Kekuatan Militer Gerakan Separatis

kemerdekaan. Pada 9 Juli 2011 Republik Sudan Selatan resmi lepas dan merdeka dari Negara Sudan, dengan Salva Kiir Mayardit sebagai presiden pertamanya. 119

3.3 Kekuatan Militer Gerakan Separatis

Sudan’s People Liberation Army SPLA Anggota gerakan separatis Sudan’s People Liberation Army SPLA banyak yang berasal dari bekas anggota pemberontak Anya Nya yang tergabung dalam kesatuan Tentara Nasional Sudan sebagai bagian dari perjanjian Addis Ababa . Namun mereka kemudian membelot karena penerapan perjanjian Addis Ababa pada tahun 1972 telah dilanggar oleh pemerintahan Nimeiry. 120 Sejak tahun 1982, bekas pemberontak Anya Nya yang membelot dari Tentara Pemerintah Sudan merasa akan berakhirnya masa damai di Sudan yang ditandai dengan tidak efektifnya Perjanjian Addis Ababa, mulai melakukan komunikasi dengan bekas pasukan Anya Nya yang masih berada di daerah Sudan bagian selatan. Komunikasi tersebut menjelaskan secara komprehensif akan ketidakadilan pemerintahan pusat Sudan yang harus dihentikan. Pada tahun 1983 sekitar 2.500 pasukan yang dahulunya netral, kembali bergabung dengan anggota gerakan separatis SPLA. 121 Pada tahun 1986, jumlah anggota SPLA diperkirakan telah mencapai 12.500 pengikut yang terbagi dalam dalam dua belas batalion yang dilengkapi dengan senjata kecil dan beberapa mortir. Pada tahun 1989 kekuatan SPLA bertambah menjadi 20.000 - 30.000 jiwa, dan pada tahun 1991 anggota milisi separatis SPLA diperkirakan telah mencapai 50.000 - 60.000 jiwa. Pada tahun tersebut setidaknya telah terbentuk empat puluh batalion, dengan beberapa nama operasi seperti Tiger, Crocodile, Fire, Nil, Kalishnikov, Bee, Eagle, dan Hippo. 119 Samsul Hadi. 2005. SPLA Tunjuk Salva Kiir Gantikan Garang. http:www.merdeka.compolitik-internasionalsplm-tunjuk-salva-kiir-gantikan-garang- 9eozi2l.html.[7 Desember 2013] 120 Alistair Boddy-Evans. 2006. Anya Nya. http:africanhistory.about.comodglossarya2gAnya- Nya.htm. [20 September 2014] 121 Nolly Prapti M. Mokke. 2011. Suatu Analisis Tentang Masa Depan Negara Sudan Pasca Referendum. Makassar: FISIP Universitas Hasanuddin. Hlm. 36 Semakin bertambahnya anggota gerakan separatis dari tahun ke tahun disebabkan oleh keinginan masyarakat Sudan bagian selatan untuk memiliki kehidupan yang lebih layak tanpa adanya diskrimansi dan juga keinginan untuk segera mengakhiri dominasi dari pemerintahan pusat di Sudan bagian utara. 122 Selain berasal dari bekas militer yang memberontak dan para sukarelawan dari daerah Sudan bagian selatan, anggota milisi separatis SPLA juga berasal dari anak-anak yang dijadikan tentara. SPLA telah merencanakan kebijakan jangka panjang dengan merekrut anak-anak untuk digunakan dalam organisasi mereka. SPLA berperan langsung dalam perekrutan lebih dari 10.000 anak laki-laki usia muda 14-16 tahun di Sudan bagian selatan untuk kemudian dimasukkan dalam pelatihan militer dan diajari cara berperang. 123 Sejak SPLA berdiri di tahun 1983, SPLA banyak mendapatkan dukungan dari pihak luar, salah satunya dari Ethiopia. Ethiopia telah berkontribusi banyak terhadap penyediaan senjata militer di SPLA, sehingga mempengaruhi dinamika perang sipil kedua yang terjadi antara Pemerintah Sudan dengan separatis SPLA. Mengistu Haile Mariam, adalah orang yang sangat berpengaruh di Ethiopia merupakan salah satu sekutu dari organisasi separatis SPLA. Selama peperangan terjadi, Mengistu telah mengizinkan SPLA untuk bermarkas di Naru, dan memberikan kebebasan untuk melakukan perekrutan anggota pada warga Sudan yang mengungsi di Ethiopia. Selain itu, Ethiopia juga menghibahkan senjata- senjatanya karena banyak mendapat bantuan militer dari Uni Soviet yang tidak terbatas saat itu untuk digunakan separatis SPLA. 124 John Garang juga didukung oleh negara-negara seperti Kuba, Uganda, Chad, dan terutama Israel yang telah memberikan persenjataan, serta pelatihan militer kepada anggota SPLA. 125 122 Steven Aftergood. 2000. Sudan’s People Liberation Army. http:www.fas.orgirpworldparaspla.htm. [15 Agustus 2013] 123 Human Rights Watch. 1995. Children in Sudan: Slaves, Street Children, and Child Soldiers. http:www.hrw.orgreports1995Sudan.htm. [5 Januari 2014] 124 Paan Luel Wel. 2012. Timeline of South Sudan . http:www.southsudannewsagency.comopinionarticlestimeline-south-sudan-the-evolutionary- phases-of-south-sudans-liberation-struggle-part-4. [17 Juli 2013] 125 Morgan Jeffery. 2002. Sudan rebels advance with new weapons from Israel. http:www.worldtribune.comworldtribuneWTARC2002af_sudan_10_04.html. [19 Juni 2013] SPLA menyatakan bahwa senjata-senjata yang digunakan untuk berjuang melawan Pemerintah Sudan juga berasal dari persenjataan milik pemerintah yang berhasil dirampas saat terjadinya perang atau dibawa oleh Tentara Sudan yang membelot dari Sudanese People Armed Forces SPAF. SPLA juga mengakui telah menerima sejumlah besar dukungan dan bahan-bahan dari Libya sebelum tahun 1985 karena permusuhan Libya terhadap Nimeiry dan keinginan untuk melihat Nimeiry digulingkan. Menurut The Military Balance, pada periode 1991- 1992, SPLA telah memiliki 60 mm mortir, senjata antipesawat 14.5 mm, dan Soviet SA-7 Shoulder-Fired SAMs sejenis Bazooka. Sumber-sumber lain mengklaim bahwa SPLA juga telah merampas atau memperoleh meriam howitzer, senapan mesin, truk peluncur roket BM - 21, jip antitank recoilless 106 mm, sekitar dua puluh kendaraan lapis baja, dan juga ranjau darat yang sudah banyak digunakan. 126 Pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk mengirim hampir 20 juta berupa peralatan militer melalui Ethiopia, Eritrea dan Uganda untuk membantu separatis SPLA menggulingkan rezim Khartoum di Sudan pada tahun 1996. Selain itu, beberapa Detasemen Operasional Alpha juga disebut The A Team dari tentara Amerika Serikat juga beroperasi untuk mendukung SPLA, baik dalam gerilya maupun pelatihan militer. 127

3.4 Upaya-upaya Penyelesaian Konflik