Pengertian Pemanfaatan. Pengembangan Koleksi.

2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan peranannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi yaitu: a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran. b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian. c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada masyarakat. 3. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dapat dibedakan dua macam sifat fungsi yaitu: a. Fungsi yang bersifat akademis edukatif. b. Fungsi yang bersifat administratif teknis. Sedangkan menurut Siregar 1998 : 1 menyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi secara umum yaitu: 1. Pusat pengumpulan informasibahan pustaka. 2. Pusat pelestarian informasibahan pustaka 3. Pusat pengelolaan informasibahan pustaka 4. Pusat pemanfaatan informasibahan pustaka 5. Pusat penyebarluasan informasibahan pustaka 6. Pusat rekreasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah tempat atau wadah untuk mengumpulkan, mengolah bahan pustaka, menyebarluaskan informasi melalui layanan pengguna dan tempat mencari informasi untuk menunjang program Tri Dharma Perguruan Tinggi tempatnya benaung.

2.2. Pengertian Pemanfaatan.

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer 2002 : 928 dijelaskan bahwa kata pemanfaatan mengandung arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan koleksi buku perpustakaan dapat berarti membaca koleksi di ruang perpustakaan in library Use dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan out library Use. Pemanfaatan koleksi dapat diketahui melalui kajian sirkulasi yang berpusat pada penggunaan use studies atau pada pengguna user studies dimana bertujuan untuk mengetahui seberapa besar koleksi yang telah dimanfaatkan dan mengetahui siapa yang memanfaatkan koleksi tersebut. Universitas Sumatera Utara Pengalaman Trueswell dalam Lancaster 1993 : 67-68, bahwa beliau melakukan pengujian terhadap tanggal sirkulasi terakhir yang dikenal dengan istilah LCD Last Circulation Date. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan koleksi adalah suatu proses, cara yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. 2.3 Koleksi 2.3.1 Pengertian Koleksi Salah satu unsur pokok perpustakaan yang terpenting adalah koleksi, dengan adanya koleksi yang baik dan memadai perpustakaan akan dapat memberikan layanan yang baik kepada pengguna. Beberapa peneliti telah mengemukakan pengertian koleksi dan memberikan defenisi yang hampir sama mengenai pengertian koleksi. Menurut Phillips 1992 : 139 menyatakan bahwa koleksi adalah: “kumpulan buku atau bahan pustaka lainnya juga dipakai untuk menyatakan seluruh bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan”. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 160 menyatakan bahwa koleksi adalah : “sejumlah pustaka tentang suatu perkara tertentu atau jenis tertentu, yang dikumpulkan oleh seseorang atau suatu perpustakaan”. Menurut Peraturan RI Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Searah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada pasal 1 menyebutkan bahwa koleksi adalah : “ kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi adalah semua bahan pustaka yang harus dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dikelola perpustakaan atau dengan kata lain koleksi adalah kumpulan bahan pustaka Universitas Sumatera Utara berupa buku atau koleksi lainya yang disimpan atau dihimpun dengan menggunakan suatu sistem yang berguna untuk dimanfaatkan olah pengguna.

2.3.2 Tujuan Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan tidak hanya disajikan bagi para mahasiswa, pengajar, dan peneliti, tetapi juga masyarakat yang memerlukannya. Perpustakaan memiliki berbagai jenis koleksi hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki 1993 : 8 yang menyatakan bahwa : Bahan pustaka mencakup karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi dan laporan, karya cetak atau karya rekam seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset dan video, bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis dan mikro opac, karya dalam bentuk elektronik seperti disket, pita magnetik, dan kelongsong elektronik catridge yang diasosiasikan dengan komputer.

2.3.3 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 1979 : 34- 35 disebutkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai relevan. 2. Fungsi penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir. 3. Fungsi Referans Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan- bahan referens di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi. 4. Fungsi Umum Perpustakaan perguruan tinggi yang menetapkan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan fungsi koleksi yang telah dikemukakan diatas perpustakaan harus selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan koleksi yang memadai.

2.3.4 Jenis Koleksi Perpustakaan

Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 1979 : 36 disebutkan bahwa yang termasuk komponen keloksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, buku referensi bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, buku pegangan dan lain-lain. 3. Pengemban ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. 4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar, dan lain-lain. 5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbit perguruan tinggi lainnya. 6. Penerbitan pemerintah yaitu penerbitan resmi baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus bidang perpustakaan seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya. 8. Koleksi bukan buku yaitu berupa koleksi audio visual seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape, dan sejenisnya. Sedangkan menurut Yulia 1993 : 3 menyatakan bahwa jenis bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan adalah: 1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri. 2. Karya non cetak seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika dan bahan kartografi. 3. Bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis dan mikroopague. 4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis koleksi perpustakaan tidak hanya terpaku pada koleksi buku saja tapi juga terbitan berseri dan audio visual. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengembangan Koleksi.

Koleksi perpustakan seharusnya koleksi yang relevan atau sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga perpustakaan harus membangun koleksi yang kuat maksudnya koleksi tersebut ketepatannya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Agar koleksi suatu perpustakaan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna maka dalam pengembangan koleksi perpustakaan harus dapat meneliti bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Darmono 2001 : 49 dinyatakan bahwa pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut: 1. Relevansi. Artinya aktifitas pemilihan dan pegadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berorientasi pada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka. 2. Kelengkapan. Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga yang menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapat perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan. 3. Kemutakhiran. Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. 4. Kerjasama. Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi. Dalam pengembangan koleksi, perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sehingga apa yang menjadi kebijakan perpustakaan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna dapat tercapai. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Pergururan Tinggi 2004 : 44 disebutkan bahwa kegiatan pengembangan koleksi meliputi: 1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. 2. Menentukan kewenangan, tugas, dan penanggungjawab semua untur yang terlibat dalam pengembangan koleksi. Universitas Sumatera Utara 3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. 4. Memilih dan mengadakan bahan pustaka lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur tertib. 5. Merawat bahan pustaka. 6. Menyiangi koleksi. 7. Mengevaluasi koleksi. Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang memadai, pustakawan yang berdedikasi dan alat bantu pemilihan bahan pustaka yang relevan. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 53 dinyatakan bahwa alat bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan pustaka adalah sebagai berikut : 1. Silabus mata kuliah. 2. Bibliografi. 3. Tinjauan dan resensi. 4. Pangkalan data perpustakaan lain. 5. Sumber-sumber lain dari internet. Tujuan memilih bahan pustaka adalah untuk mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna perpustakaan Penyiangan wedding juga merupakan kegiatan dari pengembangan koleksi. Koleksi perpustakaan dalam bentuk buku menduduki ruang yang luas dibandingkan dengan jenis koleksi yang lain. Koleksi yang semakin bertambah setiap tahunnya menjadikan ruang koleksi menjadi semakin sempit, sehingga penyiangan perlu dilakukan secara bertahap agar koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 65 menyatakan penyiangan koleksi adalah pemilihan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat bagi perpustakaan. Tujuan penyiangan koleksi, antara lain: 1. Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan. 2. Memperbaiki penampilan dan kinerja perpustakaan. 3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang koleksi. Universitas Sumatera Utara Kebijakan penyiangan sering bersifat relatif. Perpustakaan perlu memiliki kebijakan tertulis tentang penyiangan koleksi yang merujuk kepada peraturan perundang-undangan. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 65 dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan yang perlu disiangi adalah: 1. Bahan perpustakaan yang isinya tidak relevan dengan program perguruan tinggi. 2. Bahan perpustakaan yang isinya sudah usang. 3. Bahan perpustakaan yang sudah ada edisi barunya. 4. Bahan perpustakaan yang isinya tidak lengkap dan tidak dapat dilengkapi atau diganti lagi. 5. Bahan perpustakaan yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak. 6. Bahan perpustakaan yang fisiknya sangat rusak. Dalam hal menentukan kebijakan penyiangan, perpustakaan perlu meminta bantuan kepada para ahli dan para pejabat yang berwenang. Bersama dengan pustakawan, mereka menentukan bahan pustaka mana yang perlu dikeluarkan dari koleksi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 65 dinyatakan bahwa penyiangan koleksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menyingkirkan bahan perpustakaan dari tempatnya ke ruang penyimpanan khusus. 2. Menghapus atau memusnahkan pustaka. 3. Menghadiahkan bahan pustaka kepada perpustakaan lain. 4. Menukar bahan pustaka dengan bahan perpustakaan lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan penyiangan koleksi pada perpustakaan sehingga perpustakaan dapat memberikan koleksi yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.5 Kebijakan Pengembangan Koleksi.