Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputuasan Pembelian Konsumen

(1)

The Influence Of Product Quality And Price

On Consumer Purchase Decision

(Case Study On Consumer Soerabi PA'iS Jl. Kopo Sayati

Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata I Program Studi Manajemen

Oleh :

Dede Suhendri Afriyanto 21207136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

vii

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung)”. Pembimbing. Trustorini Handayani SE., M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada salah satu usaha kecil menengah di Bandung yaitu Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati No. 138. Fenomena yang terjadi adalah Soerabi PA’iS merupakan usaha surabi yang belum sangat terkenal di Bandung jika dibandingkan dengan surabi Enhai dan Imut namun pada faktanya Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan surabinya daripada kedua usaha lainnya. Mungkin ada hal-hal lebih yang membuat Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan produk surabinya. Dalam hal ini Penulis tertarik untuk meneliti dari segi produk surabinya dan Harga yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati No 138 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen di Soerabi PA’iS yang berjumlah 90 Orang sebagai sampel yang diteliti. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, Koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 17.0 for windows.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kualitas produk termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan untuk variabel harga termasuk dalam katergori baik (murah, terjangkau, bersaing). Kualitas produk dan harga berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kemudian dampak secara simultan lebih besar dari secara parsial. Hal ini berarti kualitas produk sebaiknya diselaraskan dengan harga atau sebaliknya sehingga menciptakan minat sekaligus keputusan pembelian konsumen yang baik atau tinggi.


(3)

vi

Kopo Sayati Bandung)”.Under Guidance By: Trustorini Handayani SE., M.Si

The research was conducted at one of the small and medium businesses in the Soerabi PA'iS Bandung Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung. The phenomenon is happening is an attempt Surabi Soerabi PA'iS not yet very popular in Bandung when compared with Surabi Enhai and Imut Soerabi PA'iS but in fact superior in terms of sales surabi than two other businesses. Maybe there are things that make Soerabi PA'iS more superior in terms of product sales surabi. In this case the authors are interested in researching Surabi in terms of product and pricing set by Soerabi PA'iS Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung.

The method used in this study is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this study were consumers in Soerabi PA'iS numbering 90 people as the studied sample. The test statistic used is the calculation of Pearson correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the help of an application program SPSS 17.0 for windows.

Research shows that the overall quality of the products included in the criteria either. As for the price variable is included in the category good (cheap, affordable, competitive). Product quality and price have a positive and significant impact on consumer purchasing decisions. Then simultaneously greater impact than partial. This means the quality of the products should be harmonized with the price or otherwise so as to create interest as well as high and good consumer purchasing decisions.


(4)

viii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Dzat Yang Maha Menggenggam setiap hal yang ada di muka bumi ini, Allah SWT. Karena atas rahmat, hidayah serta inayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda alam Rasulullah Muhammad SAW, sang pembawa risalah kebenaran, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.

Atas izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung). skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh program Strata-1.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan bantuanya kepada banyak pihak sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Nariamwati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(5)

ix

bosan terus membantu penulis dan meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Reany Dwisanty, S.E., M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan pengarahan kepada penulis

6. Seluruh Staf Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajeman Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ir. Irman Budiman sebagai pemilik beserta pengurus dan karyawan pada “Soerabi PA’iS Bandung” yang telah banyak membantu, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Rasa terimakasih dan sayang yang tiada terhingga untuk Ibundaku tercinta kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan dan dorongan yang telah diberikan pasti mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah S.W.T 9. Ayahanda kupanjatkan do’a, pasti segala pengorbananmu menjadi pahala

yang berlipat ganda.

10. Adik-adikku (Siti Nura’idah dan Siti Nurlita Sari Azizah) tersayang terimakasih atas segala dukungan serta doa’nya untuk kakak.

11. Rasa terimakasih dan sayang yang tiada hentinya kepada calon istriku tercinta Adinda Eva Fauziyah yang setia mendampingi saat susah maupun senang. 12. Kepada saudara-saudarku yang saya banggakan atas segala bantuan material


(6)

x

14. Teman-teman “BARMAENT” yang sama-sama berjuang susah senang kadang kita bersama, terimkasih telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

15. Sahabat 4 Serangkai (Hamidin, Opik, Lingga), telah bersama kita melangkahkan kaki berangkat dari ujung dunia yang jauh dari kegemerlapan cahaya. Semangat terus gapai cita-cita.

16. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Pada penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun semua itu jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan koreksi dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Akhirul Kalam Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bandung, Agustus 2011 Penulis


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini dunia usaha sangat berkembang dengan pesat, hal ini disebabkan adanya ide kreatif dan inovatif. Seiring dengan ide tersebut konsep pemasaran pun turut berkembang. Kegiatan pemasaran sekarang sudah mulai difokuskan pada pemuasan kebutuhan konsumen. Pada umumnya setiap usaha bertujuan untuk mencari keuntungan, tujuan tersebut tidak terlepas dari kegiatan pemasaran. Pemasaran itu sendiri sudah harus dipikirkan jauh hari sebelumnya, agar lebih tepat pada sasaran konsumen. Karena konsumen yang potensial akan mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya faktor kualitas produk, kepuasan konsumen dan fasilitas yang ada sebelum memilih tempat yang dapat memberikan kepuasan tertinggi terhadap konsumen.

Sejak dahulu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan ke dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Dengan alasan itu, manusia tidak dapat melepaskan kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat melangsungkan hidupnya.

Masyarakat modern dewasa ini ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi, khususnya yang terletak di perumahan, perkantoran dan sekolah. Mobilitas kegiatan tersebut berdampak pada semakin banyak orang menghabiskan waktunya di luar rumah karena banyaknya kegiatan, khususnya kalangan pelajar, mahasiswa


(8)

dan karyawan yang sebagian besar dari mereka lebih suka mencari jenis makanan ringan dengan harga yang murah dan memiliki citra rasa yang enak dan berkualitas. Pada jaman sekarang ini banyak sekali jenis UKM makanan yang bermunculan dengan harga yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya daya beli yang tinggi.

Bandung merupakan salah satu daerah kawasan wisata, kuliner, fashion

dan sebagai pusat pendidikan, maka tidak heran jika banyak sekali pengunjung yang sengaja datang ke Bandung untuk refreshing, sehingga Bandung menjadi tempat yang sangat potensial dalam dunia usaha. Banyak sekali para pemilik modal dalam maupun luar daerah mendirikan usahanya di Bandung. Sehingga persaingan sangat ketat.

Sebagai salah satu tempat tujuan kuliner di Indonesia maka jenis usaha makanan menjadi ciri khas tersendiri bagi Bandung. sekian banyaknya jenis makanan ringan yang ada di Bandung tapi tetap tidak menghilangkan ciri khas makanan asal Bandung itu sendiri, misalnya jenis makanan yang khas dari parahyangan adalah colenak peuyeum bandung, namun ada juga jenis makanan ringan yang tak kalah populer dari bandung yaitu Surabi atau serabi.

Surabi atau serabi adalah makanan khas orang Sunda yang bentuknya seperti “pancake” namun lebih kecil dan tebal, terbuat dari tepung beras. Surabi dibakar dengan menggunakan alat tradisional yaitu tungku dan cetakan khusus dari tanah liat. Surabi ini memiliki banyak rasa, dengan rasa yang dianggap paling original khas Sunda yaitu surabi oncom. Surabi dalam istilah kamus kuliner modern “topping” yang kaya akan rasa sehingga mengundang selera


(9)

konsumen untuk mencoba jenis makanan tersebut. Mulai dari oncom, keju, coklat, dan berbagai rasa buah yang menciptakan sensasi rasa manis, asin, pedas, dan lain-lain. Jajanan ini populer di semua lapisan masyarakat dan dapat ditemukan dengan mudah di pasar-pasar tradisional atau di tempat-tempat jajanan dengan harga yang cukup murah.

Jenis usaha makanan ini di Bandung sangat memberikan peluang bagi para pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis usaha makanan. Dalam jenis usaha makanan surabi ada beberapa usaha surabi yang sudah populer dikalangan masyarakat Bandung bahkan menjadi salah satu tujuan para touris domestic maupun manca negara yang sengaja berkunjung ke kota parahyangan ini, yaitu Surabi Enhai Setia Budi, Surabi Imut Setia Budi, dan Soerabi PA’iS jl. Kopo sayati.

Tabel 1.1

Daftar Usaha Surabi Yang Terkenal Di Bandung

Daftar Usaha Surabi Yang Terkenal di Bandung Nama

Usaha Daerah Harga Rasa Porsi Bentuk/Tampilan Surabi

Enhai Setia Budi Sedang Enak Sedang Menarik Surabi Imut Setia Budi Sedang Enak Kecil Menarik

Soerabi

PA’iS Kopo Sayati Murah Enak Besar Unik

Sumber: Hasil olahan wawancara, pengalaman dan pencarian informasi di internet

Dari tabel 1.1 diatas terlihat 3 usaha surabi yang terkenal di Bandung. masing-masing usaha bila dilihat dari segi kualitas produk hampir sama. Jika dilihat dari segi daerah/posisi Enhai dengan Imut saling berdampingan yaitu di


(10)

daerah Setia Budi, sedangkan Soerabi PA’iS tidak ada pesaing yang kuat dengan kata lain hampir tidak ada pesaing yang tangguh di sekitar wilayah jangkauannya. Harga yang ditetapkan oleh masing-masing tempat berbeda-beda.

Tabel 1.2

Data Pembeli Pada 3 Usaha Surabi di Bandung

Nama Usaha

Hari

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Total Surabi Enhai 131 133 125 118 163 480 362 1512

Surabi Imoet 51 48 54 52 56 164 153 578

Soerabi PA’iS 73 81 87 76 98 212 184 811

Sumber: Hasil olahan wawancara

Dari tabel 1.2 terlihat data hasil survey dan wawancara ke tiga usaha surabi di Bandung untuk mengetahui banyaknya pembeli pada masing-masing usaha. Dilihat perhari dari setiap usaha mengalami naik turun jumlah pengunjungnya akan tetapi mengalami kenaikan yang signifikan pada hari sabtu dan minggu dibandingkan hari-hari biasanya. Surabi Enhai menempati urutan pertama dengan selisih sangat berbeda jauh dengan yang lainnya, sedangkan Soerabi Imoet berada pada urutan ketiga, dan Soerabi PA’iS urutan Kedua.


(11)

Tabel 1.3

Data Penjualan Surabi

Nama Usaha Hari

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Total Surabi Enhai 144` 140 127 123 179 528 398 1639

Surabi Imoet 56 52 61 55 67 181 168 640

Soerabi PA’iS 194 189 182 186 223 360 312 1646

Sumber: Hasil olahan wawancara

Dalam usaha kuliner surabi yang ada di Bandung Kebanyakan orang hanya mengenal surabi enhai di setiabudi mungkin karena tempatnya mudah dikenali karena berada dijalan Setiabudi sebagai jalan menuju kawasan wisata Kampung Gajah, Lembang dan Subang image yang dibangun enhai memang kuat melekat terlihat dari jumlah pembeli yang tercantum dalam tabel 1.2 sangat signifikan dibandingkan dengan usaha surabi lainya, akan tetapi dalam hal jumlah penjualan surabinya tabel 1.3 bahwa Soerabi PA’iS lebih banyak dari pada Enhai, walaupun hanya beda 7 porsi saja, ini dapat menunjukan bahwa image yang kuat tidak berarti unggul dalam penjualan produknya, mungkin ada faktor-faktor tertentu yang membuat Soerabi PA’iS lebih unggul penjualan surabinya dari pada Surabi Enhai.

Soerabi PA’iS adalah salah satu tempat penjualan surabi yang populer di Bandung memiliki banyak inovasi bahkan setiap hari sabtu dan minggu selalu ada menu baru yang tidak terduga (menu khusus). Soerabi PA’iS terletak di Jl. kopo sayati no. 138 Bandung yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan, dan merupakan jalan utama menuju kawasan wisata Ciwidey, Kawah putih, Situ Patenggang, berdekatan dengan Terminal Leuwi Panjang, juga Pusat kawasan


(12)

industri sepatu yang sangat terkenal yaitu Cibaduyut. Tata letak Soerabi PA’iS sangatlah mudah di jangkau, sehingga sampai saat ini merupakan salah satu tempat makan surabi yang banyak digemari oleh para konsumen, khususnya pecinta jajanan khas Bandung.

Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis terhadap Soerabi PA’iS penulis menyimpulkan tampilannya unik, jenisnya bermacam-macam, inovatif, mereknya mudah di ingat, dan dari segi harga sangat terjangkau. Sehingga mungkin menstimuli konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Soerabi PA’iS kemungkinan unggul dari para pesaingnya karena bahan baku yang digunakan sengaja di datangkan dari luar negri (import) dari New Zealand sehingga menghasilkan cita rasa yang beda dari yang lain selain itu juga pengolahan yang dilakukan dalam proses produksi tidak dilakukan menggunakan tangan secara langsung namun menggunakan alat yang bertekhnologi modern sehingga mengahsilkan produk yang benar-benar higenies dan hal itu pula yang menyebabkan Soerabi PA’iS mendapat label “Halal” dari MUI (Majlis Ulama Indonesia), dan Soerabi PA’iS juga sudah memiliki hak paten. Menurut pemilik Soerabi PA’iS produknya telah diuji ketahanannya oleh seorang profesor yang menyatakan bahwa produk tersebut dapat bertahan selama 4 hari bahkan lebih, sehingga masih bisa untuk dikonsumsi.

Melalui riset ini akan dianalisis mengenai faktor yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian Soerabi PA’iS. Ketertarikan pemilihan Soerabi PA’iS tersebut karena produk Surabinya banyak diminati konsumen dalam kota maupun konsumen dari luar kota. Sejalan dengan hal diatas keputusan konsumen


(13)

dalam pembelian Soerabi PA’iS dapat dipengaruhi oleh stimuli atau rangsangan pemasaran kualitas produk dan harga. Keadaan demikian yang melatar belakangi penulis dalam pembuatan usulan penelitian yang kemudian penulis menetapkan judul : “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung)”

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Soerabi PA’iS merupakan usaha surabi yang belum sangat terkenal di Bandung jika dibandingkan dengan surabi Enhai dan Imut namun pada faktanya Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan surabinya daripada kedua usaha lainnya. Mungkin ada hal-hal lebih yang membuat Soerabi PA’iS unggul dalam hal penjualan produk surabinya. Dalam hal ini Penulis tertarik untuk meneliti dari segi produk Surabinya dan Harga yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS. 1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1). Bagaimana kualitas produk surabi pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.


(14)

2). Bagaimana harga surabi yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

3). Bagaimana Keputusan Pembelian konsumen terhadap produk surabi di Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

4). Seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung. 5). Seberapa besar pengaruh harga surabi terhadap keputusan pembelian

konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

6). Seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi dan harga surabi terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dengan Kualitas Produk dan penetapan harga yang dilakukan oleh usaha Soerabi PA’iS Bandung dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk Soerabi PA’iS.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1). Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk surabi pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.


(15)

2). Untuk mengetahui bagaimana harga surabi yang ditetapkan oleh Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

3). Untuk mengetahui bagaimana Keputusan Pembelian konsumen terhadap produk surabi di Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung. 4). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi

terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

5). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga surabi terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

6). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk surabi dan dan harga surabi terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1). Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menjadi gambaran bahwa kualitas produk dan harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

2). Bagi pihak terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengusaha-pengusaha lain.


(16)

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri untuk menambah wawasan serta memperluas pengetahuan tentang kualitas produk dan harga pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dan untuk melihat sejauh mana terdapat kesesuaian antara teori yang ada dan kenyataan yang sesungguhnya.

1) Pengembangan ilmu manajemen

Penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran dalam pembuatan sebuah produk yang berkualitas dan dalam penetapan harga yang tepat baik bagi wirausaha biasa maupun perusahaan yang besar.

2) Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang yang sama.

3) Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh diperkuliahan terkait hal kualitas produk dan penetapan harga untuk mempertahankan dan meningkatkan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1). Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pada UKM (Usaha kecil menengah) Soerabi PA’iS yang berada di Jl. Kopo Sayati No:138 Bandung.


(17)

Keterangan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan Ke 4 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Suvey awal

Penentuan judul penelitian Bimbingan Bab I

Revisi Bab I Revisi Bab I Revisi Bab I Bimbingan Bab II

Revisi Bab II Bimbingan Bab III

Revisi Bab III Sidang UP Pengumpulan Data Pengumpulan Data Pengolahan Data

Analisis Data Bimbingan Bab IV

Revisi Bab IV Bimbingan Bab V

Sidang Akhir Revisi Sidang Akhir

Tabel 1.4 Waktu Penelitian


(18)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Menurut keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3. Milik warga negara indonesia (WNI) 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.


(19)

2.1.3.1 Kualitas Produk

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler & Amstrong (2008:272) Kualitas produk

(product quality) adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Menurut Adam & Ebert (1992; 256) dalam Ika Putri Iswayanti (2010) menyatakan bahwa “Quality is the customer’s perception”. Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman mereka terhadap produk atau jasa.

Aaker (1997) dalam Sodik (2003) dalam Asih Purwanto (2008) mencatat ada delapan dimensi dari kualitas produk yaitu :

performance (kinerja), feature (bagian – bagian tambahan dan produk), realibility (kehandalan), conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk – produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk), durability (ketahanan), service ability

(pelayanan), estetika dan perceiced quality (kesan kualitas).

Menurut Garvin dalam Lovelock (1994) ; Peppard dan Rowland, (1995) dalam Fandy Tjiptono (2008) faktor yang sering digunakan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur antara lain meliputi: 1. Kinerja (Performance) 2.


(20)

Ciri-ciri atau Keistimewaan tambahan (feature) 3. Keandalan (reliability) 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), 5. Daya tahan (durability), 6. Serviceability 7. Estetika 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler (2002:29) :

1).Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.

2).Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3).Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi

sekecil mungkin.

Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Menurut Assauri (2002:48) mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan (Assauri, 2002).

2.1.1.2Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin (1987) dalam penelitian Rosvita Dua Lembang, dan menurut Garvin dalam Lovelock, 1994; Pepard dan Rowland, 1995 dalam Fandy Tjiptono, 2008, dan menurut Aaker dalam Sodik, dalam Penelitian Asih Purwanto, 2008


(21)

mengungkapkan delapan indikator kualitas produk yaitu :

performance (kinerja), feature (bagian – bagian tambahan dan produk), realibility (kehandalan), conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk – produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk), durability (ketahanan), service ability (pelayanan), estetika dan perceiced quality (persepsi kualitas). Dalam penelitian ini akan digunakan indikator yang mencirikan tentang kualitas produk yaitu :

1). Performance (kinerja)

2). Feature (bagian–bagian tambahan dan produk) 3). Realibility (kehandalan)

4). Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk– produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk)

5). Durability (ketahanan) 6). Service Ability (pelayanan)

7). Estetika

8). Perceiced Quality (persepsi kualitas) 2.1.3.2 Harga

2.1.2.1 Pengertian harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga (price) adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk


(22)

memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Lamarto (1996:308) dalam Haryani (2006) Istilah harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Menurut Swastha (1990) dalam Rosvita Dua Lembang (2010) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk pelayanannya.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:151) Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu dari susdut pandang konsumen harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

Pengertian utility, nilai, dan harga merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah sutau atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.


(23)

Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut. Sedangkan harga pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang dikorbankan untuk memperoleh atau dalam membuat barang tersebut.

2.1.2.2Faktor – faktor yang dipertimbangkan pada saat menetapan harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) Harga yang diajukan oleh perusahaan akan gagal bila berada terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan permintaan dan bila terlalu rendah untuk menghasilkan keuntungan. Persepsi pelanggan terhadap nilai-nilai dari produk menjadi batas atas dari harga. Bila pelanggan menganggap bahwa harga lebih besar daripada nilai produk, mereka tidak akan membeli produk. Biaya produksi menetapkan batas bawah bagi harga. Bila perusahaan menetapkan harga dibawah biaya produksi, perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam penetapan harga diantara dua keadaan ekstrim ini, perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor internal dan eksternal lainnya, termasuk strategi dan bauran pemasaran secara keseluruhan, kondisi pasar dan permintaan, dan strategi serta harga dari para pesaing.

1). Penetapan harga berdasarkan nilai yaitu menetapkan harga berdasarkan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual.


(24)

2). Penetapan harga berdasarkan biaya yaitu penetapan harga berdasarkan biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk beserta tingkat pengembalian yang wajar sebagai imbalan bagi usaha dan risiko.

2.1.2.3 Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Fandy Tjiptono, 2008:152) yaitu :

1). Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

2). Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam „mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan.

2.1.2.4Indikator harga

Dalam penelitian Rosvita Dua Lembang (2010) menggunakan empat indikator yang mencirikan harga yaitu (Stanton, 1998) :


(25)

2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3). Daya saing harga

4). Kesesuaian harga dengan manfaat

Dalam Penelitian Ika Putri (2010) menggunakan Indikator yang mencirikan harga yaitu adalah :

1). Harga sesuai kualitas produk (X31) 2). Harga bersaing (X32)

3). Harga terjangkau (X33)

Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator harga dari Rosvita Dua Lembang (2010) karena indikatornya didapat dari buku Stanton, 1998 yaitu :

1). Keterjangkauan harga

2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3). Daya saing harga

4). Kesesuaian harga dengan manfaat 2.1.3.3 Keputusan Pembelian

Dalam keseharian kehidupannya konsumen selalu berbelanja apa saja yang ia butuhkan, mulai dari komoditi yang sangat diperlukan sampai kebarang yang sebetulnya kurang diperlukan tapi dibeli juga. Semua perilaku ini tentu ada yang mempengaruhinya, baik secara rasional, ataupun emosional. Lemabaga-lembaga riset selalu ingin meneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan penelitian berikut:


(26)

apa yang dibeli oleh konsumen , diamana, membeli, kapan, mengapa, dan bagaimana serta berapa banyak yang mereka beli?

Untuk menjawab pertanyaan ini tentu perlu ditelusuri sejak awal, mulai dari faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu berupa stimuli yang berpengaruh menyangkut masalah ekonomi, keuangan, tekhnologi, politik, budaya, dsb.

Stimuli datang dari informasi menegenai produk, harga, lokasi, dan promosi. Dalam pemasaran jasa ditambah lagi dengan

physical evidence, people, dan proces. Para pembeli dipengaruhi oleh stimuli ini, kemudian dengan mempertimbangkan faktor lain seperti keuangan, budaya, tekhnologi, maka masuklah segala informasi tersebut kedalam black box konsumen. Konsumen mengolah segala informasi tersebut dan diambillah kesimpulan berupa response yang muncul produk apa yang dibeli, merek, toko, atau dealer dan waktu kapan membeli, dsb.

Pemasaran & Rangsangan

Pemasaran Produk Harga Tempat Promosi Rangsangan lain Ekonomi Tekhnologi Politik Budaya

Kotak hitam pembeli

Karakteristik pembeli & Proses keputusan pembeli Respon pembeli Pilihan Produk Pilihan merek Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian Gambar 2.1

Model Perilaku Pembelian Kotler & Amstrong 2008:158


(27)

Menurut Buchari Alma (2007:97) Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai buying motivies ada 3 macam :

1. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya, kalau orang mau makan ia akan mencari nasi.

2. Selective buying motive, yaitu pemeliharaan terhadap barang, ini berdasarkan ratio misalnya, apakah ada keuntung bila membeli karcis.

3. Patronage buying motive. Ini adalah selektive buying motive

yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. 2.1.3.1 Faktor-faktor yang memepengaruhi pembelian

1). Kebudayaan (culture)

Kebudayaan sangat berpengaruh terhadapdan nilai-nilai dan pola perilaku seseorang anggota kebudayaan tertentu. Kebudayaan ini diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan demikian selera seseorang individu akan meengikuti pola selera yang dilakukan oleh nenek moyangnya, misalnya terhadap perbedaan dalam makanan khas suku-suku bangsa di indonesia.

2). Kelas sosial (social class)

Kelas sosial ini merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai tingkat tertentu, yang memiliki nilai dan


(28)

sikap yang berbeda dari tingkatan lain. Peneglompokan seseorang termasuk dalam kelas sosial tertentu dapat dilihat dari (engel et al, 1979:104 dalam Buchari Alma 2007:98) :

(1). Prestise jabatannya

(2). Penampilannya didalam kelompok sendiri (3). Kepemilikannya

(4). Orientasi nilai-nilai yang dianutnya 3). Keluarga (family)

keluarga adalah lingkungan terdekat dengan individu. Keluarga sangat mempengaruhi nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang tertentu. 4). Klub-klub (referensi group)

Klub-klub ini ialah klub arisan ibu-ibu, klub olah raga, klub rekreasi, klub profesi, dsb. Individu sering menerima

advice, pengarahan, pemikiran dari anggota kelompok ini yang mempengaruhi pola konsumsi mereka.

Buchari Alma (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian: 1). Social factor yaitu berupa group-group yang turut mempengaruhi

dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok

family, teman, tetangga, dsb.

2). Cultural factors, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompokny, mulai dari kelompok negara, sampai kelompok etnis/suku memiliki budaya dan kebiasaan dan adat sendiri.


(29)

3). Personal factors, yang menyangkut masalh usia, pekerjaan, jabatan,keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup, kepribadian.

4). Psycologocal faktors, yang menyangkut motifasi seseorang untuk membeli apakah mengikuti teori motifasi maslow atau karena dorongan lainnya.

Pengambilan keputusan dan perilaku yang mempengaruhinya ini merupakan suatu sistem, sistem dalm bahasa ilmiah ialah suatu totalitas atau suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perhatikan gambar berikut :

Uang/daya beli

Pengaruh dari dari luar dan dari dalam

Usaha Promosi

Faktor Lingkungan

Perilaku Pembeli

sikap

Tindakan

Kepuasan

Gambar 2.2

Sistem keputusan pembelian Buchari Alma (2007:102)


(30)

Kedalam diri individu, ada masukan yang mendorong ia mau membeli. Masukan itu ialah :

1). Adanya Uang tunai, atau kemampuan membayar bila akan membeli secara kredit.

2). Adanya pengaruh dari teman sejawat, atau keinginan dari dalam diri sendiri.

3). Ada pengaruh dari reklame atau alat promosi lainnya. 4). Dan pengaruh dari lingkungan lainnya.

Kemudian individu mengadakn proses dalam dirinya akhirnya melakukan pembelian dengantujuan ingin memperoleh kepuasan dari barang yang dibelinya itu. Dari hasil kepuasan atau ketidakpuasan terhadap yang dibeli, akan menjadi (feedback) terhadap masukan-masukan untuk periode yang akan datang.

Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional (konsumen industrial, antara, bisnis). Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah unutk kepentingan bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya.


(31)

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pemebeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peranan ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi (kotler at al.,1996 dalam Fandy Tjiptono: 20) sebagai berikut :

1). Pemrakarsa ( Initiator )

Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2). Pemberi pengaruh ( Influencer )

Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3). Pengambil keputusan ( Decider )

Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian.

4). Pembeli ( Buyer)

Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5). Pemakai ( User )

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut.


(32)

2.1.3.2 Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins at al.(1992) dan engel at al (1990) dalam Fandy Tjiptono (2008:20) membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas (axtented decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan pngambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisiopn making).

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap. Bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan mngevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi hasil keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan keterlibatan tinggi, misalnya pembelian produk-produk yang mahal.

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki


(33)

tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang brsifat rutin.

Proses Pengambilan Keputusan pembelian bersifat kebiasaan merupkan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit atau kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif). Evaluasi bisa terjadi apabila merek yang dipilih tersebut tidak sebagus atau/ sesuai dengan yang diharapkan.

Pengambilan keputusan kebiasaan

Pengenalan masalah

selektif

Pencarian informasi internal

pembelian

Purnabeli tak ada ketidak cocokan evaluasi sangat terbatas Pengambilan keputusan terbatas Pengenalan masalah generik Pencarian informasi

internal eksternal terbatas

Evaluasi alternatif

Sedikit atribut, aturan keputusan, sederhana,

sedikit alternatif

pembelian

Purnabeli tak ada ketidak cocokan evaluasi terbatas

Pengambilan keputusan yang luas Pengenalan masalah generik Pencarian informasi internal eksternal Evaluasi alternatif

Sedikit atribut, aturan keputusan, kompleks,

banyak alternatif

pembelian

Purnabeli ketidak cocokan evaluasi

kompleks Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah

Gambar 2.3

Tipe-tipe proses pengambilan keputusan konsumen Fandy Tjiptono (2008:23)


(34)

Feed Back

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Philip Kotler dalam Djaslim Saladin (2003:11) menggambarkan adanya lima tahapan dalam suatu proses pembelian yaitu :

2.1.3.3 Proses Keputusan Pembelian

Dalam Penelitian ini akan digunakan indikator keputusan pembelian Fandy Tjiptono (2008:23) yaitu keputusan Pembelian kebiasaan yaitu :

1). Pengenalan masalah

2). Pencarian informasi 3). Evaluasi alternatif 4). Pembelian

5). Purnabeli

Pengenalan kebutuhan

Perilaku setelah membeli Pencarian

informasi

Penilaian alternatif

Keputusan membeli

Gambar 2.4 Proses Pembelian Djaslim Saladin 2003:11


(35)

2.1.3.3 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.1.4.1 Hubungan Produk Kualitas dengan Harga

Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Fandy Tjiptono, 2008:152) yaitu :

1). Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

2). Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam „mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan.

2.1.4.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Ristiyanti Prasetejo dan Jhon J.O.I Ihalauw (2004:238). Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.

Menurut Cleland dan Bruno (1996) secara sederhana mengatakan bahwa yang dipertimbangkan (keputusan) konsumen


(36)

sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora 2003:51).

2.1.4.3 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Cleland dan Bruno (1996). Secara sederhana mengatakan bahwa yang dipertimbangkan (keputusan) konsumen sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora 2003:51).

2.1.4.4 Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Ristiyanti Prasetejo dan Jhon J.O.I Ihalauw (2004:238) Proses pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran (4P: Produk, Price, Place, Promotion) dan lingkungan sosial budaya, sebagai input.


(37)

Menurut Cleland dan Bruno (1996). Secara sederhana mengatakan bahwa yang dipertimbangkan (keputusan) konsumen sebenarnya hanya dua bagian besar, yaitu faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga sendiri terdiri dari faktor produk dan non produk. Dikatakan faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung pada produk. Sedangkan faktor non produk adalah hal-hal yang terkait secara tidak langsung dengan produk (Bilson Simamora 2003:51).

2.2 Kerangka Pemikiran a. Naratif

Keputusan pembelian suatu produk tidak akan terlepas dari peranan harga. Konsumen selalu mempertimbangkan harga dalam alternatif pemilihan untuk memenuhi keinginannya, Karena harga merupakan faktor penting bagi konsumen dalam proses pertimbangan dalam pemuasan kebutuhannya. Harga juga menetukan kualitas sebuah produk.

Dalam menjelaskan pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian harus memahami tentang kualitas produk, harga dan proses keputusan pembelian. Menurut Kotler & Amstrong (2008:272) Kualitas produk (product quality) adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. Menurut Adam & Ebert (1992; 256)


(38)

dalam Ika Putri Iswayanti (2010) menyatakan bahwa “Quality is the

customer’s perception”.

Ada beberapa dimensi yang mencirikan kualitas produk. Menurut Aaker (1997) dalam Sodik (2003) dalam Asih Purwanto (2008) dan Menurut Garvin dalam Lovelock (1994) ; Peppard dan Rowland, (1995) dalam Fandy Tjiptono (2008) menyatakan ada delapan dimensi yang mencirikan tentang kualitas produk yaitu : Performance (kinerja), Feature

(bagian–bagian tambahan dan produk), Realibility (kehandalan),

Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk–produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk), Durability (ketahanan),

Service Ability (pelayanan), Estetika, Perceiced Quality (persepsi kualitas). Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk biasanya kita mempertimbangkan kualitas produk, namun selain itu juga yang menjadi pertimbangan adalah harga produk tersebut sesuai atau tidak dengan yang kualitas yang terkandung dalam produk tersebut. Menurut Fandy Tjiptono (2008:151), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Menurut Stanton (1998) dalam penelitian Rosvita Dua Lembang (2010) menyatakan ada empat indikator dari harga yaitu : keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:21) proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang


(39)

kompleks. Hawkins et al (1992) dan engel et al (1990) membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making), dan pengambilan keputusan yang besifat kebiasaan (habitual decision making).

Dalam penelitian ini penulis memilih proses keputusan pembelian terbatas. Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Proses keputusan pembelian terbatas: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, purnabeli.

Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu berupa stimuli yang berpengaruh menyangkut masalah pemasaran, produk atau yang berada dalam produk termasuk kualitas produk, harga, tempat, promosi, dan rangsangan lain seperti: ekonomi, keuangan, tekhnologi, politik, budaya, dsb (Model Perilaku Pembelian Kotler & Amstrong 2008:158).

b. Perbedaan Dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau keputusan pembelian telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain kualitas produk, kualitas layanan, promosi, harga, dan tempat. Bekti


(40)

setiawati (2006) dalam penelitiannya tentang Pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “Dwijoyo” di desa penanggulan kec. Pegandon kab. Kendal, menyatakan bahwa kualitas produk dan promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Ika Putri Iswayanti (2010) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan tempat terhadap keputusan pembelian (studi pada rumah makan “soto angkring mas boed” di semarang), menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan tempat memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Haryani (2006) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, menyatakan bahwa harga, produk dan promosi memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Rosvita Dua Lembang (2010) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol SOSRO (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II UNDIP, menyatakan bahwa kualitas produk, harga, promosi dan cuaca memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan seperti yang telah diuraikan diatas. Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu terletak dari variabel yang ditetapkan yaitu


(41)

hanya produk dan harga yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian terhadap Soerabi PA’iS Bandung.

c. Bagan kerangka pemikiran

Berdasarkan permasalahan yang ada antara kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian diduga mempunyai pengaruh. Oleh karena itu dapat digunakan untuk menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini. Kerangka berfikir yang telah dibahas merupakan dasar penyusunan diafragma variabel-variabel yang dijadikan sasaran penelitian ini yaitu:

Kualitas Produk (X1)

1. Performance 2. Feature 3. Realibility 4. Conformance 5. Durability 6. Service Ability 7. Estetika

8. Perceiced Quality

Keputusan Pembelian (Y)

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian

Informasi 3. Evaluasi

Alternatif 4. Pembelian 5. Purnabeli

Harga (X2)

1. Keterjangkauan harga 2. Kesesuaian harga

kualitas produk 3. Daya saing harga 4. Kesesuaian harga

dengan manfaat

Gambar 2.5


(42)

2.4 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis secara etimologi, hipotesis dari dua kata, yaitu kata hypo dan kata thesis. Hiypo berarti kurang dan thesis

adalah pendapat. Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penenlitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan pengujian hipotesis dimaksud dilapangan.

Menurut Sugiono (2010), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Berdasarkan hal tersebut, penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis utama :

Kualitas produk dan harga berpengaruh terahadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

2. Sub Hipotesis

1). Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.

2). Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati Bandung.


(43)

37 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Soerabi PA’iS Jl. Kopo Sayati No. 138 Bandung sebagai Populasi, kemudian dalam tekniknya dilakukan penarikan sampel yang dianggap mewakili seluruh populasi konsumen Soerabi PA’iS.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melukukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Menurut Moh. Nazir dalam bukunya metode penelitian memaparkan bahwa : “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelititan.” Dari pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilkukan oleh penulis dalam melaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1). Melakukan survei awal ke beberapa usaha surabi yang populer di bandung kemudian menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena yang terjadi.


(44)

2). Menetapkan judul penelitian dari penomena yang terjadi.

3). Mengidentifikasi permasalahan yang yang terjadi di usaha Soerabi PA’iS.

4). Menetapkan rumusan masalah. 5). Menetapkan tujuan penelitian

6). Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena yang terjadi yang didukung dengan teori-teori yang bersangkutan.

7). Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

8). Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

9). Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data. 10). Melakukan analisis data yang sudah didapatkan dari teknik

pengumpulan data dengan pemilihan prosedur statistik. 11). Melaporkan hasil penelitian.

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Metode Yang

Digunakan Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen

Soerabi PA’iS Cross Sectional

T-2 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen

Soerabi PA’iS Cross Sectional

T-3 Descriptive Descriptive dan survey

Konsumen

Soerabi PA’iS Cross Sectional

T-4, 5, 6 Descriptive &

Verifikatif

Descriptive dan Eksplantory

survey

Konsumen

Soerabi PA’iS Cross Sectional

Tabel 3.1 Desain Penelitian


(45)

3.2.2 Oprasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati, operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indikator, dan pengukuran. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dua variabel independent variabel (independent variable) yaitu produk (X1), harga (X2) sebagai variable X dan variabel terikat (dependent variable) yaitu keputusan pembelian sebagai variable Y.

1). Variabel Kualitas produk

Produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginanan konsumen (Fandy Tjiptono 2008:95). Dalam penelitian ini akan digunakan dimensi yang mencirikan tentang kualitas produk yaitu :

1). Performance (kinerja)

2). Feature (bagian–bagian tambahan dan produk) 3). Realibility (kehandalan)

4). Conformance (kesesuaian karakteristik operasi produk–produk dengan spesifikasi tertentu atau tidak ada cacat produk)

5). Durability (ketahanan) 6). Service Ability (pelayanan) 7). Estetika


(46)

2). Variabel Penetapan harga

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Fandy Tjiptono 2008:151). Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator harga dari Rosvita Dua Lembang (2010) karena indikatornya didapat dari buku (Stanton, 1998) yaitu :

1). Keterjangkauan harga

2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3). Daya saing harga

4). Kesesuaian harga dengan manfaat 3). Variabel keputusan pembelian

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Fandy Tjiptono (2008:21).

Dalam Penelitian ini akan digunakan proses keputusan pembelian Fandy Tjiptono (2008:23) yaitu keputusan Pembelian kebiasaan yaitu :

1). Pengenalan masalah

2). Pencarian informasi 3). Evaluasi alternatif 4). Pembelian


(47)

Variabel Konsep Indikator Ukuran Sk

ala Kualitas

Produk (X1)

Kualitas Produk Adalah Karakteristik produkatau jasa yang bergantung pada kemapuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan. (Kotler & Amstrong, 2008:272)

1. Kinerja (Performance) 1). Rasa surabi 2. Ciri-ciri atau

Keistimewaan tambahan (feature) 1). Banyak

pilihan / keragaman rasa

3. Keandalan (reliability) 1). Tidak mudah

rusak / produk tetap utuh

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) 1). Produk

surabinya halal / kelayakan konsumsi

5. Daya tahan (durability) 1). Ketahanan

produk untuk dimakan / dikonsumsi

6. Serviceability

(pelayanan) 1). Keramahan

Pelayanan

7. Estetika

1). Kemenarikan sajian warna produk

1) Tingkat rasa

2) Tingkat keragaman rasa

3) Tingkat kerusakan produk

4) Tingkat Kelayakan Konsumsi

5) Tingkat ketahanan Produk

6) Tingkat Keramahan pelayanan

7) Tingkat kemenarikan tampilan warna

Or din al Tabel 3.2


(48)

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). 1). Persepsi kualitas terhadap produk surabi

8) Tingkat persepsi kualitas produk

Penetapa n Harga (X2)

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (fandy tjiptono 2008:151)

1. Keterjangkauan harga

1). Harga produk surabi terjangkau

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

1). Harga produk surabi sesuai kualitas

3. Daya saing harga 1). Harga produk

soerabi PA’iS

dapat bersaing dengan harga produk surabi lain

4. Kesesuaian harga dengan manfaat 1). Harga produknya sesuai dengan manfaat yang dirasakan

1). Tingkat keterjangkauan harga

2). Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas produk

3). Tingkat daya saing harga

4). Tingkat kesesuaian harga dengan manfaat Or din al Keputusa n Pembelia n (Y)

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. (fandy tjiptono 2008:21)

1. Pengenalan masalah

1). Membutuhkan produk yang sesuai dengan keinginan

2. Pencarian informasi 1). Kemudahan untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai suatu produk

1). Tingkat kesesuaian dengan kebutuhan

2). Tingkat kemudahan mencari informasi

Or din al


(49)

3. Evaluasi alternatif 1). kemudahan

Memilih tempat yang menjual makanan yang diinginkan

4. Pembelian 1). keyakianan

dalam keputusan pembelian

5. Purnabeli 1). Persaaan setelah membeli produk 2). Akan merekomenda sikan tempat dan

produknya kepada teman atau kerabat.

3). Tingkat kemudahan

4). Tingkat keyakinan

5). Tingkat Kepuasan

6). Tingkat Kesetiaan

Sumber : Rancangan operasionalisasi untuk penelitian yang dikembangkan dari teori

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) data primer sebagai :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Peneliti menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.


(50)

1). Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah variabel produk dan harga, yang diperoleh langsung dari para konsumen di Soerabi PA’iS yang menjadi objek penelitian yang kemudian menarik sampel yang dapat mewakili dari populasi.

2). Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah: “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi data-data dari pihak Soerabi PA’iS Bandung.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data (penarikan sampel) 1). Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu (sugiono 210:389). Menururt Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah “Objek atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian


(51)

ini adalah seluruh konsumen Soerabi PA’iS perkiraan dalam satu minggu berjumlah 811 orang.

2). Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati, 2008). Menurut Sugiyono (2010:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Metode penarikan sampel yang digunakan mangacu kepada pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

dimana :

n = ukuran sample N = ukuran populasi e = tingkat kesalahan dalam populasi

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini berjumlah 89 Orang, melalui perhitungan berikut :

Demikian, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 Orang.

n

=

89,02 (90)


(52)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Kuesioner, wawancara, Dokumentasi)

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.

1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian. Objek penelitian dalam peneltian ini adalah Soerabi PA’iS Bandung. Data primer dalam penelitian ini berarti data yang diperoleh langsung dari Soerabi PA’iS Bandung. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

(1). Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan Soerabi PA’iS Bandung yang berhubungan dengan variabel penelitian. Hasil dari observasi dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mangambil kesimpulan.

(2). Wawancara atau interview

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai


(53)

dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi itu berupa yang berkaitan dengan produk dan penetapan harga implikasinya terhadap keputusan pembelian.

(3). Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakannya adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil kuesioner ini berupa data-data mengenai produk dan penetapan harga terhadap keputusan penelitian.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah oleh perusahaan, berbagai referensi buku, makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. Data sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

(1). Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan, mulai dari literatur, buku-buku yang ada.


(54)

3.2.4.1Uji Validitas

Menurut cooper (2006:720) Umi Narimawati dkk (2011:42) validitas adalah: “validity is a caracteristic of measuraenment concerned with the extent that test measures what the research

actually wishes to measure”. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pertanyaan dengan skor total untuk mempermudah pengolahan data maka menggunakan SPSS 17.0 for windows. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

Keterangan:

r= koefisien korelasi pearson

x= skor item pertanyaan

y= skor total item pertayaan

N= jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(55)

Keterangan: n= ukuran sampel

r= koefisien korelasi pearson

keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah:

1). Item instrument dikatakan valid jika t hitung lebih dari atau sama dengan t 0,05 (90)= maka instrument tersebut dapat digunakan.

2). Item instrument dikatakan tidak valid jika t hitung kurang dari t 0,05 (90)= 1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan. 3.2.4.2Uji Reliabilitas

Menurut cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati dkk 2011:43. reliabilitas adalah: “reability is a caracteristic of

measuraenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah menguji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayan alat pengungkap dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan istrument.dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji realibilitas adalah split half methode (spearman-brown correlation) tehnik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua


(56)

bagian yang sama besar (pemilihan bedasarkan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

1). Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil / genap), kemudian dikelompokan dalam kelompok I dan kelompok II. 2). Skor untuk msing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat

skor total untuk kelompok I dan kelompok II.

3). Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II. 4). Korelsikan skor total kelompok I total kelompok II.

5). Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r1= reliabilitas internal seluruh item

rb= korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

untuk melihat ada tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).


(57)

3.2.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kualitas Produk Hasil pengujian validitas kuesioner kualitas produk dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kualitas Produk

No Nilai Validitas Hasil Nilai Reliabilitas Hasil

1 0,629 Valid

0,756 Reliabel 2 0,599 Valid

3 0,728 Valid 4 0,652 Valid 5 0,779 Valid 6 0,532 Valid 7 0,670 Valid 8 0,574 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Tabel 3.3 menunjukan hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 ( kualitas produk) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,756. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel kualitas produkdinyatakan reliabel.


(58)

3.2.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Harga

Hasil pengujian validitas kuesioner harga dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Harga

No Nilai Validitas Hasil Nilai Reliabilitas Hasil

1 0,767 Valid

0,706 Reliabel

2 0,620 Valid

3 0,764 Valid

4 0,714 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (harga ) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,706. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel harga dinyatakan reliabel.


(59)

3.2.4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Keputusan Pembelian Konsumen

Hasil pengujian validitas kuesioner keputusan pembelian konsumen dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Keputusan Pembelian Konsumen

No Nilai Validitas Hasil Nilai Reliabilitas Hasil

1 0,550 Valid

0,785 Reliabel

2 0,771 Valid

3 0,696 Valid

4 0,798 Valid

5 0,576 Valid

6 0,686 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 3.5 hasil pengujian validitas kuesioner penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (keputusan pembelian konsumen) memiliki nilai r di atas 0,3. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel bebas dinyatakan valid. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,785. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel kelompok referensidinyatakan reliabel.


(60)

3.2.4.6Uji MSI (Method of Successive Interval)

Menurut Dr. dr. Hari Basuki Notobroto, M.Kes dan Dr. dr. Arief Wibowo, MS. Skala pengukuran sangat menentukan jenis analisis yang akan digunakan. Semakin tinggi skala pengukuran, semakin tinggi pula jenis analisis yang dapat digunakan. Skala pengukuran ditentukan oleh metode atau jenis alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk pengumpulan data atau pengukuran. Salah satu jenis alat ukur (instrumen) yang banyak digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala penilaian (skala likert atau Rating scale) yang sering kali digunakan untuk mengukur perilaku, sikap atau persepsi seseorang. Pengukuran dengan alat ukur yang menggunakan skala likert atau rating scale menghasilkan data yang memiliki skala ordinal, sehingga dalam analisisnya seharusnya menggunakan uji statistik non parametrik (analisis data semi kuantitatif). Dalam prakteknya, di beberapa bidang ilmu, untuk analisis data ordinal yang dihasilkan melalui pengukuran dengan alat ukur yang menggunakan skala likert atau rating scale digunakan kelompok uji statistik parametrik (misalnya regresi linier). Untuk itu, maka data ordinal tersebut terlebih dahulu ditransformasi sehingga menjadi skala interval. Salah satu metode untuk transformasi yang banyak digunakan adalah Method of Successive Interval (MSI). Dengan metode ini diharapkan data ordinal menjadi interval dan berdistribusi normal. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil analisis


(61)

data ordinal yang telah ditransformasi menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dibandingkan dengan hasil analisis data tanpa transformasi.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit melalui sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1). Analisis deskriptif atau kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana produk, harga, dan keputusan pembelian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah: (1). Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan

dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringatan jawaban.

(2). Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel = jumlah skor dari seluruh indikator variable untuk semua jawaban responden. (3). Dihitung skor tiap variabel/sub variabel= rata-rata dari total skor.


(62)

Tabel 3.6

Kriteria Presentase Tanggapan responden

(4). Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

(5). Untuk menjawab deskripsi dari masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajuka. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik


(1)

khas yang dimiliki, meningkatkan kualitas produk dan dengan melakukan inovasi terus menerus serta memenuhi keinginan konsumen yang selalu berubah, sehingga Soerabi PA’iS tidak kalah bersaing dengan pedagang surabi-surabi lain yang ada di Bandung.

2. Soerabi PA’iS sebaiknya selalu memperhatikan harga produk surabi yang ditetapkan karena faktor harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dalam hal ini sebaiknya tetap mempertahankan kesesuaian harga dengan kualitas produk, sesuai dengan manfaat yang terkandung dalam produk, harga agar tetap terjangkau, terutama daya saing harga dengan produk sejenis sehingga konsumen merasa puas yang kemudian akan mengahasilkan pelanggan yang loyal. Jika sudah banyak konsumen yang loyal maka pendapatan usaha juga akan meningkat dan usaha dapat terus berkembang.

3. Soerabi PA’iS sebaiknya terus menjaga bahkan meningkatkan kualitas produk surabinya dan menetapkan harga yang murah, dan diharapkan memperhatikan faktor-faktor lain yang dikira dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

4. Sebaiknya Soerabi PA’iS memaksimalkan terus produk surabinya baik dari segi rasa, produk yang tidak mudah rusak, daya tahan produk untuk dikonsumsi, terutama dalam mengembangkan dari segi estetika yaitu membuat bentuk yang menarik tidak hanya bulat, mungkin dengan bentuk seperti bintang, atau mirip buah-buahan, dan juga dari segi panampilan warna yang lebih proporsional dan menarik, sehingga dapat menarik minat


(2)

107

konsumen, dan terus mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, kemudian dapat meningkatkan penjualan produknya sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.

5. Sebaiknya Soerabi PA’iS memasang harga atau menetapkan harga surabinya yang lebih murah dan terjangkau, dan terutama harga yanag ditetapkan dapat bersaing atau dengan kata lain lebih murah dibandingkan pesaingnya, mungkin dapat diberlakukan dengan cara misalkan pembelian tertentu mendapatkan tambahan 1 porsi. jika harga sudah dirasa murah dengan kualitas produk yang baik, dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian surabi di Soerabi PA’iS.

6. Sebaiknya Soerabi PA’iS terus meningkatkana dan menyempurnakan produk surabinya dengan harga yang terjangkau, sesuai kualitas produk, sesuai dengan manfaat, harga yang bersaing atau lebih murah dari harga pesaing. Sudah terbukti bahwa kualitas produk dan harga sangat besar pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dan disarankan untuk penelitian yang akan datang agar menambah variabel independen lainnya, selain kualitas produk dan harga Seperti promosi, pelayanan, tempat, dll yang tentunya dapat mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian konsumen agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada variabel-variabel independen lain di luar penelitian ini yang mungkin bisa mempengaruhi keputusan pembelian.


(3)

108

Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Mio Studi Kasus Di Daerah Surakarta.

Buchari Alma (2007).Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa (7thed). Bandung: ALFABETA

Bilson Simamora (2003).Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Gramedia Pustaka Utama

Dayinta Pinasthika (2011). Usaha Kecil Menengah (UKM). Diakses pada 26 April 2011, dari Word Wide Web :

http://dayintapinasthika.wordpress.com/2011/04/12/usaha-kecil-menengah-ukm.html

Djaslim Saladin (2003). Perilaku Konsumen. Linda Karya

Endang Wijayanti (2007). Jurnal Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian TOYOTA Kijang (Studi Kasus Pada PT. Nasmoco kaligawe Semarang)

Fandy tjiptono (2008). Strategi Pemasaran (3thed). Yogyakarta : ANDI

Hari Basuki Notobroto., Arief Wibowo (2005). Perbandingan Hasil Analisis Data Ordinal Dengan Dan Tanpa Transformasi Menggunakan Method Of Successive Internal (Msi). Diakses pada 26 April 2011, dari Word Wide

Web :

http://www.infolitbang.ristek.go.id/index.php?l=id&go=d&i=826.html

Haryani (2006). Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo.

Ika Putri Iswayanti (2010). Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga, Dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Rumah Makan

“Soto Angkring Mas Boed” Di Semarang)

Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran (12thed). Jakarta : ERLANGGA

Resta Febriyanti (2009). Pengertian Dan Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan


(4)

109

http://restafebri.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-kriteria-usaha mikro_08.html

Ristiyanti Prasetijo., Ihalauw., Jhon J.O.I. (2004) Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI

Rosvita Dua Lembang (2010), Jurrnal Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol SOSRO (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Reguler II UNDIP.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA

Umi Narimawati., (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Umi Narimawati., Linna Ismawati., dan Sri Dewi Anggadini (2011). Penulisan

Karya Ilmiah. Bekasi: GENESIS

(2011).Usaha Kecil Dan Menengah. Diakses pada 26 April 2011, dari Word Wide Web : http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah.html


(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dede Suhendri Afriyanto

Tempat tanggal lahir : Sukabumi 08 - 04 - 1989

Agama : Islam

Alamat Rumah : Kp. Bojong Duren, Ds. Cibentang, Kc. Gunung Guruh, Kab. Sukabumi

Pendidikan Formal

1995-2001 : SDN Babakan I

2001-2004 : SMP Terpadu Darul’ Amal 2004-2007 : SMA Terpadu Darul’ Amal 2007-sekarang : Universitas komputer Indonesia

Motto : “Khoirunnas ankfauhum linnas”

Pelatihan yang telah diikuti

 LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)  LKMM (Latihan Kepemimpinan

Manajemen Mahasiswa)  Training Motivasi

 Training Kepemimpinan Menghadapi Globalisasi

Pengalaman Organisasi :

 Bagian keamanan Pondok (OSTDA)  Ketua Remaja Masjid

 Ketua FKMJ (Forum Komunikasi Mahasiswa Jampang) Biro Kampus Unikom

 Ketua Divisi SDM HIMA Manajemen Unikom

Bakat/Hobi :

 Berorganisasi  Wirausaha


Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PRODUK, DESAIN PRODUK, CITRA MEREK PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA SEPEDA MOTOR KAWASAKI

0 23 39

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA PADA KEPERCAYAAN MEREK DAN EFEKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA PADA KEPERCAYAAN MEREK DAN EFEKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KONSUMEN PRODUK AIR MINERAL AQUA.

0 2 18

PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Indomie.

0 4 22

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Kalimilk TKP 3.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Rown Division Kota Surakarta.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Rown Division Kota Surakarta.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

1 6 21

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Tas Merek Exsport (Studi Konsumen Pada Showroom Exsport PT. Eksonindo Mu

0 5 18

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN LAPTOP ASUS Rifqi Sulthan Fahrezzy

0 0 10