Metode Titrasi Volumetri .1 Metode Indikator Warna Metode Potensiometri

yang dilepaskan bereaksi dengan ion-ion penyusun alkalinitas, sehingga alkalinitas berperan sebagai penyangga untuk mengetahui kisaran pH yang optimum bagi penggunaan koagulan. Dalam hal ini nilai alkalinitas sebaiknya berada pada kisaran optimum untuk mengikat ion hidrogen yang dilepaskan pada proses koagulasi. c. Pelunakan Air Alkalinitas adalah parameter kualitas air yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soda abu dan kapur yang diperlukan dalam proses pelunakan dengan metode pengendapan. Pelunakan air bertujuan untuk menurunkan kesadahan. d. Pengendalian Korosi Alkalinitas merupakan parameter yang sangat penting termasuk didalam pengendalian korosi. e. Limbah Industri Banyak para agen yang mencegah pengecekan terhadap campuran limbah yang disebabkan hidoksida alkalinitas untuk penerimaan air. Sebaiknya pH alkalinitas ialah suatu faktor yang penting didalam penentuan kemampuan dari limbah untuk pengolahan secara biologi Limbong, 2008.

2.9 Metode Analisa Alkalinitas

2.9.1 Metode Titrasi Volumetri 2.9.1.1 Metode Indikator Warna Alkalinitas dapat diukur dengan titrasi volumetri dengan H 2 SO 4 di dalam satuan CaCO 3 dengan menggunakan indikator warna. Dimana untuk sampel dengan pH diatas 8,3 titrasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama titrasi sampai pH 8,2 dengan phenolpthalein sebagai indikator yang ditunjukkan dari perubahan warna merah menjadi tidak berwarna. Selain itu titrasi dilanjutkan dengan menambahkan indikator metil orange sampai pH 4,5 larutan tidak berwarna. Untuk sampel yang pHnya kurang dari 8,3 hanya dilakukan titrasi satu tahap dengan metil orange sebagai indikator sampai pH 4,5 warna berubah dari kuning menjadi merah. - Pemilihan indikator yang sesuai Indikator adalah suatu zat yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi ion-hidrogen. Jika asam kuat dititrasi maka perubahan yang besar dalam pH pada titik ekivalen cukup untuk menjangkau indikator dari metil orange 3,1 sampai 4,4 dan phenolpthalein 8,0 sampai 9,8. Tabel 2.1 : indikator yang dapat digunakan untuk titrasi alkalinitas : Jenis Pelarut konsentra si Perubahan warna pada interval pH Warna Keadaan Basa Keadaan Asam 1.Phenolpthlaein 60 alkohol 0,1-1 8,0-9,8 Merah lembayung Tidak berwarna 2.Metil Orange Air 0,1 3,1-4,4 Kuning orange Merah - Pereaksi Asam yang sesuai Dalam memilih asam untuk dipakai sebagai larutan standar perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : a. Asam harus kuat, yaitu berdisosiasi tinggi b. Asam tidak boleh mudah menguap c. Larutan asammya harus stabil d. Garam dari asamnya harus larut e. Asam tidak harus merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat untuk merusak senyawa-senyawa organik yang digunakan seperti indikator. Asam klorida dan asam sulfat merupakan yang paling umum digunakan sebagai larutan standar dalam analisa alkalinitas Limbong, 2008.

2.9.2 Metode Potensiometri

Metode potensiometri ini menggunakan pH meter dimana dalam mengukur pH sampel memakai elektroda yang bersih. pH meter adalah suatu voltmeter elektronik dengan resistans input yang tinggi. Resistans input pH meter yang baik adalah dalam daerah 10 12 -10 13 Ω. Untuk titrasi dilakukan dengan asam sulfat dan pada setiap kurang lebih 0.5 ml penambahan asam sulfat kedalam sampel secara perlahan diaduk untuk memberikan waktu yang cukup bagi kesetimbangan elektroda. Nilai pH hasil titrasi dibaca setelah setiap penambahan H 2 SO 4 tersebut, atau dilakukan dengan pencatatan dengan rekorder. Dekat titik ekivalensi pH mulai berubah dengan cepat dan volume titran yang ditambah harus sekecil mungkin. Titrasi selesai sampai titik lengkungan yang keduanya terlihat jelas Limbong, 2008. Pada pengukuran pH yang secara nyata untuk mengetahui titik akhir yang setimbang didalam penentuan alkalinitas dapat jadi semakin baik dengan menggunakan titrasi elektrometris. Pada dasar kenyataannya yang paling penting didalam air alami dimana total alkalinitas ialah suatu tambahan dari reaksi penyebab dari gram asam lemah dengan bikarbonatnya saja. Didalam “Standar Metode” hanya memegang untuk kemurnian yang diutamakan dalam larutan dan tidak harus sesuai dengan pengelompokkan untuk limbah industri atau peristiwa air alami Limbong, 2008. Titik akhir titrasi ini ditentukan oleh : 1. Jenis indikator yang dipilih dimana warnanya berubah-ubah pada pH titik akhir titrasi. 2. Perubahan nilai pH pada pH meter waktu titrasi asam-basa memperlihatkan titik akhir titrasiekivalen.

2.9.3 Gangguan pada Analisa Alkalinitas