Kelarutan dalam air panas Kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1

Perlakuan Rata-rata Notasi 3 Jam 42,28 a 5 Jam 51,75 a 7 Jam 37,9 ab

2. Kelarutan dalam air panas

Sebaran nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles kayu kelapa sawit dalam air panas dapat dilihat pada Tabel 12. Table 12. Nilai rata-rata kelarutan zat ekstaktif vascular bundles dalam air panas Konsentrasi Lama Perebusan Jam Kelarutan Dalam Air Panas 3 3 5 7 50,53 41,26 50,36 5 3 5 7 34,20 56,06 49,20 7 3 5 7 45,20 59,86 51,53 Hasil penelitian yang dilakukan, nilai rata-rata kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam air panas yaitu sebesar 48,69 , nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai kelarutan dalam air dingin karena pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi adalah sama air sehingga zat ekstraktif yang larut dalamnya pun sama Achmadi, 1990. Sama halnya dengan kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam air dingin, tingginya nilai rata-rata kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam air panas diakibatkan karena pada pembuatan serbuk dari vascular bundles untuk uji kelarutan, masih banyak terdapat pati dari batang sawit yang Universitas Sumatera Utara terikat pada vascular bundles sehingga pada ekstraksi pati tersebut ikut terlarut dalam proses ekstaksi Fengel dan Wegener, 1995. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 6 yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa konsentrasi larutan NaOH dan lama perebusan contoh uji tidak berpengaruh nyata pada nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles batang kelapa sawit dalam air panas.

3. Kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1

Sebaran nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles kelapa sawit dalam NaOH 1 dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai rata-rata kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam NaOH 1 adalah 54,11 . Tingginya nilai rata-rata kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam NaOH 1 dibandingkan nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam air panas dan air dingin disebabkan karena NaOH dapat melarutkan lebih banyak zat ekstraktif dibandingkan air panas dan air dingin sehingga nilai kelarutannya tinggi Sjostrom, 1995. Kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1 berkaitan dengan ketahanan kayu terhadap degradasi yang disebabkan oleh jamur, panas, cahaya dan oksidasi, semakin tinggi nilai kelarutan maka degradasinya pun semakin besar Rahayu, 2001. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Nilai rata-rata kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1 Konsentrasi Lama Perebusan Jam Kelarutan Dalam NaOH 3 3 5 7 51,73 54,13 53,06 5 3 5 7 34,26 61,33 59,13 7 3 5 7 54,33 58 61 Hasil analisis sidik ragam Lampiran 7 kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1 menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata lama perebusan dan interaksi lama perebusan dengan konsentrasi larutan terhadap nilai kelarutan dalam NaOH 1. Hal ini dikarenakan semakin lama direbus maka zat ekstraktif yang terdegradasi akan semakin banyak dan nilai kelarutannnya semakin besar. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan Tabel 14 diperoleh bahwa nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam NaOH 1 dengan faktor perlakuan lama perebusan 3 jam tidak berbeda nyata dengan nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dengan faktor lama perebusan 7 jam, tapi berbeda nyata dengan nilai kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1 dengan lama perebusan 5 jam. Berdasar hasil uji lanjut Duncan interaksi perlakuan antara konsentrasi larutan dengan lama perebusan, nilai kelarutan zat ekstraktif vascular bundles dalam NaOH 1 hasil interaksi konsentrasi larutan 3 dan lama perebusan 3 jam, tidak berbeda nyata dengan interaksi perlakuan konsentrasi larutan 5 dan lama perebusan 3 jam. Akan tetapi berbeda nyata dengan nilai kelarutan dalam NaOH 1 hasil interaksi-interaksi perlakuan lainnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Uji lanjut Duncan lama perebusan terhadap nilai kelarutan dalam NaOH 1 Perlakuan Lama Perebusan Rata-rata Notasi 3 Jam 5 Jam 7 Jam 46,77 57,82 57,73 b a b

4. Kadar lignin