dan tanggung jawab sosial perusahaan secara penuh.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan

(sustainable development). Sustainability reporting harus menjadi dokumen


(24)

Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan

sektor industrinya.

Darwin (2004) mengatakan bahwa “Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial”. Pembagian Corporate Sustainability Reporting menurut Darwin dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Kategori dalam Corporate Sustainability Reporting menurut Darwin

Kategori Aspek

Kinerja Ekonomi Pengaruh ekonomi secara langsung

Pelanggan, pemasok, karyawan, penyedia modal dan sektor publik

Kinerja Lingkungan Hal-hal yang terkait dengan lingkungan

Bahan baku, energi, air, keanekaragaman hayati (biodiversity), emisi, sungai, dan sampah, pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan angkutan

Kinerja Sosial

Praktik Kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja, pendidikan dan

training, kesempatan kerja

Hak manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi, kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll.

Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan penetapan harga Tanggung jawab

terhadap produk

Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang peduli


(25)

Model atau pola Corporate Social Responsibility (CSR) yang umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia (Irawan, 2004) melalui empat model berikut:

a. Keterlibatan langsung, perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair

manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan, perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.

c. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga/organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Pihak konsorsium yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya akan secara proaktif mencari kerjasama dari berbagai kalangan dan kemudian mengembangkan program yang telah disepakati.

Dengan demikian, seharusnya perusahaan tidak hanya menyadari kalau kegiatan operasionalnya mempunyai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya, tetapi sejak awal sudah memasukkan tujuan pertanggungjawaban sosial di dalam tujuan perusahaannya.

2. Tujuan Pengungkapan Sosial

Secara umum tujuan pengungkapan sosial atau CSR adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan


(26)

untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Tenaya (2005:13) menyatakan tujuan pengungkapan sosial dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Tujuan untuk melindungi terhadap perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan kurang terbuka (unfair). Tujuan ini biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang mendapat otoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal seperti SEC atau Bapepam.

b.Tujuan informatif merupakan tujuan yang yang diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan penggunaan laporan keuangan.

c.Tujuan kebutuhan khusus merupakan gabungan dari tujuan perlindungan dan tujuan informasi. Artinya apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang berguna bagi pemakai yang dituju.

3. Pengungkapan Informasi dalam Laporan Tahunan

Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan tahunan sebagai sarana pertanggungjawaban terutama kepada pemegang saham. Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan yang diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan dalam setahun sekali yang berisi informasi keuangan dan non keuangan perusahaan yang berguna bagi pihak stokeholders untuk menganalisis kondisi perusahaan pada periode tersebut. Pengungkapan informasi (Information

disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan

untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien. Dalam interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi baik yang terdapat dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan (supplementary communication) yang terdiri dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan di masa datang, prakiraan keuangan


(27)

Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi yang bersifat non keuangan. Informasi yang dimuat dalam laporan tahunan ini lebih dikenal dengan istilah pengungkapan laporan tahunan atau

annual report disclosure. Pengungkapan dapat berkaitan dengan laporan

keuangan utama, dan dengan yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan, contohnya analisis manajemen dan ramalan atas operasi perusahaan di tahun mendatang (Sudarmadji, 2007:54).

Tujuan pengungkapan menurut Securities Exchange Commision (SEC) dikategorikan menjadi dua yaitu propective disclosure yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan terhadap investor dan informative disclosure, yang bertujuan memberikan informasi yang layak kepada pengguna laporan (Wolk, Francis, Dan Tearay dalam Utomo, 2000).

4. Pelaporan Informasi Sosial

Dalam penelitian akuntansi dibutuhkan penelitian terhadap hubungan bisnis dan masyarakat dalam rangka untuk mendefinisikan kembali peran dan tugas perusahaan dari ekonomi murni menuju ke institusi ekonomi sosial [Dierkes & Antal (1986), dalam Mangos & Lewis (1995)]. Mangos & Lewis (1995) mengatakan perlunya paradigma sosial-ekonomi untuk menganalisis pemilihan praktik akuntansi oleh manajemen. Dengan analisis ini maka akan dapat membantu manajemen memahami respon mereka terhadap masalah-masalah


(28)

sosial-ekonomi dan hubungannya dengan nilai perusahaan, termasuk bagaimana manajemen akan mengambil keputusan terkait pengungkapan informasi sosial.

Pelaporan informasi dalam pengungkapan sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social

accounting atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996)

merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.

Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Adapun pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut.

Pengungkapan sosial perusahaan bersifat sukarela (voluntary disclosure) diungkapkan oleh perusahaan secara sukarela tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung


(29)

timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial a. Kepemilikan Saham

kepemilikan saham adalah kekuasaan seseorang atau suatu kelompok yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sejumlah saham yang dimiliki secara eksklusif terhadap suatu perusahaan dan menggunakannya untuk tujuan pribadi. Kepemilkan saham ini dilihat dari presentase jumlah saham yang dimiliki masyarakat (publik) di dalam perusahaan tersebut. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Presentase jumlah saham ini dapat dilihat dalam Annual Report.

b. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008:113). Di sisi lain

leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham.

Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah.


(30)

Kontrak utang biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan harus menjaga tingkat leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), interest coverage, modal kerja dan ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat

leverage (rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan

melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Anggraini,2006). Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya lain termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial.

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran atas suatu perusahaan baik dari segi aset maupun unsur lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Teori agensi dalam Marpaung (2010) menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keageenan tersebut, perusahaan akan cenderung menngungkapkan informasi yang lebih luas.

Dari sisi tenaga kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga kerja akan semakin besar. Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan


(31)

d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008:114). Di sisi lain dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilakan laba atau profit dalam upaya meningkatakan nilai pemegang saham. Terdapat beberapa ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan dalam Marpaung (2010), yaitu : return of equity, return on assets, earning per

share, net profit dan operating ratio.

Variabel profitabilitas dalam penelitain ini mengggunakan Return on

Asset (ROA). ROA adalah perbandingan laba bersih setelah pajak dengan aktiva

untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total. Return on asset merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Menurut Donovan dan Gibson (2000) dalam Marpaung (2010):

Berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.


(32)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Sembiring (2005) yang melakukan penelitian pengaruh size perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage pada perusahaan publik yang tercatat di BEI terhadap karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggungjawab sosial. Hasil penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan, profile dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial perusahaan, namun tidak menemukan hubungan antara profitabilitas dan leverage dengan pengungkapan sosial. Dan secara simultan keseluruhan variabel independen mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial.

Anggraini (2006) yang meneliti pengaruh presentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, tipe industri, biaya poltis dan profitabilitas terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara persentase kepemilikan manajemen dan tipe industri terhadap pengungkapan informasi sosial, namun tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan informasi sosial.

Marpaung (2010) yang melakukan penelitian pengaruh struktur kepemilkan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan financial

leverage terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di BEI. Hasil penelitiaanya menemukan bahwa pengungkapan informasi sosial dipengaruhi financial leverage, sedangkan struktur kepemlikan, profitabilitas


(33)

ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sosial. Rincian penellitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2.


(34)

Tabel 2.2

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Metode

Analisis Hasil Penelitian Sembiring (2005) Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek

Jakarta

Variabel independen penelitian terdiri dari size perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage.

Analisis Regresi Berganda

Hasil penelitian secara simultan, tingkat pengaruh variabel independen yaitu size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Secara parsial, tiga variabel, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Anggraini (2006)

Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)

Variabel independen penelitian terdiri dari persentase kepemilikan manajemen, ukuran perusahaan, tingkat leverage, tipe industri, biaya politis dan profitabilitas

Analisis Regresi Berganda

Variabel persentase kepemilikan manajemen dan tipe industri yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi sedangkan ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial

Marpaung (2010) Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure)

Variabel Independen :

Struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan,

umur perusahaan, financial

Analisis Regresi Berganda

struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan, sedangkan financial leverage berpengaruh positif terhadap


(35)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka, maka kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Diolah oleh peneliti, 2011.

Variabel independen penelitian adalah kepemilikan saham, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas dan variabel dependen adalah pengungkapan sosial. Berbagai penelitian seperti Hackston dan Milne (1996), dan Sembiring (2005)

Kepemilikan Saham X1

Leverage X2

Ukuran Perusahaan X3

Pengungkapan Sosial

(Y)

Profitabilitas X4

H1

H2

H3

H4

H5

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial (X)


(36)

menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial. Hal ini dikaitkan dengan pendapat bahwa perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Sebaliknya Roberts (1992) , Anggraini (2006) dan Marpaung (2010) tidak menemukan hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial.

Semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, salah satunya dengan mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk pengungkapan informasi sosial. Penelitian Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) juga menunjukkan adanya pengaruh negatif antara leverage dengan pengungkapan sosial.

Profitabilitas dikaitkan dengan teori agensi dengan premis bahwa perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Sebaliknya, seperti dinyatakan oleh Donovan dan Gibson (2000) dalam Marpaung (2010) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Pendapat ini sejalan dengan penelitian Hackston dan Milne (1996), Anggraini (2006) dan Marpaung (2010) yang tidak


(37)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono:2006). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Kepemilikan saham berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

H2: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan sosial .

H5: Kepemilikan saham, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2006:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 yang terdiri atas 43 perusahaan.

Menurut Erlina (2008:75) “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik “pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu” (Erlina, 2008:83). Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI dan tidak di-delisting selama tahun 2008-2009.


(39)

2. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2008-2009.

3. Perusahaan tersebut menyajikan laporan tahuan (annual report) yang lengkap selama tahun 2008-2009.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 20 sampel perusahaan real estate dan property dengan 40 unit analisis (20 x 2 tahun) yang dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ √ √ 1

2 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk X √ √

3 BCIP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ √ X

4 BKDP Bukit Darmo Property Tbk √ √ √ 2

5 BKSL Sentul City (formerly Bukit Sentul) Tbk √ √ X

6 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ X

7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk X √ √

8 COWL Cowell Development Tbk √ √ √ 3

9 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ √

10 CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ 4

11 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ 5

12 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ √

13 DILD

Intiland Development (Dharmala

Intiland) Tbk √ √ √ 6

14 DGIK Duta Graha Indah Tbk √ √ √ 7

15 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √

16 ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ √ 8

17 FMII Fortune mate indonesia √ √ X

18 GMTD

Gowa Makassar Tourism Development

Tbk √ √ √ 9


(40)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

20 JIHD Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk X √ X

21 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ X

22 JSPT Jakarta Setiabudi Internal Tbk √ √ √ 11

23 KARK

Dayaindo Resources International

(Karka Yasa Profilia) Tbk √ √ X

24 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ 12

25 KPIG

Global Land Development

(Kridaperdana Indahgraha) Tbk √ √ X

26 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ X

27 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ X

28 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 13

29 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 14

30 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk √ √ √ 15

31 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk √ √ X

32 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ X

33 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk √ √ √ 16

34 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk √ √ √ 17

35 PTRA

New Century Development (Putra

Surya Perkasa) Tbk √ √ X

36 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ X

37 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ X

38 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ X

39 RODA Royal Oak Development Asia Tbk √ √ √ 18

40 SCBD Danayasa Arthatama Tbk √ √ X

41 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ √ 19

42 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ X

43 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 20

Sumber:

ID/Default.aspx didownload pada tanggal 3 September 2010

C. Jenis dan Sumber Data


(41)

gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten (BEI & ICMD). Data dapat diperoleh dengan cara mengunduh situs www.idx.co.id

D. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data eksternal. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari situs dengan periode pengamatan dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) .

1. Variabel dependen

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006:3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan sosial dalam laporan tahunan


(42)

perusahaan. Penghitungan pengungkapan sosial akan dilakukan sesuai dengan kategori informasi sosial menurut Darwin (2004).

Pendekatan untuk menghitung pengungkapan sosial dalam laporan tahunan ini pada dasarnya diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 (satu) jika diungkapkan, dan nilai 0 (nol) jika tidak diungkapkan Haniffa et al, (2005). Kemudian skor yang didapat dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan indeks pengungkapan tanggungjawab sosial dari setiap sampel. Rumus perhitungan indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial (Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan Haniffa et al, (2005) diukur melalui rumus sebagai berikut :

Keterangan:

CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

nj : Jumlah item perusahaan j, nj ≤ 78

Xij : dummy variable: 1 = jika item diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan, dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1


(43)

2. Variabel Independen

Variabel independen menurut Sugiyono (2006:3) adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang akan diuji pengaruhnya terhadap kebijakan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi sosial yaitu: a.Kepemilikan saham, b.Leverage, c.ukuran perusahaan, d. Profitabiltas.

a. Kepemilikan Saham (X1)

Kepemilkan saham yang dilihat dari presentase jumlah saham yang dimiliki masyarakat umum di dalam laporan tahunan perusahaan tersebut. Presentase jumlah saham ini dapat dilihat dalam Annual Report.

b. Leverage (X2)

Leverage menunjukkan struktur pendanaan perusahaan. Diukur dengan rasio utang atas aktiva. Rumus untuk menghitung leverage sebagai berikut:

Leverage =

Aktiva Total

Kewajiban Total

c. Ukuran Perusahaan (X3)

Ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran atas suatu perusahaan baik dari segi aktiva maupun unsur lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Diukur dengan total aktiva yang pengolahannya menggunakan Ln total aktiva seperti


(44)

yang dilakukan dalam penelitian Hackston & Milne (1992). Total aktiva tersebut dalam milyaran bahkan triliyunan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural dengan cara:

Size = Log Natural (Total Aktiva)

d. Profitabilitas (X4)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya. Profitabilitas diukur melalui Return on Asset (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

ROA =

Ringkasan defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.2

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No. Variabel Simbol Defenisi Pengukuran Skala

1. Pengungkapan Sosial Y Informasi sosial yang diungkapkan perusahaan di dalam laporan tahunannya.

Diberi nilai:

1=jika diungkapkan. 0=jika tidak diungkapkan

Nominal

2. Kepemilikan Saham X1 Banyaknya jumlah saham yang dimiliki publik

Persentase jumlah saham Rasio 3. Leverage X2 Kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya.

Total kewajiban Total Aktiva

Rasio 4. Ukuran Perusahaan X3 Besarnya perusahaan Total Aktiva dalam

logaritma natural

Rasio 5. Profitabilitas X4 Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam upaya

Laba Bersih Setelah Pajak/ Total Aktiva


(45)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS (Statistik Product and

Service Solution) peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum

melakukan pengujian hipotesis penelitian.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Asumsi klasik merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi yang meliputi : Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas > 0,05 , maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.


(46)

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance

inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang

dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas. c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi;

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi; 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(47)

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedasitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas.

Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari uji statistik. Penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya heterokedastisitas. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signfikan secara statistik terhadap variabel dependen (signifikansi < 0,05), maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik terhadap variabel dependen (siginifikansi > 0,05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(48)

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dengan bentuk persamaan sebagai berikut:

Y= α + b

1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e Keterangan:

Y

= Pengungkapan sosial

α = Konstanta

X1 = Kepemilikan Saham X2

= Leverage

X3

= Ukuran Perusahaan

X4

= Profitabilitas

b1,…, b4 = Koefisien regresi e = error

a. Uji signifikansi simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:


(49)

Jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima berarti variabel

independen berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

b. Uji signifikansi parsial (Uji t)

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ha= Masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :

Jika t-hitung > t-tabel,maka Ha tidak dapat diterima.

Jika t-hitung < t-tabel,maka Ha diterima; artinya variabel independen berpengaruh terhadap pengungkapan sosial (dependen).


(50)

G. Jadwal Penelitian Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Sep 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 Jan 2010 Feb 2010 Mar 2010 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan data Pengolahan Data Bimbingan & Penyelesaian Skripsi Sidang Komprehensif


(51)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling (pemilihan sampel dengan kriteria). Populasi penelitian adalah seluruh

perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 43 perusahaan. Dimana dari jumlah ini hanya 20 perusahaan yang menjadi sampel, yaitu perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan (financial report) dan laporan tahunan (annual report) melalui situs Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008 dan 2009 serta mengungkapkan informasi sosial melalui laporan tahunannya.

Penelitian dilakukan mulai dari tahun 2008-2009. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan saham oleh masyarakat (SHM), tingkat leverage

(LEV), ukuran perusahaan (SIZE) dan profitabilitas (ROA). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah pengungkapan sosial (P.SOSIAL). B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono 2007 : 142).

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata (mean), dan standar


(52)

deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif pada sampel penelitian yang berjumlah 40 perusahaan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

SAHAM 40 .05 .94 .3943 .21186

LEVERAGE 40 .05 .68 .4214 .18624

SIZE 40 22.01 30.12 27.5175 1.88482

ROA 40 .00 .10 .0302 .02552

P.SOSIAL 40 .16 1.00 .6465 .22952

Valid N

(listwise)

40

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Melalui tabel statistik deskriptif di atas, dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Variabel kepemilikan saham (SAHAM) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 40 dengan nilai minimum 0,05 atau 5% yang dimiliki oleh PT.Jakarta Setiabudi Internal Tbk. Nilai maksimum 0,94 atau 94% yang dimiliki oleh PT. Kawasan Industri Jadabeka Tbk. Rata-rata porsi saham publik yang diteliti selam 2008-2009 adalah 39,43%.

2. Variabel leverage memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai minimum 0,05 yang diperoleh PT. Ciputra Property Tbk. Nilai maksimum 0,68 yang diperoleh oleh PT.Lippo Cikarang. Rata-rata nilai leverage yang diteliti adalah 0,4214 atau 42,14%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel bersifat positif.


(53)

Nilai maksimum 30,12 yang diperoleh Lippo Karawaci. Rata-rata ukuran perusahaan yang diteliti adalah selama 2008-2009 adalah 27,5175.

4. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai minimum 0,00 yang diperoleh Royal Oak Development Asia Tbk. Nilai maksimum 0,10 diperoleh PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Rata-rata profitabilitas yang diteliti selama periode2008-2009 adalah 0,0302 atau 3,02%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel bersifat positif.

5. Variabel pengungkapan sosial (P.SOSIAL) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai minimum 0,16 yang diperoleh PT.Perdana Gapuraprima Tbk, nilai maksimum 1,00 diperoleh Bakrie Development Tbk dan PT.Lippo Karawaci. Rata-rata tingkat pengungkapan sosial adalah 64,65%. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel bersifat positif.

6. jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 40 buah.

C. Analisis Hasil Penelitian

Analisa dilakukan dengan model analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, autokorelasi serta heterokesdastisitas


(54)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dan data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengandua cara , yaitu analaisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 : 110). Uji normalitas dengan analisis dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probabilty plot.

Gambar 4.1 HISTOGRAM

Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2011

Pada histogram di atas, dapat dilihat bahwa bentuk kurva berbentuk lonceng (bell shaped) cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian


(55)

terdistribusi normal.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Pada kurva di atas, dapat dilihat bahwa distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data memiliki normalitas. Normalitas data ini menyimpulkan bahwa data dapat dipakai dalam penelitian. Uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji statistik untuk melengkapi hasil pengujian sebelumnya. Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak adalah uji statistik non parametrik Kolmogoriv-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai lebih kecil dari 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal.


(56)

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,954 lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna (Situmorang, 2010: 153). Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan mellihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .20345037 Most Extreme

Differences

Absolute .081

Positive .069

Negative -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .514

Asymp. Sig. (2-tailed) .954

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(57)

0,1 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.374 .565 -.661 .513

SAHAM .339 .174 .313 1.955 .059 .874 1.145

LEVERA GE

.094 .192 .076 .490 .627 .926 1.080

SIZE .027 .019 .219 1.404 .169 .921 1.085

ROA 3.715 1.438 .413 2.583 .014 .878 1.139

a. Dependent Variable: P.SOSIAL

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Dari tabel 4.3, masing- masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan

pengganggu sebelumnya. Ghozali (2005:95) menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (sekarang) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n sampel adalah periode waktu.


(58)

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

b. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .463a .214 .124 .21476 1.674

a. Predictors: (Constant), ROA, SIZE, LEVERAGE, SAHAM b. Dependent Variable: P.SOSIAL

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Berdasarkan tabel 4.4, nilai Durbin Watson yaitu 1,674 maka dapat dinyatakan bahwa data penelitian terbebas dari autokorelasi sehingga data yang digunakan dapat dipakai dalam penelitian.

4. Uji Heterokedastisitas


(59)

Jika varians sama, maka dapat dismpulkan terdapat homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama maka terdapat heterokedastisitas.

Menurut Situmorang (2010:103), untuk melihat ada tidaknya heterokedasititas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot yaitu titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011.

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan penyebaran titik- titik data yang memenuhi kriteria di atas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari heterokedastisitas dan dapat digunakan dalam penelitian.


(60)

Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sullit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh karena itu, dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil pengujian. Berikut ini tabel 4.5 menyajikan hasil uji heterokedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.5 Uji Glejser Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.268 .300 -.894 .377

SAHAM .042 .092 .079 .459 .649

LEVERA GE

-.045 .102 -.074 -.444 .660

SIZE .015 .010 .256 1.524 .136

ROA .487 .763 .110 .639 .527

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2011.

Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006:109). Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen Absolut Ut (Absut). Hal ini terlihat dari profibilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 % (0,05) sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heterokedastisitas.


(61)

D. Pengujian Hipotesis Penellitian 1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen atau predictor-nya (Situmorang, 2010: 144). Kelemahan dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Fungsi dari Adjusted R Square adalah untuk mengurangi keraguan tersebut. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan menggunakan nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi model.

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi (R)

Sumber : Data diolah oleh penelliti, 2011.

Berdasarkan tabel 4.6, nilai Adjusted R Square sebesar 0,124 dimana 12,4% variabel dependen luas pengungkapan sosial dijelaskan oleh variabel Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

m n

n

1 .463a .214 .124 .21476

a. Predictors: (Constant), ROA, SIZE, LEVERAGE, SAHAM b. Dependent Variable: P.SOSIAL


(62)

independen. Selisih sebesar 87,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7

Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.374 .565 -.661 .513

SAHAM .339 .174 .313 1.955 .059 .874 1.145

LEVERA GE

.094 .192 .076 .490 .627 .926 1.080

SIZE .027 .019 .219 1.404 .169 .921 1.085

ROA 3.715 1.438 .413 2.583 .014 .878 1.139

a. Dependent Variable: P.SOSIAL Sumber : Data diolah oleh penulis, 2011.

Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukkan data input variabel ke fungsi regresi. Data dianalisis dengan model regresi berganda dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Y= α + b

1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e Pengungkapan Sosial = α + b


(63)

Keterangan:

α (konstanta) = -0,374 b 1 (koefisien regresi SAHAM) = 0,339

b 2 (koefisien regresi LEVERAGE) = 0,94

b 3 (koefisien regresi SIZE) = 0,27

b 4 (koefisien regresi ROA) = 3,715

Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.7, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Pengungkapan Sosial = -0,374 + 0,339 SHM+ 0,94 LEV+ 0,27 SIZE

+ 3,715ROA+ e

Melalui persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa :

1. Konstanta sebesar -0,374 menyatakan bahwa apabila variabel independen bernilai nol maka nilai pengungkapan sosial adalah - 0,374.

2. Koefisien regresi saham sebesar 0,339 menyatakan bahwa jika terjadi peningkatan saham sebesar 1% maka nilai pengungkapan sosial akan menurun sebesar 0,339 dengan asumsi variabel lain tetap,

3. Koefisien regresi leverage sebesar 0,94 menyatakan bahwa jika terjadi

peningkatan leverage sebesar 1% maka nilai pengungkapan sosial akan meningkat sebesar 0,94 dengan asumsi variabel lain tetap,

4. Koefisien regresi ukuran perusahaan (size) sebesar 0,27 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan ukuran perusahaan (size) sebesar 1% maka nilai pengungkapan sosial akan meningkat sebesar 0,27dengan asumsi variabel lain tetap


(64)

5. Koefisien regresi profitabilitas (ROA) sebesar 3,715 menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan profitabilitas sebesar 1% maka nilai pengungkapan sosial akan meningkat sebesar 3,715 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Uji Parsial (t- test)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual atau parsial terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini dilakukan uji dua sisi dengan derajat kebebasan sebesar 5% agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Dalam penelitian ini diperoleh sampel penelitian sebesar 20 perusahaan, karena menggunakan periode pengamatan selama 2 (dua) tahun, maka total sampel adalah sebesar 40 laporan tahunan perusahaan. Nilai t-tabel dengan jumlah sampel (n) = 40;

jumlah variabel (k) = 5; taraf signifikan α = 5%; degree of freedom (df) = n-k

= 40-5 = 35 sehingga diperoleh nilai tabel sebesar ± 2,03011 (dua sisi).

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak menerima hipotesis adalah:

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan:

• jika t hitung < t tabel pada α = 0,05, maka Ha tidak dapat diterima, • jika t hitung > t tabel pada α = 0,05, maka Haditerima.


(65)

Tabel 4.8 Uji t

Sumber : Data diolah oleh peneliti,2011.

a. Kepemilikan saham memiliki nilai signifikansi sebesar 0,059 yang berarti nilai ini lebih bessar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 1,955. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,0311 (1,955 < 2,0311). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 tidak

dapat diterima atau saham tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial.

b. Leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,627 yang berarti nilai ini

lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 0,490. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,03011 (0,490 < 2,03011). Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 tidak

dapat diterima atau leverage tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial.

c. Ukuran perusahaan (size) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,169 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.374 .565 -.661 .513

SAHAM .339 .174 .313 1.955 .059 .874 1.145

LEVERAGE .094 .192 .076 .490 .627 .926 1.080

SIZE .027 .019 .219 1.404 .169 .921 1.085

ROA 3.715 1.438 .413 2.583 .014 .878 1.139


(1)

26

LAMI

Lamicitra Nusantara Tbk

X

27

LCGP

Laguna Cipta Griya Tbk

X

28

LPCK

Lippo Cikarang Tbk

13

29

LPKR

Lippo Karawaci Tbk

14

30

MAMI Mas Murni Indonesia Tbk

15

31

MDLN Modernland Realty Ltd Tbk

X

32

OMRE Indonesia Prima Property Tbk

X

33

PJAA

Pembangunan Jaya Ancol Tbk

16

34

PSAB

Pelita Sejahtera Abadi Tbk

17

35

PTRA

New Century Development (Putra

Surya Perkasa) Tbk

X

36

PWON Pakuwon Jati Tbk

X

37

PWSI

Panca Wiratama Sakti Tbk

X

38

RBMS

Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk

X

39

RODA Royal Oak Development Asia Tbk

18

40

SCBD

Danayasa Arthatama Tbk

X

41

SIIP

Suryainti Permata Tbk

19

42

SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

X


(2)

Kriteria Pengungkapan Sosial

KATEGORI ASPEK

Kinerja Ekonomi Pelanggan, pemasok, karyawan, penyedia modal dan sektor publik

Kinerja Lingkungan Bahan baku, energi, air, Keanekaragaman hayati (biodiversity), emisi, sungai, dan sampah, pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan angkutan

Praktik kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja, pendidikan dan training, kesempatan kerja

Hak Manusia Strategi dan manajemen, non diskriminasi, kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja di bawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll.

Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan

penetapan harga

Tanggung Jawab Produk Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang peduli


(3)

Lampiran 3

Penghitungan Indeks Pengungkapan Sosial

2008

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP Indeks

PS

1 Alam Sutera Realty Tbk v v v 0.5

2 Bukit Darmo Property Tbk v v v v v 0.83

3 Cowell Development Tbk v v v v 0.66

4 Ciputra Property Tbk v v v 0.5

5 Ciputra Surya Tbk v v 0.33

6

Intiland Development (Dharmala Intiland) Tbk

v v v v v v 1

7 Duta Graha Indah Tbk v v v v 0.66

8 Bakrieland Development Tbk v v v v v v 1 9 Gowa Makassar Tourism Development Tbk v v v v 0.66

10 Perdana Gapuraprima Tbk v 0.16

11 Jakarta Setiabudi Internal Tbk v v v v 0.66 12 Kawasan Industri Jababeka Tbk v v v 0.5

13 Lippo Cikarang Tbk v v v v 0.66

14 Lippo Karawaci Tbk v v v v v v 1

15 Mas Murni Indonesia Tbk v v v v 0.66

16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk v v v v 0.66

17 Pelita Sejahtera Abadi Tbk v v 0.33

18 Royal Oak Development Asia Tbk v v v 0.5

19 Suryainti Permata Tbk v v v 0.5


(4)

Penghitungan Indeks Pengungkapan Sosial

2009

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP Indeks

PS

1 Alam Sutera Realty Tbk v v v 0.5

2 Bukit Darmo Property Tbk v v v v v 0.83

3 Cowell Development Tbk v v v v v 0.83

4 Ciputra Property Tbk v v v v v 0.83

5 Ciputra Surya Tbk v v 0.33

6 Intiland Development (Dharmala Intiland) Tbk v v v v v 0.83

7 Duta Graha Indah Tbk v v v v v 0.83

8 Bakrieland Development Tbk v V v v v v 1 9 Gowa Makassar Tourism Development Tbk v v v v 0.66

10 Perdana Gapuraprima Tbk v v 0.33

11 Jakarta Setiabudi Internal Tbk v v v v 0.66 12 Kawasan Industri Jababeka Tbk v v v v 0.66

13 Lippo Cikarang Tbk v v v v v 0.83

14 Lippo Karawaci Tbk v v v v v v 1

15 Mas Murni Indonesia Tbk v v v v 0.66

16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk v v v v V v 1

17 Pelita Sejahtera Abadi Tbk v v 0.33

18 Royal Oak Development Asia Tbk v v 0.33

19 Suryainti Permata Tbk v v 0.33


(5)

Lampiran 4

Data penelitian tahun 2008

NO.

NAMA PERUSAHAAN P.SOSIAL SAHAM LEVERAGE

SIZE

(Total Aktiva (RP)) ROA

1 Alam Sutera Realty Tbk 0.5 0.183 0.423 3.056.536.740.640 0.019

2 Bukit Darmo Property Tbk 0.83 0.28 0.3082 925.683.059.578 0.0009

3 Cowell Development Tbk 0.66 0.3372 0.4268 207.447.390.282 0.0319

4 Ciputra Property Tbk 0.5 0.4894 0.0723 3.625.080.672.129 0.0564

5 Ciputra surya Tbk 0.33 0.4603 0.2866 2.159.220.314.894 0.0674

6 Dutya Graha Indah Tbk 0.66 0.3271 0.3721 1.378.179.489.324 0.0441

7 Intiland Development Tbk 1 0.1351 0.4582 211.152.441.704 0.0917

8 Bakrieland Development Tbk 1 0.5689 0.3759 8.334.991.485.092 0.0331

9 Gowa Makassar Tourism

Development 0.66 0.35 0.6765 287.040.432.423 0.0279

10 Perdana Gapuraprima Tbk 0.16 0.1 0.6178 1.404.097.674.907 0.0080

11 Jakarta Setiabudi Internal Tbk 0.66 0.453 0.5318 2.688.409.851.745 0.0139

12 Kawasan industri Jadabeka Tbk 0.5 0.9382 0.4609 2.961.051.648.319 0.0210

13 Lippo Cikarang 0.66 0.4282 0.6626 1.401.408.806.528 0.0101

14 Lippo karawaci 1 0.5589 0.5877 1.178.777.210.609 0.0336

15 Mas Murni Indonesia Tbk 0.66 0.4874 0.0610 607.094.188.472 0.0056

16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk 0.66 0.1 0.3358 1.331.291.536.669 0.0993

17 Pelita Sejahtera Abadi Tbk 0.33 0.46 0.5705 13.600.083.702 0.0100

18 Royal Oak Development Asia Tbk 0.5 0.32 0.1149 1.594.813.607.122 0.0064

19 Suryanti Permata Tbk 0.5 0.2437 0.5564 1.791.366.932.641 0.0445


(6)

NO.

NAMA PERUSAHAAN P.SOSIAL SAHAM LEVERAGE

SIZE

(Total Aktiva (RP)) ROA

1 Alam Sutera Realty Tbk 0.5 0.2490 0.4564 3.559.964.928.251 0.0264

2 Bukit Darmo Property Tbk 0.83 0.4203 0.2648 861.240.867.371 0.0082

3 Cowell Development Tbk 0.83 0.3385 0.3676 207.505.008.227 0.0659

4 Ciputra Property Tbk 0.83 0.4811 0.0594 3.651.886.611.993 0.0240

5 Ciputra surya Tbk 0.33 0.3734 0.2946 2.268.629.109.246 0.0271

6 Dutya Graha Indah Tbk 0.83 0.3271 0.3860 1.494.791.050.488 0.0446

7 Intiland Development Tbk 0.83 0.1351 0.4453 2.140.126.674.921 0.0181

8 Bakrieland Development Tbk 1 0.6442 0.4998 11.592.631.487.233 0.0138

9 Gowa Makassar Tourism

Development 0.66 0.35 0.6580 305.635.686.223 0.0441

10 Perdana Gapuraprima Tbk 0.33 0.11 0.5650 1.323.187.899.971 0.0226

11 Jakarta Setiabudi Internal Tbk 0.66 0.0453 0.4669 2.598.210.491.391 0.0570

12 Kawasan industri Jadabeka Tbk 0.66 0.9355 0.4954 3.193.997.429.182 0.0051

13 Lippo Cikarang 0.83 0.5127 0.6786 1.551.020.489.441 0.0165

14 Lippo karawaci 1 0.6116 0.5638 12.127.644.010.796 0.0359

15 Mas Murni Indonesia Tbk 0.66 0.6587 0.0471 617.996.561.746 0.0048

16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk 1 0.1 0.3669 1.529.437.482.328 0.0898

17 Pelita Sejahtera Abadi Tbk 0.33 0.46 0.6072 15.081.929.839 0.0100

18 Royal Oak Development Asia Tbk 0.33 0.32 0.0678 1.494.416.508.472 0.0001

19 Suryanti Permata Tbk 0.33 0.23 0.4885 1.637.620.850.055 0.0041


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 34 8

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 55 88

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG LISTED DI BEI

0 15 18

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015).

0 4 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015).

0 5 16

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013-2015).

0 3 8

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE

0 0 7