Batasan Masalah Definisi Operasional

5 Yana Nurohman, 2013 Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu “Untuk mengetahui apakah permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu ”

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi guru Penjas adaptif dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani adaptif. 2. Upaya untuk meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu dalam mengikuti kegiatan Pendidikan Jasmani adaptif.

F. Batasan Masalah

Untuk memberi alasan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti, perlu dikemukakan terlebih dahulu tentang batasan masalah yang akan penulis teliti, batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan boy-boyan. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan waktu aktif belajar siswa tunarungu. 3. Objek penelitian adalah siswa berkebutuhan khusus tunarunggu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.

G. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya, penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 6 Yana Nurohman, 2013 Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana dan dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun tingkat keterampilan termasuk oleh anak-anak. Rahayu, 2008:18. 2. Siswa berkebutuhan khusus, yaitu siswa laki-laki maupun perempuan yang memiliki suatu kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang normal, baik dilihat dari segi fisik, mental, tingkah laku, emosionaal, maupun sosialnya. Tarigan, 2008:14. 3. Tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarnya. Sutjihati, 2007:93. 4. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru, berikut pengalaman dan latihan. Susilana, 2006: 92. Yana Nurohman, 2013 Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN