B. Keuangan Daerah
Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan Pusat dan daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah membuka seluasnya kesempatan bagi para pejabat daerah
untuk mengeksploitasi potensi kekayaan daerah. Keuangan Daerah merupakan bagian dari keuangan negara, oleh karena itu
keuangan daerah dapat juga diartikan sebagai semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Definisi keuangan negara yang bersifat politis, tergantung kepada sudut
pandang, sehingga apabila berbicara keuangan Negara Dari sudut pemerintah, yang dimaksud keuangan negara adalah APBN, sedang apabila bicara keuangan dari sudut
pemerintah daerah, yang dimaksud keuangan negara adalah APBD, demikian seterusnya dengan Perjan, PN-PN maupun Perum. Dengan perkataan lain definisi
keuangan negara dalam arti luas meliputi APBN, APBD, Keuangan Negara pada Perjan, Perum, PN-PN dan sebagainya, sedangkan definisi keuangan negara dalam
Universitas Sumatera Utara
arti sempit, hanya meliputi setiap badan hukum yang berwenang mengelola dan mempertanggungjawabkannya.
38
Pasal 157 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Pasal 5 ayat 2 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat
dan Daerah
dinyatakan bahwa
sumber-sumber pendapatanpenerimaan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan,
pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Sumber pendataan asli daerah yang dalam bentuk retribusi daerah
digolongkan menjadi 3 tiga, yaitu:
39
a. Retribusi jasa umum
b. Retribusi jasa usaha, dan
c. Retribusi perizinan tertentu
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, diatur lebih lanjut tentang
jenis retribusi berdasarkan 3 tiga penggolongan di atas.
1. Perbandingan APBD Sebelum dan Sesudah Reformasi