Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

commit to user

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Menurut Harisudin 2005 kekuatan terbesar pada perusahaan yang memproduksi suplemen dari bahan nabati adalah pengawasan mutu pada setiap prosesnya, kekuatan lain penggunaan bahan lokal dan didukung staf yang berkompetensi tinggi. Kelemahannya antara lain ketergantungan proses produksi, mutu bahan baku belum stabil dan jaringan disribusi lemah. Peluang perusahaan diantaranya permintaan pasar besar, kecenderungan back to nature dan kesadaran hidup sehat masyarakat meningkat. Ancaman perusahaan antara lain perekonomian belum stabil, rendahnya pengetahuan konsumen akan produk herbal dan persaingan produk semakin ketat. Analisis marik IE digunakan untuk mempertajam posisi produk dalam persaingan bisnis, dengan total skor aspek internal 2,31 dan menunjukkan kegiatan internal kurang mendukung dan total skor aspek eksternal 2,6 menunjukkan respon yang sifatnya strategis berada pada tingkatan sedang. Apabila masing-masing dipetakan berada pada posisi kuadran V yang berarti posisi bersaingnya berada pada fase mempertahankan dan memelihara. Hasil analisis matrik QSP dapat diketahui ada lima alternatif strategi, berdasarkan peringkat tersebut urutannya adalah 1 ekspansi pasar melalui promosi yang efektif kepada konsumen target, 2 memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melakukan perbaikan pada proses produksi maupun lini produknya, 3 meningkatkan daya saing produk baik pada tataran ilmiah mapun bisnis kepada konsumen, 4 mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kepada konsumen dan 5 meningkatkan akses ke saluran distribusi sampai pada tingkat retail. Berdasarkan analisis QSPM yang mempertimbangkan faktor-faktor kunci sukses key succes factors internal- eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya, maka alternatif strategi untuk kasus sediaan produk tablet hisap yang paling tepat adalah melakukan penetrasi pasar melalui promosi-promosi yang mendekati kegiatan pelajar serta mendukung kegiatannya. 8 commit to user Menurut Riptanti 2009 pengelolaan usaha peternakan sapi perah dihadapkan pada berbagai kekuatan strenght yang berasal dari peternak, kelemahan weakness, peluang opportunity, dan ancaman threats. Hal tersebut saling berinteraksi sehingga di satu sisi dapat menimbulkan kemunduran usaha, tetapi di sisi lain jika dapat dikelola dengan baik akan menguntungkan peternak. Faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan. Kekuatan pada usaha ternak sapi perah ini adalah : 1 usaha peternakan sapi perah rakyat memberikan pendapatan bagi peternak, 2 keinginan dan motivasi yang kuat dari peternak, 3 ketersediaan kandang, 4 peranan KUD Jatinom, 5 peranan pemerintah dan 6 peranan BRI. Kelemahannya adalah 1 pengelolaanmanajemen peternakan sapi perah yang rendah, 2 sapi perah yang diusahakan kualitasnya menurun, 3 standar kualitas susu yang rendah, 4 harga pakan yang terus meningkat, 5 kesulitan air dan pakan hijauan pada musim kemarau, 6 harga susu segar yang rendah, 7 tidak ada kebijakan KUD untuk mengganti kerugian di tingkat peternak apabila susunya ditolak oleh GKSI ataupun IPS dan 8 modal yang terbatas. Faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman. Peluang dari usaha peternakan ini adalah 1 permintaan dan konsumsi susu oleh masyarakat semakin meningkat, 2 jumlah IPS yang terus bertambah, 3 harga susu segar yang menjanjikan dan 4 diversifikasi produk olahan. Ancaman yang dihadapi peternak adalah 1 harga susu segar impor lebih murah dibandingkan harga susu segar dalam negeri, 2 berbagai produk susu impor membanjiri pasar dalam negeri dan 3 dihapuskannya kebijakan pemerintah mengenai busep. Upaya yang dikembangkan oleh peternak dalam rangka mengembangkan usahanya adalah Strategi S–O yaitu meningkatkan skala usaha di tingkat peternak dengan memanfaatkan peran KUD, BRI dan pemerintah dan meningkatkan kualitas susu segar. Strategi W–O adalah melakukan IB murni atau embrio transfer dari sapi perah FH murni, mengkombinasikan pakan sehingga dihasilkan biaya minimum yang memenuhi syarat biologis dan fisiologis sapi perah untuk diperah, melakukan diversifikasi produk olahan susu segar. Strategi S-T yang ditempuh peternak commit to user adalah mengoptimalkan peran pemerintah, KUD, BRI dalam pengembangan sapi perah dengan memanfaatkan progam-progam yang diberikan sedangkan strategi S–W yang ditempuh peternak adalah meningkatkan pengelaanmanajemen sapi perah yang didasarkan pada pengetahuan, skill dan pengalaman peternak. Berdasarkan hasil penelitian Harisudin 2005 dan Riptanti 2009 bahwa suatu usaha dihadapkan pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan faktor tenaga kerja, pelaku usaha, produktivitas, pendapatan, manajemen, permodalan, harga sarana produksi, harga produk, teknologi, kebijakan pemerintah dan KUD. Faktor eksternal berkaitan dengan prospek pengembangan usaha, permntaan produk, pesaing, dan diversifikasi produk.

B. Landasan Teori