Latar Belakang Penelitian UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK : Studi Deskriptif di PAUD Asy-Syafa Kp. Cicatih Desa Cimanggu Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.

Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan bagi setiap manusia merupakan modal terpenting dalam hidup, sebab melalui pendidikan bisa meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan telah di atur oleh pemerintah sebagaimana berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ayat I menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan, ada beberapa jalur pendidikan yang tersedia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yaitu, pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sedngkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Agar fungsi dan tujuan pendidikan berjalan secara optimal, pendidikan harus di tananamkan sejak dini, karena usia dini merupakan masa keemasan golden Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu age. Yang dimaksud masa keemasan golden age yaitu dimana anak dapat meniru apa yang dilihat, didengar dan yang dicontohkan oleh orang-orang disekitarnya, sehingga pada masa tersebut pertumbuhan mencapai titik optimal. Jadi, pada masa golden age anak dapat diberikan berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan yang berkesinambungan. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang paling utama, karena di masa ini merupakan periode emas anak untuk menentukan kualitas hidup anak dimasa yang akan datang. Seperti pendapat para ahli bahwa masa balita usia 0-6 tahun merupakan masa emas golden age pada perkembangan otak anak secara fisik, emosional, sosial dan pengetahuan intelektualnya, sehingga dalam masa tersebut dibutuhkan pendidikan secara optimal. Periode emas golden age merupakan usia dimana seorang anak sangat peka terhadap segala hal yang terjadi dalam lingkungannya, sehingga usia ini pula ada yang menyebutnya sebagai usia kritis. Oleh karena itu jika anak berada direntang usia ini hendaklah distimulasi dengan hal-hal yang positif baik dari segi bahasa maupun dalam hal tingkah laku. Sebab segala sesuatu yang dilihat dan didengar dapat terekam di dalam otak dan tersimpan di memori anak. Bila anak diperlakukan dengan baik maka yang tersimpan adalah kebaikan pula dan kebaikan ini akan mewarnai hari-harinya dalam mengarungi hidup ini. Demikian pula sebaliknya jika anak menerima didikan yang keras, kasar dari kesehariannya maka itu pula yang terekam dalam memorinya dan akan pula mewarnai kehidupannya kelak . Hal ini juga sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 yaitu, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan yang lebih lanjut. Tetapi perlu diketahui memberikan pendidikan dasar bagi anak tidak hanya tanggung jawab pihak lembaga sekolah. Memberikan pendidikan dasar bagi anak merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan keluarga merupakan bagian Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan kehidupan. Peran keluarga dalam hal pendidikan bagi anak tetap penting dan tidak dapat tergantikan, sekalipun anak sudah dimasukkan ke dalam lembaga pendidikan formal maupun nonformal Kostianissa, 2012, hlm 2. Pendidikan dasar yaitu pendidikan anak usia dini yang berlangsung di sekolah juga pendidikan informal yang berlangsung di keluarga hendaklah dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Karena dengan pengalaman nyata, anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal. Oleh sebab itu, pendidikan anak usia dini melalui pendidikan informal merupakan sasaran utama dari pendidikan luar sekolah. Pendidikan dasar diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki daya saing tinggi, sesuai dengan tujuan pendidikan luar sekolah yaitu pendidikan yang di upayakan untuk individu agar hubungannya dengan lingkungan sosial dan alam dapat secara bebas dan bertanggung jawab yang bisa mendorong ke arah yang lebih maju, juga sesuai fungsi pendidikan luar sekolah berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nonformal PNF adalah sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Dalam pendidikan nonformal khususnya pendidikan dasar merupakan sasaran yang tepat untuk mengembangkan kreativitas. Menurut Mulyasa 2005, hlm 164 proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran anak usia dini dapat berlangsung dalam keluarga atau lembaga yang menerapkan kegiatan bermain sambil belajar, sehingga anak-anak dapat mengeksplorasikan kreativitasnya karena anak diberi rangsangan melalui bermain yang merupakan sifat alami anak. Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kreativitas anak terasa penting karena anak-anak melakukan aktivitas dengan semangat rasa penasaran, keingintahuan yang besar, dan dorongan spontan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan memanipulasi dalam permainan. Untuk itu, diperlukan berbagai sarana dan media atau alat yang dapat membantu para orang tua dan guru untuk merangsang otak anak secara maksimal. Menurut Munandar 2009, hlm 25 kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-nsur yang sudah ada sebelumnya. Dalam menjalankan kehidupan, kreativitas merupakan hal yang dianggap penting karena merupakan salah satu kebutuhan pokok. Munandar dalam Permata Sari, 2014, hlm 1 menjelaskan kreativitas perlu dipupuk, dan dikembangkan karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Adapun Rachmawati dan Kurniati 2005 kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Mengembangkan kreativitas anak memerlukan peran penting orang tua dan juga pendidik. Suratno 2005, hlm 19 menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang –orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Froebel dalam Hamidah, 2012, hlm 2 menyatakan, bermain tanpa bimbingan dan arahan serta perencanaan lingkungan dimana anak belajar akan membawa pada cara belajar yang salah atau proses belajar tidak akan terjadi. Ia mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan anak agar menjadi kreatif. Seorang tutor PAUD hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan mampu mengenali alat permainan dan pengembangannya yang dapat digunakan untuk anak usia dini. Tutor PAUD juga harus memiliki kemampuan merancang, Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu membuat, memanfaatkan, memelihara, dan menilai sendiri alat permainan untuk anak usia dini. Salah satu saranaalat permainan tersebut adalah alat permainan edukatif APE. Menurut Sudono 2000, hlm 7, alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain, atau menyusun sesuai bentuk utuhnya. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa alat permainan edukatif APE adalah alat permainan yang dapat memfasilitasi kebutuhan bermain dan belajar anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, dan yang berguna untuk pengembangan aspek dan kecerdasan diantaranya fisik, bahasa, kognitif, dan sosial anak Prinsip utama dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yaitu belajar sambil bermain, karena dengan bermain anak bisa merasakan suasana yang menyenangkan sehingga anak akan semangat menjalani proses pembelajaran dan dapat mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitar untuk mengenali lingkungannya Di dalam kamus besar bahasa Indonesia , bermain adalah sebagai melakukan sesuatu untuk bersenang-senang, yang berarti bahwa anak bermain itu sedang melakukan suatu aktifitas yang menyenangkan bagi dirinya. Dengan kata lain bermain merupakan salah satu cara anak dalam proses pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Alat permainan edukatif merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak. Faktanya selain untuk membantu proses pembelajaran, alat permainan edukatif juga mampu memberikan kesenangan bagi anak. Alat permainan edukatif tidak harus mahal, tetapi dapat memanfaatkan dan menggunakan lingkungan sekitar untuk meminimalis pengeluaran. Apalagi tutor sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan benda-benda yang berada di lingkungan sekitar untuk dijadikan alat permainan edukatif yang sesuai dengan karakteristik anak, tema yang diberikan, indikator kemampuankompetensi yang harus dimilikidikuasai anak Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sekarang ini alat permainan edukatif sudah banyak tersedia di pasaran. Mulai dari toko kecil hingga toko besar atau yang biasa disebut mall. Namun, tidak semua lembaga PAUD dapat membelinya dikarenakan keterbatasan dana. Sehingga ketersediaan alat permainan edukatif terbatas, hal ini mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran yang berdampak pada berkembangnya kreativitas peserta didik. Dilihat dari kompleksitas masalah, apabila masalah tersebut dibiarkan, maka akan timbul dampak yang menghambat proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai optimal. Karena seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa alat permainan edukatif memiliki peranan penting dalam proses pmbelajaran di jenjang pendidikan anak usia dini. Sebagaimana menurut Shofyatun dalam Suryani, 2014, hlm 202 penggunaan alat permainan edukatif dalam pelaksanaan PAUD mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Membantu pertumbuhan fisik dan seluruh aspek perkembangan anak moral, agama, fisik, kognitif, social dan emosional 2. Mendorong aktifitas bermain yang berkualitas dan munculnya bakat yang dimiliki anak. Suryani.2014 Meningkatkan Minat Belajar Melalui Alat Permainan Edukatif APE Di Kelompok A TK Pertiwi Donggala. Tersedia di: http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=152540val=5152title=Me ningkatkan_Minat_Belajar_Anak_Melalui_Alat_Permainan_Edukatif_APE_Di_K elompok_TK_Pertiwi_Donggala.htm , Diakses Agustus 2014 Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di PAUD Asy-Syafa ternyata pengembangan kreativitas anak masih rendah, hal ini terlihat pada beberapa aspek perkembangan, yaitu aspek perkembangan kognitif anak cenderung tidak mau mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh tutor jika tidak didampingi langsung oleh tutor. Dari aspek perkembangan fisik dan sosio- emosional terlihat anak lebih sering diam di tempat duduknya tidak bereksplorasi dan berinteraksi dengan benda-benda juga teman-teman yang ada disekitarnya sehingga keterampilan motorik dan sosio-emosional anak kurang berkembang. Salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah ketersediaan alat permainan edukatif yang masih terbatas. Herlena Setianingrum , 2015 UPAYA TUTOR PAUD DALAM PEMANFAATAN BARANG BEKAS UNTUK ALAT PERMAINAN EDUKATIF DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menyikapi hal tersebut, tutor PAUD Asy-Syafa memiliki inisiaitif untuk membuat alat permainan edukatif dengan barang bekas yang tersedia di sekitar PAUD Asy-Syafa. Hal ini juga sebagai upaya menanamkan kecintaan anak kepada pelestarian alam dan lingkungan. Metode efektif bagi anak usia dini tentunya yang bersifat kreatif dan atraktif, dimana anak dapat mengamati secara langsung bahan-bahan barang bekas apa saja yang dapat dimanfaatkan, bagaimana cara pemanfaatannya dan yang terpenting adalah nilai pendidikan apa yang didapatkan dari alat permainan tersebut. Dengan keterlibatan secara langsung melalui pengamatan proses pembuatan dan penggunaannya diharapkan anak mampu mengapresiasi sesuatu yang sepertinya tidak berguna, menginspirasi mereka menjadi individu kreatif. Dengan adanya beberapa temuan studi pendahuluan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana upaya tutor pendidikan anak usia dini dapat memanfaatkan barang bekas untuk alat permainan edukatif. Adapun penelitian akan diadakan di PAUD Asy-Syafa yang berlokasi di Jl. Pelabuhan Ratu Kp. Citatih Desa Cimanggu RT 01 RW 05 Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah