48
Lisna Hikmawaty, 2014 Penerapan model pembelajaran kritik tari untuk meningkatkan pemahaman multikultur siswa
kelas xi SMA Negeri 7 Tangerang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Lenggang Cisadane
siswa akan
mengenal dan
memahami keberagaman budaya baik etnis dan agama yang ada di Kota
Tangerang. Kegiatan yang dilakukan pada awal penelitian yaitu pada pertemuan pertama, berupa esai yang berisikan tulisan siswa mengenai
Tari Lenggang Cisadane tanpa diberi pengetahuan mengenai aspek apa saja yang harus diperhatikan dan ditulis. Guru hanya menugaskan
siswa untuk memperhatikan gerak, musik, kostum serta budaya apa saja yang terdapat pada Tari Lenggang Cisadane. Kemudian kegiatan
siswa yang dilakukan di akhir penelitian yaitu pada pertemuan ketujuh, siswa ditugaskan kembali oleh guru untuk melakukan kegiatan
mengkritik dengan mendeskripsi, menganalisis serta mengevaluasi Tari Lenggang Cisadane. Siswa mendeskripsi Tari Lenggang Cisadane
secara umum, menganalisis unsur tari gerak, musik dan kostum dan keterkaitannya dengan karakteristik budaya yang terdapat pada Tari
Lenggang Cisadane serta mengevaluasi kelemahan dan kelebihan tari Lenggang Cisadane.
F. Teknik Analisis data
Analisis data kualitatif dalam Mertler 2011, meliputi sebuah proses analisis induktif. Proses analisi data sebelum dilaksanakan tindakan
adalah dengan mengamati atau mengobservasi karakteristik siswa kelas XI, wawancara siswa dan guru mengenai pembelajaran Seni Budaya yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Ketika melakukan analisis data kualitatif, peneliti mengawalinya dengan observasi spesifik yaitu data, mencatat
mencermati setiap pola di dalam data tersebut, merumuskan dan terakhir menyimpulkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi data yaitu, Reduksi data, penyajian data dan verivikasi data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman Sugiyono,
2012 : 247 . Teknik pengolahan dan penafsiran data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut.
1. Reduksi data
49
Lisna Hikmawaty, 2014 Penerapan model pembelajaran kritik tari untuk meningkatkan pemahaman multikultur siswa
kelas xi SMA Negeri 7 Tangerang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Semua data yang telah terkumpul akan diolah dengan menemukan hal
– hal pokok. Hal pertama yang dilakukan yaitu guru membaca semua hasil kerja siswa, kemudian memilih hasil siswa yang
terlihat menulis pola penyajian kritik tari secara lengkap. Melalui tahapan ini, terdapat beberapa siswa yang telah menuliskannya secara
lengkap. Tahapan ini dilakukan agar terlihat berapa siswa yang dengan lengkap menyajikan tulisan mengenai Tari Lenggang Cisadane.
2. Display data
Hasil dari pemilihan beberapa tulisan siswa yang sudah dipilih, kemudian diperiksa lagi untuk membuat rangkuman temuan penelitian,
sehingga pola maupun tema dari pembelajaran kritik tari untuk meningkatkan pemahaman multikultur siswa dapat diperoleh dengan
mudah.
3. Verifikasi data
Melakukan pengujian atas kesimpulan yang telah diambil, dengan membandingkan teori
– teori yang relevan.
100
Lisna Hikmawaty, 2014 Penerapan model pembelajaran kritik tari untuk meningkatkan pemahaman multikultur siswa
kelas xi SMA Negeri 7 Tangerang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemahaman multikultur dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kritik tari. Pola penyajian di dalam kritik tari yang
meliputi deskripsi, analisis, interpretasi dan evaluasi, diulas dengan memperhatikan aspek multikultural yaitu pemahaman, penghargaan
dan penilaian. Adapun Indikator dari masing – masing aspek
multikultur tersebut ialah pemahaman ragam gerak, busana dan musik dari masing
– masing daerah, pemahaman keterkaitan teks dengan konteks tari, penghargaan terhadap keunikan dari setiap daerah,
Menumbuhkan sikap simpati terhadap budaya lain, penilaian mengenai perbedaan keunikan antar budaya dan penilaian mengenai plagiarism
budaya. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemahaman multikultur
siswa sebelum dan sesudah penelitian meningkat. Hal ini terlihat dari tulisan atau kritik siswa mengenai teks dan konteks tari terhadap tari
lenggang cisadane. Jika pada awal penelitian siswa hanya menjelaskan mengenai jenis tari Lenggang Cisadane yang merupakan tari
kelompok, menyebutkan beberapa daerah yang terdapat di dalam tari Lenggang Cisadane, menyebutkan terdapat musik marawais berupa
rebana serta shalawat dan unsur musik Tionghoa yang khas dengan alat musik petiknya, sampai pada interpretasi awal siswa mengenai
makna dari nama Tari Lenggang Cisadane. Maka pada akhir penelitian tulisan atau kritik siswa menjadi lebih mendalam. Hal tersebut terlihat
dari penjelasan siswa mengenai tari Lenggang Cisadane pada awal paragraf, keunikan gerak dari masing - masing daerah yang diterdapat
pada tari Lenggang Cisadane serta kesesuaian gerak yang terdapat pada tari Lenggang Cisadane dengan ciri khas gerak yang terdapat