Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

(1)

EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI PUTUSAN PENGADILAN PADA PERPUSTAKAAN PTUN MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi perpustakaan dan informasi

Oleh:

CAHAYA PRAMUNITHA 100709064

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pramunita, Cahaya. 2014. EVALUASI PEMANFAATAN PUTUSAN PENGADILAN PADA PERPUSTAKAAN PTUN MEDAN. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan PTUN Medan. Tujuan penenelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah para hakim PTUN Medan dengan jumlah 12 orang. Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang berjumlah 12 orang, karena jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, sehingga penarikkan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada sampel yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian dan studi kepustakaan melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa putusan pengadilan yang ada pada perpustakaan PTUN Medan tidak terlalu banyak dimanfaatkan oleh para pengguna. Tujuan utama pengguna dalam memanfaatkan koleksi putusan pengadilan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan sebagai hakim. Pada perpustakaan PTUN Medan putusan pengadilan jenis pertanahan yang paling sering digunakan dan dipinjam oleh para hakim. Adapun kendala yang sering dihadapi pengguna dalam memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN adalah terdapat kesulitan dalam proses pencarian informasi yang masih menggunakan sistem pencarian manual dan tidak adanya staff perpustakaan yang dapat membantu proses para hakim dalam pencarian informasi yang dibutuhkan, sehingga para hakim dapat lebih mudah dalam menemukan koleksi putusan pengadilan yang dibutuhkan.


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tercinta Murni yang telah memberikan kasih sayang yang tiada akhir serta dukungan moril, doa, dan semangat sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty, A. Kahar, M,Pd. selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa sabar membimbing, memberikan pengarahan dan memberikan semangat kepada penulis.

4. Bapak Drs. Nazaruddin, SH, M.A selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa sabar membimbing, memberikan pengarahan dan memberikan semangat kepada penulis.

5. Ibu Dr. Irawaty, A. Kahar, M,Pd. selaku Dosen Penguji I. 6. Ibu Hotlan Siahaan, S.sos, M.I Kom. selaku Dosen Penguji II.


(4)

iii

8. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi yang telah memberikan ilmu dalam menyelesaikan studi.

9. Kepada kakak-kakak penulis Kak Fitri, Kak Salmi, Kak Helmi, Kak Viki yang sudah membantu dan dengan senang hati mau direpotin oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

10.Kepada teman sosialita Shobrina, Dwi, Aulia, Astika, Desvan, Aisyah,, dan Khalida terima kasih untuk kesetiaan kalian membantu dalam menyelesaikan penelitian ini dan terima kasih telah menjadi teman-teman terbaik bagi penulis disaat senang maupun sedih.

11.Kepada Dayah, Irsyad, Rizki, Irma, Uyun, Romy, Adit terima kasih atas dukungan, semangat, dan hiburan yang diberikan kepada penulis dalam perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi.

12.Kepada Bang Yudi terima kasih untuk dukungan, doa dan semua bantuannya dari awal perkuliahan sampai akhirnya selesai skripsi.

13.Kepada Bang Isva, Bang zuki, Bang Arya, Bang Ricky, Bang Surya, terima kasih untuk semua bantuan, dukungan, dan semangatnya selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi,

14.Kepada semua teman-teman stambuk 2010, yang telah bersama-sama selama masa perkuliahan.

15.Kepada seluruh kakanda yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan seluruh adik-adik stambuk, 2011, 2012 dan 2013 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara, yang telah berbagi dengan penulis selama ini.


(5)

iv

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada Penulis. Akhir kata Penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu dan bermanfaat bagi semua.

Medan, Oktober 2014

Penulis

Cahaya Pramunitha 100709064


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ...ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup ... 5

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 6

2.1 Perpustakaan Khusus ... 6

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Khusus ... 7

2.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan Khusus ... 8

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Khusus ... 9

2.2 Evaluasi ... 12

2.2.1 Teknik Evaluasi Koleksi ... 13

2.3 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 14

2.3.1 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 17

2.3.2 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 18

2.3.3 Teknik evaluasi pemanfaatan koleksi ... 18

2.4 Keputusan Tata Usaha Negara ... 19

2.4.1 Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara ... 19

2.4.2 Tujuan Keputusan Tata Usaha Negara ... 20

2.4.3 Ciri-Ciri dan Macam Keputusan Tata Usaha Negara ... 21

2.4.4 Klasifikasi Keputusan Tata Usaha Negara ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Metode Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Jenis dan Sumber Data... 25

3.6 Instrumen Penelitian ... 25


(7)

vi

4.1 Pola Pemanfaatan Bahan Keputusan Sidang ... 28

4.1.1 Informasi Kunjungan Perpustakaan ... 28

4.1.2 Waktu Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan ... 29

4.1.3 Jumlah Koleksi Yang Digunakan Pada Perpustakaan PTUN ... 30

4.2 Tujuan Bahan Keputusan Sidang ... 31

4.2.1 Alasan Memanfaatkan Bahan Keputusan Sidang ... 31

4.2.2 Kualitas Informasi ... 33

4.2.3 Tujuan Pemanfaatan Bahan Keputusan Sidang ... 33

4.3 Konten Dan Isi Informasi... 35

4.3.1 Cara Pemakaian Bahan Keputusan Sidang... 35

4.3.2 Jumlah Koleksi Yang Tersedia ... 36

4.3.3 Koleksi Elektronik ... 37

4.3.4 Keakuratan Bahan Keputusan Sidang ... 38

4.4 Kebutuhan Informasi Pengguna ... 39

4.4.1 Jenis Koleksi Yang Sering Digunakan ... 39

4.4.2 Jumlah Peminjaman Koleksi Pada Perpustakaan PTUN ... 41

4.4.2 Jam Buka Perpustakaan ... 42

4.5 Kendala Layanan Perpustakaan ... 43

4.5.1 Kesulitan Pencarian Bahan Pustaka ... 43

4.5.2 Kendala Dalam Proses Pencarian Informasi ... 44

4.5.3 Bantuan Pada Pekerja Perpustakaan ... 45

4.6 Rangkuman Hasil Evaluasi ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN 1...55


(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ... 27

Tabel 4.1 Informasi Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan ... 30

Tabel 4.2 Waktu Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan ... 31

Tabel 4.3 Jumlah Penggunaan Koleksi Perpustakaan PTUN Medan ... 32

Tabel 4.4 Alasan Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan ... 33

Tabel 4.5 Kualitas Informasi Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 34

Tabel 4.6 Tujuan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 35

Tabel 4.7 Cara Memanfaatkan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 36

Tabel 4.8 Jumlah Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 37

Tabel 4.9 Koleksi Digital Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 38

Tabel 4.10 Keakuratan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 39

Tabel 4.11 Jenis Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan ... 41

Tabel 4.12 Jumlah Peminjaman Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN... 42

Tabel 4.13 Jam Buka Perpustakaan PTUN ... 43

Tabel 4.14 Kesulitan Dalam Proses Pencarian Koleksi Putusan Pengadilan ... 44

Tabel 4.15 Hambatan Dalam Proses Pencarian Koleksi Putusan Pengadilan.. 45


(9)

ABSTRAK

Pramunita, Cahaya. 2014. EVALUASI PEMANFAATAN PUTUSAN PENGADILAN PADA PERPUSTAKAAN PTUN MEDAN. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan PTUN Medan. Tujuan penenelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah para hakim PTUN Medan dengan jumlah 12 orang. Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang berjumlah 12 orang, karena jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, sehingga penarikkan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada sampel yang berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian dan studi kepustakaan melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa putusan pengadilan yang ada pada perpustakaan PTUN Medan tidak terlalu banyak dimanfaatkan oleh para pengguna. Tujuan utama pengguna dalam memanfaatkan koleksi putusan pengadilan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan sebagai hakim. Pada perpustakaan PTUN Medan putusan pengadilan jenis pertanahan yang paling sering digunakan dan dipinjam oleh para hakim. Adapun kendala yang sering dihadapi pengguna dalam memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN adalah terdapat kesulitan dalam proses pencarian informasi yang masih menggunakan sistem pencarian manual dan tidak adanya staff perpustakaan yang dapat membantu proses para hakim dalam pencarian informasi yang dibutuhkan, sehingga para hakim dapat lebih mudah dalam menemukan koleksi putusan pengadilan yang dibutuhkan.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pembelajaran dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, sekaligus menjadi tempat yang menyenangkan dan mengasyikan. Begitu juga dengan perpustakaan lembaga pemerintah yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Keberadaan perpustakaan di berbagai lembaga atau instansi merupakan ciri lembaga yang intelek, berwawasan dan mengedepankan ilmu pengetahuan sebagai landasan bekerja. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan informasi yang semakin meningkat, kini hampir di setiap instansi atau lembaga memiliki pusat informasi perpustakaan sendiri, ini ditujukan demi mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan instansi atau lembaga dalam menjalankan usahanya. Perpustakaan dapat dijadikan salah satu sumber untuk mendapatkan informasi, perpustakaan juga dapat dijadikan acuan atau alternatif mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi. Pengguna informasi sangat bermacam-macam diantaranya kelompok pengguna khusus seperti peneliti, kelompok pengguna pendidik seperti pengajar, kelompok pengguna bidang industri, kelompok pengguna bidang hukum, kelompok pengguna pelajar seperti mahasiswa dan masih banyak kelompok pengguna lainnya. Sebagai contoh salah satu dari pengguna informasi dalam bidang hukum adalah pada PTUN Medan yaitu seorang Hakim. Hakim berwenang untuk memberikan putusan sesuai dengan data-data yang sesuai dengan gugatan.

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) merupakan lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai pengadilan tingkat pertama, PTUN berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara (TUN). PTUN pada dasarnya menegakkan hukum publik, yakni hukum administrasi.


(11)

2

Undang – Undang No. 5 tahun 1986 tentang PTUN pasal 1 angka 2 dan 6 menjelaskan fungsi PTUN pada dasarnya sebagai sarana untuk menyelesaikan konflik yang timbul antara pemerintah badan atau pejabat TUN, dengan rakyat orang atau badan hukum perdata (pasal 1 angka 4, pasal 48 dan 53) sebagai akibat dikeluarkan atau tidak dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara (pasal 1 angka 3, pasal 2, 3 dan 49).

Dalam penelitian ini penulis memilih untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan. Melakukan pengindentifikasian terhadap kebutuhan informasi bagi pengguna perpustakaan PTUN merupakan hal yang paling utama untuk mengetahui kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Dengan melakukan pengidentifikasian akan diperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan dan data yang diperoleh tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bahan pertimbangan penyediaan informasi yang tepat. salah satu pengguna perpustakaan PTUN Medan adalah para hakim.

PTUN Medan merupakan lembaga baru dalam tatanan hukum indonesia sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang ditugaskan untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa di bidang Tata Usaha Negara. Pada kantor PTUN Medan mempunyai 12 orang hakim yang diantaranya 1 hakim ketua, 1 hakim wakil ketua, dan 10 hakim anggota.

Kantor PTUN Medan saat ini sudah memiliki perpustakaan. Perpustakaan PTUN Medan merupakan suatu lembaga penyediaan informasi yang menyediakan sumber daya informasi untuk seluruh hakim dalam melakukan kegiatan dan proses yang berkaitan dengan pelaksanaan kehakiman yang bertugas untuk memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan sengketa dibidang tata usaha negara (TUN) Medan.

Perpustakaan PTUN memiliki berbagai macam koleksi seperti peraturan perundang-undangan, himpunan surat pengesahan, himpunan peraturan perundang-undangan, sertifikat negara serta putusan pengadilan yang terdiri dari berbagai macam jenis putusan pengadilan diantaranya Putusan Pertanahan, Putusan Kepegawaian, Putusan Pajak, Putusan Perizinan, Putusan Lelang, Putusan


(12)

3

Tender, Putusan Badan Hukum, Putusan Kehutanan, Putusan Perumahan, Putusan Pemilukda, Putusan Partai Politik, Putusan lain-lain termasuk piutang.

Dilatarbelakangi oleh pemikiran itu, penulis membatasi evaluasi pemanfaatan koleksi pada Perpustakaan PTUN, khususnya pada koleksi putusan pengadilan, yaitu koleksi yang dikeluarkan langsung oleh lembaga TUN. Koleksi ini sering dimanfaatkan oleh seluruh hakim pada lembaga tersebut sebagai alat bantu dalam menyelesai kasus yang ditangani oleh hakim pada lembaga tersebut.

Koleksi putusan Pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan berjumlah 24.373 putusan yang terdiri dari 12 jenis putusan pengadilan. Koleksi putusan pengadilan pada Perpustakaan PTUN dari tahun 1990 terdiri dari Putusan Pertanahan berjumlah 5800 putusan, Putusan Kepegawaian berjumlah 3800 putusan, Putusan Pajak berjumlah 1000 putusan, Putusan Perizinan berjumlah 2500 putusan, Putusan Lelang berjumlah 1800 putusan, Putusan Tender berjumlah 1500 putusan, Putusan Badan Hukum berjumlah 800 putusan, Putusan Kehutanan berjumlah 1200 putusan, Putusan Perumahan berjumlah 1000 putusan, Putusan Pemilukada berjumlah 800 putusan, Putusan Partai Politik berjumlah 3000 putusan, Putusan lain – lain termasuk piutang berjumlah 1800 putusan. Perpustakaan PTUN medan juga menyediakan koleksi putusan sidang dalam bentuk digital yang dapat diakses melalui situs resmi PTUN secara publik. Koleksi digital tersebut terdiri dari Putusan Pertanahan, Putusan Kepegawaian, Putusan Pajak, Putusan Perizinan, Putusan Lelang, Putusan Tender, Putusan Badan Hukum, Putusan Kehutanan, Putusan Perumahan, Putusan Pemilukada, Putusan Partai Politi, Putusan lain-lain termasuk piutang.

Perpustakaan PTUN memiliki koleksi putusan pengadilan dalam jumlah yang besar, setiap harinya para hakim menggunakan koleksi putusan pengadilan berjumlah enam sampai tujuh putusan dengan satu jenis putusan sesuai dengan gugatan yang diajukan oleh penggugat. Akan tetapi para hakim kurang memanfaatkan koleksi putusan pengadilan yang tersedia di Perpustakaan PTUN. Sehingga koleksi yang telah tersedia di Perpustakaan PTUN kurang dimanfaatkan dengan baik oleh para hakim yang bertugas di Pengadilan TUN.


(13)

4

Sedikitnya jumlah koleksi suatu perpustakaan merupakan salah satu kendala bagi seseorang untuk memperoleh informasi. Akan tetapi banyaknya jumlah koleksi sebuah perpustakaan bukan menjadi tolok ukur yang paling utama bagi idealnya sebuah perpustakaan begitu juga dengan perpustakaan instansi seperti perpustakaan PTUN Medan yang merupakan pusat kumpulan informasi dan pengetahuan, jika sarana dan prasarana kurang memadai serta masih jauh dari kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, maka hal ini merupakan kendala bagi pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Pemanfaatan koleksi dapat dilihat dari bagaimana koleksi itu dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk mengetahui bagaimana pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan. Perpustakaan PTUN Medan memiliki koleksi yang tidak sedikit jumlahnya. Yaitu berjumlah 24.373 putusan pengadilan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai pemanfaatan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan. Atas dasar itu maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan pada Perpustakaan PTUN Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah sekaligus pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan pada Perpustakaan PTUN Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk menegetahui pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan.


(14)

5 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan PTUN, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam pengembangan koleksi perpustakaan untuk meningkatkan kualitas koleksi.

2. Peneliti lain, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan bagi yang melakukan penelitian dengan topik yang sama atau yang berhubungan dan bagi peneliti lanjutan.

3. Penulis, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pemanfaatan .koleksi perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini berada pada ruang lingkup evaluasi pemanfaatan koleksi. Dengan demikian objek penelitiannya adalah koleksi putusan pengadilan, yang terdapat pada Perpustakaan PTUN Medan.


(15)

6 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Saat ini pengertian perpustakaan sudah lebih berkembang. Anggapan masyarakat bahwa perpustakaan selalu identik dengan buku-buku dan majalah atau media cetak tidak seluruhnya benar sehingga anggapan tersebut perlu diluruskan lagi. Istilah perpustakaan sudah mengalami perluasan makna, bukan lagi sekedar gedung atau bangunan. Selain itu perpustakaan telah memanfaatkan teknologi informasi seperti jaringan komputer, dan internet.

Menurut buku yang berjudul Teori dan Praktik Penelusuran Informasi yang ditulis oleh Yusuf dan Subekti (2010: 16) definisi perpustakaan adalah:

Perpustakaan bermakna juga sebagai tempat dihimpunnya segala macam informasi terekam, diolahnya segala macam informasi terekam, dan kemudian disebarluaskannya informasi terekam ini untuk dimanfaatkan seluas-luasnya bagi segenap anggota masyarakat yang membutuhkan. Pendapat diatas dapat diartikan bahwa perpustakaan adalah tempat segala macam informasi terekam yang kemudian disebarluaskan untuk dimanfaatkan oleh para pengguna informasi yang membutuhkannya.

Untuk mengetahui mengenai perpustakaan sebagai pusat sumber informasi, sebelumnya penulis akan membahas tentang perpustakaan berdasarkan jenisnya. Menurut Yusuf dan Subekti (2010, 17) “Perpustakaan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi empat yaitu, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, dan perpustakaan khusus.”

Pada bab ini penulis hanya ingin membahas tentang perpustakaan khusus sebagai pusat sumber informasi. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pengguna dilingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan, rumah ibadah, dan organisasi lain.

2.1 Perpustakaan Khusus

Dari beberapa jenis perpustakaan yang ada, perpustakaan khusus salah satu perpustakaan yang saat ini dimiliki di beberapa instansi pemerintah untuk


(16)

7

memenuhi kebutuhan para pengguna. Penulis akan menjabarkan beberapa pengertian menurut para ahli mengenai perpustakaan khusus.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi misi suatu lembaga pemerintah maupun lembaga khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi khusus yang berada dibawah lembaga, badan, institusi maupun organisasi dan lain sebagainya.

Di bawah ini terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian perpustakaan khusus di antaranya menurut Hasugian (2009, 81) pengertian perpustakaan khusus adalah :

Perpustakaan Khusus adalah Perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga atau instansi negara, pemerintah daerah ataupun lembaga atau instansi swasta yang layanannya diperuntukkan bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi yang bersangkutan.

Sedangkan P Sumardji (1999, 16) menyatakan bahwa:

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan dengan koleksinya yang bersifat khusus, yang digunakan sebagai sarana penunjang mengembangkan pengetahuan bagi masyarakat khusus (lingkungan khusus) dalam bidang tertentu.

Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (1999, 7-8) pengertian perpustakaan khusus adalah :

salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungannya baik dalam hal pengelolaan maupun pelayanan informasi pustaka dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada dibawah naungan badan, lembaga, instansi pemerintah yang koleksinya hanya pada bidang khusus yang sesuai dengan instansinya untuk memenuhi kebutuhan dilingkungan instansinya


(17)

masing-8

masing dalam rangka mendukung pengembangan, peningkatan lembaga serta penunjang pelatihan sumber daya manusia.

2.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan Khusus

Berbeda dari perpustakaan yang lainnya, perpustakaan khusus memiliki ciri khas yang dilihat dari subjek koleksi, jenis koleksi, ruang lingkup pelayanan, dan pengguna potensialnya. Sulistyo-Basuki (1993, 38) mengemukakan enam ciri perpustakaan khusus sebagai berikut:

1. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan perpustakaan khusus sangat terkait bahkan ditentukan oleh organisasi induknya.

2. Cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang ilmu tertentu dan yang berkaitan saja.

3. Pelayanan yang diberikan lebih mengutamakan pengguna dari organisasi induk, karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna dari organisasi induknya, walaupun tidak tertutup bagi pengguna lainnya. Perpustakaan khusus saat ini juga harus memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Terkadang pengguna perpustakaan khusus lebih banyak dari lingkungan luar organisasi induknya, seperti mahasiswa dan pengajar, dibandingkan dengan pengguna sasaran utamanya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, komposisi jenis koleksi, pelayanan, dan kegiatan-kegiatan lainnya perlu lebih bervariasi.

4. Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar tempat tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan tidak cukup dengan cara konvensional yang menunggu secara pasif kunjungan pengguna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif antara lain melalui jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan jasa penelusuran informasi. Dewasa ini, kegiatan jasa informasi aktif idealnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain untuk pelayanan, teknologi informasi dan komunikasi dapat terjalin kerjasama yang lebih intensif dengan perpustakaan atau pusat informasi lainnya dalam sistem jaringan informasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pemanfaatan jaringan informasi dalam pelayanan informasi menuntut penggunaan teknologi informasi modern, apalagi jika pelayanan harus menjangkau sumber informasi atau perpustakaan lain.

5. Kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu institusi belum seragam. Kedudukan dan status perpustakaan khusus bergantung pada eselon dan kebijakan organisasi induk, peran perpustakaan terutama dalam memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi perpustakaan yang tidak hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi saja, tetapi juga


(18)

9

kegiatan lain yang berkaitan seperti penerbitan, penyampaian hasil karya organisasi induk, serta pengumpulan dan pengolahan umpan balik.

6. Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan, jumlah tenaga dan koleksi yang terbatas, tetapi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengatasi hal tersebut, perpustakaan berupaya memanfaatkan teknologi informasi dalam mencari dan meminta informasi ke sumber-sumber informasi yang kuat dan kompeten.

dari kesimpulan diatas disimpulkan bahwa suatu perpustakaan dikatakan sebagai perpustakaan khusus apabila perpustakaan dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang mencakup koleksi bahan pustaka terbatas pada bidang ilmu yang berkaitan pada suatu instansi yang pelayanan perpustakaannya hanya diberikan pada pengguna dari organisasi induk yang memerlukan kebutuhan informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada instansi tersebut.

Perpustakaan PTUN Medan adalah perpustakaan khusus karena perpustakaan PTUN merupakan suatu lembaga instansi pemerintah yang hanya menyediakan koleksi bahan pustaka terbatas sesuai dengan kebutuhan pengguna pada instansi tersebut dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Khusus

Tujuan perpustakaan secara umum Sutarno NS (2006, 53) adalah “menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Tujuan perpustakaan khusus menurut Hasugian (2009, 82) adalah : perpustakaan yang hanya menyediakan koleksi khusus yang berkaitan dengan misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang memilikinya dan biasanya hanya memberikan pelayanan yang khusus hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja”.

Dari pendapat di atas tujuan perpustakaan khusus adalah pusat informasi yang menyediakan, mengolah, memelihara, mendayagunakan koleksi perpustakaan, dan memberi pelayanan hanya untuk para staf dan pegawai di lingkungan atau lembaga instansinya saja yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.


(19)

10 2.1.4 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Ada beberapa tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah dalam Buku Panduan Badan Standarisasi (2009, 2-3) adalah:

1. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi.

2. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya. 3. Memberikan jasa perpustakaan dan informasi.

4. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan.

5. Meningkatkan literasi informasi.

Yusuf dan Subekti (2010, 24) menyebutkan tugas dari perpustakaan khusus adalah :

Tugas perpustakaan khusus adalah mengelola sumber informasi khusus yang sesuai dengan program-program lembaga induknya. Segala informasi dari jenis media apa pun, berupa cetakan maupun bahan dari bukan hasil cetakan, termasuk di dalamnya media elektronik, khususnya yang mendukung kebutuhan-kebutuhan khusus lembaga, selalu diupayakan pengadaannya untuk kemudian diolah dan dimanfaatkan (dilayankan) kepada para peneliti di lingkungan lembaga yang bersangkutan.

Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misinya. Hasugian (2009, 86) menyebutkan fungsi perpustakaan secara umum adalah :

1. Fungsi penyimpanan

Bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.

2. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

3. Fungsi Penelitian

Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian.

4. Fungsi informasi

Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.

5. Fungsi kultural

Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.


(20)

11 6. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

Fungsi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS (2003, 58) adalah “tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai”.

Dalam Panduan Badan Standarisasi Nasional tahun (2009, 3) Fungsi perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

1. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya. 2. Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya. 3. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya.

4. Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya, baik cetak maupun elektronik.

5. Mengorganisasi materi perpustakaan. 6. Mendayagunakan koleksi.

7. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya baik cetak maupun elektronik.

8. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.

9. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia lembaga induknya.

10. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif. 11. Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi. 12. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan.

13. Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa tugas Perpustakaan khusus adalah mengumpulkan, mengelola sumber daya informasi khusus yang sesuai dengan lembaga induknya dalam bentuk elektronik maupun tercetak. Sedangkan fungsi perpustakaan khusus adalah menjadi tempat pusat informasi untuk menyediakan, melestarikan dan mendayagunakan sumber informasi yang hanya dikelola dan diterbitkan hanya pada lembaga induknya untuk sarana prasarana bagi kebutuhan staf perpustakaan PTUN dan pegawai.


(21)

12 2.2 Evaluasi

Kata evaluasi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000:220). Kata evaluasi sering digunakan untuk memberikan nilai atau perkiraan hasil mengenai suatu objek yang diteliti.

Yunanda (2009, 1) “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan”.

Ajick (2009, 2) menyebutkan evaluasi adalah penggunaan teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan yang dapat mencapai suatu program dalam proses mengoleksi, menganalisa dan mengartikan informasi atau sebagai bentuk instruksi.

Evaluasi adalah mengukur dan menilai suatu objek untuk ditarik kesimpulannya. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu objek atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan sebagainya). Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu berdasarkan pada ukuran besar atau kecil, buruk atau cantik, tinggi atau pendek dan sebagainya. Hal ini juga dikemukakan oleh Arikunto (2009, 2) “bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.”

Junaidi (2010,3) menyebutkan “Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi itu sendiri bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi itu oleh pengguna”.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994, 49) dijelaskan Evaluasi Koleksi adalah upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademika serta program perguruan tinggi. Evaluasi koleksi harus dilakukan secara teratur agar sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi.


(22)

13

Hardi (2005, 4) menyatakan bahwa evaluasi koleksi adalah Proses efektivitas dalam memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika. Evaluasi merupakan aktivitas yang berkesinambungan yang merefleksikan perubahan dalam proses belajar mengajar dan kebutuhan pemakai. Dengan melakukan evaluasi koleksi, pustakawan bisa mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk bahan literatur yang tersedia dalam memenuhi komunitas perguruan tinggi.

Dari uraian diatas disimpulkan evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari ketersediaan dan pemanfaatan koleksi perpustakaan untuk mengetahui sejauh mana baik atau buruknya koleksi dimanfaatkan bagi penggunanya

2.2.1 Teknik Evaluasi Koleksi

Dalam melakukan kegiatan evaluasi koleksi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Kuantitatif

Cara kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data statistik. Dari data statistik itu dapat diperoleh informasi yang cukup mengenai keadaan koleksi. Informasi koleksi yang diperlukan untuk pengumpulan data statistik sekurang-kurangnya harus meliputi :

a. Jumlah judul b. Jumlah eksemplar a. Kelas pustaka b. Asal pustaka c. Tahun terbit

pencatatan data dapat dikerjakan setiap hari, minggu, bulan atau setiap tahun.

2. Kualitatif

Cara kualitatif dilakukan dengan cara menguji ketersediaan koleksi terhadap program perguruan tinggi (Depdikbud, 1994:49).

Teknik lain yang digunakan untuk melakukan evaluasi koleksi adalah : 1. Pendekatan evaluasi

a. Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki

b. Pengecekan pada daftar standar, seperti katalog dan bibliografi

c. Pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang keperpustakaan

d. Pemeriksaan koleksi langsung

e. Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus.

2. Pembagian metode evaluasi versi ALA (American library association) a. Metode terpusat pada koleksi


(23)

14 2) Penilaian dari pakar

3) Perbandingan data statistik

4) Perbandingan pada berbagai standar koleksi. b. Metode terpusat pada penggunaan

1) Mengajukan kajian sirkulasi 2) Meminta pendapat pengguna

3) Menganilisis statistik pinjam antar perpustakaan 4) Melakukan kajian sitiran

5) Melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca) 6) Memeriksa ketersediaan koleksi di rak (Sujana, 2006:3-4).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik evaluasi koleksi pada umumnya dapat dilakukan dengan cara pengumpulan data berdasarkan jumlah judul, jumlah eksemplar, statistik koleksi perpustakaan, pemeriksaan terhadap daftar tertentu seperti bibliografi atau katalog, meminta pendapat para ahli maupun pengguna yang langsung menggunakan koleksi perpustakaan, memeriksa langsung terhadap ketersediaan koleksi perpustakaan serta pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke perpustakaan, contohnya dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pengguna perpustakaan.

2.3 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) pemanfaatan berarti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Adapun memanfaatkan berarti membuat sesuatu menjadi berguna. Jadi, pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja memanfaatkan.

Menurut Lasa (2005, 3117), “bahwa pemanfaatkan koleksi seperti banyaknya peminjam dan jumlah koleksi yang dipinjam biasanya digunakan sebagai salah satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan.” Untuk itu Suryosubroto (1997, 219) mengemukakan “bahwa agar koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal perlu dipertimbangkan dalam pengadaan koleksi perpustakaan.”


(24)

15

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan koleksi adalah cara atau proses memanfaatkan suatu koleksi pustaka yang dilihat dari banyaknya koleksi yang dipinjam, sehingga dapat diketahui seberapa besar efektifitas suatu perpustakaan tersebut.

Badudu (1994,706) mengatakan, koleksi adalah kumpulan gambar, perangko, lukisan pelukis terkenal dan sebagainya. Sering berhubungan dengan hobi dan kegemaran orang. Adapun koleksi dalam hubungannya dengan perpustakaan adalah kumpulan bahan pustaka yang disusun berdasarkan fungsi bahan pustaka tersebut.

Menurut Saleh (1996,2) koleksi perpustakaan adalah buku yang mencakup pengertian yang luas termasuk buku itu sendiri, majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip, lembaran musik, berbagai karya media audio visual seperti film, microfis, dan mikro buram. Semua bahan itu disebut koleksi perpustakaan yang diadakan oleh pihak perpustakaan baik dengan cara membeli, tukar menukar, maupun hadiah untuk digunakan oleh pembaca atau pengguna perpustakaan. Jadi koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang diadakan oleh pihak perpustakaan melalui membeli, menukar, hadiah untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan.

Menurut Handoko dalam Pratiwi (2002,3) dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka diperpustakaan di pengaruhui oleh faktor internal dan eksternal

1. faktor internal meliputi : a. Kebutuhan

Kebutuhan adalah akan koleksi perpustakaan sebagai sumber kebutuhan setiap pengguna perpustakaan yang membutuhkan informasi.

b. Motif

Motif adalah sesuatu yang melingkupi semua penggerak. Priyatna (1996, 66) mengatakan alasan – alasan atau dorongan dalam diri manusia itu menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dengan kata lain motif dalam perpustakaan adalah alasan pengguna dalam menggunakan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan masing – masing.

c. Minat

Menurut Sulistyo Basuki (1992, 4) minat secara istilah merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian terhadap seseorang, sesuatu objek atau aktifitas tertentu.

2. Faktor eksternal meliputi : a. Kelengkapan koleksi

Setiap kelengkapan koleksi tentu melakukan kegiatan pengadaan koleksi untuk menambah kelengkapan koleksi yang dimilikinya. Kegiatan pengadaan koleksi bisa dilakukan dengan membeli, tukar – menukar, serta hadiah dari perorangan maupun lembaga.


(25)

16

Menurut IFLA (2002, 15-16) kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan didefenisikan sebagai berikut:

1) Kemampuan berkomunikasi yang positif dan terbuka dengan pengguna

2) Kemampuan memahami kebutuhan pengguna

3) Serta memiliki keterampilan informasi dan mengetahui bagaimana menggunakannya.

Jadi pustakawan hendaknya memiliki pengetahuan keterampilan yang berkaitan dengan penyedia informasi serta mampu memenuhui dan melayani kebutuhan pengguna.

c. Ketersediaan fasilitas pencarian temu kembali informasi.

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library use).

Lancaster (1993,77) membatasi pengertian pemanfaatan koleksi di ruang baca perpustakaan dengan bentuk pertanyaan di bawah ini :

1. If a book is removed from the shelves, casually glanced at and immediately returned, has it been “used”?

2. If it is removed, some portion of it read at shelves, and then put back, has it been used?

3. If it is carried to table, along with others, glanced atand pushed to one side, has it been used?

Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Jika koleksi diambil dari rak dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

3. Jika koleksi diatas meja atau ruang baca dan dibaca sekilas, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

Dalam memanfaatkan koleksi di perpustakaan, pengguna biasanya menggunakan cara-cara umum yang dapat dilihat dari kebiasaan mereka. Secara umum, cara memanfaatkan koleksi perpustakaan menurut Zulkarnaen (1997,45) adalah :

1. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi

perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk


(26)

17

membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

2. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Pada perpustakaan yang memiliki ruang baca yang nyaman, akan menambah pengguna yang akan membaca buku di perpustakaan tanpa

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa buku berbeda.

4. Memperbanyak (menggunakan jasafoto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi – informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Sedangkan perpustakaan sering menyediakan layanan foto copy untuk koleksi yang tidak bisa di pinjam oleh pengguna seperti koleksi referensi. Bagi perpustakaan dan pengguna terkadang seringkali melanggar hak cipta dengan cara seperti ini.

Cara-cara yang ditempuh oleh pengguna tersebut dapat dilakukan untuk memanfaatkan koleksi dalam format tercetak khususnya buku.

2.3.1 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Tujuan disediakannya koleksi di perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan atau aktivitas pengguna dalam membutuhkan informasi dengan memanfaatkan segala jenis koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang telah didapatkan berguna untuk kebutuhan informasi bagi setiap para pengguna perpustakaan.

Agar perpustakaan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna perpustakaan, maka perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai informasi dalam jenis apapun untuk mempermudah pengguna, baik informasi tercetak maupun informasi elektronik guna mendorong pencapaian tujuan, visi dan misi perpustakaan yaitu mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi maupun suatu lembaga yang menyediakan perpustakaan bagi pegawainya melalui pelayanan informasi.


(27)

18

2.3.2 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Pengguna perpustakaan memiliki frekuensi pemanfaatan koleksi perpustakaan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang dibutuhkan, waktu dan kesempatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan koleksi merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfaatkan koleksi di perpustakaan.

Ketersediaan koleksi pada perpustakaan perguruan tinggi juga mempengaruhi tingkat kunjungan pengguna ke sebuah perpustakaan tergantung bagaimana perpustakaan mampu memberikan informasi yang relevan kepada penggunanya. Semakin baik perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi penggunanya maka semakin sering pengguna akan mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebuthan informasi yang dibutuhkannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 245) menyebutkan bahwa frekuensi mengandung arti yaitu “kekerapan”. Frekuensi pemanfaatan koleksi berarti memiliki makna kekerapan penggunaan koleksi oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Semakin sering suatu koleksi perpustakaan digunakan, hal itu menandakan bahwa informasi yang tersedia dalam koleksi tersebut benar-benar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. 2.3.3 Teknik evaluasi pemanfaatan koleksi

Menurut Mount Sunt Vincent University Library dalam Evi (2004, 11) mengemukakan bahwa ada beberapa teknik untuk mengevaluasi tingkat pemanfataan koleksi perpustakaan yaitu :

1. memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui:

a. Katalog perpustakaan b. Bibliografi subjek c. Analisis sitasi d. Review essay e. Bibliografi khusus

f. Daftar usulan dari pengguna 2. Sistem data perpustakaan

Mencakup keseluruhan judul dalam subjek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman dan statistik silang layanan. 3. Menguji secara langsung ke rak termasuk evaluasi kondisi fisik buku


(28)

19

4. Survey pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian, dan kemutakhiran bahan pustaka.

2.4 Keputusan Tata Usaha Negara

Menurut Hadjon (2002, 124) Keputusan tata usaha negara (KTUN) sering disebut dengan istilah keputusan administrasi negara. KTUN sebagai keputusan administratif merupakan satu pengertian yang sangat umum yang dalam praktik bentuknya dapat beraneka ragam.

Dalam Bahasa Belanda KTUN ini biasa disebut beschikking yang berarti norma hukum yang bersifat individual dan konkret sebagai keputusan pejabat tata usaha negara atau administrasi negara (beschikkingsdaad van de administratie). Dalam praktik, keputusan yang bersifat beschikking ini biasa disebut juga dengan istilah penetapan.

2.4.1 Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Beberapa para pakar mendefenisikan mengenai keputusan tata usaha negara diantaranya Van Der Pot seperti dikutip oleh Triwulan (2011,316) menyatakan bahwa de rechtshandelingen der bestuursorganen, hun wulverklaringen voor het bijizondere geval, gericht op een wijziging in de wereld

der rechtsverhoudingen yang diartikan sebagai Tindakan hukum yang dilakukan

alat-alat pemerintahan, pernyataan kehendak mereka dalam menyelenggarakan hal khusus, dengan maksud mengadakan perubahan dalam lapangan hubungan hukum.

Keputusan tata usaha negara (beschikking) menurut Muchsan dalam Ihkwan adalah penetapan tertulis yang diproduksi oleh pejabat Tata Usaha Negara, mendasarkan diri pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkrit, individual dan final.

Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa Keputusan tata usaha negara adalah suatu penetapan tertulis yang di keluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan keputusan tata usaha negara adalah penetapan atau tindakan hukum yang dilakukan oleh alat-alat pemerintah


(29)

20

yang bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam lapangan hubungan khusus berdasarkan sesuatu kekuasaan istimewa yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersifat konkret, individual dan final.

2.4.2 Tujuan Keputusan Tata Usaha Negara

Tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara menghasilkan suatu putusan, yaitu Keputusan Tata Usaha Negara menurut Nasir ( 2003, 151) adalah mengabulkan atau menolak sebagian atau seluruhnya terhadap tuntutan yang diajukan oleh penggugat. SF Marbun (2001,20) menyebutkan “dalam rangka yang menitikberatkan pada kepentingan individu dalam suatu masyarakat dan juga sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara, baik secara preventif maupun secara represif.” Secara preventif dimaksudkan adalah untuk mencegah terjadinya tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara yang melawan hukum dan merugikan masyarakat, sedangkan secara represif ditujukan terhadap tindakan-tindakan badan/pejabat tata usaha negara yang melawan hukum dan merugikan masyarakat harus dijatuhi sanksi.

Berdasarkan pendapat diatas tersebut disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah hasil putusan terhadap ajukan penggugat yang menghasilkan hasil penolakan atau pengabulan dalam menitikberatkan pada kepentingan individu suatu masyarakat sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan badan atau pejabat TUN.

Fariz Pradipta (2009, 1) mengatakan “Tujuan dibentuknya peradilan TUN untuk menghasilkan sebuah keputusan adalah memberi pengayoman hukum dan kepastian hukum, baik bagi rakyat maupun bagi administrasi negara dalam arti terjaganya keseimbangan kepentingan masyarakat dan kepentingan individu.”

Menurut Nasir (2003, 2) pada Sidang Paripurna DPR RI saat pembahasan RUU PTUN tujuan dibentuknya peradilan TUN untuk menghasilkan suatu putusan adalah :

1. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang bersumber dari hak-hak individu


(30)

21

2. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut

Dari pendapat diatas tujuan dibentuknya peradilan TUN adalah memberikan perlindungan maupun pengayoman hukum terhadap hak-hak masyarakat yang bersifat individu bagi masyarakat, badan/pejabat yang didasarkan kepada kepentingan bersama dalam bermasyarakat dan juga sebagai pengendali yuridis terhadap tindakan-tindakan badan/ pejabat tata usaha negara. 2.4.3 Ciri-Ciri dan Macam Keputusan Tata Usaha Negara

Dalam mengambil suatu keputusan-keputusan yang ada pada tata usaha negara, terdapat berbagai keputusan, menurut Hadjon (2002:126-130) keputusan akan dibagi sesuai dengan ciri-ciri masing masing dan sesuai dengan tindakan-tindakan keputusan tertentu.

1. Keputusan-keputusan dalam rangka ketentuan-ketentuan larangan atau perintah (gebod)

Keputusan-keputusan ini merupakan keputusan yang paling biasa. Kategori yang paling penting adalah perizinan. Sistemnya adalah bahwa undang-undang melarang suatu tindakan tertentu atau tindakan-tindakan tertentu yang saling berhubungan. Larangan ini tidak dimaksudkan secara mutlak, namun untuk dapat bertindak dan mengendalikan masyarakat dengan cara mengeluarkan izin, khususnya dengan menghubungkan peraturan-peraturan pada izin tersebut

2. Keputusan-keputusan yang menyediakan sejumlah uang

Keputusan-keputusan jenis ini sering terjadi, bentuk-bentuk keputusan antara lain:

a. Keputusan tentang subsidi-subsidi diberikan karena penguasa ingin melancarkan kegiatan-kegiatan masyarakat tertentu.

b. Keputusan bagi orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka

c. Keputusan tentang berbagai asuransi sosial dan asuransi rakyat memberikan hak atas suatu tunjangan dalam keadaan tertentu

d. Keputusan tentang pemberian hak atas suatu tunjangan dalam keadaan tertentu.

3. Keputusan-keputusan yang mebebankan suatu kewajiban keuangan

Contoh yang paling penting ialah penetapan pajak, misalnya di Nederland ada kewajiban yang membayar premi-premi berdasarkan asuransi sosial dan asuransi rakyat.


(31)

22

Diartikan keputusan-keputusan yang menyebabkan dapat diberlakukannya beberapa peraturan yang saling berkaitan bagi seseorang tertentuatau suatu denda tertentu.

5. Keputusan-keputusan untuk penyitaan

Disebut kewenangan-kewenangan untuk penyitaan, apabila suatu organ penguasa melalui jalan hukum publik dapat mengadakan penyitaan atas barang-barang dari para warga, atau untuk digunakan demi kepentingan umum.

6. Keputusan-keputusan yang bebas dan yang terikat

Keputusan bebas bilamana penguasa mempunyai kebebasan bertindak, sedang keputusan terikat apabila seolah-olah dapat dibaca langsung dari undang-undang kapan keputusan itu harus diputuskan.

7. Keputusan yang memberikan keuntungan dan yang memberi beban

Keputusan yang memberikan keuntungan seperti dalam praktek perizinan : pemegang izin diperbolehkan berbuat tindakan-tindakan tertentu, sedang yang meberi beban misalkan pemegang izin terikat pada peraturan-peraturan tertentu.

8. Keputusan-keputusan yang seketika akan berakhir dan yang berjalan lama Keputusan dapat menyangkut suatu tindakan yang berlaku satu kali dan yang akan berakhir atau dapat menyangkut suatu keadaan yang berjalan lama.

9. Keputusan yang bersifat perorangan dan yang bersifat kebendaan

Keputusan yang bersifat perorangan adalah suatu keputusan yang isinya tergantung dari sifat-sifat pribadinya si pemohon misalnya si pemohon harus menyerahkan ijazah-ijazahnya atau surat-surat keterangan tentang kelakuan baik sebagai bukti-bukti sifat-sifat pribadinya. Sedangkan keputusan yang bersifat kebendaan adalah suatu keputusan yang isinya tergantung dari sifat objek yang bersangkutan, misalnya dalam hal izin Ordonansi Gangguan dan izin Mendirikan Bangunan.

Ada beberapa macam keputusan tata usaha negara menurut bebarapa ahli, Van Der Wel seperti dikutip oleh Triwulan (2011, 325) menyebutkan macam-macam keputusan adalah :

1. Keputusan yang bersifar membebani (belastende beschikkingen), keputusan yang bersifat menguntungkan (begunstigende beschikkingen), dan keputusan yang bersifat penetapan status (statusverleningen)

2. Keputusan yang bersifat penolakan (de afwijzende beschickkingen)

Menurut E. Utrecht yang dikutip oleh Triwulan (2011, 326) menyebutkan istilah “keputusan” dengan “ketetapan” memiliki macam-macam ketetapan antara lain :


(32)

23

1. Ketetapan positif dan ketetapan negatif, ketetapan positif menimbulkan hak atau kewajiban bagi yang dikenai ketetapan, ketetapan negatif tidak menimbulkan perubahan dalam keadaan hukum yang telah ada.

2. Ketetapan deklaratur versus ketetapan konstitutif adalah menyatakan bahwa hukumannya demikian (rechtsvastellende berschikking). Ketetapan konstitutif adalah mebuat hukum (rechtcheppend).

3. Ketetapan kilat dan ketetapan yang tetap adalah ketetapan yang bermaksud mengubah redaksi (teks) ketetapan lama dan suatu pernyataan pelaksanaan.

4. Ketetapan yang berisi dispensasi, izin (vergunning) dan konsesi.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa macam-macam keputusan tata usaha negara pada dasarnya adalah keputusan yang bersifat positif, keputusan negatif, keputusan yang menguntungkan, dan juga keputusan yang berisi penolakan.

2.4.4 Klasifikasi Keputusan Tata Usaha Negara

pada perpustakaan PTUN Medan jenis atau klasifikasi perkara terdapat koleksi Keputusan Tata Usaha Negara yang terdiri dari :

1. Keputusan Pertanahan 2. Keputusan Kepegawaian 3. Keputusan Pajak

4. Keputusan Perizinan 5. Keputusan Lelang 6. Keputusan Tender

7. Keputusan Badan Hukum 8. Keputusan kehutanan 9. Keputusan Perumahan 10. Keputusan Pemilukada 11. Keputusan Partai Politik


(33)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Nawawi (1995, 67) metode deskriptif dapat diartikan sebagai “prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang sedang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat, pabrik dan lain-lain) sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang.” Data yang terkumpul diolah dalam bentuk tabel dan angka.

Sugiono (2002, 112) menyebutkan metode deskriptif adalah: “Metode yang Digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”

Berdasarkan beberapa pendapat metode ini mampu mengasilkan hasil penelitian berdasarkan objek-objek yang diteliti sesuai dengan fakta-fakta yang konkrit dan menghasilkan data yang akurat.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian maka lokasi penelitian adalah Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Jl. Bunga Raya No.18 Kel.Asam Kumbang Kec. Medan Selayang.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian merupakan subjek dengan kriteria tertentu yang berguna dalam perolehan data penelitian yang dibutuhkan. Sugiono (2002, 57) “populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu dan harus ditetapkan oleh penelitian dan kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan”.


(34)

25

Berdasarkan pendapat diatas penulis menentukan populasi penelitian ini adalah para hakim dengan jumlah 12 orang yang ada di PTUN Medan yang aktif, berdasarkan data yang di peroleh di kantor PTUN Medan.

3.3.2 Sampel

Pada suatu penelitian ilmiah, ada banyak masalah yang menyebabkan seluruh populasi tidak dapat diteliti, yakni keterbatasan peneliti akan biaya, waktu dan tenaga. Oleh karena itu diperlukan pengambilan sampel penelitian. Menurut Arikunto (2002 : 109) sampel adalah, “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Arikunto (2002, 112) mengungkapkan bahwa, “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua”. Oleh karena itu, jumlah populasi yang di teliti hanya 12 orang, maka akan diteliti seluruhnya. 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Studi kepustakaan dan dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini bersumber dari:

1. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer diperoleh dari studi kepustakaan berupa buku, jurnal dan dokumen lain yang berhubungan dengan topik penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Ada berbagai jenis instrumen penelitian yang dapat dijadikan alat untuk mengumpulkan data dalam melakukan suatu penelitian. Arikunto (2002, 136) instrumen penelitian adalah, “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti


(35)

26

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudahdan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Narbuko dan Abu (1997, 76) menyatakan bahwa,“kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti”. Kuesioner tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan berdasarkan indikator yang berkaitan dengan evaluasi pemanfaatan bahan keputusan sidang yang ada di PTUN Medan.

Tabel 3.1 kisi-kisi kuesioner

Variabel Aspek/Indikator No. Item

Pertanyaan Jumla h Item Pemanfaatan Koleksi Bahan Keputusan Sidang pada perpustakaan PTUN Medan

1. Pola pemanfaatan koleksi putusan pengadilan

2. Tujuan koleksi putusan pengadilan

3. Konten / isi informasi

4. Kebutuhan informasi

pengguna

5. Kendala layanan perpustakaan

1,2,3 4,5,6 7,8,9,10 11,12,13 14,15,16 3 3 4 3 3

Total 16 16

3.8 Analisis Data

Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusunnya ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, digunakan rumus sebagai berikut:


(36)

27

=

100%

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh n= jumlah responden (Hadi, 1981 : 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh Supardi (1979 : 20) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1-25% Sebagian kecil 26-49% Hampir setengah 50% Setengah

51-75% Sebagian besar 76-99% Pada umumnya 100% Seluruhnya


(37)

28 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yang datanya diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian secara langsung di kantor pengadilan tata usaha negara Medan. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan selama 3 bulan dan didapatkan sebanyak 12 responden yang mengisi kuesioner secara langsung, sebagai berikut.

4.1 Pola Pemanfaatan koleksi putusan pengadilan

Saat seorang pengguna perpustakaan memanfaatkan perpustakaan yang ada disuatu universitas, sekolah, perkantoran maupun institut lainnya haruslah selalu mengunjungi perpustakaan sesering mungkin untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkannya, apabila seorang pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik dari kunjungan perpustakaan dalam seminggu, waktu yang dibutuhkan pengguna ketika berada dalam perpustakaan dan jumlah koleksi yang dipergunakan dalam seminggu akan mendapatkan informasi – informasi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Perpustakaan PTUN Medan menyediakan koleksi putusan pengadilan untuk kepentingan para hakim yang berada di institut tersebut, akan tetapi setiap hakim memiliki perbedaan mengenai kunjungan, waktu yang dibutuhkan dan jumlah koleksi yang dapat dipinjam dalam seminggu. Berikut akan disajikan pola pemanfaatan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan sebagai berikut.

4.1.1 Informasi Kunjungan Perpustakaan

Gambaran umum responden mengenai kunjungan responden ke perpustakaan PTUN Medan di setiap minggunya dalam memenuhi kebutuhan informasinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(38)

29

Tabel 4.1 Informasi Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Berapa kali dalam seminggu

saudara mengunjungi perpustakaan?

1 – 2 kali 8 67%

3 – 4 kali 4 33%

5 – 6 kali 0 0%

>6 kali 0 0%

Jumlah 12 100%

Dari data tabel 4.1 pernyataan mengenai kunjungan para responden ke perpustakaan PTUN memperlihatkan bahwa dalam seminggu sebanyak 1 – 2 kali ( 80%) , dan untuk 4 responden (20%) hanya mengunjungi sebanyak 3 – 4 kali dalam seminggu. Sedangkan untuk kunjungan 5 – 6 kali dan > 6 kali tidak di pilih oleh responden karena kunjungan responden di setiap minggunya tidak sampai pada batas lebih dari enam kali. Data ini mengindikasikan bahwa pada umumnya responden hanya mengunjungi perpustakaan PTUN paling bayak 4 kali dalam seminggu.

4.1.2 Waktu Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan

Setiap responden berbeda- beda dalam melakukan pencarian informasi koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN. Gambaran umum mengenai lama waktu yang di butuhkan para responden dalam mencari informasi yang dibutuhkannya dapat dilihat pada tabel berikut.


(39)

30

Tabel 4.2 Waktu Kunjungan Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Berapa lama waktu yang saudara gunakan saat berada di perpustakaan?

1 jam 10 83%

1 – 2 jam 2 17%

2 jam 0 0%

Lain – lain 0 0%

Jumlah 12 100%

Dari tabel 4.2 yang menyatakan pernyataan lama waktu responden yang berkunjung ke perpustakaan PTUN Medan untuk mencari informasi yang di inginkan rata – rata 1 jam sebanyak 10 responden (83%) dan 1 – 2 jam sebanyak 2 responden (17%), sedangkan lebih dari 2 jam sebanyak 0 responden (0%) atau tidak di pilih. Hal ini menandakan bahwa waktu kunjungan setiap responden ke perpustakaan PTUN tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian informasi yang di inginkan.

4.1.3 Jumlah Koleksi Yang Digunakan Pada Perpustakaan PTUN

Dalam seminggu setiap responden menggunakan koleksi putusan pengadilan yang terdapat pada perputakaan PTUN, untuk itu dibawah ini terdapat gambaran umum jumlah penggunaan koleksi putusan pengadilan dalam waktu seminggu sebagai berikut.


(40)

31

Tabel 4.3 Jumlah Penggunaan Koleksi Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Berapa banyak koleksi putusan pengadilan yang anda gunakan dalam seminggu?

1 – 2 putusan 0 0% 3 – 4 putusan 7 58% 5 – 6 putusan 3 25% >6 putusan 2 17%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan data tabel 4.3 diatas pernyataaan responden mengenai berapa banyak jumlah koleksi yang dipinjam dalam seminggu sebanyak (0%) dengan pilihan 1 – 2 putusan, sedangkan berjumlah 3-4 putusan pengadilan yang paling banyak di pilih responden dengan jumlah 7 orang atau (58%), sisanya dengan jumlah penggunaan 5-6 putusan sidang sebanyak 3 responden (25%) dan lebih dari 6 putusan sebanyak 2 responden (17%). Hal ini menandakan bahwa setiap responden hanya menggunakan 3 – 4 putusan di setiap minggunya untuk memenuhi kebutuhan informasi setiap responden.

4.2 Tujuan koleksi putusan pengadilan

Setiap jenis bahan pustaka memiliki alasan dan tujuan masing – masing bagi para penggunanya. Begitu juga pada perpustakaan PTUN Medan yang memiliki koleksi putusan pengadilan, akan tetapi koleksi tersebut hanya dapat dipergunakan oleh orang – orang yang berada dibawah institut yang bersangkutan. Untuk itu dibawah ini akan disajikan tujuan bahan pustaka bagi para responden yang berada pada PTUN Medan sebagai berikut.

4.2.1 Alasan Memanfaatkan Koleksi Putusan Pengadilan

Setiap responden yang berada pada PTUN Medan memiliki alasan mengapa menggunakan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN


(41)

32

untuk memenuhui kebutuhan masing- masing. Dibawah ini terdapat tabel alasan pemanfaatan koleksi putusan penggadilan sebagai berikut.

Tabel 4.4 Alasan Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Apa alasan saudara memanfaatkan koleksi Putusan Pengadilan di PTUN Medan?

Karena informasi dapat membantu proses pekerjaan

1 8%

Sebagai bahan kepentingan dalam proses sidang

11 92%

Lebih mudah dipahami 0 0% Dapat langsung

dipergunakan 0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan data tabel 4.4 di atas responden dengan pernyataan alasan memanfaatakn koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN sebanyak 1 responden (8%) dengan memilih dengan alasan karena informasi dapat membantu proses pekerjaan, sedangkan dengan jumlah paling banyak di karenakan bahan keputusan sidang sebagai bahan kepentingan dalam proses sidang sebanyak 11 responden (92%), selain itu tidak di pilih dengan alasan lebih mudah dipahami dan dapat langsung dipergunakan masing – masing sebanyak (0%). Dari gambaran di atas setiap responden menggunakan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN di karenakan sebagai bahan kepentingan dalam proses sidang dan untuk memudahkan proses sidang pada setiap sidang yang sedang dijalani para responden.


(42)

33 4.2.2 Kualitas Informasi

Disetiap informasi yang diperlukan oleh setiap responden harus memiliki keakuratan dalam setiap informasinya. Apabila suatu informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka informasi tersebut layak untuk digunakan oleh penggunanya karena sesuai dengan kebutuhannya. Di bawah ini terdapat gambaran kualitas seperti apa koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN yang dibutuhkan oleh responden sebagai berikut.

Tabel 4.5 Kualitas Informasi Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Kualitas informasi yang seperti apakah yang saudara butuhkan di perpustakaan PTUN Medan?

Akurat 8 67%

Efesien 0 0%

Relevan 4 33%

Ekonomis 0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 4.5 diatas pernyataan responden mengenai kualitas informasi yang dibutuhkan di perpustakaan PTUN sebanyak 8 responden (67%) membutuhkan keakuratan informasi, sedangkan informasi yang relevan sebanyak 4 responden (33%). Dan pilihan dengan jawaban tepat waktu dan ekonomis sebanyak 0 responden (0%) atau tidak dipilih sama sekali. Infromasi yang akurat sangatlah di butuhkan oleh setiap responden pada PTUN Medan dikarenakan informasi haruslah sesuai dan akurat. Apabila informasi tidak akurat, maka informasi tersebut tidak dapat digunakan denatgan baik.

4.2.3 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan

Sebagai sumber informasi, perpustakaan PTUN Medan dapat digunakan untuk berbagai keperluan para hakim, tujuan seseorang menggunakan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN tentunya sangat ditentukan oleh


(43)

34

keperluan dan kebutuhan yang sedang dihadapinya. Tujuan utama responden memanfaatkan koleksi putusan pengadilan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Tujuan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Apa tujuan saudara

memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada

PTUN?

Untuk

menyelesaikan proses gugatan

9 75%

Untuk menambah

wawasan 3 25%

Untuk kepentingan

pribadi 0 0%

Lain – lain,

sebutkan... 0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 4.6 diatas pernyataan responden mengenai tujuan memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN sebanyak 9 responden (75%) dengan memilih untuk menyelesaikan proses gugatan, sedangkan untuk menambah wawasan hanya sebanyak 3 responden (25%). Dan pilihan untuk kepentingan pribadi sebanyak 0 responden (0%), sedangkan pilihan terakhir sebanyak 0 responden (0%) dengan pilihan lain - lain. Dari data tersebut dapat dilihat kebanyakan tujuan para responden memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan lebih mengutamakan demi kepentingan pekerjaan agar membantu dalam melakukan proses pekerjaan yang sedang dijalankan oleh para responden.


(44)

35 4.3 Konten Dan Isi Informasi

Setiap bahan pustaka akan memiliki isi informasi yang berbeda beda disetiap isinya. Koleksi putusan pengadilan juga memiliki isi dan konten masing – masing yang dapat membantu para responden dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkannya. Apabila isi informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna maka isi bahan pustaka tersebut sangat diharapkan bagi para penggunanya. berikut akan disajikan konten mengenai koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN sebagai berikut.

4.3.1 Cara Pemakaian Koleksi Putusan Pengadilan

Cara pemakaian koleksi bahan pustaka berbagai macam – macam, baik itu dipinjam, menfotokopi bahan pustaka, ataupun mencatat bahan pustaka yang dibutuhkan. Para responden yang meminjam koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN juga memiliki cara tersendiri bagaimana memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN. Di bawah ini terdapat tabel mengenai bagaimana cara memanfaatkan koleksi sebagai berikut.

Tabel 4.7 Cara Memanfaatkan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Bagaimana saudara

memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada PTUN?

Meminjam 10 83%

Membaca di tempat 0 0% Mencatat informasi 2 17% Fotocopy sesuai

kebutuhan 0 0%


(45)

36

Berdasarkan tabel 4.7 diatas pernyataan responden mengenai bagaimana cara memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada PTUN sebanyak sebanyak 10 responden (83%) dengan cara meminjam, membaca di tempat sebanyak 0 responden (0%), mencatat informasi sebanyak 2 responden (17%), sedangkan fotocopy sesuai kebutuhan sebanyak 0 responden (0%). Dari tabel diatas dilihat, para responden lebih banyak menggunakan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan dengan cara meminjam langsung koleksinya. Hal ini menandakan bahwa para responden lebih banyak meminjam langsung dari pada harus membaca di tempat.

4.3.2 Jumlah Koleksi Yang Tersedia

Setiap koleksi perpustakaan memiliki jumlah koleksi perpustakaan yang berbeda, apakah koleksi tersebut sudah memenuhi kebutuhan informasi yang sudah tersedia dan ada juga yang belum mencukupi kebutuhan para penggunanya. Jumlah koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan berjumlah 24.373 putusan. Di bawah ini dapat dilihat tabel apakah koleksi bahan keputusan sidang pada perpustakaan PTUN sudah mencukupi atau belum mencukupi kebutuhan responden sebagai berikut.

Tabel 4.8 Jumlah Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Apakah jumlah koleksi putusan pengadilan yang tersedia di perpustakaan PTUN sudah mencukupi?

Sangat mencukupi 2 17%

mencukupi 10 83%

Kurang mencukupi 0 0% Tidak mencukupi 0 0%


(46)

37

Berdasrkan tabel 4.8 diatas pernyataan responden mengenai jumlah peminjaman koleksi putusan pengadilan sangat mencukupi sebanyak 2 responden (17%), sedangkan pilihan sebanyak 10 responden (83%) sudah mencukupi, dan pilihan kurang mencukupi dan tidak mencukupi masing – masing hanya sebanyak 0 responden (0%). Dari tabel diatas dilihat bahwa bahan keputusan sidang yang terdapat pada perpustakaan PTUN sudah mencukupi setiap kebutuhan para responden yang ada.

4.3.3 Koleksi Elektronik

Perpustakaan PTUN Medan juga memiliki koleksi putusan pengadilan dalam bentuk digital (elektronik), akan tetapi jumalh koleksi yang tersedia tidak sebanyak koleksi tercetak yang terdapat pada perpustakaan PTUN. Para responden ada juga yang menggunakan koleksi tersebut. Di bawah ini terdapat tabel penggunaan bahan keputusan sidang digital sebagai berikut.

Tabel 4.9 Koleksi Digital Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Koleksi putusan pengadilan juga disediakan dalam bentuk elektronik pada situs PTUN Medan, apakah anda sering

menggunakan koleksi elektronik tersebut?

Sangat sering 0 0% Sering digunakan 4 33% Jarang digunakan 7 58% Tidak pernah

digunakan 1 8%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 4.9 diatas pernyataan responden mengenai koleksi putusan pengadilan dalam bentuk elktronik yang terdapat pada situs PTUN Medan sebanyak 0 responden (0%) sangat sering digunakan, sedangkan sebanyak 4


(47)

38

responden (33%) sering digunakan para responden, dan pilihan jarang digunakan sebanyak 7 responden (58%), dan pilihan terakhir dengan pilihan tidak pernah digunakan sebanyak 1 responden (8%). Dari tabel diatas dilihat koleksi digital bahan keputusan sidang pada situs PTUN lebih jarang digunakan para responden. hal ini dapat dilihat dari pilihan responden sebanyak 12 orang 7 diantaranya lebih memilih jarang menggunakan koleksi tersebut dari pada sering menggunakan koleksi digital.

4.3.4 Keakuratan Koleksi Putusan Pengadilan

Proses sidang yang dijalankan oleh hakim yang ada pada PTUN Medan haruslah memerlukan kebutuhan informasi yang akurat dan sesuai dengan proses sidang yang sedang dijalankan agar proses sidang dapat berjalan dengan baik berdasarkan undang – undang yang bersangkutan. Dibawah ini dapat dilihat bagaimana keakuratan koleksi putusan pengadilan yang terdapat pada perpustakaan PTUN Medan sebagai berikut.

Tabel 4.10 Keakuratan Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Menurut saudara bagaimana keakuratan koleksi putusan Pengadilan yang tersedia di perpustakaan PTUN?

Akurat 3 25%

Sangat akurat 9 75% Kurang akurat 0 0% Tidak akurat sama

sekali 0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 4.10 diatas pernyataan responden mengenai bagaimana keakuratan koleksi putuusan pengadilan pada perpustakaan PTUN Medan


(48)

39

sebanyak 3 responden (25%) dengan menyatakan akurat, sedangkan pilihan sangat akurat sebanyak 9 responden (75%). Dan sisa dua pilihan lainnya kurang akurat dan tidak akurat sama sekali masing – masing sebanyak 0 responden (0%). Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keakuratan koleksi putusan pengadilan yang terdapat pada perpustakaan PTUN sudah akurat dan sesuai dengan kebutuhan para responden, hal ini dilihat dari pilihan para responden sebanyak 9 orang (75%) memilih sangat akurat. Keakuratan suatu koleksi bahan pustaka sangatla dibutuhkan setiap penggunanya.

4.4 Kebutuhan Informasi Pengguna

Setiap kebutuhan informasi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan haruslah memadai dan sesuai dengan apa yang diinginkan pengguna, mulai dari layanan dan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan akan membantu perpustakaan menjadi perpustakaan yang baik dan sesuai dengan standar perpustakaan. Berikut akan disajikan kebutuhan informasi pengguna pada perpustakaan PTUN sebagai berikut.

4.4.1 Jenis Koleksi Yang Sering Digunakan

Perpustakaan PTUN Medan memiliki bermacam – macam koleksi putusan pengadilan, terdiri dari putusan pertanahan, putusan kepegawaian, putusan pajak, putusan perizinan, puutusan lelang, putusan tender, putusan badan hukum, putusan perumahan, putusan pemilukada, putusan partai politik dan putusan lain – lain termasuk piutang. Dari semua jenis putusan yang ada, dibawah ini dapat dilihat dari tabel koleksi mana yang paling sering digunakan para responden untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan sebagai berikut.


(49)

40

Tabel 4.11 Jenis Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN Medan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Jenis koleksi putusan pengadilan apa saja yang sering anda gunakan?

Putusan Pajak, Putusan Perizinan, Putusan Lelang

0 0%

Putusan Tender, Putusan Badan Hukum, Putusan Kehutanan

0 0%

Putusan pertanahan, Putusan Kepegawaian, Putusan Partai Politik

12 100%

Putusan Pemilukada, Putusan Perumahan, Putusan Lain-lain termasuk piutang

0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 4.11 diatas pernyataan responden mengenai jenis koleksi putusan pengadilan yang sering digunakan sebanyak sebanyak 12 responden (100%) memilih keputusan pertanahan sebagai bahan kebutuhan informasi yang paling sering digunakan dalam proses sidang yang dijalankan. Dan sisa pilihan terdiri dari putusan kepegawaian, putusan perizinan, putusan lain – lain masing – masing sebanyak (0%). Dari tabel tersebut dilihat setiap harinya para responden lebih banyak menggunakan koleksi bahan keputusan sidang jenis putusan pertanahan, dikarenakan dari semua pilihan hanya putusan pertanahan paling banyak digunakan.


(50)

41

4.4.2 Jumlah Peminjaman Koleksi Pada Perpustakaan PTUN

Setiap pengguna perpustakaan membutuhkan banyak koleksi bahan pustaka agar dapat membanndingkan informasi – informasi yang berbeda pada setiap bahan pustaka. Pada perpustakaan PTUN yang memiliki koleksi putusan pengadilan yang hanya dapat dipinjam dan digunakan oleh para responden. untuk itu pada tabel dibawah ini terdapat data apakah koleksi yang dapat dipinjam oleh responden sudah mencukupi dana sesuai dengan kebutuhan masing – masing sebagai berikut.

Tabel 4.12 Jumlah Peminjaman Koleksi Putusan Pengadilan Pada Perpustakaan PTUN

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1. Apakah jumlah koleksi putusan pengadilan yang dapat di pinjam di

perpustakaan dapat mencukupi kebutuhan anda?

Sangat mencukupi 1 8%

Mencukupi 11 92%

Kurang mencukupi 0 0% Tidak mencukupi

0 0%

Jumlah 12 100%

Berdasrkan tabel 4.12 diatas pernyataan responden mengenai apakah jumlah koleksi yang dapat dipinjam sudah mencukupi kebutuhan para responden sebanyak 1 responden (8%) sangat mencukupi, sedangkan pilihan mencukupi sebanyak 11 responden (92%). Dan pilihan kurang mencukupi dan tidak mencukupi masing – masing sebanyak 0 responden (0%). Setiap responden yang ada dapat mencukupi kebutuhan informasi yang dapat dipinjam pada perpustakaan PTUN, hal ini sangat dibutuhkan oleh responden agar informasi yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan setiap responden. dari jumlah


(1)

Lampiran 1 : Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN

Dengan hormat,

Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu yang terdaftar sebagai Hakim pada Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dalam rangka pelaksaan penelitian tentang Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Putusan Pengadilan pada PTUN Medan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

__________________________________________________________________ Petunjuk Pengisian :

1. Isilah kuesioner ini dengan petunjuk yang ada.

2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda paling tepat.

__________________________________________________________________

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :... Jabatan :...

Pertanyaan :

1. Berapa kali dalam seminggu saudara mengunjungi perpustakaan ? A. 1 – 2 kali C. 5 – 6 kali


(2)

2. Berapa lama waktu yang saudara gunakan saat berada di perpustakaan ? A. 1 jam C. > 2 jam

B. 1 – 2 jam D. Lain – lain, sebutkan....

3. Berapa banyak Koleksi Putusan Pengadilan yang anda gunakan dalam seminggu ?

A. 1 – 2 Putusan C. 5 – 6 Putusan B. 3 – 4 Putusan D. > 6 Putusan

4. apa alasan saudara memanfaatkan koleksi putusan pengadilan di PTUN Medan?

A. Karena informasi dapat membantu proses pekerjaan B. Sebagai bahan kepentingan dalam proses sidang C. Lebih mudah dipahami

D. dapat langsung dipergunakan

5. Kualitas informasi yang seperti apakah yang saudara butuhkan di perpustakaan PTUN Medan?

A. Akurat C. Relevan

B. Efesien D. Ekonomis

6. Apa tujuan saudara memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada PTUN ? A. Untuk menyelesaikan Proses Gugatan

B. Untuk menambah wawasan C. Untuk hiburan

D. Lain – lain, sebutkan...

7. Bagaimana Saudara memanfaatkan koleksi putusan pengadilan pada PTUN ? A. Meminjam C. Mencatat informasi

B. Membaca di tempat D. Fotocopy sesuai kebutuhan

8. Apakah jumlah koleksi putusan pengadilan yang tersedia di perpustakaan sudah mencukupi ?


(3)

A. Sangat Mencukupi C. Kurang mencukupi B. Mencukupi D. Tidak mencukupi

9. Koleksi putusan pengadilan juga di sediakan dalam bentuk elektronik pada situs PTUN Medan, apakah anda sering menggunakan koleksi elektronik tersebut ?

A. Sangat sering C. Jarang digunakan B. Sering digunakan D. Tidak pernah digunakan

10. Menurut saudara bagaimana keakuratan koleksi putusan pengadilan yang tersedia di perpustakaan PTUN?

A. Akurat C. Kurang akurat

B.Sangat akurat D. Tidak akurat sama sekali 11. Jenis koleksi putusan pengadilan apa saja yang sering anda gunakan?

A. Putusan Pajak, Putusan Perizinan, Putusan Lelang

B. Putusan Tender, Putusan Badan Hukum, Putusan Kehutanan C. Putusan Pertanahan, Putusan Kepegawaian, Putusan Partai Politik

D. Putusan Pemilukada, Putusan Perumahan, Putusan lain-lain termasuk piutang

12. Apakah jumlah koleksi putusan pengadilan yang dapat dipinjam di perpustakaan dapat mencukupi kebutuhan anda?

A. Sangat mencukupi C. Kurang mencukupi B. Mencukupi D. Tidak mencukupi 13. Apakah jam buka perpustakaan sudah memadai ?

A. Sangat memadai C. Kurang memadai B. Memadai D. Tidak memadai

14. Dalam melakukan proses pencarian koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN, apakah ada kesulitan dalam pencarian bahan pustaka? A. Sedikit C. Tidak ada sama sekali B. masih menggunakan pencarian manual D. Ada


(4)

15. Menurut saudara kendala apa yang sering muncul saat anda mencari kebutuhan koleksi putusan pengadilan pada perpustakaan PTUN?

A. Informasi tidak lengkap

B. Masih menggunakan sistem manual C. Kurangnya sumber daya manusia D. Tidak adanya alat bantu pencarian

16. Dalam memenuhi kebutuhan informasi saudara dalam mencari koleksi putusan pengadilan di perpustakaan PTUN Medan, pernahkah anda meminta bantuan Pustakawan?

A. Pernah C. Sering


(5)

Lampiran 2 : Profil Perpustakaan PTUN Medan

Profil Kantor PTUN

Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan merupakan salah satu pelaksana kekuasaan, kehakiman yang ditugasi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa dibidang TUN.

Visi

Terwujudnya Badan Peradilan Tata Usaha Negara yang Agung

Misi

1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Badan Peradilan

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparasi Badan Peradilan 5. Meningkatkan pelayanan dari sumber daya manusia profesional

Fasilas perpustakaan pada kantor PTUN Medan

Salah satu pelayanan yang diberikan pada kantor PTUN Medan adalah perpustakaan. Perpustakaan PTUN Medan berdiri sejak tahun 1990. Pada awalnya perpustakaan hanya memiliki koleksi buku – buku tercetak. Namun setelah proses peradilan berjalan pada PTUN Medan koleksi tidak hanya terdiri dari buku tercetak saja melainkan koleksi putusan pengadilan yang disimpan pada perpustakaan PTUN Medan. Koleksi putusan pengadilan terdiri dari 12 jenis putusan diantaranya :

1. Keputusan Pertanahan 2. Keputusan Kepegawaian 3. Keputusan Pajak

4. Keputusan Perizinan 5. Keputusan Lelang 6. Keputusan Tender

7. Keputusan Badan Hukum 8. Keputusan kehutanan 9. Keputusan Perumahan 10. Keputusan Pemilukada


(6)

11. Keputusan Partai Politik