Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Pegawai Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

OLEH :

DESI AFRIANI SUSANTI 072101012

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma

Universitas Sumatera Utara 2010


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DESI AFRIANI SUSANTI

NIM : 072101012

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21

PEGAWAI DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal :………2010 Dosen Pembimbing

NIP. 19760214 200501 1 002

( Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si )

Tanggal ……….2010 Ketua Program Studi D-III Keuangan

NIP. 19530519 198403 1 001 ( Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Tanggal ……….2010 Dekan

NIP. 19550810 198303 1 004 ( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec )


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “ Sistem Adminstrasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ” ini telah selesai dikerjakan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tak luput dari kekurangan-kekurangan baik dari segi susunan, tata bahasa maupun dari segi ilmiah yang disebabkna karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terheingga kepada ayahanda Afrizal dan ibunda tercinta Siti Ani yang telah berjuang dengan keras memberikan perhatian dan kasih sayangnya yang tiada henti dalam menyelesaikan perkuliahan ini. Kepada adik-adikku dan keluarga besarku tercinta terima kasih atas dukungan, kasih sayang, dan doa yang telah diberikan selama ini.

Selama dalam tahap pertama hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapakan rasa teriam kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Supario, SE yang telah berkenan memberi izin dan membantu

penulis dalam pencarian untuk melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan secara materil maupun spiritual. 5. Adik – adik tersayang Sari , Wahyu dan Fika.

6. Teman – teman tercinta Dedek, Ayu, Ratih, Meli, Amie, Ega, Tika, Malina, Irma, Siti , Gusti, Icha dan Surya Dharma Sikumbang yang telah sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis mohon maaf jika masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahaun bagi kita semua. Amin.

Medan, Mei 2010 Penulis,

Desi Afriani Susanti NIM. 072101012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

E. Sistematika Pembahasan ... 5

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 7

B. Jenis Usaha / Kegiatan ... 10

C. Struktur Organisasi ... 11

D. Job Description ... 12

E. Kinerja Usaha Terkini ... 17

F. Rencana Kegiatan ... 18

BAB III ANALISA DAN EVALUASI A. Pengertian Sistem dan AdministrasI ... 20

A.1. Pengertain Sistem ... 20

A.2. Pengertian Administrasi ... 21

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan Pajak ... 22

B.1. Pengertian Pajak ... 22


(6)

B.3. Pembagian Hukum Pajak ... 24

B.4. Syarat Pemungutan Pajak ... 25

C. Pengelompokkkan Pajak ... 26

D. Sistem Penumgut an Pajak ... 28

E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak E.1. Pajak Penghasilan ... 29

E.2. Subjek Pajak Penghasilan ... 29

E.3. Wajib Pajak ... 32

E.4. Objek Pajak ... 33

F. Objek Dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21... 34

F.1. Objel Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 34

F.2. Tarif Pajak dan Penerapannya ... 36

G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem …... 39

Administrasi PPh Pasal 21 ... 39

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21 ... 40

I. Hasil Evaluasi ... 41

I.1. Penentuan Pajak Penghasilan ... 41

I.2. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 42

BAB IV PENUTUPAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR PUSTAKA ... vi LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas

Akhir………. 4 Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri…….. 35 Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak badan Dalam Negeri dan


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti halnya negara lain di dunia, Indonesia disamping menyelenggarakan pemerintahan umum juga melaksanakan pembangunan. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan dana yang terus meningkat sejalan dengan peningkatan volume dan dinamika pembangunan itu sendiri. Dalam rangka pemenuhan pembiayaan negara baik untuk belanja rutin maupun pembangunan, sumber penerimaan dalam negeri diluar migas semakin ditingkatkan pencapaiannya melalui penerimaan dari sektor pajak, sekaligus menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara.

.Pajak sangat dubutuhkan dalam pembiayaan pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu, menempatkan perpajakan yang berdasarkan asas keadilan dan pemerataan khususnya pajak langsung sebagai salah satu sumber pemerimaan negara yang merupakan salah satu pendukung yang sangat tepat dalam memecahkan masalah pembiayaan negara.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan perpindahan sumber daya dari sektor privat ke sektor publik. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, sedangkan bagi sektor privat, pajak dipandang sebagai beban.


(9)

Pajak Penghasilan Pasal 21merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut pemirintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan masukan sangat besar bagi negara. Kebijakan pemeritah dalam mengatur Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 antara lain dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah denagn Undang-undang Nomor 10 tahun 1994, kemudian dirubah kembali dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2000, dan terakhir kali direncanakan untuk diubah pada tahun 2009.

Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasikan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelansungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi pajak sangat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.

Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan perlu diketahui bagaimana yang sebenarnya terjadi, khususnya dalam hal ini Pajak Panghasilan Pasal 21.

Namun dalam kenyataannya selama ini, sebagian kebijakan pemerintah ternyata masih kurang dipahami dan belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh masyrakat. Masih banyak wajib pajak yang kebingungan dalam pembayaran terhadap sarana pembayaran pajak. Wajib pajak sering datang ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar untuk melakukan pembayaran


(10)

terhadap pajak terutang dengan pajak penghasilan terjadi perselisihan antara wajib pajak dengan pihak pemotong pajak serta dalam pengadministrasian masih kurang memperhatikan sistem perpajakan yang baru.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PEGAWAI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ” sebagai judul Tugas Akhir.

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih terarah maka perlu adanya perumusan masalah, adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana mekanisme pembayaran PPh Pasal 21 Fakultas Ekonomi USU ? 2. Dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam sistem administrasasi PPh

pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara ?

C. Tujuan Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian sistem administrasi PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme pembayaran PPh Pasal 21 Fakultas Ekonomi USU.

2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen apa yang digunakan dalam sistem administrasasi PPh pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(11)

C.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian bagi penulis dan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang system administrasi PPh Pasal 21 fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Merupakan tambahan informasi dan sebagai bahan masukan bagi Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Pembuat Tagas Akhir Selanjutnya.

Sebagai bahan masukan, khususnya mengenai sistem administrasi PPh Pasal 21.

D. Rencana Penulisan

Adapun rencana penelitian yang dilakukan peneliti disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN MINGGU

I II III 1. Persiapan

2. Pengumpulan Data TugasAkhir 3. Penulisan Laporan Tugas Akhir


(12)

E. Sistematika Pembahasan

Agar penyusunan tugas akhir ini lebih sistematis dan terarah, secara garis besar penulis menulisnya ke dalam empat bab sebagai berikut :

Bab. I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan alasan pemilihan judul, perumusan masalah dan mafaat penelitian, rencana penulisan dan sistematika

pembahasan.

Bab. II : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Bab ini menggambarkan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Yaitu mengenai sejarah singkat Fakultas Ekonomi, struktur ekonomi, job description, jaringan uasaha/kegiatan,kenerja usaha terkini, dan rencana kegaiatan.

Bab. III : Analisa dan evaluasi

Dalam bab ini penulis akan membahasan mengenai pengertian sistem, administrasi, pajak, perencanaan pajak penghasilan, dan jenis pajak, subjek pajak, wajib pajak dan objek pajak, pendaftaran wajib pajak, pembayaran pajak dan pelaporan pajak, serta mekanisme perhitungan pajak penghasilan pasal 21. Serta penulis juga akan menganalisa dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi pada instansi mengenai kebijakan yang ditetapkan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 pada perusahaan tersebut.


(13)

Bab.IV : kesimpulan dan saran

Bab ini merupakan merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian. Penulis juga akan memberikan saran-saran yang dianggap perlu demi kebaikan perusahaan.


(14)

BAB II

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di kota Medan atau di luar Propinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syariah Kuala) Kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan, namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh ) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu tekhnik operasional berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada di bawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu ).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka memperoleh status negeri dengan surat keputusan menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No.64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.


(15)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I No 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen. Pendidikan tinggi No.131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul Surat Keputusan 23/DIKTI/Kep/1987 No.25/DIKTI/Kep/1987 dan No.26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata-1 dan Program Pendidikan D-III.

Program Pendidikan Strata-1 meliputi 3(tiga) Departemen, yaitu :

a. Departemen Ekonomi Pembangunan

b. Departemen Manajemen

c. Departemen Akuntansi

Sedangka n Program Diploma-III terdiri dari :

a. Program Studi Kesekretariatan

b. Program Studi Keuangan

c. Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima Mahasiswa pada bulan Agustus 1961.


(16)

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai Berikut :

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar. b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.


(17)

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional.

b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan responsive terhadap perkembangan/ perubahan.

B. Jenis Usaha/Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/ pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.


(18)

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Adapun struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran I.


(19)

D. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap unit pada bagian Fakultas Ekonomi USU yang tediri dari :

1. Bagian Tata Usaha

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

b. Menghimpun Menelaah Peraturan perundang-undangan di bidang ketatausahaan akademik, administrasi umumdan keuangan, kemahasiwaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

d. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan, dan kearsipan.

e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan fakultas.

f. Melakasanakan administrasi pendidikan, penelitian dan pengabdian/ pelayanan kepada masyarakat.


(20)

h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas.

i. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.

j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.

k. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

2. Sub Bagian Akademik

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b. Mengumpulkan dan Mengolah data di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.

c. Melakukan administrasi akademik.

d. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan saran akademik.

e. Menghimpun dan mengklasifikasikan data pencapaian target kurikulum.

f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

g. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.


(21)

h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas.

d. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

f. Melakuakan penerimaan, penyimpanan, pembekuan, pengeluaran, dan pertanggung jawaban keuangan.

g. Melakukan pembayaran gaji honorarium, lembur. Vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

h. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.


(22)

j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

4. Sub Bagian Kepegawaian

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai.

c. Melakukan urusan mutasi pegawai.

d. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

e. Memproses penempatan angka kredit jabatan fungsional usul kenaikan jabatan/pangkat surat keputusan mengajar, pengangkatan Guru Besar Tetap/Tidak Tetap/Emiritus, izin dan cuti.

f. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai.

g. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional.

h. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

i. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan


(23)

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni.

c. Melakukan administrasi kemahasiwaan.

d. Melakukan urusan izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.

e. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa yang berprestasi.

f. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.

g. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir dan layanan kesejahteraan mahasiswa.

h. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.

i. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni

j. Melakukan penyajian informasi di bidang kemahiswaan dan alumni.

k. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan


(24)

6. Sub Bagian Perlengkapan

Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

d. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan.

e. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.

f. Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.

g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam


(25)

mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelengarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademik agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain : a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil.

b. Perkuliahan semester genap/ganjil.

c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ ganjil. d. Wisuda mahasiswa.


(26)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem dan Administrasi A.1. Pengertian Sistem

Sistem dibuat guna memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang memerlukannya. Dengan adanya sistem maka penyelenggaraan operasional perusahaan/instansi diharapkan terjalin rapi dan koordinasi dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Menurut Mulyadi( 2003:5) “Sistem adalah “ suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut penertian umum mengenai sistem sebagai berikut :

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk sub sistem tersebut

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Sifat dan kerjasama antar unsur sistem mempunyai bentuk tertentu.

3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu dan setiap unsur sistem harus mampu bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut.


(27)

Sistem adalah “sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrealated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”

A.2. Pengertian Administrasi

Administarsi itu tidak berdiri, akan tetapi konsekuensi atau akibat lanjut dari pada orang atau pejabat atau badan yang mempunyai tugas yang harus ditunaikan secara terus menerus untuk jangka waktu lama atau yang mempunyai suatu usaha.

Dalam administrasi terkandung pengertian sempit dan luas.

1. Dalam pengertian sempit administrasi adalah catat-mencatat angka, transaksi dan dalam bahasa akuntansinya itu merupakan sebagian dari Akuntansi keuangan.

2. Dalam arti luas administrasi adalah menajemen yang terdiri dari unsur pengawasan dan pelaksanaan.

Mulyadi (2003:20) mengatakan “Administrasi adalah sesuatu yang terdapat disuatu organisasi modern dan memberi manfaat kepada organisasi tersebut, sehingga organisasi itu dapat berkembang, tumbuh, dan bergerak.”

Menurut Mardiasmo (2003:13) Administrasi adalah” keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasrkan atas rasionalitas tertentu untuk memcapai tujuan yang ditetapkan”.


(28)

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa administrasi adalah sesuatu proses kerjasama yang terdapat disuatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan pajak B.1. Pengertian Pajak

Secara umum Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan untuk menutup biaya produksi barang-barang da kesejahteraan umum.

Selain hal tersbut diatas, terdapat beragam defenisi pajak dikalangan para sarjana ahli dibidang perpajakan. Beberapa diantara adalah sebagai berikut : 1) Menurut Resmi (2005:1) Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, mendefenisikan

pajak sebagai berikut :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara ( peralihan kekayaan dari sector partikelir ke sector pemerintah ) berdasrkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjakkan dan yang dugunakan untuk pengeluaran umum ( public uitgaven ) .”


(29)

2) Menurut Waluyo (2008:2) Mr. Dr. NJ. Feldman mendefenisikan pajak sebagai berikut :

“ Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa ( menurut norma – norma yang di tetapkannya secara umum ) tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluaran umum. ”

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki cirri – cirri yang melekat pada definisi pajak sebagia berikut :

a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang – undang serta aturan pelaksanaannya.

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

c. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah.

d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran – pengeluaran pemerintah yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan untuk membiayai public investment.

e. Pajak digunakan pemerintah untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat secara umum,misalnya : pembangunan sarana dan prasarana umum.

B.2. Fungsi Pajak


(30)

a. Fungsi Budgetair ( Sumber Keuangan Negara ).

Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembengunan. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Pengahasilan, Pajak Pertamnahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah , Pajak Bumi dan Bangunan dan Lain – lain b. Fungsi mengatur.

Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi dan mencapai tujuan – tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Sebagai contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur adalah pajak yang tinggi dikenakan atas barang – barang mewah.

B.3. Pembagian Hukum Pajak

Munawir (2007 : 20 ) menyatakan bahwa hukum pajak dibagi dua yaitu : a) Hukum Pajak Material

Hukum pajak manajerial membuat norma – norma yang menerangkan keadaan , perbuatan dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak siapa yang harus dikenakan pajak berapa besar pajaknya.

b) Hukum Pajak Formal

Hukum pajak formal adalah peraturan – peraturan mengenai tata cara untuk menjelmakan hukum pajak material tersebut menjadi suatu kenyataan. Bagi


(31)

hukum ini memuat cara – cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu utang pajak, control oleh pemerintah terhadap penyelengaranya, kewajiban para Wajib Pajak ( sebelum dan sesudah menerima surat ketetapan pajak ), kewajiban pihak ketiga da prosedur dalam pemungutannya.

B.4. Syarat Pemungutan Pajak

Munawir (2007:10) menyatakan ada beberapa syarat yang harus dilihat dalam pemungutan pajak , yaitu :

a). Pemungutan Pajak Harus Adil

Tujuan dari setiap hukum adalah membuat adanya keadilan demikian pula dalam hukum pajak pun mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan hukum – hukum lainnya yaitu membuat adanya keadilan dalam hal pemungutan pajak baik adil dalam perundang – undangannya maupun adil dalam pelaksanaanya. b). Pemungutan Pajak Harus Berdasarkan Hukum

Hukum pajak harus dapat memberikan jaminan atau kepastian hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas , baik untuk negara maupun untuk warganya.

c). Pemungutan Pajak Harus Tidak Mengganggu Perekonomian

Keseimbangan dalam kehidupan ekonomi tidak boleh terganggu karena adanya pemungutan pajak , bahkan harus tetap dipupuk olehnya sesuai dengan fungsi kedua dari pemungutan pemungutan pajak yaitu Fungsi mengatur.


(32)

d). Pemungutan Pajak Harus Effisien

Untuk mencapai efisiensi pemungutan pajak serta untuk memudahkan wajib pajak untuk menghitung dan memperhitungkan pajaknya maka harus diterapkan sistem pemungutan pajak yang sederhana dan mudah dilaksanakan sehingga masyarakat tidak terganggu dengan permasalahan pajak yang sulit srhingga dapat menimbulkan inefisiensi baik bagi wajib pajak maupun bagi pemungut pajak.

e). Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana

Sistem pemungutan pajak yang sederhana dan mudah dilaksanakan akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar dan memudahkan aparatur pajak dalam pemungutan dan pengawasannya.

C. Pengelompokan Pajak

Pajak dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu : a) Pengelompokkan Pajak Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung

Adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak Tidak Langsung

Adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Sebagai contoh Pajak Pertambahan Nilai (PPN).


(33)

1. Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang pengenaanya memerhatikan pada keadaan pribadi wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. 2. Pajak Objektif

Yaitu pajak yang pengenaanya memrhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak ( Wajib Pajak ) maupun tempat tinggal. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak penjualan atas barang – barang mewah.

c). Pengelompokkan Pajak Menurut Pemungutannya 1. Pajak Pusat

Adalah pajak yang dipungut oleh pemeritah pusat dan digunakan untuk membiayai rimah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2. Pajak Daerah

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan.


(34)

D. Sistem Pemungutan Pajak

Resmi (2003 : 10-11) mengatakan adapun sistem pemungutan pajak adalah sebagai berikut :

a) Official Assesment System

Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenag kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya :

• Wewenang besarnya pajak terutang ada pada fiskus • Wajib pajak bersifat pasif

• Utang pajak timbuk setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh fiskus

b) Self Assesment System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada Wajib Pajak untuk mementukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya :

• Wewenang untuk menentukan besarnya pajak ada pada wajib pajak sendiri

• Wajib pajak aktif, mulai dati menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang


(35)

c) With Holding System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Ciri-cirinya :

Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

E. Pajak Penghasilan, SubjekPajak, Wajib Pajak, dan Objek Pajak E.1 Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan . Pajak Penghasilan adalah

“Pajak Penghasilan dapat diartikan sebagai objek pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 2000 menyatakan bahwa :

“Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.”

E.2. Subjek Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan dikenakan atas Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperoleh dalam tahun pajak. Yang menjadi Subjek Pajak adalah :


(36)

1. Orang Pribadi.

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat atau berada di Indonesia ataupun diluar Indonesia

2 . Warisan yang belum terbagi

Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan merupakan Subjek Pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.

3. Subjek Pajak badan

Badan terdiri dari, PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, dll.

4. Badan Usaha Tetap (BUT).

Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

Subjek Pajak dibedakan menjadi 1. Subjek Pajak Dalam Negeri

Adapun menurut Munawir (2007:109) yang dimaksud dengan subyek pajak dalam negeri adalah subjek pajak yang secara fisik memang berada atau bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Secara praktis ini dapat dilihat dalam ketentuan berikut :


(37)

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Atau juga orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Jangka waktu 12 bulan bukanlah harus dimulai dari bulan januari atau awal tahun pajak, namun bisa jadi setelahnya. Disamping itu juga tidak harus secara berturut-turut 183 hari tinggal di Indonesia, namun bisa jadi secara kontinu sepanjang jumlahnya memenuhi 183 hari selama 12 bulan.

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

2. Subjek Pajak Luar Negeri

a. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalm jangka waktu 12 bulan, dan bahan yang tidak didirikan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

b. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggan di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh


(38)

penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.

E.3. Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak dan pemungutan pajak ang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

Wajib Pajak penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah: 1. Pejabat Negara, adalah Presiden dan wakil presiden

2. Karyawan adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN atau BUMD. 3. Karyawan Tetap adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi kerja, yang

menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.

4. Karyawan dengan status wajib pajak luar negeri adalah orang pribadi, yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.

5. Karyawan lepas adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi bekerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.


(39)

6. Badan usaha

a. Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan yang bukan badan hukum dapat berbentuk perusahaan dagang, jasa maupun industri.

b. Persekutuan adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.

c. Perseroan terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.

E.4. Objek Pajak

Menurut Munawir (2007:174) Penghasilan yaitu” tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

Penghasilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.

2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.

3. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga, dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan, dan sebagainya.


(40)

4. Penghasilan lain-lain yaitu penghasilan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti :

a. Keuntungan karena pembebasan utang b. Keuntungan karena selisih kurs.

c. Selisih lebih karena penilaian kemabli aktiva tetap d. Hadiah undian

Bagi wajib pajak Dalam Negeri, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia. Sedangkan bagi wajib pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang berasal dari Indonesia saja..

F. Objek dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 F.1 Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 menurut Waluyo (2008 : 197-199) adalah :

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun, bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan isteri, tunjangan anak, tunjangan kamahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan apapun.


(41)

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, grafitasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun.

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan.

4. Uang tebusan pensiun, uang Tabungan hari tua atau tunjangan hari tua (THT), uang pesangon, dan pembayaran lain sejenis.

5. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan wajib pajak dalam negeri, terdiri dari :

a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari : pengacara, akuntan arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai, dan aktuaris.

b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.

c. Olahragawan

d. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator. e. Pengarang, peneliti dan penerjemah.

f. Pemberi jasa dalam bidang teknik, computer dan system aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, foto grafi dan pemasaran.


(42)

h. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan.

i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan. j. Peserta perlombaan.

k. Petugas penjaja barang dagangan. l. Petugas dinas luar asuransi.

m. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

n. Distributor perusahaan multi level marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya.

o. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang di terima oleh pejabat Negara dan PNS.

p. Pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

q. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak.

F.2. Tarif Pajak dan Penerapannya

Tarif norma perhitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 Tahun 2000, bagi pajak orang pribadi dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut :


(43)

1. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak s.d Rp. 25.000.000,00 5 % Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d Rp. 50.000.000,00 10 % Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp.100.000.000,00 15 % Diatas Rp. 100.000.000,00 s.d Rp. 200.000.000 25 % Diatas Rp. 200.000.000.00 35 % Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

2. Wajib pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

3. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Waluyo (2008 : 108) mengatakan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

Penghasilan Kena Pajak merupakan Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang besarnya sebagai berikut :

a. Rp. 2.880.000,00 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi b. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin c. Rp. 2.880.000,000 tambahan untuk seorang istri bekerja yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan suami

d. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, yang paling 3 (tiga) orang untuk Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak

s.d Rp. 50.000.000,- 10% Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp.100.000.000,- 15% Diatas Rp. 100.000.000,- 30%


(44)

setiap keluarga. Adapun Sistem perhitungannya dapat dilihat di Lampiran 2.

Contoh Soal :

Hafizmatta bekerjapada perusahaan PT Sejahtera dengan memperoleh gaji sebulan Rp. 6.500.000,00 dan PT Sejahtera mengikuti program pensiun pada DLPK yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan. Untuk itu setiap bulan Hafizmatta membayar pensiun sebesar Rp. 25.000,00 ( dipotong gaji ). Jawab :

Gaji sebulan Rp. 6.500.000,00

Perhitungan PPh pasal 21

1. Biaya jabatan Pengurangan

5% x Rp. 6.500.000,00 Rp. 108.000,00 (meskipun 5% x Rp. 6.500.000,00 Rp. 325.000,00 namun max yang diperbolehkan Rp. 108.000,00 2. Iuran pensiun = Rp. 25.000,00

= (Rp.133.000,00) Penghasilan netto sebulan = Rp. 6.367.000,00 Penghasilan netto setahun = 12 x Rp. 6.367.000,00 = Rp. 76. 404.000,00 3. PTKP setahun

Untuk WP sendiri Rp. 12.000.000,00 Tambahan WP kawin Rp. 1.200.000,00

= (Rp.13.200.000,00) Penghasilan kena pajak setahun = Rp. 63.204.000,00 PPh pasal 21 setahun

5% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 1.250.000,00 10% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00


(45)

15% x Rp. 13.204.000,00 = Rp. 1.980.600,00

= Rp. 5.730.600,00 PPh Pasal 21 sebulan : Rp. 5.730.600,00

12 bulan = Rp. 477.550,00

G. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21

Adapun pengertian-pengertian yang berhubungan dengan sistem administrasi PPh Pasal 21 menurut Diktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

- Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam aministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

- Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin atau jengka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwin.

- Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat pada masa pajak dalam tahun pajak dan atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.


(46)

- Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

- Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

- Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan sebagai sarana untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara melalui Kantor Pos dan atau Bank Umum Milik Negara atau Bank Umum Milik Daerah atau tempat pambayaran lain yang ditunjuk oleh pemerintah.

- Surat Tagihan Pajak adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi berupa administrasi berupa bunga dan atau denda.

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21

Adapun dasar hukum yang digunakan adalah :

1. Undang-undang No.7 tahun 1983 diubah Undang-undang No.7 tahun 1991, Undang-undang No.10 tahun 1994 dan telah diubah dengan Undang-undang No.17 Tahun 2000, tentang Pajak Penghasilan.

2. Petunjuk Pelaksanaan

1) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.


(47)

2) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-556/PJ/2000 tentang Norma Perhitungan Penghasilan Netto dengan menggunakan Norma Perhitungan.

I. HASIL EVALUASI

Setelah penulis melakukan penelitian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

I.1. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus untuk honor atau bonus yang diperoleh karyawan. Berikut ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan dengan sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 17 Tahun 2000 :

1. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS

b. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen.

2. Untuk PNS, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi


(48)

Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayarran gaji karyawan termaksud dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

3. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pemotongan PPh Pasal 21 terhadap honor yang diterima para dosen didasarkan pada jumlah SKS yang dimiliki oleh para dosen tersebut. Jumlah honor Bruto yang diperoleh setiap dosen adalah sebesar Rp. 75.000 / SKS. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor tersebut dapat dirincikab sebagai berikut :

a. Golongan I s.d II tidak dikenakan Pajak Penghasilan PAsal 21.

b. Golongan III s.d IV dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar 15 %

4. Dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh Pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut.

5. Perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan dengan UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000.

I.2 Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapum mekanisme adminstrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa Dokumen Pendukung 2) Mencatat Pengenaan Pajak 3) Membuat Perhitungan Pajak


(49)

5) Mengarsip Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

Setelah penulis menganalisa data-data yang diperoleh, maka penulis berpendapat bahwa sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dianggap telah sesuai dan patuh dalam pelaksanaan, pelaporan dan pembayaran setora Pajak Penghasilan Pasal 21. Adapun Alur pemotongan pajak dapat dilihat di Lampiran 3.


(50)

BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

3. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut 1. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak

karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya dengan baik..


(51)

2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

3. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal PAjak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan.Jakarta

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-536/PJ/2000 Tentang norma perhitungan paenghasilan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi wajib pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan,

Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk pelaksanaan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi. Keputusan Menteri Nomor 447/KMK.03/2002 Tentang bagian penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan PPh. Resmi Siti. 2005 . Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Peraturan Pemerintah Nomor 149 tahun 2000 Tentang pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tunjangan hari tua (jo KMK Nomor 112/KMK.03/2001).

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah pekerja dari pekerjaan (jo KMK Nomor 468/KMK.03/2003).

Undang-undang No. 7 Tahun 1983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.


(53)

(54)

Lampiran 2

Rumus Perhitungan Penghasilan Kena Pajak yang Diatur dalam Pasal 21 UU PPh tahun 2000

Pegawai Tetap

Rumus menghitung Taxabel Income:

Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : a Biaya Jabatan ( xxx )

b Iuran Pensiun ( xxx )

= penghasilan Netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Penghasilan kena pajak xxx

Pensiunan Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : Biaya pension ( xxx )

= penghasilan netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Pengahasilan kena pajak xxx

Pegawai harian , mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : bagian penghasilan yang tidak kena pajak ( xxx )


(55)

Lampiran 3

Alur Pemotongan / Pemungutan Pajak

Kewajiban Memotong / memungut Jumlah Dipotong / dipungut Pemotong atau pemungut Transaksi Surat Pemberitahuan Masa

PPh Pasal 21, 22, 23, 24 dan

26 Dilaporkan ke Kantor Pajak Surat Setoran Pajak Bukti Pemotongan / Pemungutan (jumlah sama)

Disetor ke Kas Negara / Pelunasan Utang Pajak Pihak Dipotong / Dipungut Keharusan Dipotong / dipungut Jumlah Dipotong / Dipungut Pelunasan Dikreditkan pada Pajak Terutang Dibebankan sebagai biaya Final Surat Pemberitahuan Tahunan


(1)

BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

3. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut 1. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak

karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya dengan baik..


(2)

2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

3. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal PAjak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan.Jakarta

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-536/PJ/2000 Tentang norma perhitungan paenghasilan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi wajib pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan,

Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk pelaksanaan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi. Keputusan Menteri Nomor 447/KMK.03/2002 Tentang bagian penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan PPh. Resmi Siti. 2005 . Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Peraturan Pemerintah Nomor 149 tahun 2000 Tentang pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tunjangan hari tua (jo KMK Nomor 112/KMK.03/2001).

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah pekerja dari pekerjaan (jo KMK Nomor 468/KMK.03/2003).

Undang-undang No. 7 Tahun 1983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.


(4)

(5)

Lampiran 2

Rumus Perhitungan Penghasilan Kena Pajak yang Diatur dalam Pasal 21 UU PPh tahun 2000

Pegawai Tetap

Rumus menghitung Taxabel Income:

Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : a Biaya Jabatan ( xxx )

b Iuran Pensiun ( xxx )

= penghasilan Netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Penghasilan kena pajak xxx

Pensiunan Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : Biaya pension ( xxx )

= penghasilan netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Pengahasilan kena pajak xxx

Pegawai harian , mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : bagian penghasilan yang tidak kena pajak ( xxx )


(6)

Lampiran 3

Alur Pemotongan / Pemungutan Pajak

Kewajiban Memotong / memungut Jumlah Dipotong / dipungut Pemotong atau pemungut Transaksi Surat Pemberitahuan Masa

PPh Pasal 21, 22, 23, 24 dan

26 Dilaporkan ke Kantor Pajak Surat Setoran Pajak Bukti Pemotongan / Pemungutan (jumlah sama)

Disetor ke Kas Negara / Pelunasan Utang Pajak Pihak Dipotong / Dipungut Keharusan Dipotong / dipungut Jumlah Dipotong / Dipungut Pelunasan Dikreditkan pada Pajak Terutang Dibebankan sebagai biaya Final Surat Pemberitahuan Tahunan