pelekat bagian posterior mendapat banyak persyarafan dari nervus aurikulotemporalis. Pada bagian anterior diskus bersambung dengan fasial pterigoid
eksternus dan kapsul sendi. Di sebelah posterior-anterior terhadap prosesus kondiloideus dan anterior dari zona bilaminar. Diskus banyak mengandung pembuluh
darah sehingga disebut tonjolan pembuluh darah vascular knee.
1,2,8
Diskus artikularis terdiri dari sel-sel fibroblast, sel tulang rawan dan kondrosit. Diskus ini dapat menahan tekanan yang mengenai sendi, tanpa mengurangi
kelenturannya.
9
2.2 Pergerakan normal sendi temporomandibula
Sendi temporomandibula merupakan sendi yang kompleks. Pergerakan normal dari sendi ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu gerak rotasi dan gerak translasi
atau meluncur.
11
1. Gerak rotasi
Yaitu gerakan mengelilingi rongga inferior ruang di antara kondilus dan diskus artikularis yang terjadi antara diskus artikularis terhadap permukaan artikulasi
prosesus kondiloideus sehingga diskus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior, m. pterigoideus lateral inferior dan m. pterigoideus lateral superior
berkontraksi. 2.
Gerak Translasi meluncur Yaitu gerakan yang kompleks dari prosesus kondiloideus dan diskus
artikularis terhadap permukaan fosa glenoidalis. Gerak translasi terjadi di dalam rongga superior sendi antara permukaan atas diskus artikularis dan permukaan fosa
Universitas Sumatera Utara
glenoidalis sehingga diskus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai ke eminensia artikularis. Semua otot dalam keadaan kontraksi. Diskus
artikularis berperan sebagai tulang yang tidak terkalsifikasi pada kedua gerakan ini. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai kisaran 20 – 25 mm
antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal akan meningkat menjadi 35 –
55 mm.
1,11
Gambar 2
BAB 3
Gambar 3. Pergerakan normal sendi temporomandibula pada saat membuka dan menutup mulut .http:iris.nyit.edu~hmakofskhep.pdf 13 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
GANGGUAN PERGERAKAN SENDI TEMPOROMANDIBULA
Gangguan sendi temporomandibula dikenal sebagai penyebab utama nyeri nondental pada daerah orofasial dan dianggap sebagai subklasifikasi dari kelainan
muskoskeletal. Gejala yang paling sering dijumpai berupa rasa nyeri di daerah depan telinga atau pada sendi temporomandibula. Rasa nyeri biasanya bertambah hebat pada
saat mengunyah atau gerakan rahang lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada sebagian besar orang dewasa, mereka melaporkan adanya satu atau lebih tanda-tanda
gangguan pada daerah sendi temporomandibula, keluhan pasien berupa sakit pada rahang, telinga, kepala dan nyeri wajah.
12
Gangguan sendi temporomandibula merupakan gangguan fungsi dari sendi rahang yang timbul akibat adanya kelainan struktural dalam sistem persendian yaitu
berupa gangguan pertumbuhan atau perkembangan dan trauma. Gangguan pergerakan sendi temporomandibula dibagi menjadi 2 yaitu, hipomobiliti dan hipermobiliti,
dimana pada hipomobiliti seseorang memiliki keterbatasan dalam membuka mulutnya sedangkan hipermobiliti seseorang memiliki kemampuan membuka mulut
secara berlebihan sehingga dapat terjadi dislokasi sendi temporomandibula yang menyebabkan tidak dapat menutup mulutnya.
5
3.1 Hipomobiliti 3.1.1 Definisi