Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan

(1)

PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM

PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA

NEGERI 7 TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh:

Yoga Oktafiansyah NIM. 109011000061

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Yoga Oktafiansyah (109011000061). Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru dalam pengelolaan kelas terhadap hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan bersifat induktif, yaitu membiarkan permasalahan-permasalahan muncul melalui data yang ada disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam serta analisis dokumen dari hasil wawancara tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat menciptakan sebuah pengelolaan kelas yang baik, maka guru dituntut untuk dapat memiliki keterampilan: menciptakan dan memelihara iklim belajar yang optimal, mengendalikan kondisi belajar agar berlangsung efektif dan efisien, mengatur peralatan kelas, dan mengatur sosio-emosional. Hal ini memberikan pengaruh terhadap siswa bahwa terdapat peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


(7)

ABSTRACT

Yoga Oktafiansyah (109011000061). Influence Skills Teacher In Classroom Management Against Islamic Religious Education Learning Outcomes In SMAN 7 South Tangerang.

This study aims to investigate the influence of teachers in classroom management skills to the learning outcomes of Islamic Education. This research was conducted at SMAN 7 South Tangerang City. The method used is qualitative and inductive method, are let problems arise through existing data records with in-depth interviews and document analysis of the results of the interview.

The results showed that in order to create a good classroom management, the teachers are required to be able to have skills: creating and maintaining optimal learning climate, controlling the learning conditions in order to be effective and efficient, set-class equipment, and organize socio-emotional. This gives effect to the students that it is raising achievement or student learning outcomes in the cognitive, psychomotor, and affective in learning Islamic Education.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil „alamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan

kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Karena ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan perjuangan dalam membuat karya ilmiah skripsi ini yang berjudul

“Keterampilan Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan”.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan muslimah. Karena beliaulah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebagai makhluk sosial penulis tidak dapat hidup sendiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan

penelitian, penulis membutuhkan bantuan, dukungan, dan do‟a dari berbagai

pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Marhamah Saleh, Hj, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Siti Khadijah, MA. Selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini. Semoga Ibu dan keluarga selalu berada dalam lindungan-Nya. Amin. 5. Ibu dan Bapak tercinta dan tersayang yang telah banyak memberikan

dukungan moril maupun materil. Juga tak henti-hentinya memanjatkan


(9)

ridho-Nya di setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat.

6. Siswa-siswaku tersayang yang telah memberikan semangat dan warna baru serta pengalaman pembelajaran yang sangat luar biasa sebagai wujud kesiapan dalam menghadapi hari esok. Tetap semangat.

7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis mohon maaf bila penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati penulis sangat berharap menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pamulang, Juni 2016


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ………... 8

D. Perumusan Masalah ………... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan ... 9

1. Pengertian Keterampilan ... 9

2. Jenis-jenis Keterampilan ... 9

3. Keterampilan Guru ... 10

B. Pengelolaan Kelas ... 14

1. Pengertian Pengelolaan Kelas ... 14

2. Konsep Pengelolaan Kelas ... 15

3. Model Pengelolaan Kelas ... 17

4. Tujuan Pengelolaan Kelas ... 24

5. Masalah Pengelolaan Kelas ………. 25

6. Prinsip Pengelolaan Kelas ………... 26


(11)

C. Pendidikan Agama Islam ... 28

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 29

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 30

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 31

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam …..……….. 31

D. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas ... 33

E. Prestasi Belajar ……….……… 35

F. Hasil Penelitian yang Relevan ……….. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 40

C. Jenis Penelitian ... 41

D. Sumber Data ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMA Negeri 7 Tangerang Selatan ……….... 46

B. Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas ……… 51

1. Permasalahan Pengelolaan Kelas yang Dihadapi Guru PAI Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan ……… 51

2. Penciptaan dan Pemeliharaan Iklim Pembelajaran yang Optimal ……….. 52

3. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengendalian Kondisi Belajar yang Optimal ... 53

4. Pengaturan Peralatan dalam Kelas ... 54


(12)

C. Pengaruh Keterampilan Guru dalam Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di

SMA Negeri 7 Tangerang Selatan ……….. 56

1. Pengaruh Langsung ……….…. 56

2. Pengaruh Tidak Langsung ……….... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian penting sekolah atau kelas adalah Proses Belajar-Mengajar (PBM). Kualitas belajar siswa serta para lulusan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh fungsi dan peran guru.

Sekolah mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi-potensi siswa yang manusiawi, agar mampu menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun sosial. Sekolah sebagai suatu organisasi kerja yang terdiri dari beberapa kelas. Setiap kelas mempunyai perjenjangan sendiri. Menurut Hadari Nawawi menegaskan bahwa sekolah dan kelas diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendidik siswa, yang tidak harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam aspek kepribadiannya.1

Sebagai calon penerus bangsa, siswa dalam dunia pendidikan lebih ditekankan pada upaya membangkitkan semangat belajar yang tinggi.

1

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 117.


(14)

Kemauan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan bangsa perlu lebih ditanamkan lagi kepada mereka. Hal ini merupakan salah satu tantangan guru di dunia pendidikan. Para guru diharapkan dan harus mampu menciptakan pembelajaran dengan efektif, menyenangkan, tercipta suasana dan iklim pembelajaran yang kondusif, terdapat interaksi balajar-mengajar yang bagus, sehingga keberhasilan belajar dan prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan pembelajaran.

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak pendidik terdapat tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan culture transition yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan secara kontinyu, sabagai sarana vital bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini, pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral estetika maupun kebutuhan fisik peserta didik.2

Pada dewasa ini masih banyak permasalahan yang berkaitan dengan PBM. Seringkali muncul berbagai keluhan atau kritikan para siswa, orang tua siswa ataupun guru berkaitan dengan pelaksanaan PBM tersebut. Keluhan-keluhan itu sebenarnya tidak perlu terjadi atau setidak-tidaknya dapat diminimalisasi-kan apabila semua pihak dapat menjalandiminimalisasi-kan peran sebagainama mestinya, terutama guru sebagai pengelola kelas.

Pada tahun 2002 pemerintah merancang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) guna memacu akselerasi peningkatan mutu dalam pendidikan. Kemudian pada tahun 2006 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini dibuat dengan konsep kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, keadaan sosial budaya masyarakat setempat, dan

2Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 41.


(15)

karakteristik peserta didik, namun disamping itu tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.3

Pembaharuan dunia pendidikan saat ini memberikan pengaruh besar terhadap persiapan dan cara mengajar seorang guru serta mempengaruhi persiapan dan kondisi belajar siswa di kelas, Metode mengajar yang berbeda memberikan pengaruh terhadap suasana belajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru perlu terampil dalam mengelola kelas.

Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.

Manajemen kelas merupakan bagian dari pengelolaan sekolah yang ikut menentukan mutu pendidikan. Kemampuan seorang guru dalam pengelolaan kelas, memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Hal ini harus dipahami bahwa pendukung utama tercapainya tujuan pembelajaran sebagai media pertemuan segala komponen pendidikan. Pengelolaan kelas merupakan tugas utama guru dan wali kelas dalam menciptakan suasana kelas yang memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan, memperbaiki belajar siswa sehingga tetap tertarik terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih mudah dalam menerima pelajaran.

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru

3Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 8


(16)

memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.

Sementara ini pemahaman mengenai pengelolaan kelas nampaknya masih keliru. Seringkali pengelolaan kelas dipahami sebagai pengaturan ruangan kelas yang bersifat fisik seperti tempat duduk, lemari buku, dan alat-alat mengajar. Padahal pengaturan sarana belajar mengajar di kelas hanyalah sebagian kecil saja, yang terutama adalah pengkondisian kelas, artinya bagaimana guru merencanakan, mengatur, melakukan berbagai kegiatan di kelas, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik.

Sebagai bentuk pengkajian, Saya melakukan observasi di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengetahui benar tidaknya pernyataan bahwa sejauh ini jarang sekali ada sekolah di Indonesia yang melaksanakan pengelolaan kelas dengan tepat, meskipun Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sudah memberikan dan mensosialisasikan pengelolaan kelas yang seharusnya dilakukan. Depdiknas pernah melakukan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah mengenai pengelolaan kelas, Namun hasilnya belum terlihat secara nyata dalam pengelolaan kelas.

Pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Oleh sebab itu, manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.4

Hal ini harus dipahami bahwa pendukung utama tercapainya tujuan pembelajaran sebagai media pertemuan segala komponen pendidikan. Pengelolaan kelas merupakan tugas utama guru dan wali kelas dalam menciptakan suasana kelas yang memungkinkan terjadinya interaksi

4

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 22


(17)

pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan, memperbaiki belajar siswa sehingga tetap tertarik terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih mudah dalam menerima pembelajaran.

Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.5

Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan siswa.6

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.

Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar maupun di Sekolah Menengah memiliki tujuan dan fungsi berbeda dari setiap komponen materi yang dipelajari oleh siswa. Guru pendidikan agama Islam harus mampu

5

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h. 21

6

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 29


(18)

memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran dan mampu mengelola kelas dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga prestasi yang dihasilkan memungkinkan dapat membantu siswa dalam mencapai suatu kemudahan, kecepatan mencapai kebiasaan, dan kesenangan murid dalam mempelajari Islam untuk dijadikan pedoman dan petunjuk hidup dalam kehidupan siswa.

Prestasi ini tidak hanya terlihat dalam lingkungan sekolah saja, tetapi juga teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas yang hanya terjadwal dengan dua jam mata pelajaran setiap minggunya pada SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, memiliki nilai kebutuhan yang tinggi bagi siswa. Dengan waktu sangat minim dan komponen materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermacam-macam tujuan dan fungsinya, maka dibuatlah perencanaan pembelajaran dengan matang agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan.

Namun dalam proses belajar mengajar di kelas sering ditemui sikap atau tingkah laku siswa yang dapat mengganggu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah. Upaya-upaya yang dilakukan ini merupakan usaha dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan yang baik ialah


(19)

bersifat menantang dan memacu siswa untuk belajar, memberikan rasa ramah dan kepuasan dalam mencapai tujuan.7

Meskipun pengelolaan kelas berkedudukan penting seperti dijelaskan di atas, namun banyak aspek pengelolaan kelas yang diabaikan guru. Sehingga hal itu mempunyai efek negatif terhadap proses belajar siswa baik dari segi menurunnya motivasi belajar, menurunnya kedisplinan murid, serta hal-hal yang tidak diharapkan.

Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya memiliki pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.8

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang realisasi pengelolaan kelas serta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Untuk itu, penelitian ini diberi judul:

"PENGARUH KETERAMPILAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 7 TANGERANG SELATAN"

7Idem…

h. 34 8


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun kondisi yang ada saat ini adalah:

1. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran PAI

2. Waktu belajar yang sangat minim menuntut guru untuk dapat membuat sebuah perencanaan dan pengelolaan pembelajaran dengan matang

C. Pembatasan Masalah

Kajian dalam penelitian ini mencakup tentang masalah-masalah pengelolaan kelas yang dihadapi Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

Apakah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas mampu menghasilkan peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan keterampilan guru dalam pengelolaan kelas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan. 2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai bahan masukan konstruktif untuk memperluas pengetahuan tentang keterampilan pengelolaan kelas, serta sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan keterampilan pengelolaan kelas.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecakapan/kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas.1 Sedangkan menurut istilah berarti kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil latihan dan pengalaman yang telah didapat.

2. Jenis-jenis Keterampilan

Pada dasarnya keterampilan ada 4 jenis, yaitu:2 a. Basic Literacy Skill

Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang seperti; membaca, menulis, dan mendengar.

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia 2


(22)

b. Technical Skill

Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki seperti; menghitung secara tepat, dan mengoperasikan computer.

c. Interpersonal Skill

Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja seperti; pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas, dan bekerja dalam satu tim.

d. Problem Solving

Menyelesaikan masalah adalah proses aktifitas untuk menajamkan logika, berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.

3. Keterampilan Guru

Keterampilan guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan guru adalah penilaian berupa tanggapan atau pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mencampai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Turney mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:3

3


(23)

a. Keterampilan bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa.Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.

b. Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimik muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dan sebagainya.


(24)

c. Keterampilan mengadakan variasi

“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai

perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini,

“variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan

utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk

mengurangi rasa bosan yang membuat siswa tidak lagi fokus pada proses KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu

melakukan berbagai “variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat

pada pelajaran.

d. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 1) Membuka Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi,


(25)

memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

2) Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa.

“Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut.

f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan


(26)

kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.

g. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan

kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. 4

4

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 175


(27)

Menurut Hamalik dalam Djamarah ”kelas adalah suatu kelompok orang

yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari

guru.” 5

Sedangkan menurut Made Pidarta dalam Djamarah, “Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap

problem dan situasi kelas.” Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan

memelihara sistem atau organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. 6

Kemudian menurut Mulyasa, “Pengelolaan kelas merupakan

ketrampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.” 7

Berdasar pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan baik.

2. Konsep Pengelolaan Kelas

Keterampilan pengelolaan kelas memiliki komponen sebagai berikut: 8

a. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, antara lain:

1) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikanreaksi terhadap gangguan di kelas

2) Membagi perhatian secara visual dan verbal

5

Ibid, h. 172 6

Ibid, h. 175 7

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 91 8


(28)

3) Memberi teguran secara bijaksana 4) Memberikan penguatan ketika diperlukan

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, antara lain:

1) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan 2) Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan 3) Mengurangi perilaku yang buruk dengan hukuman

4) Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah c. Pengaturan peralatan dalam kelas, antara lain:

1) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar 2) Pengaturan tempat duduk

3) Ventilasi dan pengaturan cahaya

4) Pengaturan penyimpanan barang-barang d. Kondisi sosio-emosional

1) Tipe kepemimpinan 2) Sikap guru

3) Suara guru

4) Pembinaan hubungan baik

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen pengelolaan terdiri dari penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal, keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal, pengaturan peralatan dalam kelas, serta kondisi sosio-emosional.


(29)

3. Model Pengelolaan Kelas

Terdapat beberapa model dalam pengelolaan kelas yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran, yaitu model humanistik, model democratik, model behavioristic dan model konstruktivis. 14

a. Model Humanistic

Aplikasi teori belajar humanistik dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum, dan sebagainya). Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan aktif) mahasiswa di dalam proses belajar.

Prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah;

1) Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. 2) Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran

dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

3) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

b. Model Demokratik

Model demokratik juga sangat menghargai perbedaan dan hak-hak individual pebelajar,dan bahkan menekankan pada pentingnya kebebasan bersuara. Model ini, para pebelajar diberikan hak dan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan mengelola kelas mereka. Pembelajaran yang diterapkan adalah

relativelt student-centerd. Pada saat yang sama pula, peran pembelajar

14

Imam Azhar, Pengelolaan Kelas dari Teori ke praktek, (Yogyakarta: Insyira, 2013), h. 75


(30)

dalam mengelola kelas juga besar. Terkadang para pembelajar diharapkan mampu menunjukkan alasan yang rasional untuk menerima perilaku pembelajar.

Ada tiga cara bagi para pembelajar yang dapat digunakan untuk memprtahankan dan memelihara focus pebelajar dalam prosespembelajaran. Yaitu:

1) Mengembangkan cara-cara yang dapat membuat para pebelajar memiliki sikap tanggung jawab, seperti: pemberian tugas individual, presentasi, produk dan uji kompetensi. 2) Menggunakan kelompok, dan

3) Memformat kelas atau materi pelajaran yang minim dengan kebosanan.

c. Model Behaviristik

Behavioristik merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

d. Model Konstruktivis

Teori belajar kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam diri seseorang. Si pelajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. Kontruktivistik menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam , pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa.


(31)

Pembelajaran berbasiskan konstruktivisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

1) Pengetahuan adalah non-objektif, temporer, selalu berubah dan tidak menentu.

2) Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. 3) Mengajar adalah menata lingkungan agar siswa termotivasi

dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan.

Sistem pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran dimasa kini dan masa

akan datang semakin kompleks. Kompleksitas itu menghendaki guru-guru

perlu memiliki suatu wawasan tentang bagaimana mengelola

kelas-kelasnya secara lebih efektif. Guru dalam memainkan perannya dan

tugasnya mempunyai responsibilitas untuk menyelenggarakan

program-program instruksional (pengajaran dan pembelajaran) dan menciptakan

lingkungan kelas yang menyenangkan guna memungkinkan setiap siswa

mengembangkan potensi-potensinya secara maksimal.

Kelas yang diorganisasi dengan baik dan dikelola secara efektif dan

efisien merupakan fundasi esensial bagi terselenggaranya suatu program

instruksional yang baik dan terciptanya suatu iklim saling merespek dan

memperdulikan antara siswa dan guru. Oleh karena itu dapat diidentifikasi

dengan 2 kunci sebagai komponen yang penting dalam sebuah kelas yang


(32)

a. Kegiatan Administrasi Manajemen

Kegiatan administrasi pendidikan tidak terlepas dari proses

manajemen. Sebuah kelas sebagai suatu unit kerja yang di dalamnya

bekerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,

dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas melakukan

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

koordinasi, komunikasi, dan kontrol.

1) Perencanaan kelas

Program umum berupa kurikulum sebagai program umum harus

diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan

mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat

berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan,

program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula

berupa program harian

2) Pengorganisasian kelas

Program kelas sebagai rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat dilaksanakan dan diwujudkan. Aspek terpenting dalam pengorganisasian ini adalah usaha dalam menempatkan personal yang tepat pada tempat yang tepat, dengan memperhatikan kemampuannya, tingkat pendidikannya, masa kerja dan pengalamannya dan lain-lain. Kemudian melengkapinya dengan alat-alat yang memugkinkan personal tersebut melaksanakan tugas-tugasnya.

3) Pengarahan

Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan, yang mana kegiatan ini harus diusahakan untuk tidak menyimpang dari rencana atau program yang telah disusun. Untuk


(33)

itu diperlukan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk bahkan bimbingan-bimbingan agar kegiatan tidak menyimpang dari rel yang seharusnya.

4) Koordinasi kelas

Koordinasi kelas merupakan kegiatan membawa personal, material, semua fasilitas, teknik-teknik dan tujuan kedalam suatu hubungan kerja yang harmonis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi kelas dapat diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peran masing-masing. Setiap personal menyampaikan saran, pendapat, dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja orang lain

5) Komunikasi kelas

Komunikasi disalurkan berupa kesediaan menyampaikan keterangan dan penjelasan yang diperlukan oleh pihak lain sebagai anggota kelas untuk mewujudkan program kelas. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal di dalam rapat atau diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan di dalam dan di luar kelas/sekolah.

6) Kontrol kelas

Kontrol dihubungkan dengan program yang disusun, dengan maksud menilai apakah tujuan telah dicapai atau sampai dimana tujuan telah diwujudkan. Bentuk konkrit kontrol berupa realisasi jadwal pelajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi setiap personal dalam program kelas. Melalui kontrol dapat diperoleh data tentang keberhasilan dan ketidaberhasilan setiap kegiatan.


(34)

b. Kegiatan Operatif Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen administrasi kelas harus ditunjang dengan kegiatan

manajemen operatif agar seluruh program berlangsung efektif bagi

pencapaian tujuan dan keberhasilan belajar. kegiatan ini meliputi:

1) Tata usaha kelas

Tercakup seluruh kegiatan manajemen administratif kelas dan

manajemen operatif sebagai kegiatan yang berangkai dan

dikendalikan agar seluruhnya tertuju pada tujuan yang sama. Kegiatan

tata usaha dapat berupa menghimpun dan mencatat data murid

diantaranya nama, tempat dan tanggal lahir, data kesehatan dan nilai

hasil belajar, hubungan sosial, mencatat atau membuat buku

inventaris kelas, membuat jadwal pelajaran, mengirim laporan kelas.

Untuk itu dibutuhkan berbagai sarana penunjang seperti buku

stambuk, buku laporan pendidikan, dan lain-lain, yang menyangkut

aspek perbekalan dalam kegiatan manajemen operatif.

2) Perbekalan kelas

Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program

kelas berlangsung secara efekif. Perbekalan kelas dapat berupa: papan

tulis, dan berbagai alat peraga, raport, meja kursi guru dan murid.

3) Kegiatan keuangan kelas

Pengadaan, pemeliharaan perbekalan kelas, dan pelaksanaan beberapa

program kelas mengharuskan tersedianya sejumlah dana. Dana dari

murid untuk melakukan kegiatan kelas, pengelolaannya dilakukan


(35)

wali kelas. Sedangkan dana yang bersumber dari sekolah untuk

kepentingan kelas dibawah bimbingan guru dan kepala sekolah.

4) Pembinaan personal kelas

Pengelolaan personal yang terdiri dari siswa-siswa. Kegiatan ini

berkenaan dengan aspek penempatan murid, yaitu; tempat duduk

murid, besar kecilnya badan, kesehatan mata dan pendengaran murid

serta jenis kelamin dan persahabatan antar murid, pengelompokan

dalam kelompok belajar dengan memperhatikan aspek intelegensi,

bakat dan minat.

5) Hubungan masyarakat di lingkungan sekolah

Hubungan masyarakat diciptakan secara intern dan ekstern. Secara

intern menyangkut usaha memberikan informasi dan penjelasan pada

murid di kelas lain atau pada guru-guru yang tidak bertugas di kelas

tersebut, agar memahami program yang hendak direalisir di suatu

kelas. Sedangkan yang ekstern dapat dilakukan dengan orang tua/wali

murid, dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang

program kelas

6) Kepemimpinan wali kelas

Kepemimpinan diartikan sebagai mengarahkan, membimbing,

mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan

tingkah laku orang lain. Guru kelas harus melakukan usaha

menggerakkan, memotivasi, menyatukan pikiran dan tingkah laku

para siswa dan guru terarah pada tujuan yang terdapat dalam program


(36)

4. Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut, pertama: mewujudkan situasi dan kodisi kelas, baik secara lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. Kedua:

menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran. Ketiga: menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

Keempat: membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. 9

Sedangkan menurut Nurhasnawati tujuan pengelolaan kelas yaitu:

a. Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya

b. Membantu siswa agar mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas

c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri sendiri diri dalam tugas serta tingkah laku sesuai dengan kegiatan kelas 10

Selanjutnya Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengejaran secara efektif dan efisien.11

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahawa tujuan pengelolaan kelas adalah untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya dan menghilangkan hambatan yang dapat

9

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 18 10

Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Micro, (Pekanbaru: Suska Press, 2002), h. 31 11


(37)

mengganggu pembelajaran sehingga dapat tercapainya efektifitas atau keberhasilan pembelajaran.

5. Masalah Pengelolaan Kelas

a. Masalah pada aspek fisik

Bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual, yaitu:12

1) Tingkah laku menarik perhatian

Siswa mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dianggapnya dapat menarik perhatian orang lain. Sehingga diberi bantuan ekstra.

2) Tingkah laku mencari kekuasaan

Siswa berperilaku yang dapat menguasai orang lain seperti mendebat, marah, dan selalu lupa pada peraturan kelas yang disepakati sebelumnya.

3) Tingkah laku membalas dendam

Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya merasa lebih kuat, misalnya mengancam, menendang, dan sebagainya.

4) Peragaan ketidakmampuan.

Siswa biasanya sangat apatis terhadap pekerjaan apapun.

b. Masalah pada aspek non-fisik

Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Lois V. Johnson dan Marry A. Bany adalah:13

12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Manajemen Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), h. 201.

13

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka cipta, 2004), h. 119


(38)

1) Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya.

2) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek kelas yang dalam pengajaran Seni Suara menyanyi dengan suara sumbang.

3) “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas. 4) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas

yang tengah digarap.

5) Semangat kerja rendah. Misalnya aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.

6) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain. Masalah pengelolaan kelas aspek fisik biasanya cenderung tidak menjadi sesuatu berkepanjangan. Tetapi aspek nonfisik seringkali menjadi masalah serius. Namun masalah tersebut tetap harus ditangani secara baik.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.

6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu: faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah


(39)

suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dan sebagainya.

Oleh karena itu, untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, perlu dikuasai oleh guru prinsip-prinsip pengelolaan kelas, yang meliputi:14

a. Hangat dan Antusias

Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

b. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, selanjutnya akan menambah menarik parrhatian siswa dan dapat mengendalikan gairah belajar siswa.

c. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaannya merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

d. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didk serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

14Idem,… h. 78


(40)

e. Penekanan pada hal-hal yang positif

Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

f. Penanaman disiplin diri

Siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu, guru selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

Keakraban guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang, kevariasian dalam pembelajaran, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya, penekanan guru tarhadap tingkah laku siswa yang positif, dan keteladanan guru merupakan modal awal dalam penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan menambah menarik perhatian anak didik, Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini merupakan konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia (dalam aspek rohani dan jasmani) yang berlangsung secara bertahap agar menjadi lebih baik.15

15

Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 12


(41)

Agama Islam merupakan sebuah agama yang mengajarkan ketauhidan untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Allah SWT namun tetap menghormati kerukunan antarumat beragama.

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.16

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus mempunyai landasan ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan agama Islam itu dihubungkan, yaitu:17

a. Al-Quran

Al-Quran adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada nabi Muhammad SAW. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan.

b. As-Sunnah

As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan.

16

Drs. Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 75

17


(42)

c. Ijtihad

Ijtihad adalah istilah para fuqaha yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syariat Islam untuk menetapkan/menentukan sesuatu hukum syariat Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Quran dan Sunnah.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Jika kita berbicara tentang tujuan Pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami. Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.18

Ada beberapa tujuan pendidikan Islam:19

a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

b. Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Oleh karena itu, orang yang sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang.

18

Prof. H. Muzayyin Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam,… h. 108

19


(43)

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai Muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Fungsi pendidikan agama Islam adalah secara sadar dapat membimbing, mengajar, dan melatih siswa agar dapat:

a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga

b. Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.

c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahannya dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.20

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup PAI di SMA menurut PERMENDIKNAS RI NO 22 Tahun 2006 meliputi Keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, Akhlak, Fiqih/Ibadah, serta Tarikh/Sejarah Islam 21

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasannya, pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang dilaksanakan di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan di antaranya:

20

Drs. Muhaimin MA, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah,… h. 83

21


(44)

a. Pengajaran keimanan22

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak yang Maha Esa yaitu Allah beserta sifat dan wujud-Nya yang sering disebut dengan tauhid. Keimanan merupakan akar suatu pokok agama, pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan.

b. Pengajaran akhlak

Kata akhlak berawal dari bahasa Arab yang berarti bentuk kejadian dalam hal ini bentuk batin atau psikis manusia. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia sebagai sistem yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Manusia dan lainnya yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Dalam pelaksanaannya pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik.

c. Pengajaran ibadah

Ibadah menurut bahasa artinya, taat, tunduk, turut, ikut dan doa. Dalam pengertian yang khusus ibadah adalah segala bentuk pengabdian yang sudah digariskan oleh syariat Islam baik bentuknya, caranya, waktunya serta syarat dan rukunnya seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain.

Pengajaran ibadah ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang ibadah tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga situasi proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

d. Pengajaran al-Qur’an dan Hadist

Al-Qur’an dan Hadist adalah sumber ajaran agama Islam pertama dan utama. Al-Qur’an dan Hadist adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah dan sabda Rasulullah.

22


(45)

Dalam hal ini pada tingkatan SMA, memahami dan menghayati pokok-pokok al-Qur’an dan Hadist serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan.

e. Pengajaran tarikh atau sejarah Islam

Tarikh merupakan suatu bidang studi yang memberikan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam meliputi masa sebelum kelahiran Islam, masa nabi dan sesudahnya baik pada daulah Islamiah maupun pada negara-negara lainnya di dunia, khususnya perkembangan agama Islam di tanah air.

Pelaksanaan pengajaran tarikh ini diharapkan mampu membantu peningkatan iman siswa dalam rangka pembentukan pribadi muslim disamping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap Islam dan kebudayaannya, memberikan bekal kepada siswa dalam melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau untuk menjalani kehidupan pribadi mereka bila putus sekolah, mendukung perkembangan Islam masa kini dan mendatang. Di samping meluaskan cakrawala pandangan terhadap makna Islam bagi kepentingan umat Islam.

D. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, itu


(46)

merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi, lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.

Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Peran guru pada pada kegiatan belajar siswa sangat menentukan prestasi siswa. Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.


(47)

Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi, untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuanya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni prestasi merupakan hasil belajar yang berasal dari infomasi yang telah diperoleh pada tahap proses belajar sebelumnya.

Menurut Asep Jihat, belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.23 Sedangkan menurut Sardiman, belajar merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.24 Prestasi belajar yang sering disebut juga hasil belajar yang artinya apa yang telah dicapai oleh suatu siswa setelah melakukan kegiatan balajar yang mencakup aspek kongnitif, afektif dan psikomotor.25

Prestasi siswa dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar

23

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009), h. 37

24

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo, 1996), h. 77

25

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), h. 15


(48)

merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar mengajar. Menurut Hadari Nawawi, Prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.26

Menurut Oemar Hamalik, untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa maka perlu diadakan pengukuran secara:27

a. Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program intruksional

b. Pengukuran (measurement) berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa dan atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi – informasi sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran, yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan penilaian hasil belajar.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Secara rinci faktor tersebut adalah sebagai berikut:28

26

Hadari Nawawi, Administrasi sekolah, (Jakarta : Galio Indonesia, 1998), h. 29 27

Oemar Hamalik, Metode Belajar Dan Kesulitan - Kesulitan Belajar. (Bandung: Tarsito, 1995), h. 63

28

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 105


(49)

a. Faktor interen meliputi :

1)Faktor jasmani yang terdiri atas faktor kesehatan dan cacat tubuh 2)Faktor psikologi yang terdiri atas intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kelemahan b. Faktor eksteren meliputi :

1)Faktor keluarga terdiri atas cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga

2)Faktor sekolah terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas belajar

3)Faktor masyarakat terdiri atas kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, temen bergaul, bentuk kehidupan masyarakat

Prestasi belajar atau hasil belajar siswa perlu diketahui oleh siswa yang bersangkutan guna mengetahui seberapa besar kemajuan yang telah dicapai oleh siswa serta seberapa baik kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Prestasi belajar siswa dapat ketahui melalui proses evaluasi pembelajaran.


(50)

Menurut Muhibbin Syah, tujuan evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah diketahui siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu. Sehingga guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

b. untuk mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya. posisi yang dimaksud adalah mutu kemampuan yang dimiliki siswa di kelas jika dibandingkan dengan teman – temen lainnya.

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Maka dengan evaluasi guru dapat mengetahui usaha yang dilakukan siswa apakah efisien atau tidak dalam usaha mencapai prestasi.


(51)

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penulis temui tentang hasil penelitian yang relevan, diantaranya:

1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Apry Purnomo yang berjudul:

”Hubungan Antara Pengelolaan Kelas dengan Minat Belajar Siswa di MTs. Assa’adatain Depok”

Hasil menunjukkan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru ada hubungan yang signifikan terhadap minat belajar siswa. Koefisiensi determinasi sebesar 16.5% terhadap minat belajar siswa, sedangkan faktor lain yang berpengaruh di luar pengelolaan kelas sebesar 83.5% seperti, motivasi, bakat, dll.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Dwi Prasetiawati yang berjudul:

”Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motovasi Belajar Siswa di SMK 2

Mei Ciputat”

Hasil menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik pula motivasi belajar siswa.

Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu sama-sama meneliti pengelolaan kelas guru pada sebuah pembelajaran di sekolah.

Kemudian perbedaannya adalah mengenai keterampilan (skill)


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah letak dimana penelitian dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan, berkaitan dengan permasalahan penelitian. Lokasi yang dipilih pada penelitian ini adalah SMAN 7 Tangerang Selatan.

SMAN 7 Tangerang Selatan merupakan sekolah/lembaga pendidikan berkualitas yang letaknya tidak jauh dari pusat kota BSD, dan uniknya siswa-siswanya tidak hanya dari suatu kawasan, namun mereka datang dari beberapa kawasan, baik dari sekitar sekolah itu maupun dari kawasan kota lainnya. Pengembangan kualitas dan pembinaan guru melalui berbagai macam penataran keilmuan serta pengembangan seluruh siswa SMAN 7 Tangerang Selatan melalui kegiatan-kegiatan siswa yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah sehingga dapat menambah pengalaman dan wawasan bagi siswa.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,


(53)

motivasi, tindakan, dll., secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialamiah dan dengan memanfatkan berbagai metode ilmiah.1

Penelitian kualitatif ini bersifat induktif, yaitu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiaskan terbuka untuk interpretasi. data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan bahwa studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu.2

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti suatu kasus yang terjadi di SMAN 7 Tangerang Selatan. Dengan adanya studi kasus ini, diharapkan dapat mengumpulkan data-data yang diperoleh, kemudian mengolah, menganalisis dan menyimpulkannya, sehingga didapatkan pemahaman yang jelas tentang pelaksanaan pengelolaan kelas, serta faktor pendukung dan penghambatnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.3 Dari sini dapatlah peneliti mengerti bila yang dimaksud sumber data adalah dimana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi yang

1

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remeja Rosdakarya, 2005), h. 6.

2

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 64.

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 107


(54)

berupa data-data yang diperlukan oleh peneliti sehingga mendukung penelitian ini.

Sumber data sebagai subjek utama penelitian ini adalah Siswa Kelas XI IPA 1 dan XI IPS 5. Hasil wawancara dan keterangan yang diperoleh dari siswa di SMAN 7 Tangerang Selatan akan membantu untuk mengetahui pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang terjadi di kelas.

Adapun sumber data kedua yang berfungsi sebagai informan penelitian ini adalah guru PAI. Informan adalah orang yang memberikan informasi. Informan dapat dikatakan sama dengan responden, apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh peneliti.

Sedangkan responden atau penanggap dalam penelitian ini adalah sampel dari kelas IPA dan kelas IPS. Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangannya dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara.

Keterangan yang diperoleh dan diketahui dari responden sebagai informan pada penelitian ini, adalah berupa hasil angket dan wawancara mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan serta faktor penghambat dan pendukungnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.4

Metode ini digunakan dengan jalan terjun langsung ke dalam lingkungan, di mana penelitian itu dilaksanakan disertai dengan pengamatan dan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi antara

4


(55)

data yang dibutuhkan. Hal-hal yang di observasi adalah aktivitas yang dilakukan guru PAI dan siswa sebagai pelaku pengelolaan kelas selama dalam waktu penelitian sampai data yang diperlukan cukup. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh data riil tentang lokasi, lingkungan belajar, sarana dan prasarana yang tersedia dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, dan sebagainya.

2. Interview (Wawancara)

Interview adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya.5

Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dari guru Pendidikan agama Islam dan siswa melalui percakapan langsung untuk memperoleh data-data atau informasi yang sebanyak-banyaknya mengenai pokok permasalahan yaitu pelaksanaan pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Tangerang Selatan. 3. Kuesioner (angket)

Teknik angket kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam metode angket ini digunakan kuesioner tertutup; yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah tersedia.6

Berdasarkan pada uraian di atas maka dalam penelitian ini digunakan angket yang sudah disediakan jawabannya (kuesioner tertutup). Hal ini didasarkan atas bahwa memungkinkan penulis untuk mengungkapkan data secara serentak dan luas tanpa menyulitkan responden dalam memberikan jawaban.

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan, pengambilan sampel dalam metode kuesioner ini menggunakan sampel secara tidak

5

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset,1991), h. 192. 6


(56)

acak dengan “purposif sampling”, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Menurut Suharsimi arikunto pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu dengan analisis deskriptif.

Data yang bersifat kualitatif akan dianalisis dengan mendeskripsikan tentang keadaan atau status fenomena yang diselidiki dengan menggambarkan berupa kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut data yang diperoleh kemudian diambil suatu kesimpulan dari data tersebut. Teknik analisis ini merupakan tehnik analisis pokok yang digunakan dalam penelitian ini, yang mana hasil data yang diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis dalam teknik analisis data kualitatif. Hal ini juga sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Data Display (Penyajian Data)

Mendisplay data dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data-data yang diperoleh dari lapangan. Data dicatat dengan rinci secara naratif dan diuraikan dengan kalimat verbal, sehingga memungkinkan membuat kesimpulan dan tindakan selanjutnya.


(1)

E. Mulyasa, Menjadi Guru ProJbsiohal, @andung: Remaja Rosdakarya,2007), h.

9l

lmam Azhar, Pengeloloan Kelas Dari Teori Ke Praktek, (Yogyakarta: Insyira, 2013), h.7 5

Abdul Maj id, P erenc anaan P emb el aj aran, (B andung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 18

Nurhasnaw ati, S t r at e gi P e n gaj aran Mi cr o, (Pekanbaru : Suska Press, 2002), h. 31

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2000), h. 69

Prof. H. Muzayyin

Arifin,

M.Ed, Filsafat Pendidikan Islom, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 12

Drs. irluhaimin MA, Paradigma Pendidikon Islam Upaya MengefekiJkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, @andung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 7 5

Dr. Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikbn Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2011), h. 19

Referensi BAB

III

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: Remeja Rosdakarya, 2005), h. 6.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, @andung: PT. Remaja

Rosdakarya , 2005), h. 64.

Suharsimi Arikunto, Prosedur P enelition Suatu

P endekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta,2002),h.

107

Sutrisno Hadi, Metodologi Research

Jilid

II,

(Yogyakarta:


(2)

Referensi BAB

IV

Jakart4 27

luni20l6

Penguji Buku Pedoman Manajemen Sekolah Tahun fEta;aran 2015/2016 (SMA Negeri 7 Tangerang Selatan)

Wawancara Oleh Ibu Nuraini, Guru

pAI

SMA Negeri 7

Tangerang Selatan Pada Tanggal 13 November 2015

Di

Ruang Guru

Wawancara Oleh SatriaNugraha, Salah Satu Siswa

D

SMA Negeri 7 Tangerang Selatan pada Tanggal 5 Juni


(3)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 111

SURAT TUGAS MEMBIMBING SKRIPSI

Nomor : Un.01/F.l/KM.ol

.tt.lYjl.nOrc

Lamp.

:-Hal

: Bimbingan Sl<ripsi

Nama

NIM

Jurusan Semester

Judul Skripsi

Tembusan:

l.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa ybs.

Jal<arta,

l5

Oktober 2015

Yoga Oktafiansyah 10901 1000061

Pendidikan Agama Islam

13

"Keterampilan Pengelolaan Kelas Guru Dalam Pembelajaran Kepada Yth.

Siti Khadijah,

MA

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmr-r Tarbiyah dan l(eguruan UIN Syarif Hidayatul lah

Jakarta.

A s s alamtt' alaikum wr.w b.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

untuk

menjadi pembimbing

I/II

(materi/teknis) penulisan skipsi mahasiswa:

Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan"

Judul tersebut telah disetujui olehJurusan yang bersangkutanpadatanggal

4

Mei 2015, abstraksi/oztline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembirnbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam) bulan,

dan

dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara" kami ucapkan terima kasih.

.tlassalamu'alailam

wr.wb.

rr

'=:


(4)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK

Jl. k. H. Juanda No gS Ciputat 15412 lndonesia

FORM

(FR)

No. Revisi:

SURAT

PERMOHONAN IZIN

OBSERVASI

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-066 Tgl. Terbit

:

1 Maret 2010

Jakarta, 06

November 2015

Nomor:

Un.01/FI./KM.0 1 .Sl.lg.92.zOt s

Lamp.:

-Hal

:

Observasi

Tembusan:

Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan

Kepada

Yth.

Kepala

SMA Negeri

7

Tangerang

Selatan

Assa/amu' al ai ku

m

w r.wb.

Dengan hormat kami sampaikan

bahwa:

Nama

:yoga

Oktafiansyah

NIM

:

10901 1000061

Jurusan

: pendidikan

Agama

lslam

Semester

:

13

adalah benar mahasiswa pada Fakultas

llmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

syarif

Hidayatullah Jakarta

dan

sehubungan

dengan

penyeleJaian

tugas

akhir kuliah, mahasiswa tersebut memerlu(an observasi'awal dengan

pihak

terkait. Oleh karena

itu,

kami mohon kesediaan Saudara untuk

menerima

mahasiswa

tersebut

dan memberikan bantuannya.

Demikianlah,

atas

perhatian

dan

bantuan

saudara kami

ucapkan

terima

kasih.

Wa ssalamu' al aiku

m

w r.w b.

9580417 199203

1 001

a.n.

Dekan

.:..

,.*

-

Kabaq.

Tata

Usaha

r. i;,1..;1, -;;

'-i\ n" !

i ;.h.--;-o - '<;.'i' r\. ..,....1

{'n\"

,',


(5)

KEMENTERMN

AGAMT

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM

(FR) gl.

Terbit :

1 Maret 2010

SURAT

PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

Nomor : un.01/F.1/KM.o1.3/.10t\./201 5

Lamp.

:-Hal

:

Permohonan

lzin

Penelitian

Jakarta, 1 1 November 201S

Nama NIM

iurusan

Semester

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

iviahasiswayang.beisangkuthn. ":"

Kepada Yth. Kepala Sekolah

SMA

NegeriT

Tangerang Selatan

di Tempat

Assa/amu'a laikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Yoga Oktafiansyah 10901 1000061

Pendidikan Agama lslam 13

Judul

Skripsi

: Strategi Pengelolaan Kelas pada Pembelajaran Pendidikan Agama

lslam

dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

di

SMAN

7

Tangerang

Selatan

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

skripsi,

den

akan.

mengadekai penelitian (r.iseti

di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam u' al aiku m wr.wb.

Majid Khon,

M.Ag


(6)

.13

*

',+.

t,?- t

tt-l 3 l a

V

L$"-I

!

.Y1.t:7.*'.

^\ -:xm-! -.2

PEMERI]'{TAII

KOTA'TANGITRANG SELATAN

DINAS PENDIDIKAN

SMA

NE,GE,RI

7

Akreditosi A (SK BAP S/M Provinsi Banten 06/8AP-S/M-SK/XI/2008) Villo Melnti Mas Bloli J, Serpong Uttro 15326 Telp. 021-5388818 Fnx. 021-53 I 5-1677

ernail: smallRangcrilrgs-L-lq!!lllrli/)'jl]10a.-c-!1'll, Il-l-TP//rvr.vrv.stnanTtan.qerangselatan.sch.icl

Yang

bertandatar-rgan

di

bawah

ini

I(epa1a

SMA Negeri

7

Tangerar-rg Selatan Provinsi

Banten, dengan

ini

menerangkan bahwa:

Nama

NIRM/NPM

Fakultas Prograrn studi .Ienjang Pendidikan .Iudul Sklipsi

Menyatakan bahwa nama tersebut

di

atas

SMAN

7

l(ota

Tangerang Selatan terhitung

SI]RAT I(ETEII.ANGAN

N(r r r r t)r'. &00,0 5 2i ;l.tl r i r

Yoga Oktafiansyah I 090 1 1 00006 I

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

Pendidikan Agama Islam S1

Strategi Pengel cl aan Ke las pada Pembe l a.j aran Pend id i k ar-r

Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

di SMAN

Tangerang Selatan

sudah rnenyelesaikan kegiatan Riset/penelitian pada tangg a\ 12- 1 3 Novernber 20 1 5 .

di

Dernikian

surat keterangan

ini

kami

buat

dengar-r sesungguhnya agar dapat

diketahui

dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Serpor-rg Utara. 13 Novernber 2015 tr',epala Seliolah,

Drs.H.

Ilamdari.

M.Pd

Pembina/lVa