9
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian
Replikasi Diameter zona bening
Kontrol - aquadest
steril Kontrol +
Nistatin Minyak Atsiri Bawang Merah
5 vv
10 vv
20 vv
40 vv
80 vv
1 6
13 7
11 15
15 17
2 6
13 7
13 13
14 17
3 6
14 8
11 13
15 19
4 6
13 7
12 13
14 20
Rata-rata 6
13.25 7.25
11.75 13.5 14.5
18.5
Tabel 1.
Hasil Pengukuran Diameter zona bening Minyak Atsiri Bawang Merah terhadap Pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231
dengan Metode
Modifikasi
Kirby-bauer
B. Hasil Analisis Data
1. Uji normalitas data
Hasil analisis menunjukkan Saphiro Wilk hitung = 0, 920 ternyata mempunyai nilai p sig. = 0,035. Nilai p tersebut 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa distribusi data yang ada tidak normal. Sehingga memerlukan penghitungan dengan kaidah-kaidah non-
pareamertrik yaitu dengan menggunakan Uji Non-Parametrik
Mann Whitney
. 2.
Uji homogenitas data Hasil analisis menunjukkan Levene test hitung = 6.147 ternyata
mempunyai nilai p sig. = 0,001. Nilai p tersebut 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang ada tidak homogen. Sehingga uji
Anova tidak dapat.
3. Uji non parametrik
Kruskal Wallis
Pada uji ini didapatkan nilai p asymp. sig. = 0,000. Nilai p tersebut 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
daya antifungi yang bermakna antara ketujuh kelompok perlakuan. 4.
Uji non parametrik
Mann Whitney
Pada uji yang dilakukan dengan pembanding kontrol negatif - didapatkan pada konsentrasi ekstrak 5 vv, 10 vv, 20 vv, 40
vv, dan 80 vv nilai p asymp. sig. berturut-turut 0.011, 0.013, 0.011, 0.013, dan 0.013. Nilai p tersebut 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa kelima konsentrasi tersebut mempunyai daya antifungi yang berbeda bermakna secara statistik.
10 Pada uji yang dilakukan dengan pembanding kontrol positif +
didapatkan pada konsentrasi ekstrak 5 vv, 10 vv, 20 vv, 40 vv, dan 80 vv nilai p asymp. sig. berturut-turut 0.015, 0.044,
0.850, 0.032. dan 0.17. Pada konsentrasi 5 vv, 10 vv, 40 vv, dan 80 vv Nilai p yang didapat 0.05. Maka jika dibandingkan
dengan kontrol positif + didapatkan perbedaan yang bermakna secara statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya antifungi pada
konsentrasi tersebut masih kurang efektif. Namun pada konsentrasi 20 vv, nilai p asymp. sig. = 0.850. Nilai tersebut 0.05 yang
menunjukan secara statistik terdapat perbedaan tidak bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi 20 vv potensi
daya antifungi yang dimiliki tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan kontrol positif. Dengan kata lain, secara statistik pada minyak
atsiri bawang merah konsentrasi 20 vv mempunyai efektifitas antifungi terhadap Candida albicans yang paling efektif.
C. Pembahasan