Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM ADMINISTRASI PPH PASAL 21 PEGAWAI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

JULIA SARTIKA DEWI SITOMPUL 082101139

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : JULIA SARTIKA DEWI SITOMPUL

NIM : 082101139

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PEGAWAI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal : ...2010 Ketua Program Studi D III Keuangan

( Prof. Dr. Paham Ginting, MS NIP. 19530519 198403 1 001

)

Tanggal : ...2010 DEKAN

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec

NIP. 19550810 198303 1 004 )


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : JULIA SARTIKA DEWI SITOMPUL

NIM : 082101139

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM ADMINISTRASI Pph PASAL 21 PEGAWAI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan, ...2010 Menyetujui Pembimbing

(Syarief Fauzie, SE, MSi.Ak NIP 19750909 200801 1 012


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Laporan Tugas Akhir ini berjudu l “ Sistem Administrasi PPh Pasal 21 Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”, yang dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai sejak awal November sampai dengan Desember pada Fakultas Ekonomi USU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji yang dilakukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 252/PMK.03/2008 tentang pajak penghasilan pasal 21. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan untuk penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syarief Fauzie, SE, MSi.Ak selaku pembimbing yang telah bersedia mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

4. Bapak/ Ibu Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda S. Sitompul dan Ibunda H. Sianturi yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas.

6. Abangku Herikson dan adikku Resmina.

7. Immanuel Silitonga atas dukungan dan kasih sayangnya.

8. Teman-temanku Tiowinda, Mega, Dinar, Maria, Monica, Andreas serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberi suport dan doanya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2010 Hormat Penulis


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERTANGGUNGJAWABAN

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR GAMBAR ………... v

DAFTAR LAMPIRAN ………... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Judul ... 1

B. Dasar Hukum ……….……... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

E. Teknik Pengumpulan Data ... 5

F. Rencana Penulisan ... 7

BAB II PROFIL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU ... 10

B. Struktur Organisasi dan Personalia... 13

C. Job Descrription ………..………... 18

D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 23

E. Kinerja Usaha Terkini ... 24


(7)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak ... 26

B. Pengertian Penghasilan ... 27

C. Pengertian Pajak Penghasilan ... 28

D. Subjek Pajak Penghasilan ………... 28

E. Objek Pajak ... 30

F. Wajib Pajak ... 31

G. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 33

H. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 33

I. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 ………... 34

J. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 34

K. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh 21... 35

L. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 36

M. Tarif Pajak dan Penerapannya... 39

N. Hasil Evaluasi... 43

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 47

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU

Lampiran 2 : Perhitungan Gaji Induk Para Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul

Permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyak para wajib pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak. Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber pendapatan negara guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.

Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.

Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut pemirintah pusat atau merupakan pajak negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan masukan sangat besar bagi negara.

Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasikan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi


(10)

pajak sangat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.

Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan perlu diketahui bagaimana yang sebenarnya terjadi, khususnya dalam hal ini Pajak Panghasilan Pasal 21.

Namun dalam kenyataannya selama ini, sebagian kebijakan pemerintah ternyata masih kurang dipahami dan belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat terutama wajib pajak. Masih banyak wajib pajak yang kebingungan dalam pembayaran terhadap sarana pembayaran pajak. Wajib pajak sering datang ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar untuk melakukan pembayaran terhadap pajak terutang dengan pajak penghasilan terjadi perselisihan antara wajib pajak dengan pihak pemotong pajak serta dalam pengadministrasian masih kurang memperhatikan sistem perpajakan yang baru. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah ditetapkan sebagai pemungut PPh pasal 21. Pemungutan PPh pasal 21 yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU berkaitan dengan gaji, seperti pemotongan gaji pegawai tetap.

Dengan memperhatikan alasan dan keterangan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul yang berkaitan dengan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi USU. Judul yang diangkat penulis sehubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini adalah:

“SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PEGAWAI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “.


(11)

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 15/PJ/2006 tanggal 23 Februari 2006 tentang Petunjuk Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21. 3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 252/PMK.03/2008

Tentang Penunjukan Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 21, Sifat dan Besarnya Pungutan serta Tata Cara Penyetoran dan Pelaporannya.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini, sebagai berikut;

apakah perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji Pegawai dan Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tarif yang ditetapkan ?


(12)

D. Tujuan & Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji yang dilakukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 252/PMK.03/2008 tentang pajak penghasilan pasal 21.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis :

a. Penulis diharapkan mampu mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data secara sistematis sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penulisan Tugas Akhir ini.

b. Penulis dapat mengetahui sampai sejauh mana aplikasi ilmu perpajakan dan akuntansi sehingga penulis dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia perekonomian yang semakin berkembang dan memiliki tuntutan yang besar.

c. Penulis dapat mengetahui tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi USU.

d. Sekaligus untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perpajakan di Indonesia khususnya mengenai PPh pasal 21.


(13)

2. Bagi Perusahaan :

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak Fakultas Ekonomi USU tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 sekaligus sebagai alat ukur atas pelaksanaan perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 yang selama ini mereka lakukan.

3. Bagi Dunia Usaha :

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pengusaha tentang tata-cara perhitungan dan pemotongan PPh pasal 21 yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga para pengusaha dapat menentukan besarnya PPh pasal 21 yang harus disetor atas penghasilan dari kegiatan usaha mereka.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah tanya jawab yaitu mengadakan wawancara secara langsung kepada pegawai bagian keuangan dan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait. Hal tersebut dilakukan penulis untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan.

Adapun teknik pengumpulan yang dilakukan penulis untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dan digunakan sehubungan dengan penelitian ini adalah :


(14)

a. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. b. Pengumpulan data juga dilakukan dengan tanya jawab secara langsung

kepada pegawai yang berwenang pada bagian keuangan Fakultas Ekonomi USU, untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan. Metode analisa yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual dan mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional.

Jenis Data

a. Data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yang mana data tersebut berasal dari bagian keuangan pada Fakultas Ekonomi USU Adapun data yang berhasil dikumpulkan/diperoleh oleh penulis adalah:

Total Perhitungan PPh 21, yaitu perhitungan gaji induk para pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran 1.

b. Kepustakaan yaitu pengumpulan sejumlah informasi tentang peraturan-peraturan perpajakan terutama PPh pasal 21 yang berasal dari buku-buku perpajakan maupun dari situs-situs perpajakan yang beredar di internet.


(15)

F. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei

Kegiatan penulisan tugas akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan yang melalui proses pencatatan, pelaksanaan, dan penulisan laporan dengan alokasi waktu sebagai berikut :

Tabel 1.Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan

No Kegiatan

Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan Data

3 Analisis Data

4 Penulisan Tugas Akhir

5 Revisi Tugas Akhir


(16)

Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan

A. Latar Belakang Pemilhan Judul B. Dasar Hukum

C. Perumusan masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Rencana Penulisan

BAB II: Profil Universitas Sumatera Utara A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU B. Struktur Organisasi dan Personalia C. Job Description

D. Jaringan Usaha/Kegiatan E. Kinerja Usaha Terkini F. Rencana Kerja

BAB III: Pembahasan A. Pengertian Pajak B. Pengertian Penghasilan C. Pengertian Pajak Penghasilan

D. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

E. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21


(17)

G. Subjek Pajak Penghasilan H. Objek Pajak

I. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 J. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

K. Tarif Pajak dan Penerapannya L. Hasil Evaluasi

BAB IV: Penutup A. Kesimpulan B. Saran


(18)

BAB II

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar. Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu teknik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.


(19)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma III.

Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu: 1. Departemen Ekonomi Pembangunan

2. Departemen Manajemen 3. Departemen Akuntansi

Sedangka n Program Diploma III terdiri dari : 1. Jurusan Kesekretariatan

2. Jurusan Keuangan 3. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.

a. Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.


(20)

b. Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut: a) Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam

bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar. b) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan dengan

pemberdayaan peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c) Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d) Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

e) Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain yang bertaraf nasional dan internasional.


(21)

c. Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah:

a) Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional maupun internasional.

b) Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksanakan penelitian-penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan responsif terhadap perkembangan/perubahan.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.


(22)

Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran 1.

1. PIMPINAN UNIVERSITAS

Rektor : Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H. M.Sc(CTM). SP.A(K)

Pembantu Rektor I : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D Pembantu Rektor II : Prof. Dr. Armansyah Ginting, M.Eng

Pembantu Rektor III : Prof. Drs. Eddy Marlianto, B.Sc, M.Sc, Ph.D Pembantu Rektor IV : Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI Pembantu Rektor V : Ir. Yusuf Husni

2. PIMPINAN FAKULTAS EKONOMI Dekan : Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec Pudek I : Fahmi N. Nasution SE, MAcc, Ak Pudek II : Drs. Arifin Lubis, MM


(23)

3. DEWAN PERTIMBANGAN FAKULTAS EKONOMI

Ketua

Sekretaris

Anggota : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si.

Prof. Dr. Syaad Afifudin S., M.Ec. Prof. Dr. Rismayani, MS.

Prof. Dr. Lic. Rer. Reg. Sirojuzilam, SE. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec.

Ami Dilham, SE, M.Si.

Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. Dr. Murni Daulay, SE, M.Si.

ANGGOTA

Prof. Bachtiar Hassan Miraza Prof. Moenaf Hamid Regar, MSAc Prof. Dr. Amrin Fauzi


(24)

Prof. Dr. Arnita Zainuddin, MSi

Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi

Prof. Dr Azhar Maksum, SE, MEc.Ac Prof. Dr. Syaad Afifuddin Sembiring, MEc Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MA

Prof. Dr. lic.rer.reg Sirojuzilam, SE Prof. Dr. Rismayani, MSi

Prof. Dr. Ramli, MS

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak

Fahmi Natigor Nasution SE, MAcc, Ak Drs. Ami Dilham, MSi

Wahyu Ario Pratomo,SE, Mec

4. DEPARTEMEN

a. Ekonomi Pembangunan

Ketua : Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc Sekretaris : Dr. Irsad Lubis, SE, MsocSc b. Manajemen

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunte, SE, MSi Sekretaris : Dra. Nisrul Irawati, MBA


(25)

c. Akuntansi

Pl. Ketua : Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak Sekretaris : Dra. Mutia Ismail, MSi, Ak

5. PROGRAM DIPLOMA a. Keuangan

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MP

Sekretaris : Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi b. Akuntansi

Ketua : Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak Sekretaris : Iskandar Muda, SE, MSi, Ak c. Kesekretariatan

Ketua : Dr. Endang Sulistiana, MSi

Sekretaris : Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA

6. BAGIAN TATA USAHA

Kep. Bag. Tata Usaha : Sofia Anita, SE Kasub. Personalia : Kamariah, SE Kasub. Keuangan : Eka Juliani, SE

Kasub. Perlengkapan : M.Simba Sembiring, SE, MSi Kasub. Akademik : Fepty Aniar, SE


(26)

C. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi USU yang terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha

Fungsi dari bagian Tata Usaha antara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

b) Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

c) Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

d) Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan.

e) Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas. f) Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/

pelayanan kepada masyarakat.

g) Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas. h) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dilingkungan fakultas. i) Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.

j) Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.


(27)

k) Menyusun laporan kerja Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Fakultas.

2. Sub Bagian Akademik

Fungsi dari bagian Akademik antara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b) Mengumpukan dan mengolah data dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian/ pelayanan kepada masyarakat.

c) Melakukan administrasi akademik.

d) Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.

e) Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum. f) Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah dilingkungan fakultas.

g) Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/ pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.

h) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Fungsi dari bagian Umum dan Keuangan antara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.


(28)

c) Melakukan urusan persuratan dan kearsipan dilingkungan fakultas.

d) Melakukan urusan penerimaan tamu Pimpinan, rapat dinas dan pertemuan ilmiah dilingkungan fakultas.

e) Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

f) Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

g) Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

h) Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.

i) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.

j) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

4. Sub Bagian Kepegawaian

Fungsi dari bagian Kepegawaian antara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Menyusun konsep juklak/ juknis dibidang kepegawaian. c) Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. d) Melaksanakan urusan mutasi pegawai.


(29)

f) Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/ pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar Tetap/ Tidak Tetap/ Emiritus, ijin dan cuti.

g) Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. h) Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. i) Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

j) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

Fungsi dari bagian Kemahasiswaan dan Alumni anatara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni. c) Melakukan administrasi kemahasiswaan.

d) Melakukan urusan pemberian izin/ rekomendasi kegiatan kemahasiswaan. e) Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.

f) Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas. g) Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan

kesejahteraan mahasiswa.

h) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan i) Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni. j) Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni.


(30)

k) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

6. Sub Bagian Perlengkapan

Fungsi dari bagian Perlengkapan antara lain :

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

c) Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

d) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.

e) Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan.

f) Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.

g) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.

D. Jaringan Usaha/ Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian / pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi USU merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada


(31)

perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi USU lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta


(32)

melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, Natal, Paskah dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kerja

Rencana Kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan antara lain adalah sebagai berikut :

a) Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil, b) Perkuliahan semester genap / ganjil,

c) Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil, d) Wisuda mahasiswa.


(33)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kepentingan umum. Pajak merupakan pungutan wajib atau dipaksakan kepada rakyat.

Ada beberapa definisi pajak yang diungkapkan oleh para ahli, antara lain: 1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., “pajak adalah iuran kepada

kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Mardiasmo, 2003)

2. Menurut S.I Djajadiningrat “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum” (Resmi, 2008)

3. Menurut Rimsky K Judisseno, “pajak merupakan suatau kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai keperluan negara berupa


(34)

pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara” (Judisseno, 2005:)

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak :

1. Merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut oleh negara kepada warga negara.

2. Dipungut berdasarkan undang Pajak dengan kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa ada kontraprestasi langsung dalam pembayaran pajak para pembayar tidak memperoleh kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung.

4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.

B. Pengertian Penghasilan

Pengertian penghasilan sesuai pasal 4 ayat 1 undang-undang PPh adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pengertian penghasilan menurut Prabowo adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan dan bentuk usaha lainnya yang


(35)

dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi dan/atau menimbun serta menambah kekayaan (Prabowo, 2004:21)

Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diperoleh oleh wajib pajak yang berada di Indonesia yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi dan menambah kekayaan.

C. Pengertian Pajak Penghasilan

Pengertian Pajak Penghasian (PPh) berdasarkan UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya.

D. Subjek Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan dikenakan atas Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperoleh dalam tahun pajak. Yang menjadi Subjek Pajak adalah :

1. Orang Pribadi.

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat atau berada di Indonesia ataupun diluar Indonesia


(36)

2 . Warisan yang belum terbagi

Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan merupakan Subjek Pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.

3. Subjek Pajak badan

Badan terdiri dari, PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, dll.

4. Badan Usaha Tetap (BUT).

Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

Subjek Pajak dibedakan menjadi : 1. Subjek Pajak Dalam Negeri

Adapun menurut Munawir (2007:109) yang dimaksud dengan subyek pajak dalam negeri adalah subjek pajak yang secara fisik memang berada atau bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Secara praktis ini dapat dilihat dalam ketentuan berikut :

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Atau juga orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. Jangka waktu 12 bulan bukanlah harus dimulai dari bulan januari atau awal tahun pajak, namun bisa jadi setelahnya. Disamping itu juga tidak harus secara


(37)

berturut-turut 183 hari tinggal di Indonesia, namun bisa jadi secara kontinu sepanjang jumlahnya memenuhi 183 hari selama 12 bulan.

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

2. Subjek Pajak Luar Negeri

a. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalm jangka waktu 12 bulan, dan bahan yang tidak didirikan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

b. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggan di Indonesia, ataupun berada di Indonesia namun tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.

E. Objek Pajak

Menurut Munawir (2007:174) Penghasilan yaitu” tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau


(38)

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

Penghasilan tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.

2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.

3. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga, dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan, dan sebagainya.

4. Penghasilan lain-lain yaitu penghasilan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu ketiga kelompok penghasilan di atas, seperti :

a. Keuntungan karena pembebasan utang b. Keuntungan karena selisih kurs.

c. Selisih lebih karena penilaian kemabli aktiva tetap d. Hadiah undian

Bagi wajib pajak Dalam Negeri, yang menjadi objek pajak adalah penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari Luar Indonesia. Sedangkan bagi wajib pajak Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya penghasilan yang berasal dari Indonesia saja.


(39)

F. Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak dan pemungutan pajak ang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.

Wajib Pajak penerima penghasilan yang dipotong PPh adalah: 1) Pejabat Negara, adalah Presiden dan wakil presiden

2) Karyawan adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN atau BUMD. 3) Karyawan Tetap adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi kerja, yang

menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur dan terus-menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.

4) Karyawan dengan status wajib pajak luar negeri adalah orang pribadi, yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji, honorarium dan imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.

5) Karyawan lepas adalah orang pribadi, yang bekerja pada pemberi bekerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.


(40)

a. Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan yang bukan badan hukum dapat berbentuk perusahaan dagang, jasa maupun industri.

b. Persekutuan adalah suatu persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.

c. Perseroan terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya.

G. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2008 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri.

Pajak Pengahasilan Pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pemotong pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggaraan kegiatan.

Bagi pegawai atau orang pribadi yang memperoleh penghasilan lain selain pengahsilan yang pajaknya telah dibayar atau dipotong dan bersifat final, pada akhir tahun pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT tahunan PPh dan atas pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja dapat


(41)

dijadikan sebagai kredit pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun.

H. Subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Penerimaan penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yaitu sebagai berikut:

1. Pegawai, yaitu setiap orang melakukan pekerjaan berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan perkerjaan dalam jabatan negeri dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

2. Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua.

3. Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan atau kegiatan yang dilakukannya.

4. Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan.


(42)

I. Objek Pajak PPh Pasal 21

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut:

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium, uang lembur, tunjangan pendidikan anak, tunjangan jabatan, dan penghasilan teratur lainnya. 2. Upah harian, pelatihan, atau pemagangan yang merupakan calon pegawai, dan

upah para pegawai yang tidak tetap atau tenaga kerja lepas.

3. Penghasilan yang dipotong Pasal 21 di atas pada butir 1 dan 2 Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan Norma Perhitungan khusus (demeed profit).

J. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapun yang dikecualikan dari pemotongan PPh pasal 21 ditentukan sebagai berikut:

1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain diluar jabatan atau pekrjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memeberikan perlakuan timabal balik


(43)

2. Pejabat Pejabat perwakilan Organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak Penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 601/KMK.03/2005 dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh pengahasilan dari Indonesia.

K. Pengertian-Pengertian Yang Berhubungan Dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21

Adapun pengertian-pengertian yang berhubungan dengan system administrasi PPh Pasal 21 menurut Diktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut:

- Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam aministrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

- Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin atau jengka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan takwin.


(44)

- Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat pada masa pajak dalam tahun pajak dan atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan.

- Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

- Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

- Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan sebagai sarana untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara melalui Kantor Pos dan atau Bank Umum Milik Negara atau Bank Umum Milik Daerah atau tempat pambayaran lain yang ditunjuk oleh pemerintah.

- Surat Tagihan Pajak adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi berupa administrasi berupa bunga dan atau denda.

L. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Perhitungan PPh pasal 21 menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.03/2008 adalah :


(45)

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

Obyek Tarif Dasar

Perhitungan Sifat PPh Pasal 21

Dasar Hukum:

UU Nomor 36 Tahun 2008

252/PMK.03/2008 31/PJ/2009 jo.

Per-57/PJ/2009 Pasal 17 UU PPh

PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP

1. penghasilan yang diterima atau diperoleh

Pegawai tetap

2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara teratur

(Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya

Pasal 17 UU PPh

PKP = (PB – BP) - PTKP

3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang

a

.

dibayarkan secara bulanan Pasal 17 UU PPh

PKP = PB -

PTKP b

.

tidak dibayar secara bulanan

- Apabila penghasilan sehari atau rata-

5% jumlah penghasilan yang melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu) sehari rata penghasilan sehari telah

melebihi Rp 150.000 sehari sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 1.320.000,00

- Apabila telah memperoleh

penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp

1.320.000,00 tetapi tidak melebihi Rp 6.000.000

5%

PKP = (PB – IP) – PTKP untuk jumlah hari kerja yang

sebenarnya (PTKP sehari ditetapkan sebesar PTKP setahun sesuai dengan statusnya dibagi dengan 360))


(46)

- Apabila telah memperoleh Pasal 17 PKP = (PB – penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)

bulan kalender melebihi Rp 6.000.000

UU PPh IP) – PTKP 4. imbalan kepada bukan pegawai, antara

lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan

a .

imbalan yang tidak bersifat

berkesinambungan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif b .

imbalan yang bersifat berkesinambungan

- Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh

PKP = (50% x

PB) – PTKP Kumulatif - Tidak Memenuhi Ketentuan

Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif Ketentuan PER - 31/PJ/2009 Pasal 13

ayat (1):

yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya memperoleh penghasilan dari

hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya 5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan

bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto 6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara

lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun

Pasal 17

UU PPh PB Kumulatif

7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan

Pasal 17


(47)

pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama

8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus Pasal 17 PB Kumulatif atau imbalan lain yang bersifat tidak

teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai

UU PPh 9. penarikan dana pensiun oleh peserta

program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

Pasal 17 UU PPh

PB Kumulatif

10 .

Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/ POLRI kecuali PNS Gol. II/d kebawah atau Anggota POLRI dengan Pangkat Pembantu Letnan Satu atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke bawah

15% PB Final

11 .

Uang Tebusan Pensiun, Uang THT atau JHT, Uang Pesangon yang diterima Pegawai atau Mantan Pegawai, kecuali tidak lebih dari Rp. 25 juta

a .

Rp. 25 juta s.d. Rp. 50 juta

5% PB Final b

.

> Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta

10% PB Final c

.

> Rp. 100 juta s.d. Rp. 200 juta

15% PB Final d

.

> Rp. 200 juta

25% PB Final 12

.

Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN

Pasal 17 UU PPh

PKP= (PB - (BJ

+ BP) - PTKP 13

.

Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing (Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas :

a .

General Manager Pasal 17 UU PPh

US$ 11.275 per

bulan b . Manager Pasal 17 UU PPh

US$ 9.350 per

bulan c

.

Supervisor/ Tool Pusher Pasal 17 UU PPh

US$ 5.830 per


(48)

d .

Assisten Supervisor/ Tool Pusher

Pasal 17 UU PPh

US$ 4.510 per

bulan e Crew Lainnya Pasal 17 US$ 3.245 per

.

UU PPh bulan

Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Catatan :

PKP Ket :

: Penghasilan Kena Pajak PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya Jabatan IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun

M. Tarif Pajak dan Penerapannya

Tarif norma perhitungan PPh Pasal 17 Ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan, besarnya tariff Pajak Penghasilan yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Dalam Negeri Pajak Luar Negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, sebagai berikut:

1) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak s.d Rp. 50.000.000,00 5 %

Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp. 250.000.000,00 15 % Diatas Rp. 250.000.000,00 s.d Rp.500.000.000,00 25 % Diatas Rp. 500.000.000,00 30 % Tabel 3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri


(49)

2) Wajib pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Tabel 3.2 Tarif Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

3) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Waluyo (2008 : 108) mengatakan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Penghasilan Kena Pajak merupakan Penghasilan Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yang besarnya sebagai berikut :

a. Rp. 2.880.000,00 untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi b. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin

c. Rp. 2.880.000,000 tambahan untuk seorang istri bekerja yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami

d. Rp. 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, yang paling 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. Adapun Sistem perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (per tahun) Tarif Pajak s.d Rp. 50.000.000,- 10%

Diatas Rp. 50.000.000,- s.d Rp.100.000.000,- 15% Diatas Rp. 100.000.000,- 30%


(50)

Contoh Soal :

Seorang Pegawai bekerja di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memperoleh gaji sebulan Rp. 2.000.000,00 dan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengikuti program pensiun pada DLPK yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan. Untuk itu setiap bulan pegawai membayar pensiun sebesar Rp. 50.000,00 ( dipotong gaji ). Pegawai tersebut sudah beristri dan belum mempunyai anak.

Jawab :

Gaji sebulan Rp2.000.000,00 Perhitungan PPh pasal 21

1. Biaya jabatan Pengurangan

5% x Rp. 2.000.000,00 Rp. 100.000,00

2. Iuran pensiun = Rp. 50.000,00

= (Rp.150.000,00) Penghasilan netto sebulan = Rp. 1.850.000,00 Penghasilan netto setahun = 12 x Rp. 1.850.000,00 = Rp. 22.200.000,00 3. PTKP setahun

Untuk WP sendiri Rp. 12.000.000,00 Tambahan WP kawin Rp. 1.200.000,00

= (Rp.13.200.000,00) Penghasilan kena pajak setahun = Rp. 9.000.000,00 PPh pasal 21 setahun

5% x Rp. 9.000.000,00 = Rp. 450.000,00

PPh Pasal 21 sebulan : Rp. 450.000,00 12 bulan = Rp. 37.500,00


(51)

N. HASIL EVALUASI

Setelah penulis melakukan penelitian pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

a. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif penghasilan yang berlaku khusus untuk honor atau bonus yang diperoleh karyawan. Berikut ini yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan dengan sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 36 Tahun 2008 :

1) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS

b) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen. 2) Untuk PNS, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan secara

langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayarran gaji karyawan termaksud dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.


(52)

3) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, pemotongan PPh Pasal 21 terhadap honor yang diterima para dosen didasarkan pada jumlah SKS yang dimiliki oleh para dosen tersebut. Jumlah honor Bruto yang diperoleh setiap dosen adalah sebesar Rp. 75.000 / SKS. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor tersebut dapat dirincikab sebagai berikut :

a) Golongan I s.d II tidak dikenakan Pajak Penghasilan PAsal 21.

b) Golongan III s.d IV dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar 15%

4) Dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh Pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut.

5) Perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan dengan UU Perpajakan No. 36 Tahun 2008.

b. Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Adapun mekanisme adminstrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1) Memeriksa Dokumen Pendukung 2) Mencatat Pengenaan Pajak 3) Membuat Perhitungan Pajak


(53)

5) Mengarsip Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

Setelah penulis menganalisa data-data yang diperoleh, maka penulis berpendapat bahwa sistem administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dianggap telah sesuai dan patuh dalam pelaksanaan, pelaporan dan pembayaran setora Pajak Penghasilan Pasal 21. Adapun Alur pemotongan pajak dapat dilihat di Lampiran 3.

Tabel 3.3

Rumus Perhitungan Penghasilan Kena Pajak yang Diatur dalam Pasal 21 UU PPh tahun 2000

Pegawai Tetap

Rumus menghitung Taxabel Income:

Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : a Biaya Jabatan ( xxx )

b Iuran Pensiun ( xxx )

= penghasilan Netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Penghasilan kena pajak xxx

Pensiunan Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : Biaya pension ( xxx )

= penghasilan netto xxx

Dikurangi PTKP ( xxx )

Pengahasilan kena pajak xxx

Pegawai harian , mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya Rumus menghitung Taxabel Income: Jumlah penghasilan bruto xxx

Dikurangi : bagian penghasilan yang tidak kena pajak ( xxx )


(54)

Gambar 3.1

Alur Pemotongan / Pemungutan Pajak

Kewajiban Memotong / memungut Jumlah Dipotong / dipungut Pemotong atau pemungut Transaksi Surat Pemberitahuan Masa

PPh Pasal 21, 22, 23, 24 dan

26 Dilaporkan ke Kantor Pajak Surat Setoran Pajak Bukti Pemotongan / Pemungutan (jumlah sama)

Disetor ke Kas Negara / Pelunasan Utang Pajak Pihak Dipotong / Dipungut Keharusan Dipotong / dipungut Jumlah Dipotong / Dipungut Pelunasan Dikreditkan pada Pajak Terutang Dibebankan sebagai biaya Final Surat Pemberitahuan Tahunan


(55)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

1. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.

2. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

4. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Fakultas Ekonomi USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Fakultas Ekonomi USU yaitu:

1. agar dapat mempertahankan kepatuhan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan dan undang-undang perpajakan.


(56)

2. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya dengan baik..

3. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

4. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Mardiasmo, 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta Judisseno, Rimsky K, 2005. Pajak & Strategi Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Markus muda, 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Fitriandi P, DKK, 2010. Kompilasi Undang-undang Pajak Terlengkap 2010.

Jakarta : Salemba Empat

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal PAjak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan.Jakarta

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-536/PJ/2000 Tentang norma perhitungan paenghasilan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi wajib pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan,

Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk pelaksanaan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi.


(58)

Keputusan Menteri Nomor 447/KMK.03/2002 Tentang bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan minggua n serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan PPh. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Peraturan Pemerintah Nomor 149 tahun 2000 Tentang pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tunjangan hari tua (jo KMK Nomor 112/KMK.03/2001).

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah pekerja dari pekerjaan (jo KMK Nomor 468/KMK.03/2003).

Undang-undang No. 7 Tahun 1983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.

http://www.pajak.net/info/PPh22.htm diakses pada 1 November 2010 http://www.pajak.go.id diakses pada 1 November 2010


(59)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas

Rektor dan Pembantu

Dekan dan Pembantu

Kepala Sub Bagian Tata

Dewan Pertimbanga

Kepala Bagian Tata

Unit Penunjang Ketua dan

Sekretaris

Kepala Sub Bagian Tata Kepala

Lab/Studio/ Ketua

Program Ketua


(60)

(1)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

1. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi USU sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.

2. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak

berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

4. Dalam hal pemungutan pajak, Dalam hal ini PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dipotong langsung oleh Bendaharawan yang ditunjuk untuk melaksanakan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada Fakultas Ekonomi USU, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Fakultas Ekonomi USU yaitu:

1. agar dapat mempertahankan kepatuhan dalam membayar pajak sesuai dengan peraturan dan undang-undang perpajakan.

Berdasarkan dari hasil dari kesimpulan diatas, disarankan sebagai berikut


(2)

2. Hendaknya dilakukan keterbukaan dalam hal gaji dan perhitungan pajak karyawan, sehingga karyawan dapat memahami hak dan kewajibannya dengan baik..

3. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Bendaharawan yang ada pada Fakultas Ekonomi dengan Bendaharawan yang ada pada Biro Rektor selaku pihak yang memotong PPh Pasal 21.

4. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap wajib pajak.Sehingga para pegawai pada fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki kesadaran sendiri untuk memsukseskan gerakan orang bijak taat pajak sebagai tauladan masyarakat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Resmi Siti, 2008. Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Mardiasmo, 2008. Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta Judisseno, Rimsky K, 2005. Pajak & Strategi Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Markus muda, 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Fitriandi P, DKK, 2010. Kompilasi Undang-undang Pajak Terlengkap 2010.

Jakarta : Salemba Empat

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal PAjak. 2002. Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-170/PJ/2002. Jakarta.

Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. 1995. Sistem Informasi Perpajakan.Jakarta

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-536/PJ/2000 Tentang norma perhitungan paenghasilan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi wajib pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma perhitungan,

Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-545/PJ/2000 Tentang petunjuk pelaksanaan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21 dan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi.


(4)

Keputusan Menteri Nomor 447/KMK.03/2002 Tentang bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan minggua n serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan PPh. Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Peraturan Pemerintah Nomor 149 tahun 2000 Tentang pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tunjangan hari tua (jo KMK Nomor 112/KMK.03/2001).

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2003 Tentang pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah pekerja dari pekerjaan (jo KMK Nomor 468/KMK.03/2003).

Undang-undang No. 7 Tahun 1983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1991 diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.

http://www.pajak.net/info/PPh22.htm diakses pada 1 November 2010 http://www.pajak.go.id diakses pada 1 November 2010


(5)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Rektor dan Pembantu Dekan dan Pembantu Kepala Sub Bagian Tata Dewan Pertimbanga Kepala Bagian Tata Unit Penunjang Ketua dan Sekretaris Kepala Sub Bagian Tata Kepala Lab/Studio/ Ketua Program Ketua Program


(6)