Pengaruh Aplikasi Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS
KACANG TANAH (Arachis Hypogea L.)

SKRIPSI

Oleh :
HENNI ERVINA PASARIBU
060307006
BDP – PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS
KACANG TANAH (Arachis Hypogea L.)

SKRIPSI

Oleh :

HENNI ERVINA PASARIBU
060307006
BDP – PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

: Pengaruh Aplikasi Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)
Nama
: Henni Ervina Pasaribu
NIM
: 060307006
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi) (Luthfi A.M. Siregar, SP, MSc, Ph.D)

Ketua

Anggota

Mengetahui

Ir. T.Sabrina, M.Agr,Sc,Ph.D
Ketua Program Studi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

HENNI ERVINA PASARIBU. “Pengaruh Aplikasi
Rhizobium terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogea L.)”.
Penelitian ini dibawah bimbingan Lollie Agustina P. Putri sebagai ketua dan
Luthfi A.M. Siregar sebagai anggota komisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi rhizobium
terhadap pertumbuhan dan produksi tiga varietas kacang tanah

(Arachis hypogea L.) Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian + 25 m dpl dari bulan
Desember 2010 sampai Maret 2011. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah rhizobium dengan
tigat taraf yaitu :tanpa rhizobium, aplikasi saat tanam, aplikasi satu bulan setelah
tanam dan faktor kedua adalah varietas dengan tiga taraf yaitu :kelinci, gajah dan
cultivar sihobuk.
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi rhizobium berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman minggu IV-VI, jumlah bintil akar pada fase setelah R1
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar pada fase pembungaan,
jumlah polong per sampel, berat polong per sampel, umur berbunga, berat polong
per plot, dan berat 100 biji. Faktor varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman IV-IX MST, umur berbunga, berat polong per plot, berat 100 biji tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar pada fase pembungaan,
jumlah bintil akar pada fase setelah R1, jumlah polong per sampel, dan berat
polong per sampel.
Kata kunci : aplikasi rhizobium, varietas, produksi kacang tanah

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

HENNI Ervina Pasaribu. "The Influence of Rhizobium Application on the Growth
and Production of Three Varieties of Peanut (Arachis Hypogea L.)." This research
under the guidance of Lollie Agustina P. Putri as chairman and Lutfi A.M.
Siregar, a member of the commission.
This study aims to determine the influence of rhizobium application on
growth and production of three varieties of peanut (Arachis hypogea L.) field
experiment was conducted in the experiment Faculty of Agriculture, University of
North Sumatra at an altitude of + 25 m above sea level from December 2010 until
March 2011. This study used factorial randomized block design with two factors.
The first factor is the rhizobium with tigat levels ie: without rhizobium,
application at planting, application one month after planting and the second factor
is the variety with three levels ie: rabbits, elephants and cultivar sihobuk.
The results showed rhizobium application significantly affected plant
height weeks of IV-VI, the number of nodules in the phase after R1 but no
significant effect on the number of nodules at flowering stage, number of pods per
sample, weight of pods per samples, flowering, pod weight per plot, and 100 seed
weight. Variety of factors significantly affect plant height IV-IX MST, flowering,
pod weight per plot, 100 seed weight but no significant effect on the number of

nodules at flowering stage, the number of nodules in the phase after R1, number
of pods per sample, and weight pods per sample.

Key words:

rhizobium application,

varieties,

production of groundnut

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Henni Ervina Pasaribu dilahirkan di Lobusiregar pada tanggal 28 Januari
1988 dari Ayahanda T. Pasaribu dan Ibunda M. Manurung. Penulis merupakan
anak ke-2 dari 5 bersaudara.
Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Santo Thomas-3 Medan dan pada
tahun yang sama masuk ke Fakutas Pertanian USU melalui jalur SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis memilih program studi Pemuliaan
Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti berbagai organisasi
yaitu HMD Budidaya Pertanian, UKM KMK USU UP FP, dan Paduan Suara
Transeamus Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun
Bangun Siantar pada bulan Juni-Juli 2010 dan melaksanakan penelitian Skripsi
pada bulan Desember 2010 hingga bulan Maret 2011 di Lahan Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul”
Pengaruh Aplikasi Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga
Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)” yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada


kesempatan

ini,

penulis

mengucapkan

terima

kasih

kepada Bapa Prof. Dr. T.M . Hanafiah Oelim, DAA (Alm) sebagai ketua komisi
pembimbing, Ibu Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSi sebagai ketua komisi
pembimbing dan Bapak Luthfi A.M. Siregar, SP, MSc, Ph.D sebagai anggota
komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama persiapan
penelitian sampai penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
Ayahanda T. Pasaribu dan Ibunda M. Manurung yang telah membesarkan penulis

dengan segenap cinta dan kasih sayang, juga kepada abang/kakak dan adik
tercinta dan rekan-rekan budidaya pertanian stambuk 2006 yang telah
memberikan dukungan kepada penulis selama melakukan studi.
Penulis sadar skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
penulisan skripsi ini.Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih,
semoga skripsi bermanfaat bagi kita semua.
Medan, juni 2011
Penulis

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal.
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3
Kegunan Penelitian........................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
Tinjauan Umum Tanaman Kacang Tanah ......................................... 4
Syarat Tumbuh ................................................................................. 6
Iklim ........................................................................................ 6
Tanah ...................................................................................... 6
Bakteri Rhizobium
7
Varietas ............................................................................................. 10
BAHAN DAN METODE ............................................................................. 12
Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 12

Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 12
Metode Penelitian............................................................................. 12
PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................. 15
Persiapan Lahan Penelitian ................................................................ 15
Aplikasi Rhizobium........................................................................... 15
Persiapan Benih ................................................................................. 15
Penanaman ........................................................................................ 15
Pemeliharaan Tanaman ..................................................................... 16
Penyiraman............................................................................... 16
Penyulaman .............................................................................. 16
Penyiangan ............................................................................. 16
Pemupukan ............................................................................... 16

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................. 16
Panen ............................................................................................ 17
Pengamatan Parameter ...................................................................... 17
Tinggi tanaman(cm) ................................................................. 17
Umur berbunga (hari) ............................................................... 17
Jumlah bintil akar ..................................................................... 17
Jumlah polong per sampel......................................................... 17
Berat polong per sampel (g) ...................................................... 18
Berat polong per plot (g) ........................................................... 18
Berat 100 biji (g) ...................................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 19
Hasil ........................................................................................... 19
Pembahasan................................................................................. 29
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 33
Kesimpulan ................................................................................. 33
Saran ........................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No

Hal.

1. Rataan tinggi tanaman pada aplikasi rhizobium dan beberapa
varietas 1-9 MST ............................................................................... 19
2. Rataan umur berbunga (hari) tanaman kacang tanah .......................... 21
3. Rataan jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi
rhizobium dan varietas ........................................................................ 22
4. Rataan jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi
rhizobium dan varietas ........................................................................ 23
5. Rataan jumlah polong per sampel tanaman kacang tanah pada
aplikasi rhizobium dan varietas.......................................................... 25
6. Rataan berat polong per sampel (g) ................................................... 25
7. Rataan berat polong per plot (g) ........................................................ 26
8. Rataan berat 100 biji (g) .................................................................... 28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No

Hal.

1. Hubungan tinggi tanaman 1 - 9 MST dengan perlakuan varietas ....... 20
2. Hubungan umur berbunga tanaman kacang tanah dengan
beberapa varietas .............................................................................. 22
3. Hubungan jumlah bintil akar pada fase setelah R1 dengan
aplikasi rthizobium ........................................................................... 24
4. Hubungan berat polong per plot tanaman kacang tanah dengan
perlakuan varietas............................................................................. 27
5. Hubungan berat 100 biji (g) tanaman kacang tanah dengan
perlakuan varietas............................................................................. 28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No

Hal.

1. Data pengamatan tinggi tanaman umur 1 MST ................................ 36
2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 1 MST............... ................ 36
3. Data pengamatan tinggi tanaman umur 2 MST ................................ 37
4. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 2 MST................................ 37
5. Data pengamatan tinggi tanaman umur 3 MST ................................ 38
6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 3 MST................................ 38
7. Data pengamatan tinggi tanaman umur 4 MST ................................ 39
8. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 4 MST................................ 39
9. Data pengamatan tinggi tanaman umur 5 MST ................................ 40
10. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 5 MST................................ 40
11. Data pengamatan tinggi tanaman umur 6 MST ................................ 41
12. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 6 MST................................ 41
13. Data pengamatan tinggi tanaman umur 7 MST ................................ 42
14. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 7 MST................................ 42
15. Data pengamatan tinggi tanaman umur 8MST ................................. 43
16. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 8 MST................................ 43
17. Data pengamatan tinggi tanaman umur 9 MST ................................ 44
18. Daftar sidik ragam tinggi tanaman umur 9 MST................................ 44
19. Data pengamatan umur berbunga ..................................................... 45
20. Daftar sidik ragam umur berbunga............... ..................................... 45

Universitas Sumatera Utara

21. Data pengamatan jumlah bintil akar pada fase pembungaan tanaman
kacang tanah .................................................................................... 46
22. Daftar sidik ragam bintil akar pada fase pembungaan tanaman kacang
tanah............... .................................................................................. 46
23. Data pengamatan jumlah bintil akar pada 1 Bulan setelah R1 tanaman
kacang tanah .................................................................................... 47
24. Daftar sidik ragam jumlah bintil akar pada 1 Bulan setelah R1 tanaman
kacang tanah............... ...................................................................... 47
25. Data pengamatan jumlah polong per sampel tanaman kacang tanah .. 48
26. Daftar sidik ragam jumlah polong per sampel tanaman kacang
tanah............... .................................................................................. 48
27. Data pengamatan berat polong per sampel (g) tanaman kacang tanah 49
28. Daftar sidik ragam berat polong per sampel (g) tanaman kacang
tanah............... .................................................................................. 49
29. Data pengamatan berat polong per plot (g) tanaman kacang tanah ... 50
30. Daftar sidik ragam berat polong per plot (g) tanaman kacang
tanah............... .................................................................................. 50
31. Data pengamatan berat 100 biji (g) tanaman kacang tanah ................ 51
32. Daftar sidik ragam berat 100 biji (g) tanaman kacang tanah............... 51
33. Jadwal kegiatan penelitian ................................................................ 52
34. Deskripsi tanaman kacang tanah ...................................................... 53
35. Bagan tanaman per plot ................................................................... 56
36. Foto hasil penelitian ........................................................................ 57

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

HENNI ERVINA PASARIBU. “Pengaruh Aplikasi
Rhizobium terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogea L.)”.
Penelitian ini dibawah bimbingan Lollie Agustina P. Putri sebagai ketua dan
Luthfi A.M. Siregar sebagai anggota komisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi rhizobium
terhadap pertumbuhan dan produksi tiga varietas kacang tanah
(Arachis hypogea L.) Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara pada ketinggian + 25 m dpl dari bulan
Desember 2010 sampai Maret 2011. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah rhizobium dengan
tigat taraf yaitu :tanpa rhizobium, aplikasi saat tanam, aplikasi satu bulan setelah
tanam dan faktor kedua adalah varietas dengan tiga taraf yaitu :kelinci, gajah dan
cultivar sihobuk.
Hasil penelitian menunjukkan aplikasi rhizobium berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman minggu IV-VI, jumlah bintil akar pada fase setelah R1
tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar pada fase pembungaan,
jumlah polong per sampel, berat polong per sampel, umur berbunga, berat polong
per plot, dan berat 100 biji. Faktor varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman IV-IX MST, umur berbunga, berat polong per plot, berat 100 biji tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar pada fase pembungaan,
jumlah bintil akar pada fase setelah R1, jumlah polong per sampel, dan berat
polong per sampel.
Kata kunci : aplikasi rhizobium, varietas, produksi kacang tanah

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

HENNI Ervina Pasaribu. "The Influence of Rhizobium Application on the Growth
and Production of Three Varieties of Peanut (Arachis Hypogea L.)." This research
under the guidance of Lollie Agustina P. Putri as chairman and Lutfi A.M.
Siregar, a member of the commission.
This study aims to determine the influence of rhizobium application on
growth and production of three varieties of peanut (Arachis hypogea L.) field
experiment was conducted in the experiment Faculty of Agriculture, University of
North Sumatra at an altitude of + 25 m above sea level from December 2010 until
March 2011. This study used factorial randomized block design with two factors.
The first factor is the rhizobium with tigat levels ie: without rhizobium,
application at planting, application one month after planting and the second factor
is the variety with three levels ie: rabbits, elephants and cultivar sihobuk.
The results showed rhizobium application significantly affected plant
height weeks of IV-VI, the number of nodules in the phase after R1 but no
significant effect on the number of nodules at flowering stage, number of pods per
sample, weight of pods per samples, flowering, pod weight per plot, and 100 seed
weight. Variety of factors significantly affect plant height IV-IX MST, flowering,
pod weight per plot, 100 seed weight but no significant effect on the number of
nodules at flowering stage, the number of nodules in the phase after R1, number
of pods per sample, and weight pods per sample.

Key words:

rhizobium application,

varieties,

production of groundnut

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) yang sudah tersebar luas
dan ditanam di Indonesia merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika,
tepatnya pada daerah Brazilia (Amerika Selatan). Mula-mula tanaman kacang
tanah ini dibawa dan disebarkan ke benua Eropa kemudian menyebar ke benua
Asia (Rukmana, 1999) .
Kacang tanah memiliki peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan
pangan jenis kacang-kacangan di Indonesia. Kacang tanah merupakan bahan
pangan yang sehat karena mengandung protein, niacin, magnesium, vitamin C,
mangan, krom, kolesterol yang rendah nilainya, asam lemak tidak jenuh hingga
80%, dan juga mengandung asam linoleat sebanyak 40-45% .Tanaman ini
memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu primadona di antara tanaman
pangan lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, tanaman ini banyak
pula digunakan untuk pakan dan bahan baku industri (Ratna, 2008)
Konsumsi kacang tanah sebagai sumber pangan sehat dalam pangan
nasional terus meningkat, namun sejak tahun 1979 kemampuan produksi di dalam
negeri belum dapat memenuhi kebutuhan. Hal ini dikarenakan produksi komoditi
kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Jumlah
produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas satu
hektar produksi normal, berkisar antara 1.5 - 2.5 ton polong kering dengan umur
tanaman rata-rata 110 hari (Adisarwanto, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Selain pupuk yang digunakan untuk menambah produksi kacang tanah,
varietas juga merupakan faktor pendukung dalam mengusahakan kacang tanah.
Untuk itu sebelum melakukan penanaman perlu diperhatikan pemilihan varietas
unggul yang berpotensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
(Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2008).
Kultivar Sihobuk merupakan plasma nutfah lokal daerah Tarutung,
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Informasi mengenai
penelitian terhadap kultivar Sihobuk masih sangat sedikit dilakukan. Penelitian ini
menggunakan kultivar Sihobuk untuk mengetahui potensi produksi jika
dibudidayakan pada lokasi yang berbeda dari lingkungan di Tarutung.
Legin adalah pupuk nitrogen hayati kualitas tinggi, yang berbentuk
powder/ bubuk yang mengandung bakteri Rhizobium 10.000.000 – 1.000.000.000
sel per gram untuk

menginokulasi (menulari) tanaman kacang tanah

(Arachis hypogaea) dan Kedelai (Glicine Max).
Kenaikan produksi

karena penggunaan Rhizobium sangat beragam,

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan kualitas benih tanaman,
tingkat kesuburan tanah, kerapatan dan cara perawatan tanaman.
Nitrogen yang diperlukan tanaman kacang tanah bersumber dari dalam
tanah juga dari N atmosfir melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Bakteri
ini membentuk bintil akar (nodul) pada akar tanaman kacang tanah dan dapat
menambat N dari udara. Hasil fiksasi nitrogen ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan N yang diperlukan oleh tanaman kacang tanah. Pada fiksasi yang
efektif 50-75% dari total kebutuhan tanaman akan nitrogen tersebut dapat
dipenuhi (Pasaribu et al., 1989).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Aplikasi pemberian Rhizobium terhadap pertumbuhan dan produksi tiga
varietas kacang tanah (Arachis hypogea L).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi
rhizobium terhadap pertumbuhan dan produksi tiga varietas kacang tanah
(Arachis hypogea L.).

Hipotesis Penelitian
Pemberian rhizobium dan varietas kacang tanah serta interaksi keduanya
berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

dan

produksi

kacang

tanah

(Arachis hypogea,L.).
Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan dan Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Kacang Tanah
Klasifikasi tanaman kacang tanah menurut Sharma (1993), yaitu :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Klas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Leguminales

Famili

: Papilionaceae

Genus

: Arachis

Spesies

: Arachis hypogeae L.
Tanaman kacang tanah memiliki susunan akar sebagai berikut: yang

pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
alat pengisap. Karena meningkatnya umur tanaman, akar-akar tersebut kemudian
mati. Sedangkan akar yang masih bertahan hidup menjadi akar-akar yang
permanen. Akar permanen tersebut kemudian mempunyai cabang lagi, dan
berfungsi juga sebagai alat pengisap (Tim Bina Karya Tani, 2009).
Secara garis besar, pertumbuhan kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu tipe yang tegak dan tipe menjalar. pada umunya percabangan tanaman
kacang tanah tipe tegak sedikit melurus atau agak miring ke atas. Batang utama
tipe menjalar lebih panjang dari pada batang utama tipe tegak, biasanya
panjangnya antara 33-50 cm. Sedangkan tipe menjalar cabang-cabangnya tumbuh

Universitas Sumatera Utara

ke samping tepi ujungnya mengarah kesamping. Panjang

batang utamanya

biasanya 33- 66 cm. Kacang tanah tipe tegak lebih disukai daripada tipe menjalar
karena tipe tegak lebih pendek umurnya, selain umur pendek, masak polong juga
serempak dan pemungutan hasil lebih mudah (Tim Bina Karya Tani, 2009).
Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap
helai daun terdiri dari empat helai anak daun. permukaan daunnya sedikit
berbulu,berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan.
Sedangkan gerakan Nyctitropic sebagai aktifitas daun sebagai persipan diri untuk
dapat

menyerap

cahaya

matahari

sebanyak-banyaknya

(Badan Litbang Pertanian, 1992)
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu
setelah tanam. Rangkaian yang berwarna kuning orange muncul pada setiap ketiak
daun. setiap bunga mempunyai tangkai panjang berwarna putih. Akan tetapi
tangkai yang berwarna putih itu bukanlah tangkai bunga yang sebenarnya,
melainkan tabung kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning, dan
standar mahkota bunga pada bagian pangkalnya bergaris-garis merah atau merah
tua. Sedangkan benang sarinya setukal (monodelphus) bakal buahnya terletak
didalamnya(inferior), Tepatnya pada pangkal tabung kelopak bunga di ketiak
daun. (Adisarwanto, 2008).
Kacang tanah berbuah polong, polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah
yang disebut ginofora, yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula
ujung ginofora mengarah ke atas, tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofora tadi
mengarah ke bawah dan selanjutnya mengarah ke bawah. Setelah polong

Universitas Sumatera Utara

terbentuk pertumbuhan memanjang ginofora terhenti dengan ukuran mencapai
6 - 18 cm, untuk mempermudah pembentukan polong di butuhkan tekstur tanah
yang ringan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Warna biji kacang tanah di antaranya putih, merah, ungu, dan kesumbah.
Bentuk ukuran biji kacang tanah sangat berbeda-beda, ada yang besar, sedang,
dan kecil. Perbedaan tersebut tergantung pada varietasnya, misalnya varietas
gajah, banteng dan macan warnanya merah kesumbah atau agak putih, sedangkan
biji kacang tanah dari varietas kijang berwarna merah tua. Biji kacang tanah
mengandung vitamin A dan B. Pada umumnya kacang tanah kurang mengandung
unsur-unsur vitamin, namun mengandung protein dan lemak (Astanto, 1993).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kacang tanah menyukai iklim panas dan dapat tumbuh dengan
baik pada daerah dengan ketinggian di bawah 1500 m dpl walaupun ada beberapa
varietas

dapat tumbuh baik pada ketinggian yang lebih tinggi. Tanaman ini

memerlukan kondisi basah sepanjang pertumbuhannya atau curah hujannnya
sekitar 800 mm -1300 mm per tahun. dan pada saat menjelang panen memerlukan
kondisi kering. lklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu
tinggi antara 25°C - 35°C, sedikit lembab ( RH 65 % - 75 % ) (Smart, 1978).
Tanah
Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan,
seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat
dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering
tadah hujan. Hal yang paling penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah :

Universitas Sumatera Utara

Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan. Tanah berdrainase dan
beraerasi baik, dengan PH 6-6,5. Tanaman yang masih mudah dapat berpenetrasi
pada tanah yang lebih gembur, akan dapat memperkuat struktur tanah dengan
baik, tanamannya pun dapat bertambah subur dan dalam pelaksanaan panenannya
dapat lebih mudah (KartaSapoetra, 1990).
Bakteri Rhizobium
Bakteri rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan
tanaman legume, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan
membentuk bintil akar di dalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen
atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan rhizobium
terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan
nitrogen bagi tanaman inangnya (Rahmawati, 2005).
Bakteri-bakteri yang termasuk dalam genus Rhizobium hidup bebas dalam
tanah dan dalam daerah perakaran tumbuh-tumbuhan legum maupun bukan
legume. Walaupun demikian, bakteri Rhizobium hanya dapat bersimbios dengan
tumbuh-tumbuhan legum, dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil
akar di dalamnya. Istilah simbiosis umumnya diartikan sebagai adanya kemitraan
yang saling menguntungkan antara dua organisme. Pada simbiosis dalam bintil
akar

legum,

legumnya merupakan mitra yang

lebih

besar sedangkan

Rhizobiumnya mitra yang lebih kecil, sering disebut dengan mikrosimbion
(Rao, 1994).
Jika terdapat bakteri yang mendekati dan menyentuh akar tanaman
leguminosa, ada beberapa di antaranya yang masuk ke dalam sel-sel tunggal

Universitas Sumatera Utara

perakaran rambut tanaman. Perkembangan jumlah bakteri ini dapat meningkat
dengan cepat karena berlimpahnya bahan makanan yang dengan mudah dicapai
dari jaringan tubuh tanaman. Bakteri yang masuk membentuk benang-benang
dasar pada perakaran (akar rambut) dan menembus ke bagian cortex akar. Dengan
adanya infeksi pada akar tanaman maka di sekitarnya akan timbul nodula atau
bintil akar, dan disinilah bakteri hidup. Setiap nodula dapat mengandung berjutajuta

bakteri

dan

sejumlah

nitrogen

yang

terkumpul

pada

nodula

(Sutejo, dkk, 1996).
Proses terjadinya nodula akar pada tanaman kacang-kacangan sehubungan
dengan hadirnya rhizobium dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Bakteri rhizobium berkerumun di sekitar rambut-rambut akar di
perkebunan (secara alami) maupun pada media buatan dengan pemberian
inokulan (preparat hidup bakteri rhizobium)
b. Sehubungan dengan berkerumunnya bakteri tersebut, rambut akar akan
mengekskresi/mengeluarkan triftopan, yang selanjutnya oleh bakteri
diubah ke indol asetat
c. Kehadiran indol asetat mengakibatkan rambut-rambut akar mengeriting
(mengerut), sedang kegiatan bakteri lebih lanjut menghasilkan enzim yang
dapat melarutkan senyawa pektat yang terdapat dalam fibril (sellulosa)
kulit/selaput rambut akar sehingga terikat
d. Bakteri rhizobium sehubungan dengan hadirnya larutan-larutan pektat
selanjutnya akan berubah bulat, kecil-kecil, dan dapat bergerak

Universitas Sumatera Utara

e. Sehubungan senyawa pektat tadi mengikat selllulosa, hal ini berpengaruh
pada selaput rambut akar, menjadi sangat tipis, mudah ditembus oleh
bakteri rhizobium
f. Bakteri masuk ke dalam rambut-rambut akar dan berkembang/berlipat
ganda dan selanjutnya masuk ke dalam akar dengan membentuk benang
infeksi, dengan demikian pada setiap sel akar didapatkan koloni-koloni
bacteria
g. Proses terakhir yaitu dengan terbentuknya nodula/bintil akar
(Sutedjo, dkk, 1996).
Suatu pigmen merah yang disebut leghemeglobin dijumpai dalam bintil
akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah
leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah
nitrogen yang difiksasi (Rao, 1994).
Fiksasi nitrogen bergantung pada hubungan tertentu di antara bakteria dan
tanaman yang dihuninya. Bakteri dapat menghasilkan/memberikan pada satu
tanaman yang dihuninya nodula-nodula yang keadaannya abnormal dan
menghasilkan/menyerahkan sedikit atau sama sekali tidak nitrogen yang terikat,
sedang dalam satu tanamanyang dihuninya yang berbeda spesies, terbentuk
nodula normal dan dalam keadaan demikian fiksasi nitrogen berlangsung dengan
baik (Sutejo, dkk, 1996).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi
100-300 kg N/Ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk
tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
inokulan rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium mampu mencukupi

Universitas Sumatera Utara

80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10 25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan
efektivitas populasi asli (Sutanto, 2002).
Perbedaan-perbedaan yang besar dalam kemampuan untuk menyemat
nitrogen, dalam aktivitas nitrogenase, dan dalam jumlah dan berat bintil terdapat
di antara 48 lini yang diselidiki oleh ICRISAT (1978). Varietas Asiriya Mwitunde
yang membintil lebih baik daripada banyak varietas lainnya di India merupakan
contoh keanekaragaman yang dapat ditemukan (Goldswothy dan Fisher, 1992).

Varietas
Secara botani varietas adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies
yang menunjukkan ciri yang berbeda yang jelas. Sedangkan secara agronomi
varietas atau disebut juga kultivar adalah sekelompok tanaman yang memiliki satu
atau lebih ciri yang dibedakan secara jelas, dan tetap mempertahankan ciri khas
tersebut jika direproduksi baik secara seksual maupun secara aseksual
(http://id.wikipedia.org/wiki/varietas).
Varietas unggul merupakan faktor utama yang menentukan tingginya
produksi yang diperoleh bila persyaratan lain dipenuhi. Varietas unggul dapat
diperoleh melalui pemuliaan tanaman. Suatu vaietas unggul tidak selamanya akan
menunjukkan keunggulannya, tetapi semakin lama produksi akan semakin
menurun tergantung pada komposisi genetiknya (Mangoendijojo, 2003).
Perbedaan susunan genetik merupakan faktor penyebab keragaman
tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan
yang berbeda dapat diekspresikan pada suatu sifat tanaman yang mencakup
berbagai bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keanekaragaman

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan tanaman. Keanekaragaman penampilan tanaman akibat susunan
selalu dan mungkin terjadi sekalipun tanaman yang digunakan berasal dari jenis
yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).
Selain varietas unggul atau hibrida dikenal pula varietas composit.
Varietas sintetik adalah suatu varietas yang merupakan hasil persilangan
campuran(intercross) beberapa breeding materials, baik merupakan galur-galur
inbred, klon, maupun suatu varietas yang sudah diketahui potensi genetiknya
(kemampuan untuk berkombinasi antara satu dengan yang lainnya). Sedangkan
varietas komposit merupakan suatu varietas hasil seleksi pada generasi lanjut dari
populasi yang merupakan hasil persilangan campuran dari berbagai macam
breeding materials (Mangoendidjojo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter diatas
permukaan laut, mulai bulan Desember 2010 sampai Maret 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah
sebagai objek pengamatan, Rhizobium sebagai faktor perlakuan, pupuk kimia
sebagai pupuk, insektisida Dursban untuk mengendalikan hama, fungisida
Dithane M-45 untuk mengendalikan jamur, air untuk menyiram tanaman dan
bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk membuka
lahan dan membersihkan lahan dari gulma dan sampah, gembor untuk menyiram
tanaman, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, timbangan
untuk menimbang kebutuhan pupuk dan produksi tanaman, plang nama, pacak
sampel untuk menandai tanaman yang merupakan sampel, alat tulis dan alat-alat
lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor perlakuan yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Faktor I : Rhizobium
R0 = Tanpa Rhizobium
R1 = Aplikasi pada saat tanam
R2 = Aplikasi satu bulan setelah tanam
Faktor II : Varietas
V1 = Varitas Kelinci
V2 = Varitas Gajah
V3 = Kultivar Sihobuk
Kombinasi perlakuan
R0V1

R1V1

R2V1

R0V2

R1V2

R2V2

R0V3

R1V3

R2V3

Jumlah ulangan

:3

Jumlah petak penelitian

: 27 petak

Jarak antar petak

: 30 cm

Jarak antar ulangan

: 50 cm

Jarak tanam

: 40X20 cm

Jumlah tanaman per petak

: 16 tanaman

Jumlah tanaman sampel per petak : 4 tanaman
Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 108 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 432 tanaman
Ukuran petak : 150 X 100 cm
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear aditif sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
Dimana:
Yijk

: Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan Pemberian Rhizobium
taraf ke-j dan pengaruh berbagai varitas pada taraf ke-k

µ

: Nilai tengah

ρi

: Efek dari blok ke-i

αj

: Efek perlakuan pemberian Rhizobium pada taraf ke-j

βk

: Efek perlakuan berbagai varitas pada taraf ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara pemberian Rhizobium taraf ke-j dan berbagai varitas
taraf ke-k
εijk

: Galat dari blok ke-i, pemberian Rhizobium ke-j dan berbagai varitas kek
jika hasil sidik ragam nyata dan sangat nyata, maka dilanjutkan dengan

analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Rata – Rata Duncant Berjarak Ganda
dengan taraf 5 %.(Gomez dan Gomez,1995).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan Penelitian
Pengelolaan lahan dilakukan dengan membentuk plot dengan ukuran 150
X 100 cm. Gulma-gulma dibersihkan dan tanah digemburkan. Pada sekeliling
areal dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk menghindari adanya genangan air
di sekitar areal penelitian.
Persiapan benih
Benih yang digunakan adalah benih kacang tanah yang baik yaitu kulit
benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. Persiapan benih dimaksudkan untuk
memperoleh tanaman kacang tanah yang memiliki pertumbuhan vegetatif yang
baik dan berproduksi tinggi.
Aplikasi Rhizobium
Aplikasi Rhizobium dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan satu
bulan setelah tanam. Aplikasi pada saat tanam di inokulasi melalui biji yaitu
dalam 100 gr inokulum untuk kebutuhan 10 kg biji kacang tanah (untuk 1,5 kg di
butuhkan 15 gr inokulum). sedangkan aplikasi satu bulan setelah tanam 50 liter
campuran inokulum untuk 1Ha (5 ml per tanaman).
Penanaman
Penanaman kacang tanah dilakukan pada jarak tanam 40 x 20 cm. Setiap
lubang tanam dengan dalam 2-3 cm diisi sebanyak 2 biji. Lubang tanam dibuat
dengan menggunakan tugal dari kayu.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan bila musim kemarau agar tanaman tidak
kekurangan air. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak
atau kurang baik pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan seminggu setelah
penanaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar
pertanaman. Penyiangan dilakukan secara manual atau dengan menggunakan
cangkul, pada saat tanaman belum memasuki masa berbunga.
Pemupukan
Untuk mempertahankan keseimbangan hara dalam tanah dilakukan
penambahan 50 kg Urea/Ha atau 0,4 g per tanaman, 75 kg SP-36/Ha atau 0,6 g
per tanaman, dan 75 kg KCl/Ha atau 0,6 g per tanaman. Pemberiannya dengan
cara ditaburkan di antara larikan tanaman pada saat sebelum tanam.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan
insektisida Dursban dan fungisida Dithane M 45 80 WP. Penggunaan insektisida
sebanyak 2-3 kali yang dikombinasikan dengan penggunaan fungisida sebanyak 2
kali diharapkan sudah dapat menekan serangan hama dan penyakit.

Universitas Sumatera Utara

Panen
Umumnya panen dilakukan manual, dicabut dengan tangan. Secara visual
kacang tanah yang telah memasuki fase masak fisiologis ditandai oleh banyaknya
daun yang telah berubah warna dari hijau menjadi kuning atau sesuai dengan
deskrisi. Setelah dicabut, polong segera dirontokkan dan dikeringkan selama
beberapa hari kemudian di analisis kadar airnya hingga diperoleh( sihobuk 9 %,
kelinci 6 %, dan gajah juga 6 % ).
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai titik tumbuh tanaman,
diukur mulai dari satu minggu setelah tanam dengan interval sekali seminggu.
Umur berbunga (hari)
Umur berbunga tanaman diamati jika tanaman yang berbunga mencapai
75% dari tanaman seluruhnya per perlakuan.
Jumlah bintil akar
Jumlah bintil akar dihitung dengan cara mencabut tanaman kacang tanah,
yang di lakukan dua kali pengamatan yaitu pengamatan pertama dilakukan
setelah memasuki fase generatif atau setelah berumur 1 bulan setelah tanam dan
satu bulan setelah fase pembungaan.
Jumlah polong per sampel
Jumlah polong dihitung pada saat panen dari setiap sampel tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Berat polong per sampel (g)
Berat polong per tanaman sampel dihitung pada saat panen dengan cara
menimbang polong per tanaman. Sebelum ditimbang polong dibersihkan dari
tanah dan dikeringkan.
Berat polong per plot(g)
Berat polong per plot dihitung pada saat panen dengan cara menimbang
polong per plot. Sebelum ditimbang polong dibersihkan dari tanah dan
dikeringkan.
Berat 100 biji (g)
Berat 100 biji dihitung dengan cara menimbang 100 biji dari setiap sampel.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tinggi tanaman (cm)
Hasil pengamatan tinggi tanaman 1-9 MST dan daftar sidik ragamnya
dapat dilihat pada Lampiran 1-18. Dari Tabel Lampiran 8,10 dan 12 menunjukkan
bahwa aplikasi rhizobium berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 4-6 MST. Dari
Tabel 13,15 dan 17 menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman 4-9 MST. Interaksi aplikasi rhizobium pada beberapa varietas tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah.
Data tinggi tanaman kacang tanah pada aplikasi rhizobium dan varietas
kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1: Rataan Tinggi tanaman pada aplikasi rhizobium dan beberapa varietas 19 MST
Tinggi tanaman pada umur

Perlakuan
1 MST

2 MST

3 MST

4 MST

5 MST

6 MST

7 MST

8 MST

9 MST

Rhizobium ®
R0

2.36

5.63

8.87

12.21b

18.90 b

24.79 b

31.31

38.27

46.44

R1

2.19

6.68

10.04

15.28ab

22.49ab

29.24 a

33.56

41.53

49.32

R2

2.24

6.28

10.01

15.74 a

22.86 a

27.82ab

31.97

38.71

45.91

V1

2.26

5.49

9.24

11.50c

17.82 b

24.62 b

29.41 c

43.22 b

V2

2.08

6.18

8.83

13.63b

20.74ab

25.71ab

30.46 b

35.94 b
37.05
ab

44.72ab

V3

2.45

6.91

10.85

18.11a

25.68 a

31.53 a

36.97 a

45.51 a

53.73 a

Varietas (V)

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji
Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Tabel 1 menunjukkan aplikasi rhizobium pada 4 MST, 5 MST, dan 6 MST
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengamatan pada 4 MST tanaman
tertinggi terdapat pada perlakuan R2 ( 15.74 cm) dan terendah pada perlakuan

Universitas Sumatera Utara

R0 ( 12.21 cm) . Perlakuan R2 berbeda nyata dengan R0 dan tidak berbeda nyata
dengan R1. Pengamatan pada 5 MST tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan
R2 ( 22.86 cm) dan terendah pada perlakuan R0 (18.90 cm). Perlakuan R2
berbeda nyata dengan R0 dan tidak berbeda nyata dengan R1. Pengamatan pada 6
MST tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan R1 ( 29.24 cm) dan terendah
pada perlakuan R0 ( 24.79 cm). Perlakuan R1 berbeda nyata dengan R0 dan tidak
berbeda nyata dengan R2.
Tabel 1 juga menunjukkan perlakuan varietas pada 4-9 MST berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman. Pengamatan pada 4 MST tanaman tertinggi
terdapat pada varietas V3( 18.11 cm) dan yang terendah pada varietas V1
(11.50 cm). Perlakuan varietas V3 berbeda nyata dengan V1 dan V2. Pengamatan
pada 9 MST tanaman tertinggi pada varietas V3 ( 53.73 cm) dan yang terendah
pada V1( 43.22 cm). Perlakuan varietas V3 berbeda nyata dengan V1 dan berbeda
tidak nyata dengan V2.
Hubungan tinggi tanaman 1-9 MST dengan perlakuan varietas dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman 1 - 9 MST dengan perlakuan varietas

Universitas Sumatera Utara

Umur berbunga (hari)
Hasil pengamatan umur berbunga dan daftar sidik ragam dapat dilihat
pada Lampiran 19 dan 20 yang menunjukkan perlakuan aplikasi rhizobium tidak
berpengaruh nyata sedangkan perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap
umur berbunga. Interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap umur
berbunga tanaman kacang tanah.
Umur berbunga tanaman pada aplikasi rhizobium dan beberapa varietas
kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Rataan Umur berbunga (hari) tanaman kacang tanah
Rhizobium
R0
R1
R2
Total
Rataan

V1
27.00
27.67
27.33
82.00
27.33 c

Varieatas
V2
30.33
30.67
30.67
91.67
30.56 b

V3
32.33
32.67
32.33
97.33
32.44 a

Total
89.66
91.01
90.33
271.00

Rataan
29.89
30.34
30.11
30.11

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji
Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.

Tabel 2 menunjukkan tanaman kacang tanah pada perlakuan aplikasi
rhizobium tanaman berbunga lebih awal pada perlakuan R0 yaitu 29.89 hari
sedangkan perlakuan varietas tanaman berbunga lebih awal pada varietas V1
yaitu 27.33 hari yang berbeda nyata dengan V2 dan V3.
Hubungan umur berbunga tanaman kacang tanah dengan beberapa varietas
dapat dilihat pada gambar 2.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Hubungan umur berbunga tanaman kacang tanah dengan beberapa
varietas.
Jumlah bintil akar
Jumlah bintil akar pada fase pembungaan
Hasil pengamatan jumlah bintil akar pada fase pembungaan dan daftar
sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 21 dan 22 yang menunjukkan perlakuan
aplikasi rhizobium dan perlakuan varietas serta interaksi kedua perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah bintil akar.
Data jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi rhizobium dan
varietas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi rhizobium
dan varietas
Varieatas

Rhizobium
R0
R1
R2
Total
Rataan

V1
41.67
57.00
74.67
173.34
57.78

V2
70.83
97.17
102.00
270.00
90.00

Total
V3
112.50
94.33
63.17
270.00
90.00

225.00
248.50
239.84
713.34

Rataan
75.00
82.83
79.95
79.26

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah bintil akar pada fase pembungaan
yang tertinggi pada perlakuan aplikasi rhizobium terdapat pada perlakuan R1
( 82.83 ) dan yang terendah terdapat pada perlakuan R0 (75.00).
Pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa jumlah bintil akar pada fase
pembungaan yang tertinggi pada perlakuan varietas terdapat pada perlakuan V2
dan V3( 90. 00 ) dan yang terendah pada perlakuan V1 (57.78).
Jumlah bintil akar pada pengamatan satu bulan setelah pembungaan
Hasil pengamatan jumlah bintil akar pada pengamatan satu bulan setelah
pembungaan dan daftar sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24 yang
menunjukkan perlakuan aplikasi rhizobium berpengaruh nyata terhadap jumlah
bintil akar sedangkan perlakuan varietas dan interaksi kedua perlakuan
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bintil akar.
Data jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi rhizobium dan
varietas dapat dilihat pada Tabel 4
Tabel 4. Rataan jumlah bintil akar tanaman kacang tanah pada aplikasi rhizobium
dan varietas
Rhizobium
R0
R1
R2
Total
Rataan

V1
103.33
78.17
135.17
316.67
105.56

Varietas
V2
117.00
159.33
127.83
404.16
134.72

V3
84.50
130.33
164.17
379.00
126.33

Total

Rataan

304.83
367.83
427.17
1099.83

101.61 b
122.61 ab
142.39 a
122.20

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji
Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah bintil akar pada satu bulan setelah
pembungaan

yang tertinggi pada perlakuan aplikasi rhizobium terdapat pada

perlakuan R2 (142.39) dan yang terendah terdapat pada perlakuan R0 (101.61).

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 4 juga menunjukkan bahwa jumlah bintil akar pada
pengamatan satu bulan setelah pembungaan yang tertinggi pada perlakuan varietas
terdapat pada perlakuan V2 (134.72) dan yang terendah pada perlakuan V1
(105.56).
Hubungan jumlah bintil akar pada satu bulan setelah pembungaan dengan
aplikasi rhizobium dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 : Hubungan jumlah bintil akar pada pengamatan satu bulan setelah
pembungaan dengan aplikasi rhizobium
Jumlah polong per sampel
Hasil pengamatan jumlah polong per sampel dan daftar sidik ragam dapat
dilihat pada Lampiran 25 dan 26 yang menunjukkan perlakuan aplikasi rhizobium
dan perlakuan varietas serta interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah polong per sampel.
Data jumlah polong per sampel tanaman kacang tanah pada aplikasi
rhizobium dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Rataan jumlah polong per sampel tanaman kacang tanah pada aplikasi
rhizobium dan varietas
Rhizobium
R0
R1
R2
Total
Rataan

V1
22.02
24.00
21.88
67.90
22.63

Vari