Misi Partai Keadilan Sejahtera

Partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat indonesia yang madani. Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai berikut: a. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang. c. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil ‘alamin. d. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia.

2. Misi Partai Keadilan Sejahtera

b. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir. c. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi. d. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat. e. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya. f. Menegakkan amar maruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam. g. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi. h. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.

BAB IV ANALISA TENTANG IDEALISME DAN PRAGATISME PKS PADA PILKADA

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 Para kader PKS saat ini mengalami perubahan perilaku dan menjadi pragmatis setelah terdiri dari dua kelompok, yaitu mereka yang menurut istilah seorang kader senior ”dari awal punya bakat” dan mereka yang tergoda dalam proses perjalanan. Hal ini menarik jika dikaitkan dengan penuturan seorang kader lain tentang awal munculnya ”arus pragmatisme”. Dari hasil wawancara dengan Sekretaris DPD PKS Pesawaran: Gejala ini bermula sekitar tahun 2002, pada saat Anis Mata AM mulai dekat dengan Fahri Hamzah FH, mantan aktifis mahasiswa dan Ketua KAMMI. Kedekatan itu terbangun ketika FH yang sedang bermasalah dengan struktur partai akibat beberapa manuvernya yang oleh pihak-pihak tertentu dinilai berlebihan, membutuhkan tempat untuk sharing. Berjumpalah FH dengan AM. Kemudian mereka menemukan banyak kecocokan pemikiran. 54 Seorang pengurus DPP mengidentifikasi adanya dua penyebab perubahan perilaku yang dikutipnya dari pendapat Ustadz Hilmi Aminuddin, yaitu al ’afat as sabiqah polutan hulu dan al ’afat al lahiqah polutan hilir. Dalam beberapa kasus persoalan-persoalan tersebut timbul karena afiliasi seorang kader sebelum dia terbina dalam sistem tarbiyah sedemikian kuatnya sehingga tampak lebih mewarnai pribadinya ketimbang fikrah yang diperolehnya dari Jemaah Tarbiyah. Sementara pada sebagian kasus yang lain, pengaruh yang kuat itu berasal dari interaksi kader yang bersangkutan dengan komunitas-komunitas lain setelah dirinya bergabung dengan Jemaah Tarbiyah. Dengan kata lain, perubahan-perubahan perilaku kader ke arah yang lebih pragmatis tadi disebabkan oleh tabiat orang yang bersangkutan dan pengaruh lingkungan. Dalam konteks ini, nilai-nilai yang sebelumnya diperoleh para kader dari proses tarbiyah kemudian diuji pada saat mereka berinteraksi dengan dunia nyata setelah Jemaah Tarbiyah berpolitik. Di sinilah terlihat 54 Sunarto, Sekretaris DPD PKS Kabupaten Pesawaran, Wawancara Pribadi, Gedong Tataan, 7 April 2017