Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Tahun 2000 Pada Pegawai Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 TAHUN 2000 PADA

PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH : DEWI MAHNINDA

072102003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

TUGAS AKHIR

NAMA : DEWI MAHNINDA

NIM : 072102003

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21

TAHUN 2000 PADA PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal: ...2010 Ketua Program Study D-III Akuntansi

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak)

NIP : 19600302 198601 1 001

Tanggal : ...2010 DEKAN FAKULTAS

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : DEWI MAHNINDA

NIM : 072102003

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21

TAHUN 2000 PADA PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan,24 Agustus 2010 Menyetujui Pembimbing

(Dra.Sri Mulyani, MBA, AK) NIP. 19570413 1986012 001


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas rahmat dan hidayah-Nya , serta kesehatan yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun judul dari tugas akhir peneliti adalah ” Sistem Administrasi PPh pasal 21 Tahun 2000 Pada Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara“. Yang dibatasi pada bagian Diploma 3. Shalawat beriring salam saya tujukan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia keluar dari alam kegelapan.

Dalam penulisan tugas akhir ini, peneliti berusaha menyajikan yang terbaik dengan kemampuan yang ada , namun demikian peneliti menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun cara penyajiannya, tetapi peneliti akan berusaha untuk memperbaiki diri dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini peneliti banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku ketua Program Studi Diploma 3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Dari semuanya, yang teristimewa buat orang tua, Ayahanda Syaiful Azhar dan Ibunda Kaini, yang telah mencurahkan tenaga, memberikan semangat, serta jerih payahnya untuk menjadikan penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Juga terima kasih buat Kakek Om Dan Tante Juga Buat Abang-Abangku, Rahmat Dani dan Darma Yudi.

5. Ibu Eka Yuliani SE, yang telah berkenan memberi izin dan membantu penulis dalam melaksanakan pencarian data untuk melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata saya berdo’a kiranya Allah SWT membalas atas segala budi baik mereka, dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terlebih bagi peneliti sendiri.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, Juni 2010 Penulis,

Dewi Mahninda NIM 072102003


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Aktivitas Penelitian ... 4

1. Jadwal Survei dan Observasi ... 4

2. Laporan Tugas Akhir ... 5

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 11

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 15

E. Kinerja Usaha Terkini ... 16

F. Rencana Kegiatan ... 17

BAB III. TOPIK PENELITIAN A. Pengertian Sistem dan Administrasi ... A.1. Pengertain Sistem ... 18

A.2. Pengertian Administrasi ... 19 B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan Pajak ...


(7)

B.1. Pengertian Pajak ... 20

B.2. Fungsi Pajak... 21

B.3. Asas Pemungutan Pajak ... 21

C. Pengelompokkan Pajak ... 22

D. Sistem Pemungut an Pajak ... 23

E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak E.1. Pajak Penghasilan ... 25

E.2. Subjek Pajak Penghasilan ... 25

E.3. Wajib Pajak ... 27

E.4. Objek Pajak ... 28

F. Objek Dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21... F.1. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 29

F.2. Tarif Norma Perhitungan PPh Pasal 21 ... 32

G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 35

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21 ... 37

I. Hasil Evaluasi ... I.1. Penentuan Pajak Penghasilan ... 38

I.2. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 39

BAB I. PENUTUP A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak luput dari pengelolaan masalah administrasi, karena administrasi merupakan titik pokok di dalam perusahaan. Untuk berkembang, tumbuh dan bergerak perusahaan membutuhkan administrasi yang baik. Administrasi adalah sesuatu yang terdapat di dalam organisasi yang moderen yang memberikan manfaat dari organisasi tersebut,sehingga organisasi itu dapat berkembang, tumbuh dan bergerak. Pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada bagian masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi oleh negara. Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut, dilaksakan pengembangan perangkat fiskal, yaitu perpajakan. Pajak sangat dibutihkan dalam pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapat Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, menempatkan perpajakan berdasarkan asas keadilan dan pemerataan khususnya pajak langsung sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang salah satu pendukung yang sangat cepat dalam memecahkan masalah pembiayaan negara.

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan salah satu pajak langsung yang dapat dipungut pemerintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajakpenghasilan yang ada, pajak penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan


(9)

masukan sangat besar bagi negara. Kebijakan pemerintah dalam mengatur pajak penghasilan (PPH) 21 antara lain dengan keluarnya Undang –Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1994, kemudian dirubah kembali dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000, dan terakhir direncanakan untuk dirubah pada tahun 2009. Selanjutnya aturan pelaksanaannya adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Directorat Jendral Pajak No. KEP-545/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksaaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 sehubungan pekerja jasa dan kegiatan orang pribadai.

Pajak dapat menggerakan peran yang sangat dalam menghasilkan penerimaan dalam negri yang sangat dibutuhkan guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi pajak sngat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keungan perusahaan.

Peran sistem administrasi pajaki sanmgat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihah baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan perli diketahui bagaimana yang sebenarnya terjadi, khususnya dalam hal ini pajak penghasilan pasal 21.

Namun dalam kenyataan selama ini, sebagian kebijakan pemerintah ternyata masih kurang dipahami dan belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat. Masih banyak wajib pajak yang kebingungan dalam pembayaran terhadap sarana pembayaran pajak. Wajib pajak sering datang kekantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar untuk melakukan pembayaran terhadap pajak terutang dengan pajak penghasilan terjadi perselisihan antara wajib pajak dengan


(10)

pihak pemotong pajak serta dalan pengadministrasian masih kurang memperhatikan sitem paerpajakan yang baru.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalh tersebut dengan judul ” Sistem Administrasi PPh Pasal 21. Studi kasus ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam penjelasan latar belakang masalah, maka penulis mencoba merumuskan masalah ” apakah Sistem administrasi PPh pasal 21 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksakan dengan baik ”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

daloam mengadakan suatu penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ” untuk mengetahui apakah PPh pasal 21 di Fakultas Ekonomi telah dilaksakan dengan baik ”.

b. Manfaat Penelitian

adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah :

1.menambah pengetahuan peneliti tentang sistem administrasi PPh pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

2.sebagai bahan masukan bagi perusahaan sehingga dapat lebih memperhatikan dan mengetahui bagaimana sistem administrasi Pph pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,


(11)

3.sebagai bahan masukan bagi peneliti yang aklan membahas dengan topik yang sama.

D. Aktivitas Penelitian

1. Jadwal Survei dan Obsersi

Tempat : Fakultas Ekonomi Universitas Utara Waktu : 29 juni 2010

Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal survei / obsersi penulis Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Pe3nyusunan Tugas Akhir

NO KETERANGAN

MINGGU

I II III IV V VI

1 Menerima surat persetujuan judul tugas

akhir dari Dosen Pembimbing

2 Mmenerima data dari profil Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3 Menerima data mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai Sistem Pelayanan Kemahasiswaan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan dan sampai sejauh mana Sistem Pelayanan Kemahasiswaan tersebut berjalan dengan baik.


(12)

4 Melengkapi data-data yang telah diperoleh sebelumnyadengan meminta penjelasan atas hal-hal yang belum dimengerti

5 Penyusunan laporan tugas akhir

E. Laporan Tugas Akhir

Laporan tugas akhir terdiori dari beberapa bab yaitu bab pendahuluan,pada bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan danmanfaat penelitian,aktivitas penelitian. Aktivitas penelitian terdiri dari jadwal survei / obsersi dan laporan tugas akhir. Pada bab dua diuraikan sejarah tentang Fakultas Ekonomi USU, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan Fakultas Ekonomi USU yang akan datang. Pada bab tiga diuraikan tentang topik penelitian. Bab tiga akan membahas tentang pengertian dan sistem administrasi, pengertian pajak dan fungsi pajak dan asas pemungutan pajak, pengelompokan pajak, sistem pemungutan pajak, pajak penghasilan, subjek pajak, wajib pajak dan objek pajak dan tarif penghasilan pasal 21, pengertian-pengertian yang berhubungan dengan sisrem administrasi pajak penghasilan pasal 21, serta dasar hukum pajak penghasilan pasal 21. Pada bab empat diuraikan tentang kesimpulan beserta saran.


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAN / INSTANSI

A.Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau diluar Povinsi Sumatera Utara. Fakultas nomi l;ahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam ( Universitas Syiah Kualuh ) kota Kuraja ( Banda Aceh ), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara pada waktu itu berada di Medan. Namun Fakultas Ekonomi sendiri yang berada di Kutaraja ( Banda Aceh ) tetap memakai nama dibawah panji Universutas Swumatera Utara ini menunjukan pada waktu itu teknik operasional pendidikan berada di kutaraja, sedangkan penyelelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara ( istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu ).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di kutaraja ( sekarang Banda Aceh ) memisahkan diri dari universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiah Kualah, maka Fakultas Ekonomi Unioversitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memperoleh status negri dengan keputusan Menti Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang penegerian fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Uatara yang diselenggarakan oleh yayasan Sumatera Utara dean pemasukan dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku suirat terhitung mulai 1 oktober 1961.


(14)

Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/1983, tanggal 08 desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1987,No.25/DIKTI/Kep/1987, dan No.26/DIKTI/Kep/1987 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu program pendidikan Strata – 1 dan Program Pendidikan Dsiploma III. Program Pendidikan Strata – 1 meliputi 3 departemen, yaitu :

a.departemen ekonomi pembangunan b.departemen manajemen

c.departemae akuntansi

sedangka n Program Diploma III terdiri dari : a.program studi kesekretariatan

b.program studi keuangan program studi akuntansi

fakultas Ekonomi Universoitras Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/i pada bulan agustus 1961.

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu mememenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(15)

a.menghasilkan luluisan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan akluntansi berorientasi pasar,

b.meningkatkan proses belajar mengajar dengan pemberdayaan peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen,

c.mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharmja penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutui keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN,

d.senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan ( coustumer ) dan stakeholder lainnya,

e.meningkatkan jaringan dan kerja sama dengan institut swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain yang bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a.menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasioanal maupun internasional,

b.menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan responsif terhadap perkembangan / perubahan.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis dan menunjukan adanya hubungan / keterkaitan antara seetiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah


(16)

ditetyapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui strukltur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pengerjaan dapat ditetapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu onstansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :


(17)

C. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha

Tugas bagian tata usaha adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas,

b. menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan,

c. mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan,

d. melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan,

e. melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas, f. melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian / pelayanan

kepada masyarakat,

g. melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas, h. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas, i. melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi,

j. melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas,


(18)

k. menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

2. Sub Bagian Akademik

Tugas sub bagian akademik adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,

b. mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat,

c. melakukan administrasi akademik,

d. melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik,

e. menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum, f. melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas,

g. melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas,

h. menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan laporan Bagian.

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Tugas sub bagian umum dan keuangan adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,

b. mengumpulkan dan mengelolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan, c. melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas,


(19)

d. melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas,

e. mengumpulkan dan mengolah data keuangan,

f. melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan,

g. melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan, dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya,

h. mengoperasionalkan sistem informasi keuangan,

i. melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan,

j. menyusun laporan kerja sebagian dan mempersiapkan laporan bagian.

4. Sub Bagian Kepegawaian

Tugas sub bagian kepegawaian adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,

b. menyusun konsep juklak / juknis di bidang kepegawaian, c. melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai, d. melaksanakan urusan mutasi pegawai,

e. memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional,

f. memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar tetap/tidak tetap/emiritus, ijin dan cuti,


(20)

h. memproses SK jabatan struktural dan fungsional, i. memproses pelanggaran disiplin pegawai,

j. menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni Tugas sub bagian kemahasiswaan dan alumni adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,

b. mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni. c. melakukan administrasi kemahasiswaan,

d. melakukan urusan pemberian uzin / rekomendasi kegiatan kemahasiswaan, e. mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi,

f. mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas, g. melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan

mahasiswa,

h. melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan, i. mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni,

j. melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni,

k. menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian


(21)

6. Sub Bagian Perlengkapan

Tugas sub bagian perlengkapan adalah :

a. menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian,

b. mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan,

c. mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan, d. melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan

perlengkapan,

e. melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan, f. melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan,

g. menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

D. Jaringan Usaha / Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian / pelayanan masyarakat dan pembinaan sivitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma


(22)

Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.


(23)

Kegiatan-kegiatan kerohanian jug tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Paskah, Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan antara lain adalah sebagai berikut :

a. persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil, b. perkuliahan semester genap / ganjil,

c. ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil, d. wisuda mahasiswa.


(24)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Sistem dan Administrasi A.1. Pengertian Sistem

Sistem dibuat guna memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang memerlukannya. Dengan adanya sistem maka penyelenggaraan operasional perusahaan/instansi diharapkan terjalin rapi dan koordinasi dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Sistem adalah “ suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan” .Mulyadi( 2003 : 5).

Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut :

1. setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk sub sistem tersebut,

2. unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Sifat dan kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu,

3. unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu dan setiap unsur sistem harus mampu bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut,


(25)

4. suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Mulyadi(2003: 2-3)

Sistem adalah “sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrealated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).” Hall (2001: 5)

A.2. Pengertian Administrasi

Administarsi itu tidak berdiri, akan tetapi konsekuensi atau akibat lanjut dari pada orang atau pejabat atau badan yang mempunyai tugas yang harus ditunaikan secara terus menerus untuk jangka waktu lama atau yang mempunyai suatu usaha.

Dalam administrasi terkandung pengertian sempit dan luas,yaitu :

1. dalam pengertian sempit administrasi adalah catat-mencatat angka, transaksi dan dalam bahasa akuntansinya itu merupakan sebagian dari Akuntansi Keuangan.

2. dalam arti luas administrasi adalah manajemen yang terdiri dari unsur pengawasan dan pelaksanaan.

Administrasi adalah” sesuatu yang terdapat disuatu organisasi modern dan memberi manfaat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat berkembang, tumbuh, dan bergerak.” Mulyadi (2003:20)

Administrasi adalah” keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.” Mardiasmo (2003:13)


(26)

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa administrasi adalah sesuatu proses kerjasama yang terdapat disuatu organisasi untuk memcapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan pajak B.1. Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan tanpa mendapat kontraprestasi secara langsung, dan apabila ada dari masyarakat yang tidak melunasinya maka akan dikenakan sanksi oleh negara.

Selain hal tersbut diatas, terdapat beragam defenisi pajak dikalangan para sarjana ahli dibidang perpajakan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, Dalam Mardiasmo (2003: 21)

mendefenisikan pajak sebagai berikut :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat digunakan untuk pengeluaran umum.” 2) Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Dalam Waluyo (2002: 2) mendefenisikan pajak

sebagai berikut :

“pajak merupakan iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsungdapat dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemeritahan.


(27)

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. pajak merupakan iuran kepada negara yang dapat dipaksakan,

b. pajak diatur dalam peraturan-peraturan yang telah disahkan oleh pemeritah,

c. wajib pajak tidak mendapatkan kontraprestasi secara langsung,

d. apabila tidak dipatuhi maka akan dikenakan Sanksi sebagimana yang telah ditetapkan dalam undang-undang,

e. pajak digunakan pemerintah untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat secara umum, misalnya : pembangunan sarana dan prasarana umum.

B.2. Fungsi Pajak

Adapun fungsi pajak adalah sebagai berikut : a. fungsi penerimaan

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Contoh : dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

b. fungsi mengatur

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengtur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.


(28)

B.3. Asas Pemungutan Pajak

Ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk memungut pajak, yaitu : a) equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yang dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai manfaat yang diterima,

b) certainity

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran,

c) covenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak,

d) economy

Secara ekonomi biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminim mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

Waluyo (2002 : 11)

C. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu : a) Pengelompokkan pajak menurut golongan


(29)

1. Pajak langsung

Adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh Pajak Penghasilan (PPh),

2. Pajak tidak langsung

Adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b) Pengelompokkan pajak menurut sifatnya 1. Pajak subjektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Diantaranya adalah Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak objektif

Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Diantaranya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPN dan PPNBM).

c) Pengelompokkan pajak menurut pemungutannya 1. Pajak pusat

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.


(30)

2. Pajak daerah

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan.

D. Sistem Pemungutan Pajak

Adapun sistem pemungutan pajak adalah sebagai berikut : a) official assesment system

Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya :

wewenang besarnya pajak terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif,

utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus.

b) self assesment system

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang,

Ciri-cirinya :

wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri,


(31)

wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,

fiskus tidak ikut campur tetapi hanya mengawasi. c) with holding system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak,

Ciri-cirinya :

wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

Mardiasmo (2003 : 7-8)

E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak E.1 Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan adalah :

“Pajak penghasilan dapat diartikan sebagai objek pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.”

Sedangkan menurut Suandy (2002 : 75) pajak penghasilan adalah :

“Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun


(32)

pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 2000 menyatakan bahwa :

“Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.” E.2. Subjek Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan dikenakan atas subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperoleh dalam tahun pajak. Yang menjadi subjek pajak adalah :

1. a. orang pribadi,

b. warisan yang belum terbagi.

2. badan terdiri dari, PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, dll,

3. badan usaha tetap (BUT),

4. subjek pajak dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Subjek Pajak Dalam Negeri

Adapun yang dimaksud dengan subyek pajak dalam negeri adalah subjek pajak yang secara fisik memang berada atau bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Secara praktis ini dapat dilihat dalam ketentuan berikut :

a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka


(33)

waktu 12 bulan. Atau juga orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Jangka waktu 12 bulan bukanlah harus dimulai dari bulan januari atau awal tahun pajak, namun bisa jadi setelahnya. Disamping itu juga tidak harus secara berturut-turut 183 hari tinggal di Indonesia, namun bisa jadi secara kontinu sepanjang jumlahnya memenuhi 183 hari selama 12 bulan,

b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak.

2. Subjek Pajak Luar Negeri

a. menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan bahan yang tidak didirikan tidak bertempat kedudukan di Indonesia,

b. menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia


(34)

bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia. Suandy (2002 : 75-76)

E.3. Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan objektif.

Wajib Pajak penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah: 1. pejabat negara, adalah :

Presiden dan wakil presiden,

2. karyawan adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN atau BUMD,

3. karyawan tetap adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi kerja, yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung,

4. karyawan dengan status wajib pajak luar negeri adalah orang pribadi, yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan/imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan,


(35)

5. karyawan lepas adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi bekerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.

6. badan usaha

a. perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan yang bukan badan hukum dapat berbentuk perusahaan dagang, jasa maupun industri,

b. persekutuan adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama,

c. perseroan terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.

Mardiasmo(2002 : 106) E.4. Objek Pajak

Penghasilan yaitu” tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.”Mardiasmo( 2002 : 109 )

Penghasilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya,


(36)

3. penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga, dividen, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan, dan sebagainya,

4. penghasilan lain-lain yaitu penghasilan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti :

a. keuntungan karena pembebasan utang, b. keuntungan karena selisih kurs,

c. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap, d. hadiah undian.

Bagi wajib pajak dalam negeri, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Sedangkan bagi wajib pajak luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang berasal dari Indonesia saja. Mardiasmo( 2002 : 109 )

F. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 F.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 adalah :

1. penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun, bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan isteri, tunjangan anak, tunjangan kamahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak,


(37)

tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan apapun,

2. penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, grafitasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun,

3. upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan,

4. uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau tunjangan hari tua (THT), uang pesangon, dan pembayaran lain sejenis,

5. honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan wajib pajak dalam negeri, terdiri dari :

a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari : pengacara, akuntan arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai, dan aktuaris,

b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya,

c. olahragawan,

d. penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator,


(38)

e. pengarang, peneliti dan penerjemah,

f. pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, foto grafi dan pemasaran,

g. agen iklan,

h. pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan,

i. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan, j. peserta perlombaan,

k. petugas penjajah barang dagangan, l. petugas dinas luar asuransi,

m. peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan,

n. distributor perusahaan multi level marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya,

o. gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang di terima oleh pejabat negara dan PNS,

p. pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya,

q. penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak,


(39)

F.2. Tarif Norma Perhitungan PPh Pasal 21

Tarif norma perhitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 Tahun 2000, bagi pajak orang pribadi dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut :

1. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak

s.d Rp. 25.000.000,00 5 %

Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d Rp. 50.000.000,00 10 %

Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp.100.000.000,00 15 %

Diatas Rp. 100.000.000,00 s.d Rp. 200.000.000 25 %

Diatas Rp. 200.000.000.00 35 %

Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

2. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT)

Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak

s.d Rp. 50.000.000,- 10%

Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp.100.000.000,- 15%


(40)

3. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)

Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Penghasilan Kena Pajak, yaitu merupakan Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang besarnya sebagai berikut :

a. Rp. 2.880.000,00 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi, b. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin,

c. Rp. 2.880.000,000 tambahan untuk seorang istri bekerja yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami,

d. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Suandy (2002 : 85-87) Contoh Soal :

Tn. Iwan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Dia menerima gaji sebulan sebesar Rp. 4.500.000,00. Di samping itu, ia juga menerima tunjangan beras Rp. 200.000,00 dan tunjangan transport Rp. 300.000. Perusahaan Tn. Iwan bekerja masuk program jamsostek, premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing Rp. 75.00,.00 dan Rp. 25.000,00, sedangkan yang ditanggung oleh Iwan setiap bulan masing-masing Rp. 50.000,00 dan 40.000,00. Disamping itu, pemberi kerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan ke yayasan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan dan iuran THT


(41)

masing-masing sebesar Rp. 60.000,00 dan 25.000,00, sedangkan yang ditanggung Iwan masing-masing sebesar Rp. 50.000,00 dan Rp. 20.000,00.

Perhitungan PPh Pasal 21 :

gaji sebulan Rp. 4.500.000

tunjangan beras Rp. 200.000

tunjangan transport Rp. 300.000

premi asuransi kecelakaan Rp. 75.000

premi asuransi kematian Rp. 25.000

penghasilan bruto Rp 5.100.000

pengurangan : biaya jabatan

5 % x Rp. 5.100.000 = Rp. 260.000 maksimum diperkenankan = Rp. 108.000 iuran pensiun = Rp. 50.000

iuran THT = Rp, 20.000 Rp. 178.000

penghasilan neto sebulan Rp. 4.922.000

penghasilan neto setahun Rp. 59.064.000

PTKP setahun

- untuk WP sendiri = Rp. 2.880.000 - tambahan WP kawin = Rp. 1.440.000

- tambahan anak = Rp. 2.880.000 Rp. 7.200.000

penghasilan kena pajak Rp. 51.864.000

PPh Pasal 21 terutang setahun


(42)

10 % x Rp.25.000.000 = Rp. 2.500.000 15 % x Rp. 1.864.000 = Rp. 279.600 PPh Pasal 21 setahun = Rp. 4.029.600 PPh Pasal 21 sebulan

Rp. 4.029.600 : 12 = Rp. 335.800

G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21

Adapun pengertian-pengertian yang berhubungan dengan sistem administrasi PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

- wajib pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu,

- nomor pokok wajib pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam aministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya,

- masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin atau jengka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan,

- pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat pada masa pajak dalam tahun pajak dan atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan,


(43)

- surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,

- surat pemberitahuan masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak,

- surat setoran pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan sebagai sarana untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau Bank Umum Milik Negara atau Bank Umum Milik Daerah atau tempat pambayaran lain yang ditunjuk oleh pemerintah,

- surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi berupa administrasi berupa bunga dan atau denda.

(Waluyo, 2003:22-50)

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21


(44)

1. undang-undang No.7 tahun 1983 diubah undang-undang No.7 tahun 1991 diubah Undang-undang No.10 tahun 1994 dan telah diubah dengan undang-undang No.17 Tahun 2000, tentang pajak penghasilan,

2. petunjuk pelaksanaan

1) keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi,

2) keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-556/PJ/2000 tentang norma perhitungan penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan.

I. HASIL EVALUASI

Setelah penulis melakukan penelitian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan PPh Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan pajak penghasilan Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

I.1. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus untuk honor atau bonus yang diperoleh karyawan. Berikut ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan


(45)

dengan sistem administrasi pajak penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 17 Tahun 2000.

1. Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dibedakan menjad dua kelompok, yaitu :

a. pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS,

b. pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen. 2. Untuk PNS, pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dilakukan secara

langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan termasuk dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

3. Pada fakultas ekonomi universitas sumatera utara, pemotongan PPh Pasal 21 terhadap honor yang diterima para dosen didasarkan pada jumlah SKS yang dimiliki oleh para dosen tersebut. Jumlah honor Bruto yang diperoleh setiap dosen adalah sebesar Rp. 75.000 / SKS. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor tersebut dapat dirincikan sebagai berikut : a. golongan I s.d II tidak dikenakan pajak penghasilan Pasal 21,

b. golongan III s.d IV dikenakan tarif pajak penghasilan Pasal 21 sebesar 15 %.

4. dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh Pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut.

5. perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan dengan UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000.


(46)

I.2 Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapun sistem administrasi pajak penghasilan pasal 21 adalah telah digambarkan pada Lampiran 2. Lampiran tersebut menerangkan bagaimana pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21.

Adapum mekanisme adminstrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) memeriksa dokumen pendukung, 2) mencatat pengenaan pajak, 3) membuat perhitungan pajak,

4) membuat daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21, 5) mengarsip bukti pemotongan PPh Pasal 21.

Setelah penulis menganalisa data-data yang diperoleh, maka penulis berpendapat bahwa sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dianggap telah sesuai dan patuh dalam pelaksanaan, pelaporan dan pembayaran setoran Pajak Penghasilan Pasal 21.


(47)

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

A Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang bisa di ambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. penerapan PPh Pasal 21 telah dilakukan oleh Bendaharawan Fakultas Ekonomi yang telah dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.36 tahun 2008 tentang PPh.

3. dalam hal pemungutan pajak, PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Bendaharawan belum menerbitkan bukti pemotongan gaji karyawan.


(48)

B. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : 1. sistem administrasi PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi guna mempermudah wajib pajak khususnya bagi pegawai dalam hal memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. sebaiknya Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengikuti pelatihan-pelatihan atau Diklat secara berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak mengenai kewajiban perpajakan ataupun perubahan perundang-undangan perpajakan,

3. seharusnya Bendaharawan menerbitkan bukti selip pemotongan untuk wajib pajak / karyawan / dosen yang telah dilakukan pemotongan dan diserahkan kepada wajib pajaknya.


(49)

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan. Jakarta.

Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research,Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

James, A. Hall. 2001. Sistem Informasi Penelitian, Salemba Empat. Jakarta.


(1)

1. undang-undang No.7 tahun 1983 diubah undang-undang No.7 tahun 1991 diubah Undang-undang No.10 tahun 1994 dan telah diubah dengan undang-undang No.17 Tahun 2000, tentang pajak penghasilan,

2. petunjuk pelaksanaan

1) keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi,

2) keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-556/PJ/2000 tentang norma perhitungan penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan.

I. HASIL EVALUASI

Setelah penulis melakukan penelitian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan PPh Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan pajak penghasilan Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

I.1. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus untuk honor atau bonus yang diperoleh karyawan. Berikut ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan


(2)

dengan sistem administrasi pajak penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 17 Tahun 2000.

1. Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dibedakan menjad dua kelompok, yaitu :

a. pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS,

b. pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen. 2. Untuk PNS, pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dilakukan secara

langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan termasuk dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

3. Pada fakultas ekonomi universitas sumatera utara, pemotongan PPh Pasal 21 terhadap honor yang diterima para dosen didasarkan pada jumlah SKS yang dimiliki oleh para dosen tersebut. Jumlah honor Bruto yang diperoleh setiap dosen adalah sebesar Rp. 75.000 / SKS. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor tersebut dapat dirincikan sebagai berikut : a. golongan I s.d II tidak dikenakan pajak penghasilan Pasal 21,

b. golongan III s.d IV dikenakan tarif pajak penghasilan Pasal 21 sebesar 15 %.

4. dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh Pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut.

5. perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan dengan UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000.


(3)

I.2 Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapun sistem administrasi pajak penghasilan pasal 21 adalah telah digambarkan pada Lampiran 2. Lampiran tersebut menerangkan bagaimana pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21.

Adapum mekanisme adminstrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) memeriksa dokumen pendukung, 2) mencatat pengenaan pajak, 3) membuat perhitungan pajak,

4) membuat daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21, 5) mengarsip bukti pemotongan PPh Pasal 21.

Setelah penulis menganalisa data-data yang diperoleh, maka penulis berpendapat bahwa sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dianggap telah sesuai dan patuh dalam pelaksanaan, pelaporan dan pembayaran setoran Pajak Penghasilan Pasal 21.


(4)

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

A Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang bisa di ambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. penerapan PPh Pasal 21 telah dilakukan oleh Bendaharawan Fakultas Ekonomi yang telah dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.36 tahun 2008 tentang PPh.

3. dalam hal pemungutan pajak, PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Bendaharawan belum menerbitkan bukti pemotongan gaji karyawan.


(5)

B. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : 1. sistem administrasi PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi guna mempermudah wajib pajak khususnya bagi pegawai dalam hal memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. sebaiknya Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengikuti pelatihan-pelatihan atau Diklat secara berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak mengenai kewajiban perpajakan ataupun perubahan perundang-undangan perpajakan,

3. seharusnya Bendaharawan menerbitkan bukti selip pemotongan untuk wajib pajak / karyawan / dosen yang telah dilakukan pemotongan dan diserahkan kepada wajib pajaknya.


(6)

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan. Jakarta.

Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research,Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

James, A. Hall. 2001. Sistem Informasi Penelitian, Salemba Empat. Jakarta.