Faktor-faktor yang mempengaruhi serangan migrain

Tabel 2.1 : Kriteria Diagnosis migrain IHS 1 A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan yang memenuhi kriteria B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam tidak diobati atau pengobatan tidak cukup dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala. C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya 2 dari karakter sebagai berikut: 1. Lokasi nyeri unilateral 2. Sifatnya mendenyut 3. Intensitas sedang sampai berat 4. Diperberat oleh kegiatan fisik D. Selama serangan, sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini: 1. Mual atau dengan muntah 2. Fotofobia dan fonofobia Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis Migrain MS-Q 3

A. Serangan sakit kepala muncul secara intens

B. Serangan sakit kepala dirasakan lebih dari 4 jam

C. Selama serangan ada mual atau dengan muntah

D. Selama serangan ada fotofobia dan fonofobia

E. Selama serangan mengganggu aktivitas secara fisik atau secara intelektual

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi serangan migrain

A. Faktor hormonal menstruasi Pada siklus menstruasi terjadi interaksi kompleks antara hipotalamus, kelenjar pituitari, ovarium, dan endometrium. Serabut saraf nukleus arkuatus di hipotalamus melepaskan gonadotropin releasing hormone GnRH secara periodik, sehingga merangsang kelenjar pituitari anterior melepaskan luteinizing hormone LH dan follicle stimulating hormone FSH yang berperan pada pertumbuhan dan pematangan graafian follicle dalam ovarium untuk menstimulasi produksi estrogen dan progesteron, yang kemudian mempengaruhi endometrium untuk menghasilkan prostaglandin pada fase luteal akhir. Prostaglandin ini menginhibisi transmisi adrenergik, merangsang reseptor nyeri, menyebabkan inflamasi neurogenik dan memodulasi sistem kontrol nyeri noradrenergik desending, sehingga menimbulkan nyeri. Kadar Prostaglandin F2 dan E2 meningkat selama serangan migrain. 2 Kira-kira 60 penderita wanita mengalami serangan migrain yang terkait dengan siklus menstruasi. 30 mengalami serangan pada saat menstruasi dan 15-25 mengalami serangan 2- 3 hari sebelum menstruasi. 3,4,5 Mac Gregor meneliti 55 penderita migrain selama 3 siklus menstruasi, frekuensi serangan meningkat sejak dua hari sebelum menstruasi dan mencapai puncak pada dua hari pertama menstruasi. 2 Menurut Mac Gregor, migrain menstruasi adalah serangan migrain yang terjadi 2 hari sebelum menstruasi sampai 2 hari pertama menstruasi, diluar kurun waktu tersebut tidak terjadi serangan. 2 Menurut Facchinetti, migrain menstruasi adalah serangan migrain yang terjadi antara 2 hari sebelum menstruasi dan 3 hari setelah menstruasi. 2 B. Kurang tidur Lamanya kebutuhan tidur adalah sangat bervariasi antara setiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pada suatu penelitian membuktikan bahwa tidur kurang dari 6 jam dapat menyebabkan defisit kognitif, juga dilaporkan remaja dengan gangguan tidur mengalami gangguan emosi, defisit akademik, kehadiran sekolah, defisit penampilan sosial. 9 Tahapan bangun dan tidur dikarakteristikkan oleh pengukuran fisiologik yang dinilai dengan polisomnografi. Tidur terdiri dari fase rapid eye movement REM dan non rapid eye movement NREM, fase NREM dibagi menjadi empat tingkat dimana tingkat 1 dan 2 merupakan tidur NREM ringan sedangkan tingkat 3 dan 4 merupakan tidur NREM yang dalam, disebut juga delta atau slow wave sleep SWS. Siklus tidur yang normal dimulai dari tingkat 1 diikuti tingkat 2 kemudian SWS dan kembali dengan cepat ketingkat 2 dan kemudian tidur REM dimulai. 9 Pola tidur akan berubah sejalan dengan pertambahan usia. Bayi baru lahir mengalami tidur REM yang lebih panjang dibanding anak-anak dan dewasa. Bayi cukup bulan akan menghabiskan sekitar 50 total waktu tidurnya pada tidur REM. Pada usia 10 tahun, total tidur REM akan menyerupai proporsi pada orang dewasa yaitu 20 sampai 25 waktu tidur. 9 Gangguan tidur berupa berkurangnya kuantitas dan kualitas tidur yang dapat menyebabkan terjadinya migrain umumnya dipicu oleh perubahan neurotransmitter, Kadar serotonin mempengaruhi tidur REM dan migrain, dimana serotonin bekerja mengatur tidur REM. Selama serangan migrain terjadi pemecahan produk serotonin, 5-hydroxyindoleacetic acid 5-HIAA, maka akan terjadi gangguan tidur. 9 C. Depresi Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri, dan terdapat gangguan vegetative seperti insomnia dan anoreksia. 10 Depresi Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi penurunan turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin. Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan dalam patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf trigeminus.dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial. 9 Penurunan aliran darah didaerah posterior korteks serebri ini menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas pada cabang nervus trigeminus yang mempersyarafi arteri kranial seperti pada duramater, basis kranii dan kulit kepala, sehingga timbul rangsangan nyeri kepala. Perangsangan nervus trigeminus ini menyebabkan pelepasan beberapa zat vasoaktif serta perubahan konsentrasi beberapa neurotransmiter seperti serotonin 5-HT, 5-Hydroxytryptamine, noradrenalin, asetilkolin, vasoactive intestinal peptide VIP, nitric oxid, substansi P, neurokinin A dan calcitonin gene-related peptide CGRP, sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah kranial, ekstravasasi plasma protein, aktivasi pletelet dan merangsang inflamasi neurogenik. Vasodilatasi kranial menyebabkan peningkatan aliran darah otak dan menimbulkan pulsasi pada setiap denyutan jantung, sehingga terjadi nyeri kepala berdenyut dan pulsasi ini akan merangsang reseptor regang di pembuluh darah sehingga meningkatkan perangsangan nervus trigeminus yang berada di dinding pembuluh darah dan memprovokasi nyeri kepala dan gejala lainnya. Cabang nervus trigeminus ini juga mempengaruhi hipotalamus dan chemoreceptor trigger zone sehingga terjadi fotofobia, fonofobia, mual dan muntah pada migrain. 9 D.Ansietas Ansietas adalah perasaan respon emosional terhadap penilaian, perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari – hari. Ansietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. 11 Ansietas Menyebabkan pelepasan serotonin dari platelet, selama serangan terjadi penurunan turnover serotonin dan diantara 2 serangan migrain terjadi peningkatan turnover serotonin.Dari beberapa reseptor serotonin, reseptor 5-HT1, 5-HT2 dan 5-HT3 yang berperan dalam patofisiologi migrain.Reseptor 5-HT1 sebagai inhibitor, dimana reseptor 5-HT1B berada di pembuluh darah intrakranial, sedangkan resptor 5-HT1D berada di ujung syaraf trigeminus.dan substansi P serta polipeptida vasodilator berperan langsung mempengaruhi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial. 9

1.1.7 KERANGKA TEORI