Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan Pemutih Gigi

(1)

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL

GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA

16% DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x

ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Disusun oleh: Fenny NIM : 110600090

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Konservasi Gigi Tahun 2015

Fenny

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Pada Penggunaan Karbamid

Peroksida 16% Dan Jus Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Bahan

Pemutih Gigi

xi + 44 halaman

Karbamid peroksida 16% merupakan bahan pemutih gigi yang sering digunakan saat ini. Bahan pemutih gigi ini ternyata memberikan efek pada rongga mulut seperti gigi sensitif, iritasi mukosa dan perubahan permukaan gigi. Stroberi adalah bahan alami pemutih gigi yang telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Kekasaran permukaan adalah hal yang umum dianalisis untuk mengetahui adanya efek negatif yang ditimbulkan oleh bahan pemutih gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi sebagai bahan pemutih gigi.

Penelitian dilakukan dengan 30 sampel (15 sampel gigi molar dibagi menjadi 2 bagian) gigi post-ekstraksi. Seluruh akar diolesi dengan cat kuku bening dan direndam dalam saliva buatan selama 24 jam. Sampel dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok 1 direndam dalam jus stroberi 100% yang pembuatannya dengan 200 gram buah stroberi dihaluskan tanpa air, kelompok 2 direndam dalam jus stroberi 50% dengan 200 gram buah stroberi dihaluskan tanpa air kemudian diencerkan menggunakan rumus V1C1=V2C2. Perendaman selama 2 menit setiap 6 jam 3 kali

sehari. Kelompok 3 diaplikasikan gel karbamid peroksida 16% selama 6 jam setiap hari selama 2 minggu.

Hasil penelitian menunjukkan nilai kekasaran permukaan sampel, yaitu pada kelompok jus stroberi 100% 0,730 ± 0,074 µm, kelompok jus stroberi 50% 0,280 ± 0,020 µm, dan kelompok karbamid peroksida 16% 0,198 ± 0,017 µm. Uji Anova


(3)

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok pada nilai signifikansi 0,032. Analisa data dilanjutkan dengan uji LSD yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok jus stroberi 100% dan kelompok jus stroberi 50% (p<0,05) dan perbedaan yang signifikan antara kelompok jus stroberi 100% dan kelompok karbamid peroksida 16% (p<0,05). Sedangkan antara kelompok jus stroberi 50% dan kelompok karbamid peroksida 16% tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Kesimpulannya terjadi peningkatan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16%, jus stroberi 100% dan 50%. Pada karbamid peroksida 16% peningkatan kekasarannya lebih kecil daripada jus stroberi.

Kata kunci : jus buah strawberry, kekasaran permukaan gigi, pemutihan gigi


(4)

PERBEDAAN KEKASARAN PERMUKAAN ENAMEL

GIGI PADA PENGGUNAAN KARBAMID PEROKSIDA

16% DENGAN JUS BUAH STROBERI (Fragaria x

ananassa) SEBAGAI BAHAN PEMUTIH GIGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Disusun oleh: Fenny NIM : 110600090

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 6 Mei 2015

Pembimbing: Tanda tangan

1. Darwis Aswal, drg .………

NIP. 19560516 198303 1 003

2. Widi Prasetia, drg ……….


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 6 Mei 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Darwis Aswal, drg

ANGGOTA : 1. Widi Prasetia, drg

2. Prof.Dr.Rasinta Tarigan,drg.,Sp.KG(K) 3. Cut Nurliza,drg.,M.Kes


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak Yap Ie Tjin dan Ibu Tjeng It Jung sebagai tanda hormat, rasa sayang dan terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang, perhatian, dukungan, kesabaran, semangat, kerja keras dan doanya selama ini.

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbimgan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Cut Nurliza, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Darwis Aswal, drg., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, dukungan, kesabaran, bimbingan dan semangat kepada penulis.

4. Widi Prasetia, drg., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, dukungan, kesabaran, bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Prof.Dr.Rasinta Tarigan,drg.,Sp.KG(K) dan Cut Nurliza,drg.,M.Kes selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu, memberi ide dan saran kepada penulis.

6. Irma Ervina,drg.,Sp.Perio., selaku dosen penasehat akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(8)

7. Seluruh staf pengajar dan tenaga administrasi FKG USU terutama Departemen Ilmu Konservasi Gigi yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan saran kepada penulis.

8. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD.,Sp.JP(K) selaku Ketua Komite Etik

Penelitian Bidang Kesehatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Idham Kami, ST, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Politeknik Negeri Medan dan Drs. Moch. Agus Zaenuri, MT selaku Dosen Pembimbing Laboratorium CNC Politeknik Negeri Medan atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan selama penulis melaksanakan penelitian.

10.Maya Fitria, SKM., M.Kes., selaku staf pengajar di Departemen

Kependudukan dan Biostatistik FKM USU yang telah memberikan bimbingan mengenai analisa statistika kepada penulis.

11.Sahabat-sahabat terbaik penulis, Ingrid, Sutanto, Jennifer serta teman-teman angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, harapan dan kebersamaan selama penulis mendapatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

12.Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan bermanfaat bagi masyarakat.

Medan, 6 Mei 2015 Penulis

(Fenny)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Enamel ... 5

2.2 Demineralisasi dan Remineralisasi ... 6

2.2.1 Demineralisasi ... 6

2.2.2 Remineralisasi ... 7

2.3 Perubahan Warna Gigi ... 8

2.4 Pemutihan Gigi ... 9

2.5 Mekanisme Pemutihan Gigi ... 10

2.6 Bahan Pemutih Gigi ... 11

2.6.1 Hidrogen Peroksida ... 11

2.6.2 Karbamid Peroksida ... 12

2.7 Indikasi dan Kontraindikasi Bleaching ... 14

2.8 Efek Samping Bleaching ... 14

2.9 Stroberi ... 15

2.10 Manfaat Stroberi ... 16

2.11 Kandungan Stroberi ... 17


(10)

2.13 Metode Pengukuran Kekasaran Permukaan Gigi ... 18

2.14 Kerangka Teori ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 K erangka Konsep ... 21

3.2 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 22

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4.3 Populasi dan Sampel ... 22

4.3.1 Populasi ... 22

4.3.2 Sampel ... 22

4.3.3 Besar Sampel ... 22

4.4 Variabel Penelitian ... 23

4.4.1 Variabel Bebas.. ... 23

4.4.2 Variabel Tergantung ... 23

4.4.3 Variabel Terkendali ... 23

4.4.4 Variabel Tidak Terkendali ... 24

4.4.5 Identifikasi Variabel Penelitian ... 25

4.5 Definisi Operasional ... 26

4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 27

4.6.1 Alat Penelitian ... 27

4.6.2 Bahan Peneltian ... 27

4.7 Metode Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian... 28

4.7.1 Persiapan Sampel ... 28

4.7.2 Perlakuan Terhadap Sampel... 29

4.7.3 Pengukuran Kekasaran Permukaan Gigi... 31

4.8 Analisis Data ... 31

4.9 Alur Penelitian ... 32

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ... 33

5.1.1 Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 1 ... 33

5.1.2 Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 2 ... 33

5.1.3 Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 3 ... 34

5.2 Analisis Hasil Penelitian ... 35

5.2.1 Uji Anova ... 35

5.2.2 Post Hoc ... 36


(11)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 41 7.2 Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Definisi Operasional 26

Tabel 2. Nilai kekasaran permukaan kelompok 1 33

Tabel 3. Nilai kekasaran permukaan kelompok 2 34

Tabel 4. Nilai kekasaran permukaan kelompok 3 35

Tabel 5. Hasil uji Anova 35


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Prisma enamel 5

Gambar 2 Mekanisme pemutihan gigi 11

Gambar 3 Buah stroberi 15

Gambar 4 Stylus profilometer Mitutoyo Surftest SJ-201 19

Gambar 5 Pengukuran sampel gigi dengan profilometer 19

Gambar 6 Sampel gigi dibagi 2 bagian (bukal dan lingual/palatal) 28

Gambar 7 Akar gigi dioles cat kuku 28

Gambar 8 Pengukuran permukaan enamel gigi sebelum diberikan perlakuan dan

diberi tanda menggunakan spidol 28

Gambar 9 (A) Jus stroberi 100%. (B) Jus stroberi 50% 29

Gambar 10 Karbamid Peroksida 16% (Zoom NiteWhite) 30

Gambar 11 Sampel gigi diaplikasi karbamid peroksida 16% 30

Gambar 12 Perendaman sampel gigi dalam jus stroberi 100%, 50% dan karbamid

peroksida 30

Gambar 13 Pengukuran kekasaran permukaan enamel gigi setelah diberikan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur pikir Lampiran 2 Alur penelitian Lampiran 3 Anova Test Lampiran 4 Ethical Clearance

Lampiran 5 Surat Keterangan Politeknik Negeri Medan


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek dari psikologis yang penting yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mengembangkan diri dan untuk mencapai suatu keberhasilan.1 Kepercayaan diri dapat ditunjang dengan penampilan yang baik dan menarik, misalnya kebersihan dan warna pada gigi.1 Gigi bersih dan sehat diperoleh apabila rajin merawat gigi dengan cara menyikat gigi setelah makan menggunakan pasta gigi dan memeriksakan giginya secara rutin ke dokter gigi.2 Perubahan warna gigi dipengaruhi oleh dua faktor penyebab yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.2,3 Faktor ekstrinsik disebabkan oleh kromogen yang dilepaskan oleh makanan ke dalam rongga mulut selama proses pencernaan komponen makanan, minuman teh dan kopi, obat kumur, atau produk rokok.2,3 Faktor intrinsik disebabkan oleh bahan-bahan restorasi gigi (amalgam), karies, trauma, infeksi, obat-obatan (pemakaian tetracycline dan fluorida dalam dosis besar selama beberapa tahun), faktor genetik dan penyakit herediter yang memengaruhi perkembangan dan pematangan email dan dentin, penyakit sistemik pada periode pembentukan gigi.2,3

Perubahan warna pada gigi dapat ditanggulangi dengan pasta gigi whitening, scalling dan prosedur bleaching.1,2,4 Haywood dan Heymann memperkenalkan

prosedur bleaching yang merupakan suatu proses pemutihan gigi yang berubah warna

sampai mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi.1,4,5 Tujuan pemutihan gigi adalah untuk mengembalikan fungsi estetis.5 Metode pemutihan gigi dapat dilakukan sendiri di rumah (home bleaching) oleh pasien menggunakan bahan

yang dijual bebas atau dengan metode office bleaching yang langsung dilakukan

dokter gigi di ruang praktek.4,6 Bahan pemutih gigi yang biasa digunakan adalah

hidrogen peroksida dan karbamid peroksida.4,6 Kedua bahan ini sama-sama

menggunakan hidrogen peroksida yang akan terurai menjadi H2O dan O2.4,6 Hidrogen


(16)

pengoksidasi yang kuat melalui pembentukan radikal bebas.6 Karbamid peroksida

merupakan kombinasi hidrogen peroksida dan urea.6 Pemutihan gigi dengan

menggunakan karbamid peroksida terdapat dua macam yaitu home bleaching dengan

karbamid peroksida 10-22% karena bahan aman dan efektif yang disetujui oleh

American Dental Association (ADA) dan office bleaching yang pemutihannya

dilakukan oleh dokter gigi di ruang praktek dengan menggunakan karbamid peroksida 30-37% yang diperlukan aktivasi cahaya (seperti halogen, LED, laser) untuk mempercepat proses pemutihan gigi serta mendapatkan hasil yang efektif.1,6,7

Penggunaan senyawa kimia hidrogen peroksida dan karbamid peroksida masih diperdebatkan karena menimbulkan efek seperti gigi sensitif, iritasi gingiva dan perubahan dari permukaan enamel.1 Adapun kerugian ini membuat para peneliti mencari bahan pemutih gigi alami yang lebih aman dan murah.1 Bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang telah berubah warna adalah buah-buahan seperti stroberi.8 Bagian dari tanaman stroberi yang dapat memutihkan gigi adalah buah dan daun.8 Buah ini memiliki kandungan asam elegat dan asam malat.1,8 Reaksi yang terdapat pada senyawa asam elegat adalah reaksi oksidasi dimana asam elegat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel.8 Asam malat yang terkandung dalam stroberi bertindak sebagai zat yang akan mengikis dan menghilangkan noda pada

permukaan gigi.1 Penelitian Dwi Windu menyatakan proses pemutihan dengan

merendam sampel gigi ke dalam ekstrak buah stroberi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.9 Penelitian Juwita dkk menyebutkan bahwa sampel gigi yang diaplikasikan pasta stroberi menghasilkan warna putih yang sama dengan sampel gigi yang diaplikasikan karbamid peroksida 10%.10 Penelitian Lulu Marinda menyatakan jus buah konsentrasi 100% dan 50% sama-sama menunjukkan efektifitas dalam memutihkan gigi.11

Stroberi dan karbamid peroksida mempunyai sifat asam yang dapat menyebabkan perubahan dari permukaan enamel. Enamel gigi merupakan material kristal yang menjadi jaringan terkalsifikasi terkeras pada tubuh manusia.12 Enamel dapat terjadi demineralisasi apabila berada dalam suatu lingkungan pH dibawah


(17)

5,5.13,14 pH berperan dalam demineralisasi karena pH yang rendah akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dan ion ini akan merusak hidroksiapatit enamel gigi serta kemungkinan mempengaruhi kekasaran permukaan enamel dengan sifatnya yang asam.13,14,15 Kekasaran permukaan enamel menjadi suatu studi yang penting, karena permukaan enamel yang kasar akan menjadi tempat perlekatan dan kolonisasi bakteri yang akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi

gingiva.16 Penelitian Larissa dkk menyatakan bahwa minuman asam dapat

menyebabkan demineralisasi, perubahan permukaan enamel serta mengurangi stain.15

Penelitian Diana dkk menyatakan bahan pemutih gigi karbamid peroksida 16%

menyebabkan demineralisasi serta meningkatnya kekasaran permukaan enamel.17

Penelitian Thaer dkk menyatakan bahwa asam dari bahan pemutih (hidrogen peroksida dan karbamid peroksida) dapat meningkatkan kekasaran permukaan enamel.16 Penelitian Birgul dkk juga menyatakan bahwa asam dari bahan pemutih dapat meningkatkan kekasaran permukaan enamel.18

Berdasarkan keuntungan yang didapatkan dari stroberi sebagai bahan pemutih gigi, penulis tertarik untuk memanfaatkan stroberi dalam bentuk jus dengan konsentrasi 100% dan 50% dan menilai perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi dengan karbamid peroksida 16%.

1.2.Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai

bahan pemutih gigi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan pemutih gigi.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

· Sebagai wawasan tambahan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi

dan masyarakat tentang manfaat jus buah stroberi bagi kesehatan gigi dan mulut

· Sebagai pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat tentang

perbedaan karbamid peroksida dengan jus buah stroberi terhadap kekasaran permukaan enamel gigi.

· Sebagai dasar penelitian lebih lanjut bahan alami untuk bahan pemutih

gigi.

1.4.2. Manfaat Praktis

· Memperoleh bahan pemutih alami yang ekonomis sebagai alternatif

produk kesehatan gigi dan mulut yang beredar di pasaran sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

· Sebagai informasi bagi masyarakat tentang dampak mengkonsumsi


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin, dan sementum.11 Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik.11,17

2.1Struktur Enamel

Enamel gigi merupakan jaringan terluar gigi berwarna kuning muda sampai putih keabuan yang menutupi anatomis mahkota gigi manusia dan memiliki ketebalan yang berbeda pada setiap area gigi.12,19 Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 96% bahan anorganik (mineral), 1% bahan organik dan 3% air.12,19 Enamel mengandung zat anorganik yang terbesar sehingga merupakan bagian terkeras pada tubuh manusia.19 Komponen mineral dari enamel digambarkan dalam bentuk hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2).19

Enamel tersusun dalam bentuk prismata-prismata hexagonal.12,20 Dasar prismata di bagian luar yakni di bagian permukaan makin kecil ke arah lapisan dentin.12 Prismata ini bidang-bidangnya banyak sehingga hampir melingkar seperti silinder dan mirip kerucut.12 Antara prismata satu dengan yang lainnya dilekatkan satu sama lain dengan substansia interprismatik.12,20 Sedangkan tiap-tiap prismata itu sendiri diselubungi oleh satu selubung.12

Gambar 1. (A) Prisma enamel pada permukaan gigi. (B) dan (C) Prisma enamel tersusun tidak beraturan yang dilihat dengan menggunakan scanning electron micrograph20

Substansia interprismatik

C

B


(20)

Dilihat dari sifat fisiknya, enamel memiliki sifat yang sangat keras karena bahan mineralnya.12 Meskipun demikian, enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat mengalami penetrasi sebagian atau kompleks. Enamel dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya sebagian atau keseluruhan

mineral enamel akan mempengaruhi permukaan enamel.12 Enamel memiliki

kelenturan yang rendah dan rapuh yang dipengaruhi oleh faktor positif dan negatif dalam rongga mulut. Faktor positif yang mempengaruhi enamel yaitu dengan tersedianya kalsium dan fosfat yang cukup pada saliva serta adanya fluor dari pasta gigi.19 Faktor negatif yang berpengaruh pada kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman minuman dan makanan yang akan menyebabkan perubahan dari permukaan enamel.14

2.2Demineralisasi dan remineralisasi

2.2.1 Demineralisasi

Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh mineral enamel karena larut dalam asam, semakin rendah pH maka akan meningkatkan ion hidrogen yang akan merusak hidroksiapatit enamel.14,19 Demineralisasi dapat disebabkan karies dan non karies.14 Demineralisasi non karies terdiri dari Atrisi, Abrasi dan Erosi.14 Perbedaannya yaitu karies gigi disebabkan oleh asam hasil fermentasi karbohidrat dan makanan lainnya yang diakibatkan bakteri di dalam rongga mulut, sedangkan erosi gigi disebabkan oleh asam dari makanan dan minuman bukan berasal dari hasil fermentasi.14 Makanan dan minuman yang memiliki pH < 7 dapat menyebabkan demineralisasi enamel.14

Pada saat asam berkontak dengan enamel maka komponen ion hidrogen yang terdapat pada larutan asam tersebut mulai melarutkan kristal enamel.14 Mula-mula, daerah selubung prisma (prisma sheath) akan melarut dan berlanjut ke inti prisma, membentuk permukaan yang dikenal dengan sarang lebah.14,19 Kemudian asam yang tidak berionisasi (anion) akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik pada enamel gigi dan melarutkan lebih lanjut mineral pada daerah bagian bawah permukaan


(21)

enamel. Struktur prisma enamel menjadi irreguler diikuti dengan derajat hilangnya enamel yang bervariasi dari satu tempat ketempat lain.14,19

Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) atau

fluoroapatit (Ca10(PO4)6 F2).13 Pada keadaan asam, kedua komponen tersebut akan

larut menjadi Ca2+; PO4-9 dan F-, OH-.13 Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4-9, F-,

OH- membentuk HSO4-, H2SO4-, HF atau H2O, sedangkan yang kompleks terbentuk

CaHSO4; CaPO4 dan CaHPO4.13 Kecepatan melarutnya enamel dipengaruhi oleh

derajat keasaman, konsentrasi asam, waktu melarut dan kehadiran ion sejenis kalsium dan fosfat.13

Apabila hidroksiapatit berkontak dengan asam, reaksi yang terjadi sebagai berikut:13

Berdasarkan reaksi di atas, pada proses acidification (berkontak dengan asam) OH

-akan diubah oleh H+ menjadi H2O dan PO43- akan dirubah menjadi HPO42-, yang

apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H2PO4-. Ini akan

menyebabkan berkurangnya OH- dan PO43- pada persamaan di sebelah kanan.

Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan. Namun tidak ada perubahan pada Ca2+. Demineralisasi yang terus menerus akan membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga porositas, yang dapat menyebabkan perubahan dari permukaan enamel.13

2.2.2 Remineralisasi

Remineralisasi merupakan proses perbaikan alami pada permukaan gigi yang non-kavitas dan proses perbaikan mineral seperti ion kalsium, fosfat dan fluor untuk

membangun kembali permukaan enamel yang telah mengalami demineralisasi.19


(22)

membuat enamel kuat dan stabil kembali.19 Remineralisasi membutuhkan ketersediaan kalsium dan fosfat, dan hal ini sebanding dengan kemampuan fluor. Tetapi, remineralisasi tidak mungkin terjadi apabila kandungan mineral apatitnya telah hilang secara keseluruhan.19 Aplikasi fluor pada permukaan enamel terbukti dapat meremineralisasi permukaan enamel yang mengalami demineralisasi.19

2.3Perubahan warna gigi

Warna gigi setiap orang sangat bervariasi. Secara fisiologis, dengan bertambahnya umur seseorang, email akan menjadi tipis karena abrasi atau erosi, dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan reparatif, serta terjadi penumpukan noda-noda dari faktor ekstrinsik. Hal inilah yang mempengaruhi perubahan warna gigi menjadi semakin gelap.5,21

Menurut Albert Henri Munsell, terdapat tiga dimensi warna yaitu:22

Hue (color tone) adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna

yang satu dengan warna yang lain. Dalam hal gigi, hue diwakili oleh A( reddish-brownish), B(reddish-yellowish), C(grayish shade) dan D(reddish-greyish) dalam shade guide Vita Classic. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi

disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Chroma (brightness) merupakan kualitas warna yang dapat membedakan antara

warna yang kuat dengan yang lemah. Bayangkan ketika pewarna merah makanan diteteskan ke dalam segelas air. Setiap kali pewarna makanan itu ditambahkan, intensitas atau kekuatan akan meningkat.

Value (saturation) merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna

terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan sumber cahaya dan objek akan terlihat gelap bila jauh dari sumber cahaya. Skala

value diukur dari anga 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10 untuk putih.


(23)

Perubahan warna gigi (diskolorisasi gigi) disebabkan bermacam-macam yang umumnya dapat digolongkan:5,21

• Perubahan warna ekstrinsik umumnya terjadi karena rokok (tembakau), minuman dan makanan yang berwarna seperti teh, kopi, minuman berkarbonasi dan kecap sehingga membentuk stain (noda) pada bagian luar gigi, yaitu email. Kebersihan mulut (oral hygiene) yang jelek juga bisa mempengaruhi warna gigi. Perubahan warna ekstrinsik relatif lebih mudah ditanggulangi dengan membersihkan noda pada emailnya dibandingkan dengan perubahan warna intrinsik. Noda- noda terutama yang berasal dari stain rokok lebih banyak ditemukan pada bidang lingual pada rahang bawah dan bidang palatal pada rahang atas.

• Perubahan warna intrinsik terjadi akibat faktor dari dalam gigi. Umumnya noda terdapat pada email dan dentin. Penyebabnya diantaranya adalah :

1) Obat-obatan selama pertumbuhan gigi contohnya tetrasiklin dan fluoride 2) Obat- obatan setelah pertumbuhan gigi, misalnya Minocycline

3) Penyakit atau kondisi selama pertumbuhan gigi, seperti kondisi kelainan darah dan trauma

4) Perubahan pada pulpa, contohnya obturasi saluran akar, nekrosis pulpa dengan dan tanpa perdarahan

5) Penyebab lain pada gigi nonvital, misalnya trauma selama ekstirpasi pulpa, material restorasi gigi, dan material perawatan saluran akar.

2.4Pemutihan gigi (bleaching)

Pemutihan gigi adalah suatu upaya untuk mengembalikan (merestorasi) warna normal pada gigi akibat adanya diskolorisasi (perubahan warna) baik oleh karena faktor ekstrinsik dan intrinsik pada gigi dengan cara mengubah warna noda menjadi lebih sedikit berpigmen menggunakan bahan oksidasi atau reduksi berkekuatan tinggi.2,3,5 Dalam reaksi redoks, bahan oksidator (seperti hidrogen peroksida) memiliki radikal bebas dengan electron yang tidak berpasangan yang akan tereduksi, sedangkan bahan reduktor (bahan yang akan diputihkan) menerima elektron dan teroksidasi.6,23


(24)

Terdapat 2 macam teknik pemutihan gigi:2,3,6,23 1. Teknik eksternal

Teknik eksternal ini terdapat dua macam yaitu office bleaching dan home bleaching

Office bleaching dilakukan langsung dipraktek oleh dokter gigi.

Digunakan untuk menghilangkan stein pada gigi (contoh : stein tetrasiklin atau karena penuaan) atau pemutihan satu gigi ( gigi setelah perawatan endodonti).

Home bleaching merupakan teknik yang sangat mudah, setelah konsultasi

awal dengan dokter gigi, tray yang dibuat untuk pasien untuk memutihkan

gigi dirumah. Pasien mengaplikasikan bahan pemutih gigi pada tray. Tray

dipakai selama beberapa jam selama 1 hari. 2. Teknik internal

Teknik internal terdapat dua macam yaitu teknik termokatalik (peletakan bahan

oksidator di dalam kamar pulpa dan penggunaan panas) dan teknik walking

bleach (dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara

internal dan teknik ini dapat dilakukan pada kunjungan yang sama pada obturasi).

2.5Mekanisme pemutihan gigi

Pada awal proses pemutihan, cincin karbon yang terpigmentasi akan terbuka menjadi ikatan tidak jenuh. Kemudian cincin karbon yang terbuka akan berikatan dengan radikal bebas dari bahan pemutih. Radikal bebas merupakan elektron yang tidak berpasangan dan akan terus bereaksi sampai staining terurai menjadi molekul-molekul sederhana yang bersifat sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain, yaitu terjadi pengurangan atau elimination discoloration. Sampai suatu saat akan

dicapai suatu titik dimana molekul-molekul sederhana yang terbentuk maksimum, keadaan ini disebut dengan saturation point (titik jenuh). Pada titik ini kerusakan struktur gigi dimulai, kehilangan email menjadi lebih cepat. Oleh karena itu pemutihan gigi harus segera dihentikan ketika titik jenuh dicapai untuk meminimalkan kerapuhan gigi dan meningkatnya porositas. Selanjutnya reaksi kimia


(25)

bahan-bahan organik yang diakhir reaksinya akan menghasilkan CO2 dan air (gambar 2).24

2.6Bahan pemutih gigi

Bahan pemutih dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor dan kebanyakan adalah oksidator. Oksidator yang makin kuat akan meningkatkan daya pemutihan gigi. Bahan – bahan yang dapat dipakai diantaranya hidrogen peroksida, karbamid peroksida (urea peroksida), dan natrium floride.6

2.6.1 Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida merupakan bahan oksidator kuat yang paling sering digunakan dan tersedia dalam berbagai konsentrasi.6,25,26 Karateristik dari hidrogen peroksida adalah sangat cepat dipecah menjadi air dan oksigen.6,26 Oksigen murni yang dilepaskan tersebut sangat reaktif dan dapat berperan pada proses pemutihan gigi. Dalam pembentukan berbagai oksigen reaktif tersebut, hidrogen peroksida

Gambar 2. Mekanisme pemutihan gigi. Diskolorosasi yang disebabkan kromofor makanan atau minuman, peroksida mengoksidasi kromofor, pemecahan kromofor sehingga menjadi molekul sederhana.24


(26)

H2O2 H2O + On

Ca10(PO4)6(OH)2 + On 10CaO + 3P2O5 + H2O

Hidroksiapatit putih

dipengaruhi oleh kondisi reaksi, diantaranya suhu, pH, cahaya, dan adanya transisi mineral. Perubahan yang terjadi pada lapisan gigi yang disebabkan oleh reaksi dari H2O2 30% dengan molekul apatit, dengan proses pemanasan akan terjadi reaksi

sebagai berikut :5

Berdasarkan reaksi diatas, hidroksiapatit bereaksi dengan superoxol dan menyebabkan pengendapan CaO. CaO inilah yang menimbulkan warna putih pada gigi.5

2.6.2 Karbamid peroksida

Karbamid peroksida disebut juga urea peroksida karena kombinasi urea dan hidrogen peroksida.3,25,27 Karbamid peroksida tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik, dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air.22,26 Karbamid peroksida dapat digunakan dalam dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi (30-50%) yang dipakai untuk metode in office bleaching dan konsentrasi rendah

(10-16%) yang digunakan untuk metode home bleaching. Karbamid peroksida 10%

mengandung 3,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 16% mengandung 5,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 22% mengandung 7,3% hidrogen peroksida, Karbamid peroksida 35% mengandung 11,7% hidrogen peroksida 23,27

Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun 1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital


(27)

peroksida 10% telah disetujui American Dental Association (ADA) karena lebih

aman, murah dan efektif untuk pemutihan gigi vital.25

Reaksi dari karbamid peroksida dalam proses pemutihan sebagai berikut:25,27

Karbamid peroksida Hidrogen peroksida + Urea

CH2N2OH2O2 H2O2 CH2N2O

Hidrogen peroksida Air + Oksigen

H2O2 H2O O2

Urea Amonia + Karbondioksida

CH2N2O NH3 CO2

Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen peroksida. Agar efek karbamid peroksida maksimal, dibutuhkan waktu yang lama untuk berkontak dengan gigi. Urea dalam karbamid peroksida dengan berat molekul yang rendah dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses degradasi ammonia, dan karbondioksida akan dilepas sehingga akan meningkatkan pH. Proses buffer dapat meningkatkan efek pemutihan karena produksi ion perhidrol meningkat sehingga proses oksidasi juga akan bertambah. Selain itu, urea juga mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda pada gigi.23,25,27

Perbedaan penting dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida adalah tingkat kecenderungan melepas peroksida.25,26,27 Urea menstabilkan karbamid peroksida sehingga lebih lambat terurai menjadi peroksida daripada hidrogen peroksida.23,27


(28)

2.7Indikasi dan kontraindikasi bleaching

Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang disebabkan proses penuaan, konsumsi makanan, minuman, obat antara lain tetrasiklin, serta fluorosis.25

Kontra indikasi penggunaan bahan pemutih gigi adalah penderita yang alergi terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan sendok cetak, penderita dengan gigi sangat sensitif, penderita dengan gangguan temporomandibular joints (TMJ),

wanita hamil, penderita dengan restorasi geligi anterior yang berubah warna. Penderita yang terlalu berharap akan hasil pemutihan gigi juga tidak dianjurkan melakukan hal ini, karena kemungkinan hasilnya akan mengecewakan secara psikis.25

2.8Efek samping bleaching

Efek samping yang ditimbulkan dari bleaching:24,25

• Gigi yang sensitif

Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat, ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain.

• Iritasi pada mukosa

Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang berlebihan, keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa atau kemungkinan tertelan.

• Rasa sakit pada TMJ.

Sakit pada otot pengunyahan dan TMJ untuk penderita yang menggunakan

sendok cetak sepanjang malam, disebabkan karena adanya perubahan pada kondili.

• Merusak tambalan

Bleaching dengan hidrogen peroksida dapat menyebabkan efek pada ikatan antara

resin komposit dan jaringan keras gigi yang berakibat terjadinya inhibisi polimerisasi dan meningkatkan porositas resin dan celah marginal sehingga tambalan menjadi lepas.


(29)

• Perubahan morfologi enamel

Perendaman sampel gigi dalam karbamid peroksida dan hidrogen peroksida menunjukkan adanya perubahan gambaran enamel menjadi lebih kasar, berpori-pori dan adanya bercak putih akibat penggunaan bahan tersebut dilihat secara mikroskopis.

2.9Stroberi

Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika. Nikolai Ivanovisch Vavilov, seorang ahli botani yang berasal dari Uni Soviet, pada tahun 1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika, beliau berkesimpulan bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili.27 Jenis atau spesies stroberi yang pertama kali ditemukan di Chili adalah Fragraria Chilonensis (L.) Duchesne atau

disebut stroberi Chili.28,29

Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:28

• Divisi : Spermatophyta

• Sub divisi : Angiospermae

• Kelas : Dicotyledonae

• Keluarga : Rosaceae

• Genus : Fragaria

• Spesies : Fragaria spp


(30)

Stroberi yang dapat kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang

merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne.28

2.10 Manfaat stroberi

Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji dan daunnya diketahui mengandung asam elegat. Senyawa ini ternyata berperan sebagai antikarsinogen dan antimutagen yang berarti penting untuk kesehatan manusia. Asam elegat adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker akibat dari persenyawaan-persenyawaan kimia berbahaya.8

Tanaman stroberi, selain buahnya dapat dimakan, ternyata daun dan akarnya juga dapat dimanfaatkan. Berikut ini manfaat dari masing-masing bagian tanaman.28,30

a. Buah

Buah stroberi dapat dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya serta untuk memutihkan gigi. Stroberi memiliki aktivitas antioksidan tinggi karena mengandung quercetin, ellagic acid, antosianin dan kaemprefol. 28,30

b. Daun

Daun stroberi juga bisa dimanfaatkan. Daunnya berperan sebagai diuretic dan antirematik. Selain mengandung asam elegat, daun stroberi juga memiliki zat antringent. 28,30

c. Akar

Akar stroberi mengandung zat antiradang. Dengan meminum air rebusan akar tersebut bisa memulihkan pembengkakan akibat nyeri sendi dan asam urat.28,30


(31)

2.11 Kandungan stroberi

Kandungan senyawa buah stroberi antara lain:1,8,28 1. Asam elegat (ellagic)

Buah stroberi terdapat asam elegat yang dapat memutihkan gigi. Reaksi yang terdapat pada senyawa ini adalah reaksi oksidasi dimana asam elegat melepaskan elektron yang dapat berikatan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk akan berikatan dengan tiga molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorisasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi electron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, asam elegat melepaskan empat radikal

OH- yang dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut

menjadi struktur jenuh dengan warna yang lebih terang. 1,8,28 2. Asam malat (malate)

Asam malat merupakan golongan asam karboksilat yang mempunyai kemampuan memutihkan gigi dengan mengoksidasi permukaan enamel gigi sehingga menjadi netral dan menimbulkan efek pemutihan. 1,8,28

3. Anthocyanin

Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa ini

merupakan pigmen pemberi warna merah pada stroberi dan juga berperan sebagai antioksidan untuk melindungi struktur sel dalam tubuh serta mencegah kerusakan oksigen pada organ tubuh manusia. 1,8,28

4. Cathechin,Quercetin dan Kaempferol


(32)

2.12 Kekasaran permukaan gigi

Kekasaran permukaan adalah ukuran ketidakteraturan dari permukaan dan

diukur dengan satuan mikrometer (μm). Nilai ini merupakan ukuran deviasi vertikal suatu permukaan dari bentuk idealnya. Apabila deviasi ini besar, maka permukaan tersebut kasar apabila deviasi ini kecil, maka permukaan tersebut halus. Kekasaran dianggap sebagai komponen dari permukaan yang telah diukur dengan frekuensi yang tinggi dan panjang gelombang yang pendek.18,31

Kontak antara permukaan yang kasar dengan gingiva dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, permukaan yang kasar dapat memudahkan perlekatan bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara alami atau bahkan dengan metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran permukaan juga mempengaruhi penampilan estetik, stabilitas warna, dan pembentukan biofilm. 18,31

2.13 Metode pengukuran kekasaran permukaan gigi

Kekasaran permukaan dapat diukur dengan dua metode, antara lain metode sentuhan (contact method) dan metode tanpa sentuhan (non-contact method). Metode

sentuhan dilakukan dengan menarik suatu stylus pengukuran sepanjang permukaan.

Alat untuk metode sentuhan ini disebut profilometer.16,18,31

Kekasaran permukaan gigi pada penelitian ini di ukur dengan menggunakan

Stylus Profilometer. Stylus profilometer terdiri dari tracer head dan amplifier. Stylus

merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang berbentuk konis rata ataupun radius. Tracer head dapat digerakkan sepanjang permukaan benda kerja


(33)

Permukaan yang tidak teratur akan menyebabkan stylus bergerak. Pergerakan stylus ini akan digambarkan dalam bentuk fluktuasi gelombang elektronik oleh treacer head yang kemudian akan diperbesar oleh amplifier sehingga bentuk

kekasaran permukaan dapat dilihat dengan menggunakan mata. 16,18,31

Gambar 5. Pengukuran sampel gigi dengan profilometer Gambar 4. Stylus profilometer


(34)

2.14 Kerangka Teori Enamel gigi

Perubahan warna gigi (diskolorisasi)

Pemutihan gigi (bleaching)

Bahan pemutih gigi

Hidrogen peroksida

Karbamid peroksida Jus buah stroberi

Konsentrasi 16% Kandungan Manfaat Konsentrasi 100% &50%

Asam malat

• Efek pemutihan gigi

Asam elegat

• Efek

pemutihan gigi Anthocyanin

• Pemberi warna merah

Cathechin, Quercetin, Kaempferol

• Antioksidan

Demineralisasi


(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1Kerangka Konsep

3.2Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan

pemutih gigi.

- Jus buah stroberi 100% - Jus buah stroberi 50%

- Karbamid peroksida 16%

Kekasaran permukaan enamel gigi


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian : Eksperimental laboratorium in vitro

Rancangan penelitian : Pre and Post test group design

4.2Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Laboratorium Politeknik USU

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2015

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan adalah gigi molar.

4.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi molar dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi:

a. Mahkota masih utuh dan akar sudah terbentuk sempurna b. Tidak karies

c. Tidak anomali

4.3.3 Besar Sampel

Jumlah besar sampel pada penelitian eksperimen secara sederhana dapat dihitung dengan rumus Federer sebagai berikut :


(37)

( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

Dimana ; t = jumlah perlakuan dalam penelitian r = jumlah sampel

Dalam penelitian ini terdapat 3 kelompok sampel yang diberi perlakuan. Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

( 3 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

( 2 ) ( r – 1 ) ≥ 15

r ≥ 8,5

Jumlah sampel (r) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 sampel.

Kelompok 1 : sampel direndam dalam jus strawberry 100% = 10 sampel

Kelompok 2 : sampel direndam dalam jus strawberry 50% = 10 sampel

Kelompok 3 : sampel direndam dalam karbamid peroksida 16% = 10 sampel Jadi, total jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 sampel (15 gigi molar yang dibagi menjadi 2 bagian).

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel bebas

· Jus buah stroberi 100% dan 50%

· Karbamid peroksida 16%

4.4.2 Variabel tergantung

· Kekasaran permukaan enamel gigi

4.4.3 Variabel terkendali

· Gigi molar

· Lama perendaman gigi dalam jus buah stroberi yaitu 2 menit. Dilakukan 3


(38)

· Konsentrasi jus buah stroberi 100% dan 50%

· Karbamid peroksida 16%

· Media penyimpanan menggunakan saliva buatan

· Suhu ruangan

4.4.4 Variabel tidak terkendali

· Perlakuan terhadap buah stroberi selama tumbuh · Lama waktu penghalusan jus stroberi

· Masa/jangka waktu pencabutan gigi molar · Ketebalan enamel / struktur enamel


(39)

4.4.5 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Bebas

- Jus stroberi 100% dan 50%

- Karbamid peroksida

16%

Variabel Tergantung

Kekasaran permukaan enamel gigi

Variabel Terkendali

· Gigi molar

· Lama perendaman gigi dalam jus

buah stroberi yaitu 2 menit. Dilakukan 3 kali dalam sehari dengan selang waktu 6 jam selama 2 minggu (14 hari).

· Konsentrasi jus buah stroberi 100%

dan 50%

· Karbamid peroksida 16%

· Media penyimpanan menggunakan

saliva buatan

· Suhu

Variabel Tidak Terkendali

· Perlakuan terhadap buah stroberi

selama tumbuh

· Lama waktu penghalusan jus

stroberi

· Masa/jangka waktu pencabutan

gigi molar

· Ketebalan enamel / struktur enamel · Penetrasi bahan pemutih gigi ke


(40)

4.5 Definisi Operasional

Tabel 1 Definisi operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Skala Ukur Alat Ukur

Variabel Bebas

1 Jus buah stroberi

100% 200 g buah stroberi yang dihaluskan

tanpa air. Nominal Gelas Ukur

2 Jus buah stroberi

50%

200 g buah stroberi yang dihaluskan tanpa air. Setelah didapatkan jus stroberi maka dicampur dengan air matang yang rumus V1.C1=V2.C2

Nominal Gelas Ukur

3 Karbamid peroksida

16%

Bahan pemutih gigi yang digunakan dalam metode home bleaching yang telah

disetujui oleh

American Dental Association


(41)

No Variabel Definisi Operasional

Skala Ukur Alat Ukur

Variabel Tergantung

1 Kekasaran

permukaan enamel gigi

Suatu

ketidakteraturan pada permukaan enamel gigi yang diukur dengan alat ukur surface roughness tester.

Ratio Profilometer

4.6Alat dan Bahan Penelitian

4.6.1 Alat penelitian

1. Surface Roughness tester (Mitutoyo Surftest SJ-201, Amerika)

2. Wadah plastik

3. Alat penghalus (National, Japan) 4. Gelas ukur

5. Pinset

6. Alarm

7. Mikromotor (Sunburst, Korea)

8. Carborundum

9. Tisu

10.Alat tulis 11.Spidol

4.6.2 Bahan penelitian

1. Jus buah stroberi 100% & 50%

2. Karbamid peroksida 16%

3. Air

4. Saliva buatan 5. Cat kuku


(42)

4.7 Metode pengumpulan data / pelaksanaan penelitian

4.7.1 Persiapan sampel/bahan coba

Sampel yang digunakan adalah gigi molar yang sesuai dengan kriteria inklusi. Pertama-tama semua sampel gigi dibersihkan, lalu gigi dibagi menjadi 2 bagian (bagian bukal dan lingual/palatal). Setiap gigi bagian akar sampel ditutup dengan cat kuku untuk mencegah masuknya karbamid peroksida serta jus buah stroberi melalui tubulus dentin dan bagian apikal gigi. Kemudian lakukan pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel sebelum gigi direndam/diberikan perlakuan.

Gambar 6. Sampel gigi dibagi 2 bagian (bagian bukal dan lingual/palatal)

Gambar 7. Akar gigi dioles cat kuku

Gambar 8. Pengukuran permukaan enamel gigi sebelum diberikan perlakuan dan diberi tanda menggunakan spidol


(43)

4.7.2 Perlakuan terhadap sampel

Bahan alami pemutih gigi yang digunakan untuk membuat jus adalah buah

stroberi (Fragaria x ananassa) yang diperoleh dari Brastagi, Tahura. Buah stroberi

yang dipilih adalah buah stroberi yang masih segar dan sudah masak. Dimana dalam buah stroberi terdapat kandungan asam elegat dan asam malat yang memutihkan gigi. Setiap perlakuan diperlukan buah stroberi sebanyak 400 gram yang dimanfaatkan menjadi jus dengan cara 200 gram stroberi dihaluskan tanpa air dan dihasilkan jus buah stroberi dengan konsentrasi 100% yang digunakan untuk sampel kelompok 1. Kemudian, 200 gram stroberi dihaluskan tanpa air lagi lalu dilakukan pengenceran menggunakan air matang dengan menggunakan rumus pengenceran yang digunakan untuk sampel kelompok 2 yaitu sebagai berikut:

Setiap hari jus stoberi dalam wadah percobaan tersebut harus diganti.

Proses aplikasi bahan pemutih gigi pada kelompok 1 dan 2 yaitu dengan cara gigi setiap kelompok perlakuan dikeluarkan dari wadahnya masing-masing yang berisi saliva buatan, dicuci di bawah air mengalir dan dikeringkan dengan tisu. Lalu

V1. C1 = V2. C2

Gambar 9. (A) Jus stroberi 100%. (B) Jus stroberi 50%


(44)

gigi direndam dalam wadah yang sesuai dengan kelompok perlakuannya masing-masing. Kelompok sampel terbagi menjadi kelompok 1 : 10 sampel direndam dalam jus buah stroberi 100%, kelompok 2 : 10 sampel direndam dalam jus buah stroberi 50%. Gigi kemudian dicuci dibawah air mengalir, keringkan dengan tisu dan direndam kembali dalam saliva buatan. Setiap hari saliva buatan dalam wadah tersebut harus diganti. Prosedur ini diulang 3 kali sehari dengan selang 6 jam selama 2 menit dalam waktu 2 minggu/ 14 hari.

Pada kelompok 3 diaplikasikan karbamid peroksida 16% sesuai dengan petunjuk pabrik, setelah itu dicuci kembali dibawah air mengalir, keringkan dengan tisu dan rendam dalam saliva buatan. Pengaplikasian dilakukan selama 2 minggu.

Gambar 10. Karbamid peroksida 16% (Zoom NiteWhite)

Gambar 11. Sampel gigi diaplikasi karbamid peroksida 16%

Gambar 12. Perendaman sampel gigi dalam jus stroberi 100%, 50% dan karbamid peroksida 16%


(45)

4.7.3 Pengukuran kekasaran permukaan gigi

Setelah 2 minggu/ 14 hari, gigi dikeluarkan dari wadahnya masing-masing, dicuci dibawah air mengalir dan dikeringkan dengan tisu lalu dilakukan pengukuran kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan profilometer. Hasil pengukuran pada masing-masing gigi dicatat kemudian didapatkan hasil tingkat kekasaran permukaan dari masing-masing kelompok perlakuan yang akan dibandingkan dengan uji ANOVA.

4.8Analisa Data

Data yang telah terkumpul dari hasil pengukuran kekasaran permukaan enamel gigi dianalisis secara uji ANOVA yang menunjukkan perbedaan maka dilanjutkan uji analisis Post Hoc (uji Least Significant Difference) untuk melihat

perbedaan antar kelompok.

Gambar 13. Pengukuran kekasaran permukaan enamel gigi setelah diberikan perlakuan pada daerah yang ditandai spidol


(46)

4.9 Alur penelitian

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 100% 2 menit selang

6 jam (3x sehari) selama

2 minggu

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 50% 2 menit selang 6 jam (3x sehari)

selama 2 minggu

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Analisa statistik

Kesimpulan

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Gigi dibersihkan

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Gigi

diaplikasikan karbamid peroksida 16% 6 jam sehari selama 2 minggu 15 sampel gigi molar


(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1Hasil Penelitian

5.1.1Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 1

Kelompok 1 merupakan kelompok yang diberikan perlakuan perendaman jus buah stroberi dengan konsentrasi 100%. Nilai kekasaran permukaan sampel diperoleh dengan menghitung selisih dari pengukuran sebelum dan setelah diberikan perlakuan

dari setiap sampel kelompok 1 yang diukur dengan menggunakan alat stylus

profilometer. Nilai peningkatan kekasaran permukaan sampel menunjukkan nilai

terbesar 2,330 µm dan nilai terkecil 0,025 µm. (Tabel 2). Tabel 2. Nilai kekasaran permukaan kelompok 1

5.1.2Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 2

Kelompok 2 merupakan kelompok yang diberikan perlakuan perendaman jus buah stroberi dengan konsentrasi 50%. Nilai kekasaran permukaan sampel diperoleh

No Sebelum (µm) Sesudah (µm) Selisih (µm)

1 3,795 4,460 0,665

2 2,780 2,875 0,095

3 3,265 2,520 0,745

4 4,160 3,095 1,065

5 2,670 4,170 1,500

6 8,535 8,405 0,130

7 3,825 3,850 0,025

8 10,290 10,245 0,045

9 3,280 5,610 2,330


(48)

dengan menghitung selisih dari pengukuran sebelum dan setelah diberikan perlakuan

dari setiap sampel kelompok 2 yang diukur dengan menggunakan alat stylus

profilometer. Nilai peningkatan kekasaran permukaan sampel menunjukkan nilai

terbesar 0,72 µm dan nilai terkecil 0,045 µm. (Tabel 3). Tabel 3. Nilai kekasaran permukaan kelompok 2

5.1.3Kekasaran Permukaan Sampel Kelompok 3

Kelompok 3 merupakan kelompok yang diaplikasikan bahan home bleaching

karbamid peroksida 16%. Nilai kekasaran permukaan sampel diperoleh dengan menghitung selisih dari pengukuran sebelum dan setelah pengaplikasian dari setiap sampel kelompok 3 yang diukur dengan menggunakan alat stylus profilometer. Nilai

peningkatan kekasaran permukaan sampel menunjukkan nilai terbesar 0,485 µm dan nilai terkecil 0,005 µm. (Tabel 4).

No Sebelum (µm) Sesudah (µm) Selisih (µm)

1 1,385 1,625 0,240

2 4,500 4,545 0,045

3 6,495 6,920 0,425

4 1,200 1,415 0,215

5 2,615 2,500 0,115

6 3,745 4,110 0,365

7 3,770 4,490 0,720

8 4,200 4,070 0,130

9 3,800 4,215 0,415


(49)

Tabel 4. Nilai kekasaran permukaan kelompok 3

5.2 Analisis Hasil Penelitian

Tabel dibawah ini menunjukkan rata-rata kekasaran permukaan dan standard deviasi kelompok 1,2 dan 3.

Tabel 5. Tabel hasil uji Anova

Kelompok N x (µm) ±SD p

1 10 0,730 0,074

0,032*

2 10 0,280 0,020

3 10 0,198 0,017

*Terdapat perbedaan yang bermakna pada p<0,05

5.2.1 Uji Anova

Dari tabel Anova diperoleh nilai signifikasi 0,032 (p<0,05) dengan demikian terdapat perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan pemutih gigi. Untuk

No Sebelum (µm) Sesudah (µm) Selisih (µm)

1 3,010 2,890 0,120

2 3,860 3,460 0,400

3 1,795 1,965 0,170

4 4,115 4,130 0,015

5 4,555 4,550 0,005

6 2,310 2,290 0,020

7 1,195 1,625 0,430

8 5,365 5,850 0,485

9 1,030 1,140 0,110


(50)

mengetahui perbedaan nilai kekasaran permukaan sampel diantara masing-masing kelompok 1,2 dan 3, maka dilanjutkan dengan Post Hoc (uji Least Significant Difference).

5.2.2 Post Hoc ( Least Significant Difference)

Tabel 6. Hasil Post Hoc (uji LSD)

Kelompok p

Kelompok Stroberi 100% - Kelompok Stroberi 50% 0,037*

Kelompok Stroberi 100% - Kelompok Karbamid Peroksida 16% 0,015*

Kelompok Stroberi 50% - Kelompok Karbamid Peroksida 16% 0,690

*Terdapat perbedaan yang bermakna pada p<0,05

Pada tabel 6 (hasil Post Hoc) diatas perbandingan kelompok stroberi 100% dan

kelompok stroberi 50% diperoleh signifikasi sebesar 0,037 (p<0,05) serta perbadingan kelompok stroberi 100% dan kelompok karbamid peroksida 16% sebesar 0,015 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna nilai kekasaran permukaan sampel gigi antara kelompok stroberi 100% terhadap kelompok stroberi 50% dan kelompok karbamid peroksida 16%. Sedangkan perbandingan antara kelompok stroberi 50% dan kelompok karbamid peroksida 16% diperoleh signifikasi sebesar 0,690 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok stroberi 50% dan kelompok karbamid peroksida 16%.


(51)

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini mengevaluasi efek dari bahan pemutih gigi terhadap kekasaran permukaan gigi. Salah satu bahan pemutih yang biasa digunakan adalah karbamid peroksida 16% yang dipakai dibawah pengawasan dokter gigi. Konsentrasi karbamid peroksida pada home bleaching yang aman antara 10-22%.6,7 Penggunaan bahan

pemutih gigi karbamid peroksida masih diperdebatkan karena memiliki efek gigi sensitif, iritasi mukosa dan perubahan permukaan enamel. Adapun dari efek ini, para peneliti mencari bahan alami pemutih gigi yang salah satunya adalah stroberi. Penelitian Juwita dkk menyatakan bahwa sampel gigi yang diaplikasikan pasta stroberi menghasilkan warna putih yang sama dengan sampel gigi yang diaplikasikan karbamid peroksida.10

Untuk mengetahui apakah bahan alami pemutih gigi jus buah stroberi memiliki efek negatif terhadap permukaan gigi maka dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel gigi molar post ektraksi. Kemudian dilakukan proses pemutihan gigi dengan merendam sampel gigi kedalam jus buah stroberi dengan kelompok konsentrasi 100% dan 50% selama 2 menit setiap 6 jam dalam 2 minggu. Lamanya perendaman hanya 2 menit karena mempertimbangkan pH asam pada jus buah stroberi yang mencapai pH 3 dapat menyebabkan demineralisasi yang mempengaruhi perubahan permukaan gigi.2,6

Setelah perendaman selama 2 minggu didapatkan hasil dengan uji Anova untuk melihat perbedaan antara kelompok sampel yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 100% (kelompok 1), kelompok sampel yang direndam jus buah stroberi konsentrasi 50% (kelompok 2) dan kelompok sampel yang diaplikasikan dengan karbamid peroksida 16% (kelompok 3) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi yang tinggi dan pH asam dari jus buah stroberi.2 Penelitian Diana dkk yang melaporkan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan pemutih gigi maka akan meningkatkan demineralisasi sehingga


(52)

meningkatkan kekasaran permukaan gigi dan menurunkan kekerasan permukaan gigi.17 Penelitian Birgul dkk menyatakan bahwa semakin rendah pH asam dari bahan pemutih gigi menyebabkan pelepasan mineral dari enamel sehingga meningkatkan kekasaran permukaan gigi.18

Demineralisasi terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi dari larutan di permukaan dengan di dalam enamel gigi. Larutan yang berkonsentrasi tinggi dengan pH rendah akan berdifusi ke dalam enamel gigi melalui kisi-kisi kristal dan prisma enamel yang mengandung air dan matriks organik/protein. Demineralisasi enamel terjadi akibat lepasnya ion kalsium dari enamel gigi yang dipengaruhi oleh asam sehingga struktur enamel terurai. Saat berdifusi ke dalam enamel, asam akan

terionisasi menjadi H+ dan ion H+ akan merusak kalsium hidroksiapatit,

menguraikannya menjadi ion-ion Ca2+, OH-, PO43-. ion yang terbentuk masuk ke

dalam larutan enamel dan membentuk senyawa kompleks. Setelah konsentrasi senyawa kompleks ini cukup tinggi maka molekul-molekul tersebut akan lepas dan keluar dari susunan enamel. Jika proses ini terjadi secara terus-menerus maka akan terbentuk pori-pori kecil dari enamel yang mempengaruhi permukaan enamel (meningkatkan kekasaran dan menurunkan kekerasan).13,18

Hasil uji Post Hoc (uji LSD) menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

kelompok jus buah stroberi konsentrasi 100% dan kelompok jus buah stroberi konsentrasi 50% serta perbedaan yang signifkan antara kelompok jus buah stroberi konsentrasi 100% dan kelompok karbamid peroksida 16%. Ini mungkin dikarenakan konsentrasi yang tinggi dan keasaman dari jus buah stroberi sehingga lebih meningkatkan kekasaran permukaan gigi.

Kekasaran enamel gigi dapat menyebabkan plak mudah terjadi pada permukaan enamel gigi. Plak gigi merupakan deposit lunak pembentuk biofilm atau lapisan transparan yang mengandung bakteri beserta produknya yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi. Bakteri yang terdapat pada pelikel adalah bentuk

coccus dan yang paling banyak dari genus Streptococcus. Setelah beberapa hari, plak

ini akan bertambah tebal dan terdiri dari berbagai jenis bakteri. Akhirnya, flora plak yang tadinya di dominasi oleh bentuk coccus berubah menjadi flora campuran yang


(53)

terdiri atas coccus, batang, dan filamen. Sehingga semakin kasar enamel gigi maka

akan lebih mudah melekatnya biofilm yang membentuk plak dan menyebabkan karies.32

Perbandingan antara kelompok jus buah stroberi 50% dan kelompok karbamod peroksida 16% tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kemungkinan semakin rendah konsentrasi dan tidak terlalu asam karena dilakukan pengenceran maka tingkat kekasaran pemukaan gigi kedua bahan ini hampir sama. Serta sampel direndam dalam saliva sehingga menyerupai kondisi didalam rongga mulut dan memungkinkan dapat terjadinya proses terjadinya remineralisasi setelah direndam dalam jus buah stroberi. Penelitian Larissa dkk melaporkan bahwa penggunaan bahan pemutih gigi ataupun merendamkan sampel gigi dalam pewarna, kemudian direndam/penyimpanan dalam saliva akan terjadinya proses remineralisasi dari enamel.15

Hasil penelitian Diana dkk menyatakan bahwa terdapat kehilangan struktur mineral dari enamel menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan gigi setelah diaplikasikan karbamid peroksida 10% dan 16%. Semakin tinggi konsentrasi dari karbamid peroksida menyebabkan terjadinya perubahan dari matriks organik enamel sehingga meningkatnya kekasaran dan menurunkan kekerasan permukaan gigi.17

Kekasaran permukaan gigi yang dihasilkan setelah perendaman dalam jus buah stoberi konsentrasi 100% lebih tinggi tingkat kekasarannya, sedangkan perendaman dalam jus buah stroberi konsentrasi 50% hampir sama tingkat kekasarannya dengan kelompok yang diaplikasikan dengan karbamid peroksida 16%. Dengan ini, jus buah stroberi konsentrasi 100% kurang efektif untuk digunakan dalam memutihkan gigi karena menimbulkan efek pada permukaan gigi. Sedangkan menggunakan jus buah stroberi konsentrasi 50% lebih efektif digunakan karena tingkat kekasarannya sama dengan bahan pemutih gigi pabrikan karbamid peroksida 16% untuk memutihkan gigi.

Nilai kekasaran yang diperoleh dari masing-masing gigi menunjukkan nilai yang bervariasi. Kemungkinan dikarenakan pada sebelum pencabutan, gigi tersebut sering terkontaminasi dengan makanan dan minuman asam, telah dilakukan


(54)

pemutihan gigi ataupun perawatan yang dapat mempengaruhi permukaan enamel gigi. Pada saat pencabutan, gigi tersebut dibiarkan dalam keadaan kering, direndam dalam air atau direndam dengan larutan lain yang dapat menyebabkan perubahan pada permukaan gigi. Dengan perlakuan yang tanpa diketahui oleh peneliti pada saat sebelum dan sesudah pencabutan yang menghasilkan nilai kekasaran dari tiap gigi berbeda dalam rentang yang jauh dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Sebaiknya dalam penelitian memakai gigi yang awal nilai kekasarannya hampir sama agar hasil yang didapat lebih tepat.


(55)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1Kesimpulan

Adanya perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan pemutih

gigi. Jus buah stroberi konsentrasi 100% memiliki efek yang lebih besar dalam meningkatkan kekasaran permukaan gigi, sedangkan jus buah stroberi konsentrasi 50% memiliki efek yang hampir sama dengan bahan pemutih gigi karbamid peroksida 16% dalam meningkatkan kekasaran permukaan gigi. Maka semakin tinggi konsentrasi jus buah stroberi kurang efektif untuk digunakan karena meningkatkan kekasaran permukaan gigi.

7.2Saran

1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk melihat hasil kekasaran

permukaan gigi bila dikondisikan sesuai suhu rongga mulut.

2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk meneliti kekerasan permukaan setelah sampel diaplikasikan dengan jus buah stroberi.

3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk meneliti toksisitas setelah diaplikasi jus buah stroberi.

4. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan memakai sampel gigi yang

nilai kekasarannya tidak terlalu berbeda variasinya.

5. Perlu dikembangkan sediaan stroberi dalam bentuk gel atau pasta sehingga teknik penggunaanya sesuai dengan karbamid peroksida.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Fauziah C, Fitriyani S, Diansari V. Colour change of enamel after application

Averrhoa bilimbi. J Dent Indonesia 2012; 19(3): 53-6.

2. Joiner A. The bleaching of teeth: A review of the literature. J Dent 2006; 34: 412-9.

3. Hendari R. Pemutihan gigi (tooth-whitening) pada gigi yang mengalami

pewarnaan. Sultan Agung 2009; 44(118): 65-77.

4. Delfino CS, Chinelatti MA, Carrasco-Guerisoli LD, Batista AR, Froner IC,

Palma-Dibb RG. Effectiveness of home bleaching agents in discolored teeth and influence on enamel microhardness. J Appl Oral Sci 2009; 17(4):1-7.

5. Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Ed 3. Jakarta: EGC, 2012: 202-4, 211.

6. Dahl JE, Pallesen U. Tooth bleaching-A critical review of the biological aspects. Crit Rev Oral Biol Med 2003; 14(4): 292-304.

7. Meireles SS, Fontes ST, Coimbra LAA, Álvaro Della Bona AD, Demarco FF. Effectiveness of different carbamide peroxide concentrations used for tooth bleaching: an in vitro study. J Appl Oral Sci 2012; 20(2):186-191.

8. Larasati DM, Firsty KN, Yogiartono M. Effectiveness of ellagic acid that contains in strawberry for acrylic discoloration. Asia Pacific Dent Students J 2012; 3(2): 3-9.

9. Arti DWK. The effectiveness of strawberry fruit extract (Fragaria x ananassa) as

teeth whitening agent with some levels of concentration. Thesis: Yogyakarta: UMY, 2012: (abstract).

10.Margaretha J, Rianti D, Meizarini A. Effect of strawberry paste and carbamide peroxide gel 10% towards the brightness enamel tooth. Mater Dent J 2009; 1(1): (abstract).

11.Marinda L. Pengaruh jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) terhadap


(57)

12.Berkovitz BKB, Moxham BJ, Linden RWA, Sloan AJ. Master dentistry. 3rd ed. London: Elsevier, 2011: 142-4.

13.Borjian A, Ferrari CCF, Anouf A, Touyz LZG. Pop-cola acids and tooth erosion: An in vitro, in vivo, electron-microscopic and clinical report. Int J Dent 2010: 1-6.

14.Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005; 38(2): 60-3.

15.Araujo LSN, Santos PHD, Anchieta RB, et al. Mineral loss and color change of enamel after bleaching and staining solutions combination. J Biomedical Optics 2013; 18(10): 1-5.

16.Abouassi T, Wolkewitz M, Hahn P. Effect of carbamide peroxide and hydrogen peroxide on enamel surface: an in vitro study. Clin Oral Invest 2011; 15: 673-680. 17.Soares DG, Ribeiro APD, Sacono NT, Loguercio AD, Hebling J, Costa CAS.

Mineral loss and morphological changes in dental enamel induced by a 16% carbamide peroxide bleaching gel. Braz Dent J 2013; 24(5): 1-8.

18.Azrak B, Callaway A, Kurth P, Willershausen B. Influence of bleaching agents on surface roughness of sound or erored dental enamel specimens. J Esthet Restor Dent 2010; 22(6): 391-401.

19.Li X, Wang J, Joiner A, Chang J. The remineralisation of enamel: a review of the literature. J Dent 2014; 42: 12-20.

20.Piesco NP, Simmelink JA. Histology of enamel. In: Pauline FS. Oral

development and histology. 3rd ed. New York: Thieme, 2002: 157-8, 160-1.

21.Watts A, Addy M. Tooth discolouration and staining: a review of the literature. British Dent J 2001; 190: 309-316.

22.Goodacre CJ, Sagel PA. Dental esthetic in practice: understanding color and shade selection. ADA CERP, 2011: 3-4.

23.Lim MY, Lum SOY, Poh RSC, Lee GP, Lim KC. An in vitro comparison of the

bleaching efficacy of 35% carbamide peroxide with established intracoronal bleaching agents. Int Endo J 2004; 37: 483-8.


(58)

25.Meizarini A, Rianti D. Bahan pemutih gigi dengan sertifikat ADA/ISO. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005; 38(2): 73-6.

26.Sulieman M, Addy M, MacDonald E, Rees JS. The effect of hydrogen peroxide concentration of the outcome of the tooth whitening: an in vitro study. J Dent 2004; 32: 295-9.

27.Meireles SS, Fontes ST, Coimbra LAA, Bona AD, Demarco FF. Effectiveness of different carbamide peroxide concentrations use for teeth bleaching: an in vitro study.J Appl Oral Sci 2012;20(2):186-191.

28.Harianingsih. Pemanfaatan limbah cangkang kepiting menjadi kitosan sebagai bahan pelapis (coater) pada buah stroberi. Tesis: Semarang : Undip, 2010: 16-8. 29.Kesumawati E, Hayati E, Thamrin M. Pengaruh naungan dan varietas terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran rendah. Jurnal Agrista 2012; 16(1): 14-21.

30.Sinha NK. Strawberries and blueberries: phytonutrients and products. In: ed YH Hui. Handbook of food products manufacturing. Canada: Wiley, 2007: 793-4, 797-800.

31.Faraoni-romano JJ, Silveira AGD, Turssi CP, Serra MC. Bleaching agents with varying concentrations of carbamide and/or hydrogen peroxides: effect on dental microhardness and roughness. J Esthet Restor Dent 2008; 20: 395-404.

32.Onisei D, Feier I, Rusu D, Stratul SI. The biofilm: formation and removal. Timisoara Medical J 2008; 2: 1-5.


(59)

Lampiran 1

Alur pikir

- Kepercayaan diri merupakan

aspek psikologis yang penting. Kepercayaan diri dapat ditunjang dari penampilan baik dari kebersihan dan warna gigi. (Fauziah, 2012).

- Warna gigi dipengaruhi oleh

kombinasi warna intrinsik dan ekstrinsik. Warna ekstrinsik disebabkan kromogen yang dilepaskan oleh makanan ke dalam rongga mulut (teh, kopi, rokok). Warna intrinsik pada penggunaan obat-obatan (tetracycline, flour) dan faktor genetik. (Joiner, 2006).

- Perubahan warna gigi dapat

ditanggulangi dengan pasta gigi

whitening, scalling dan bleaching. (Fauziah, 2012).

- Bleaching merupakan suatu

proses pemutihan gigi yang berubah warna sampai mendekati warna asli gigi dengan proses perbaikan secara kimiawi.

Bahan yang umum digunakan adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. (Delfino, 2009).

- Penggunaan senyawa kimia

hidrogen peroksida dan karbamid peroksida masih diperdebatkan karena memiliki efek samping seperti gigi sensitive, iritasi gingiva dan perubahan dari permukaan enamel. (Fauziah, 2012).

- Stroberi adalah salah satu

bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. (Larasati, 2012).

- Stroberi dan bahan bleaching

mempunyai sifat asam sehingga enamel dapat mengalami demineralisasi yang merusak hidroksiapatit enamel gigi serta mempengaruhi permukaan enamel. (Araujo, 2013).


(60)

- Kekasaran permukaan enamel menjadi suatu studi yang penting, karena permukaan enamel yang kasar akan menjadi tempat perlekatan dan kolonisasi bakteri yang akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi gingiva. (Abouassi, 2011).

Berdasarkan data yang telah diuraikan, perlu diketahui efek kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi sebagai bahan pemutih.

Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan

pemutih.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai

bahan pemutih gigi.

Judul Penelitian

Perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan


(61)

Lampiran 2

Alur penelitian

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 100% 2 menit selang

6 jam (3x sehari) selama

2 minggu

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 50% 2 menit selang 6 jam (3x sehari)

selama 2 minggu

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Analisa statistik

Kesimpulan

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Gigi dibersihkan

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Gigi

diaplikasikan karbamid peroksida 16% 6 jam sehari selama 2 minggu 15 sampel gigi molar


(62)

LAMPIRAN 3 One Way Anova

Descriptives Kekasaran Permukaan

N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Stroberi 100% 10 .73050 .0745332 .235695 .19732 1.26368 .025 2.330

Stroberi 50% 10 .28050 .0203271 .064280 .13509 .42591 .045 .720

Karbamid peroksida 16% 10 .19800 .0178188 .056348 .07053 .32547 .005 .485

Total 30 .40300 .0501727 .091602 .21565 .59035 .005 2.330

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kekasaran Permukaan

Stroberi 100% .192 10 .200* .870 10 .101

Stroberi 50% .179 10 .200* .903 10 .238

Karbamid peroksida 16% .196 10 .200* .879 10 .126

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction


(63)

ANOVA Kekasaran Permukaan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.643 2 .821 3.920 .032

Within Groups 5.657 27 .210

Total 7.300 29

Multiple Comparisons Dependent Variable: Kekasaran Permukaan

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Stroberi 100% Stroberi 50%

.450000* .204709 .037 .02997 .87003

Karbamid peroksida 16% .532500* .204709 .015 .11247 .95253

Stroberi 50% Stroberi 100% -.450000

* .204709 .037 -.87003 -.02997

Karbamid peroksida 16% .082500 .204709 .690 -.33753 .50253

Karbamid peroksida 16% Stroberi 100%

-.532500* .204709 .015 -.95253 -.11247

Stroberi 50% -.082500 .204709 .690 -.50253 .33753


(1)

26.Sulieman M, Addy M, MacDonald E, Rees JS. The effect of hydrogen peroxide concentration of the outcome of the tooth whitening: an in vitro study. J Dent 2004; 32: 295-9.

27.Meireles SS, Fontes ST, Coimbra LAA, Bona AD, Demarco FF. Effectiveness of different carbamide peroxide concentrations use for teeth bleaching: an in vitro study.J Appl Oral Sci 2012;20(2):186-191.

28.Harianingsih. Pemanfaatan limbah cangkang kepiting menjadi kitosan sebagai bahan pelapis (coater) pada buah stroberi. Tesis: Semarang : Undip, 2010: 16-8. 29.Kesumawati E, Hayati E, Thamrin M. Pengaruh naungan dan varietas terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi (Fragaria sp.) di dataran rendah. Jurnal Agrista 2012; 16(1): 14-21.

30.Sinha NK. Strawberries and blueberries: phytonutrients and products. In: ed YH Hui. Handbook of food products manufacturing. Canada: Wiley, 2007: 793-4, 797-800.

31.Faraoni-romano JJ, Silveira AGD, Turssi CP, Serra MC. Bleaching agents with varying concentrations of carbamide and/or hydrogen peroxides: effect on dental microhardness and roughness. J Esthet Restor Dent 2008; 20: 395-404.

32.Onisei D, Feier I, Rusu D, Stratul SI. The biofilm: formation and removal. Timisoara Medical J 2008; 2: 1-5.


(2)

Lampiran 1

Alur pikir

- Kepercayaan diri merupakan aspek psikologis yang penting. Kepercayaan diri dapat ditunjang dari penampilan baik dari kebersihan dan warna gigi. (Fauziah, 2012).

- Warna gigi dipengaruhi oleh kombinasi warna intrinsik dan ekstrinsik. Warna ekstrinsik disebabkan kromogen yang dilepaskan oleh makanan ke dalam rongga mulut (teh, kopi, rokok). Warna intrinsik pada penggunaan obat-obatan (tetracycline, flour) dan faktor genetik. (Joiner, 2006).

- Perubahan warna gigi dapat ditanggulangi dengan pasta gigi

whitening, scalling dan

bleaching. (Fauziah, 2012).

- Bleaching merupakan suatu

proses pemutihan gigi yang berubah warna sampai mendekati warna asli gigi dengan proses perbaikan secara kimiawi.

Bahan yang umum digunakan adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. (Delfino, 2009).

- Penggunaan senyawa kimia

hidrogen peroksida dan karbamid peroksida masih diperdebatkan karena memiliki efek samping seperti gigi sensitive, iritasi gingiva dan perubahan dari permukaan enamel. (Fauziah, 2012).

- Stroberi adalah salah satu bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk memutihkan kembali gigi yang telah berubah warna. (Larasati, 2012).

- Stroberi dan bahan bleaching

mempunyai sifat asam sehingga enamel dapat mengalami demineralisasi yang merusak hidroksiapatit enamel gigi serta mempengaruhi permukaan enamel. (Araujo, 2013).


(3)

- Kekasaran permukaan enamel menjadi suatu studi yang penting, karena permukaan enamel yang kasar akan menjadi tempat perlekatan dan kolonisasi bakteri yang akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi gingiva. (Abouassi, 2011).

Berdasarkan data yang telah diuraikan, perlu diketahui efek kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi sebagai bahan pemutih.

Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dengan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan

pemutih.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai

bahan pemutih gigi.

Judul Penelitian

Perbedaan kekasaran permukaan enamel gigi pada penggunaan karbamid peroksida 16% dan jus buah stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai bahan


(4)

Lampiran 2

Alur penelitian

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 100% 2 menit selang

6 jam (3x sehari) selama

2 minggu

Gigi direndam dalam jus buah stroberi 50% 2 menit selang 6 jam (3x sehari)

selama 2 minggu

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Analisa statistik

Kesimpulan

Pengukuran dan pencatatan kekasaran permukaan enamel gigi dengan profilometer

Gigi dibersihkan

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Gigi

diaplikasikan karbamid peroksida 16% 6 jam sehari selama 2 minggu 15 sampel gigi molar


(5)

One Way Anova

Descriptives

Kekasaran Permukaan

N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Stroberi 100% 10 .73050 .0745332 .235695 .19732 1.26368 .025 2.330

Stroberi 50% 10 .28050 .0203271 .064280 .13509 .42591 .045 .720

Karbamid peroksida 16% 10 .19800 .0178188 .056348 .07053 .32547 .005 .485

Total 30 .40300 .0501727 .091602 .21565 .59035 .005 2.330

Tests of Normality

Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kekasaran Permukaan

Stroberi 100% .192 10 .200* .870 10 .101

Stroberi 50% .179 10 .200* .903 10 .238

Karbamid peroksida 16% .196 10 .200* .879 10 .126

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction


(6)

ANOVA

Kekasaran Permukaan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.643 2 .821 3.920 .032

Within Groups 5.657 27 .210

Total 7.300 29

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kekasaran Permukaan LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Stroberi 100% Stroberi 50%

.450000* .204709 .037 .02997 .87003

Karbamid peroksida 16% .532500* .204709 .015 .11247 .95253

Stroberi 50% Stroberi 100% -.450000

* .204709 .037 -.87003 -.02997

Karbamid peroksida 16% .082500 .204709 .690 -.33753 .50253

Karbamid peroksida 16% Stroberi 100%

-.532500* .204709 .015 -.95253 -.11247

Stroberi 50% -.082500 .204709 .690 -.50253 .33753