Kromatografi Ion Modifikasi Kolom

2-5-Br-PADAP dalam suasana asam secara kromatografi ion Bendsten and Hansen, 1991; Pinillos et al, 1996.

2.5 Kromatografi Ion

Teknik kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan dengan menggunakan kolom yang berlangsung secara kontinyu, dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi berdasarkan kesetimbangan diantara dua fasa. Salah satu fasa terdapat pada suatu tempat kolom yang dikenal sebagai fasa diam dan satu fasa lagi bergerak sepanjang fasa diam disebut fasa gerak. Komponen terelusi berdasarkan tingkat selektifitas kolom Heftmann, 1992. Kromatografi ion merupakan salah satu metoda analisis untuk pemisahan anion dan kation anorganik ataupun organik ataupun organik yang kompleks dan mungkin sulit untuk dianalisis dan dipisahkan dengan metoda lain. Metoda ini telah menjadi suatu teknik yang popular karena memiliki kecepatan analisis, sensitifitas, selektifitas, sistem pendeteksian dan stabilitas kolom yang baik Weiss, 1995. Oleh karena itu, kromatografi ion telah banyak dipilih sebagai metoda pemisahan dalam industri, farmasi, produk bahan makanan dan lingkungan Haddad and Jackson, 1990.

2.6 Modifikasi Kolom

Selektifitas menentukan kemampuan fasa diam untuk dapat membedakan komponen sampel sehingga setiap komponen dapat terpisahkan dengan baik. Fasa diam dapat dimodifikasi guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi fasa diam sebagai penukar ion Weiss, 1995; Haddad and Jackson, 1990. Modifikasi fasa diam penukar anion-silika telah dilakukan secara kromatografi ion dengan ionik polisakarida, seperti: kondroitin sulfat, heparin dan dekstran sulfat. Fasa diam yang sudah dimodifikasi dengan ionic polisakarida ini dapat digunakan untuk pemisahan anion dan kation anorganik serta penentuan ion logam alkali dan alkali tanah Safni et al., 1999, 2001; Takeuchi et al., 1986, 1997,1998,1999, 2000; Reeve, 1979. Retensi analit akan berubah dengan berubahnya jenis dan komposisi eluen yang digunakan. Ukuran molekul dari pemodifikasi mempengaruhi distribusi massa molekuler pemodifikasi dalam pembentukan sisi aktif pertukaran ion, secara tidak langsung mempengaruhi kapasitas fasa diam penukar ion dan retensi dari analit. Modifikasi kolom dapat dilakukan dengan menggunakan suatu surfaktan ionik seperti ion setiltrimetilamonium CTA + yang mempunyai hidrofobisitas tinggi dan memiliki gugus aktif yang bermuatan positif. Kolom ODS yang dilapisi dengan CTA + dapat digunakan sebagai fasa diam penukar anion Ito et al., 1991; Yokoyama, 2000. III.METODE PENELITIAN II.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan terdiri dari: sistem Peralatan HPLC Shimadzu model SCL-10AVP, yang dilengkapi dengan pompa LC-10 AT VP, detektor Shimadzu UV-VIS, model SPD-10 AV.VP, sample loop volume 20 L Rheodyne 7725 i Injector Cotati, California, USA; kolom Inertsil ODS-2 250 x 4.6 mm i.d., Gasukuro, Tokyo, Japan, syringe, rekorder U-228-IP-123 Shimadzu, seperangkat alat Spectrophotometer UV-160A Shimadzu, pH meter Denver Instrument, water jet vakum aspirator dan peralatan gelas yang umum dipakai di laboratorium. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari: setiltrimetilamonium bromida CTAB dari E. Merck, natrium perklorat monohidrat NaClO 4 .H 2 O dari E. Merck, natrium klorida NaCl dari E. Merck, natrium iodat NaIO 3 dari Wako Pure Chemical, natrium iodida NaI dari E. Merck, bufer fosfat NaH 2 PO 4 .H 2 O dan Na 2 HPO 4 dari E. Merck dan akuabides.

II.2 Modifikasi Kolom ODS dengan CTAB