Pemanipulasian Amalgam Reaksi Pengerasan Amalgam

Gambar 3. Prinsip uji kekerasan Vickers 1

2.5 Pemanipulasian Amalgam

Pemanipulasian amalgam dilakukan dengan cara mencampurkan alloy amalgam dengan merkuri. Rasio powder alloy amalgam dengan merkuri yang biasa digunakan adalah 1:1. 1-3 Pada alloy spherical, rasio powder : liquid biasanya lebih kecil, dengan kandungan merkuri sekitar 45. 2 Proses selanjutnya adalah triturasi, yaitu pengadukan powder dengan liquid yang dapat dilakukan secara manual menggunakan mortar dan pastel maupun secara mekanis menggunakan amalgamator dan kapsul. Hasil dari proses triturasi adalah didapatnya suatu massa plastis yang disebut amalgam. 1-3 Universitas Sumatera Utara Setelah triturasi, amalgam dimasukkan ke dalam kavitas menggunakan amalgam carrier dan dilanjutkan dengan kondensasi yaitu memberikan tekanan yang besar menggunakan amalgam stopper agar dapat berkontak rapat dengan dinding kavitas. Kondensasi yang baik perlu dilakukan untuk membuang kelebihan merkuri, karena merkuri yang berlebihan dapat melemahkan struktur amalgam dan menyebabkan porositas pada amalgam. 1-3 Prosedur selanjutnya adalah carving yang dilakukan untuk mendapatkan kontur, kontak dan anatomi yang sesuai sehingga mendukung kesehatan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Setelah itu dilakukan pemolesan polishing dengan burnisher untuk meminimalisir korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penambalan, setelah tambalan cukup kuat. 1-3

2.6 Reaksi Pengerasan Amalgam

Reaksi pengerasan amalgam dimulai setelah alloy dan merkuri dicampur. Pencampuran ini menyebabkan lapisan luar partikel alloy larut dalam merkuri dan membentuk dua fase baru yang solid pada temperatur kamar. Reaksinya adalah sebagai berikut: 2,3 Ag 3 Sn + Hg Ag 3 Sn + Ag 2 Hg 3 + Sn 7 - 8 Hg γ + merkuri γ + γ 1 + γ 2 powder liquid alloy yang tidak matriks bereaksi Universitas Sumatera Utara Tidak semua partikel alloy akan larut dalam merkuri. Struktur bahan setelah reaksi pengerasan berupa struktur inti γ yang tidak bereaksi, γ 1 dan γ 2 yang secara mikroskopis membentuk suatu susunan jala yang tidak terputus-putus 1-3 . Menurut ANSIADA specificatin no.1, kekerasan maksimal amalgam dicapai setelah 24 jam pengerasan. Reaksi pengerasan yang baik dengan pemampatan yang cukup akan mencegah terjadinya ekspansi maupun kontraksi yang tidak diinginkan. Ekspansi maupun kontraksi tersebut merupakan manifestasi dari perubahan dimensi. 1,3 Pada high-copper amalgam, tembaga akan terdisitribusi secara merata. Peningkatan kandungan tembaga dalam alloy akan mempengaruhi reaksi pengerasan. Sehingga untuk amalgam tipe high copper terdapat reaksi sekunder yang berlangsung setelah reaksi pertama. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: γ 2 + Ag-Cu Cu 6 Sn 5 + γ 1 Setelah reaksi sekunder ini terjadi, amalgam tidak mengandung atau sedikit mengandung fase γ 2. 2 Modifikasi reaksi pengerasan yang terjadi pada amalgam tipe high copper menghasilkan beberapa kelebihan, yaitu: 2 a. Compressive strength lebih tinggi b. Final strength terjadi lebih cepat c. Meminimalisasi creep Universitas Sumatera Utara d. Meminimalisasi korosi e. Hardness yang lebih tinggi

2.7 Material Pemutih