Hubungan antara kompetensi pedagogik guru IPS dengan prestasi belajar siswa di SMA PGRI 56 Ciputat

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA PGRI 56
CIPUTAT

Disusun oleh:
DRYMUHARMA
nセZQPS QUPRW P

JURUSAN PENDIDllUN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN urn
SYARIF HIDAYATULLAH JAIURTA
1007 M/1d1R J.J

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Hubungan antara Kompetensi Pedagogik Guru
IPS dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat" diajukan kepada
Fakultas IImu Tarbiyab dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hudayatullab Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyab pada tanggal, 04 Januari
2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berbak memperoleh gelar
Sarjana Stratal (S. Pd) pada Jurusan Pendidikan (Tadris) IPS.


Jakarta, 04 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua J urusan/Program Studi)

Tanggal

t$.. セNW

Drs. H. Nurochim, MM.
NIP. 050 046 643

cd?..

7..

Penguji I

セ Nセ[ W Z


Drs. n. Nurochim, MM.
NIP. 050 046 643

t!1l...

Penguji II

Abdul. Rozak, M. Si.
NIP. 150277 689
Mengetahui:
Dekan,
Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan

...

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU IPS DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SMA PGRI 56 CIPUTAT

Skl'ipsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh
Dry muharma

Nim. 103015027270

Pembimbing

\7

s ada MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH


KATA PENGANTAR
セケ

'.11'"
'.I\4.1l1 セ '
c.>=y.

Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT, karena
berkat ralunat, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, kaum kerabat, selia pengikutnya dan para penerus ajaran-ajaran
yang dibawanya. Amien.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata
Satu (SI) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Saya menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dorongan
dan bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen

pembimbing skripsi yang banyak memberikan bimbingan dan arahan yang
amat berharga dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Nurochim, MM., Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.
4. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memperkenankan penulis untuk mendapatkan berbagai literatur
demi terwujudnya skripsi ini.
5. Untuk Ibunda (aIm) dan Ayahanda tercinta, ananda takkan bisa membalas
jasa-jasamu, hanya do'alah yang bisa ananda panjatkan kepada Allah SWT

membesarkan, mendidik dan memberikan kasih dan sayang, serta motivasi
kepada ananda.
6. Terlebih untuk pamanda Basri Abdullah beserta istri yang telah sudih
mengorbankan harta dan bendanya serta berbagai motivasi serta bimbingan
yang menyertai peljalanan penulis dalam menyelesaikan tugas mulia ini
(menuntut ilmu pengetahuan) yang sekiranya tidak akan rnampu diraih sernua

orang, tidakkan terbalaskan rasanya jasa yang telah diberikan kepada penulis.
Hanya ucapan terirnakasih dan do'a jualah yang pantas diucapkan kepada
Allah SWT, sernoga dibalas dengan balasan yang setirnpal. Arnien.
7. Kepala Sekolah dan guru-guru SMA PORI 56 Ciputat Tangerang yang telah
rnembantu penulis menyelesaikan skripsi.
8. Kakak-kakak, adik-adik, dan farnili terdekatku yang tercinta sernoga Allah
selalu rnernberikan kernudahan kepada kita sernua. Canda dan tawa yang
seakan mengiringi selalu petjalanan kita, semoga rnenjadikan motivasi yang
lebih dalarn rnenapaki rnakna kehidupan ini hendaknya. Arnien.
9. Buat ternan-ternan seperjuangan angkatan 2003 PIPS terirnakasih atas
bantuannya yang sangat tinggi bagi penulis.
Dernikianlah penulis rnengucapkan terirna kasih dan berdo'a sernoga Allah
SWT rnernberikan balasnya, akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, II Syawwal 1428 H.
23 Oktober 2007 M.
Salam takzim,

Penulis


DAFTARISI

Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI

iii

DAFTAR T ABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

i

v

vi

PENDAHULUAN


1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah

6

I. Identifikasi Masalah

6

2. Pembatasan Masalah

7

3. Perumusan Masalah


7

C. Tujuan Penelitian

7

D. Kegunaan Penelitan

8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kompetensi Pedagogik
1. Pengetian Kompetensi Pedagogik Guru
2. Aspek-aspek Kompetensi Guru

9
9
9
14


3. Kompetensi Gum dalam Melakukan Kegiatan Pembelajaran .. 15
B. Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial...

27

1. Pengertian Pendidikan IPS

27

2. Metode Pembelajaran IPS

30

Nセ

Tujuan Pengajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS)

C. Pengertian Prestasi Balajar Siswa


31
33

1. Pengertian Prestasi Balajar Siswa

33

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

36

D. Kerangka Berfikir

39

E. Hepotesis Penelitian

40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian

41
4I

I. Tempat Penelitian

42

2. Waktu Penelitian

42

B. Variabel Penelitian

42

C. Populasi dan Sampel

42

D. Telmik Pengumpulan Data

43

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

44

I. Teknik Pengolahan Data

44

2. Teknik Analisa Data

44

F. Instrument Penelitian

46

I. Kompetensi Pedagogik Ouru IPS

46

2. Prestasi Belajar Siswa

48

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data

49
49

I. Pola Pengajaran IPS di SMA PORI 56 Ciputat Tangerang

49

2. Data Hasil Penelitian tentang Variabel X dan Variabel Y

50

3. Uji Coba Instrumen

55

4. Upaya SMA PORI 56 Ciputat dalam Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik Ouru IPS

56

B. Analisi Data

58

C. Interprestasi Data

60

BAB V PENUTUP

62

A. Kesimpulan

62

B. Saran-saran

63

DAFTAR PUSTAKA

64

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I

Kisi-kisi Kompetensi Pedagogik Guru IPS

47

Tabel2

Rangkuman Skor Variabel X dan Variabel Y

50

Tabel3

Distribusi Frekuensi Kompetensi Pedagogik Guru IPS

52

Tabel4

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

54

Tabe! 5

Interprestasi Hasil Koefisien Korelasi Produk Momen

59

Tabel6

Nyata Kore!asi Rxy dengan Thitung dan Ttabel

61

Tabel7

Uji Coba Instrumen

67

Tabe! 8

Penghitungan Uji Instrumen

68

Tabel9

Skor Dasar Variabel X dan Variabel Y

70

Tabel 10

Skor Variabe! Kompetensi Pedagogik Guru IPS (X)

71

Tabel 11

Nilai Raport Siswa yang Dijadikan Responden

72

Tabel 12

Rincian Prestasi Belajar IPS Siswa

74

Tabel 13

Koefisien Korelasi antm'a Kompetensi Pedagogik Guru IPS (X)
dan Prestasi Be!ajar Siswa

75

Tabel 14

Rangkuman Data Deskriptif dan Implementasi Strurges

76

Tabe! 15

Distribusi Frekuensi Variabel X

76

Tabe! 16

Ujin Normalitas Dan Kompetensi Pedagogik Guru IPS

77

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Variabel Y

79

Tabel 18

Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa

80

Tabel 19

Koefisien Korelasi Rxy Dengan Thitung Dan Ttabel

82

Tabe! 20

Statistic dan Nilai Kritis Distribusi

83

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran I

Uji Coba Instrument..

67

Lampiran 2

Skor Dasar Variabel X dan Variabel Y Penelitian

70

Lampiran 3

Rangkuman Skor Variabel X dan Variabel Y

75

Lampiran 4

Penghitungan Dasar Hasil Penelitian

76

Lampiran 5

Tabel Landasan Statistik

83

Lampiran 6

Berkas-Berkas Surat Penelitian

92

BABI
PENDAHULUAN

A. Latal' Belakang Masalah
Pendidikan

sangat

penting

dalam

kehidupan

dan

tidak

dapat

dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan Negara. Maju mundurnya
suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju-mundurnya pendidikan bangsa ini.
Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.
Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga
pendidikan sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan.
Kemampuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secm'a personal, sosial,
maupun profesionaL harus benar-benar dipikirkan, karena pada dasarnya guru
langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan
pendidikau.
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu
paedagogie. Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya anak,
dan again yang terjemahannya adalah membimbing. Oengan demikian
maka paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog.
Oalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
oleh orang dewasa agar ia dewasa. Oalam perkembangan selanjutnya,
pendidikan bermii usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok
orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi. 1
Oi Indonesia proses pendidikan secm'a umUl11 clilakukan dalam bentuk
pembelajaran, hal iui dapat dilihat dari lemhaga-lembaga pendidikan yang ada
di Negara ini mulai dari lembaga yang hersifat keagamaan seperti Madrasah
lbtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) clan
lain-lain, adapun bersifat umum seperti Sekolah Oasar (SO), Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) clan lain-

2

lain. Dari berbagai macam lembaga ini pendidikan biasa diberikan dalam
bentuk materi pengetahuan, keterampilan dan latihan semua hal yang
diberikan tersebut adalah hasil belajar atau prestasi belajar. Istilah prestasi
belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang hasil yang
optimal dari suatu aktifitas belajar.
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar mengemukakan
bahwa, "prestasi belajar merupakan psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dari belajar siswa,,2 Sedangkan menurut Dewa Ketut Subardi
"prestasi belajar diartikan sebagai taraf prestasi yang telah dicapai dari
macam-macam mata pelajaran yang diikuti, dapat dari nilai-nilai dalam raport
tiap semester atau nilai ujian akhir tiap jenjang sekolah yang dilaluinya"J
Prestasi belajar siswa dalam bentuk kongkrit pemberian angka nilai
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang diberikan adalah ikut menentukan dan mendorong siswa
meningkatkan prestasi belajar.
Kendatipun clemikian adalah benar bahwa prestasi belajar yang berupa
angka nilai tersebut hanya salah satu indikasi clari data atau informasi akibat
kegiatan evaluasi (dalam pengajaran). Oleh karena itu guru kelas harus
obyektif clalam menentukan dan menclorong siswa untuk menigkatkan hasil
belajar tersebut.
Penguasaan materi atau keterampilan yang climaksucl dikemukakan
oleh Ngalim Purwanto meliputi tiga aspek, yaitu "kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) clan psikomotorik (keterampilan)".

4

Ketiga aspek tersebut akan clijadikan sebagai landasan clalam upaya
peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam aspek kognitif siswa cliharapkan memiliki kemampuan yang
meliputi kemampuan pengetahuan, pemahaman. analisis, sintesis dan evaluasi.

Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Logos. 1999). Cet. I, h. 148


IlAB''''

It'Atnt

Q"I._,-, ... r/;

セL ᄋB N [ O o

セLN a

セLNᄋ i j B d

,f:

cGL O セjョャセ

1C' .... セQ⦅ NLセ

I

iセN

3

Aspek afektif merupakan aspek yang menunjukan kemampuan
bersikap yang tampak dalam perilaku. Aspek afektif dicapai melalui lima
tahapan, yaitu: Pengenalan, pemberian respon, penghargaan terhadap nilai,
pengorganisasian dan karakteristik dari nilai yang komplek.
Adapun aspek psikomotor merupakan aspek yang menunjukan
kemampuan kerja otot, sehingga menyebabkan bergeraknya tubuh atau
bagian-bagiannya. Yang termasuk dalam aspek psikomotor ini adalah mulai
dari gerak yang paling sederhana sampai pada gerak yang memerlukan adanya
koorclinasian yang baik
Prestasi belajar sebagai salah satu dari data atau infonnasi (yang
cliwujudkan clengan angka nilai) kegiatan evaluasi pengajaran clipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi tercapainya
prestasi belajar. Oleh karena itu clalam hal ini guru kelas dituntut untuk
berlaku clialogis dan interaktif dalam menghaclapi siswanya.
Abu Ahmacli mengutip dan berkesimpulan atas pendapat para pakar
penclidikan mengungkapkan bahwa, "faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa clibagi clalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal"S
Faktor internal tercliri clari: faktor jasmaniah (psikologis), faktor
psikologis yang tercliri atas: faktor intelektif clan faktor non intelektif dan
faktor kematangan fisik clan psikis.
Sedangkan faktor eksternal terdiri clari: perlama, faktor sosial yang
tercliri dari: lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat clan kelompok, kedua,
faktor budaya seperti aclat-istiaclat, ilmu pengetahuan clan kesenian, keliga
faktor instrumental (lingkungan fisik) seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar
clan iklim, keempal faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.
Dengan memenuhi faktor-faktor tersebut cliharapkan siswa menjacli
manusia yang seutuhnya dengan kata lain menjadi manusia yang berdaya guna
agar clapat mengelola dan mengembangkan sumber claya alam yang melimpah

4

ruah di Negara ini untuk lebih memajukan dan meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Sejarah

menunjukkan

bahwa

faktor

yang

paling

menentukan

keberhasilan suatu bangsa bukanlah kekayaan alam yang dimilikinya,
melainkan kualitas sumber daya manusianya sebagai insan dengan segala
keutuhannya (human being as a whole), dengan segenap daya yang ada pada
dirinya yaitu claya pikir, claya clzikir, dan moral. Dengan fakta tersebut maIm
pendidikan clengan penekanan terhadap pembentukan sumber claya manusia
yang utuh dan siap bersaing dalam era pasar bebas sangatlah diperhatikan clan
perIu clijalankan clengan

segenap

kemampuan

yang

ada,

dan

untuk

menciptakan manusia yang utuh tersebut maka cliperlukanlah tenaga ahli clan
kompeten clalam bidangnya (pendidikan), sehingga clapat mencetak manusia
seperti yang clibutuhkan di atas.
Profesi guru pacla saat ini masih banyak clibicarakan orang-orang atau
masih saja clipertanyakan, baik clikalangan para pakar pendiclikan maupan cli
luar pakar pencliclikan. Bahkan selama clasawarsa terakhir ini hampir setiap
hari, media massa khususnya media massa cetak harian maupun mingguan
memuat berita tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang
cendrung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya yang menyangkut
kepentingan umum sampai kepacla hal-hal yang sifatnya sangat pribacli,
seclangkan dari pihak guru sencliri tak mampu membela cliri.
Masyarakat/orang tua muricl pun kaclang-kadang mencemoohkan clan
menucling guru ticlak kompeten, ticlak berkualitas clan sebagainya, manakala
putera/puteri mereka ticlak bisa menyelesaikan persoalan yang clihaclapinya
sencliri atau ticlak memiliki kemampuan yang sesuai dengan keinginan orang
tua.
Menurut Uzer Usman mengutip clari

penclapat Nana Sudjana,

renclahnya pengakuan sebagaian masyarakat terhaclap profesi guru clisebabkan
oleh beberapa faktor berikut:

5

1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pun dapat

menjadi guru asal ia berpengetahuan.
2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk
menjadi guru.
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya atau kompetensi
yang dimilikinya, apalagi berusaha mengembangkan profesi itu.
Perasaan rendah diri karena menjadi guru.
4. Penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadi,
sehingga wibawa guru semakin merosot. 6
Dan jika dikaitkan dengan industrialisasi yang sedang berkembang
dengan kemajuan IPTEK seperti yang disinggung di atas, banyak dari
kalangan industrialisasi/bisnis pun lllelllprotes para guru karena kualitas para
lulusan dianggapnya kurang lllellluaskan bagi kepentingan perusahaannya. Di
mata para murid-muriel pun khususnya eli sekolah lllenengah atas di kota-kota
pada umumnya cendrung menghorlllati gurunya hanya dikarenakan ingin
mendapatkan nilai yang baik atau naik kelas/lulus Ujian Akhir Nasional
(UAN) dengan peringkat teliinggi tanpa kelja keras. Tentu saja tuduhan dan
protes dari berbagai kalangan tersebut akan lllerongrong wibawa guru, bahkan
cepat atau lambat, pelan tapi pasti akan menurunkan mal·tabat guru. Akankah
demikian nasiblllu wahai pahlawan tanpa tandajasa?
Syafruddin Nurdin lllengungkapkan dalam bukunya Guru Profesional
dan Illlplikasi Kurikulum, Guru yang dalam pandangan tradisional adalah
"sebagai orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan atau pengeliian yang telah singkat lagi yaitu manusia yang
digugu dan ditiru"/ akankah hilang eksistensinya dengan kritikan dan hujatan
yang ada dan silih berganti datangnya. Untuk lllenjawab semua tantangan dan
kritikan yang ada dan terus bertambah tersebut, guru sebagai tenaga ahli untuk
membentuk manusia yang seutuhnya di sekolah sangatlah perlu diperhatikan
kOl11petensi

yang

dil11iliki

atau

dikuasainya,

khususnya

kompetensi

pedagogik. Sebenarnya profesi keguruan bukanlah profesi yang asal dan

l11udah untuk didapatkan. Hal ini c1ikarenakan untuk l11enjacli seorang guru
6

Moll. Uzer Usman. Alel1jadi Guru pイセェゥAウッョ。ャL

( Bnndung: RCI1l'lia Rosda Karya. 2002) eel. XIV

6

tidaklah mudah. Mengingat tugas dan tanggungjawab guru yang begitu
kompleksnya.
Hal ini Juga penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan
kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek pedagogis,
dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cendrung kerdil
karena tidak mempunyai dunianya sendiri.
Setelah penulis mengamati situasi lapangan yang akan diteliti, maka
fenomena yang ada pada Sekolah Menengah Atas PGRI 56 Ciputat adalah
suatu keadaan di mana seorang guru (khususnya Guru IPS) sangatlah
diperhatikan dengan amanah yang diberikan oleh lembaga tersebut. Akan
tetapi, apakah segi kualitas guru tersebut memenuhi syarat untuk

ュ・ャセ。、ゥ

guru

yang benar kompeten dibidang keilmuannya, jib dil ihat dari segi kegiatan
ekstra kurikulernya mungkin peran aktif guru tersebut sangat berpengaruh
seperti dalam kegiatan sosial siswa atau dikenal sekarang ini sebagi rohis
SMA. Akan tetapi sangat ironis, jika seorang guru sudah berada di dalam
kelas, penguasaan kompetensi pedagogiknya tidak mampu mengantarkan
siswa pada suatu peningkatan atau pencapaian prestasi belajar yang lebih bailc
Atas elasar fenomena eli atas, penulis tertarik untuk meneliti hal ini
yang elituangkan elalam bentuk skripsi elengan juelul "Hubungan antara
Kompetensi Pedagogik Guru IPS dengan PJ'estasi Bela.jar Siswa di SMA
PGRI 56 Ciputat."

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Pel'umusan Masalah
1. Identifikasi Masalah

a. Kurangnya penguasaan guru IPS terhaelap kompetensi pedagogik.
b. Kurangnya pemahaman siswa terhaelap materi pelajaran IPS.
c.

Prestasi belajar siswa paela mata pelajaran IPS kurang memuaskan
(masih eli bawah rata-rata).

el. Rendahnya penerapan kompetensi peelagogik oleh guru IPS
meningkatkan prestasi belajar siswa.

dalam

7

e. Ketidak jelasan hubungan antara kompetensi pedagogik guru IPS
dengan prestasi siswa.

2. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup yang diuraikan maka untuk
menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan. maka penulis
membatasi ruang lingkup permasalahan pada:
a. Kurangnya penguasaan guru IPS terhadap kompetensi pedagogik.
b. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kurang memuaskan
(masih di bawah rata-rata).
c. Ketidak jelasan hubungan antara kompetensi pedagogik guru IPS
elengan prestasi siswa.

3. Perumusan Masalah
Dari

pembatasan

masalah

eli

atas

penulis

merumuskan

permasalahan ini yaitu:
a. Bagaimana penguasaan guru IPS terhadap kompetensi pedagogik?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas I dan II SMA PORI 56
Ciputat?
c. Adakah hubungan antara kompetensi peelagogik guru IPS dengan
prestasi belajar siswa eli SMA PORI 56 Ciputat?

eI. Seberapa besar kontribusi yang elisumbangkan oleh kompetensi
peelagogik guru IPS terhaelap prestasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

I. Untuk mengetahui penguasaan kompetensi peelagogik oleh Ouru IPS eli
SMA PORI 56 Ciputat.
2. Untuk mengetahui kedaan prestasi belajar siswa kelas I elan II SMA PORI
56 Ciputat.
3. Untuk mengetahui jawaban ketielak jelasan hubungan antara kompetensi
pedagogik guru IPS elengan prestasi belajar siswa.
4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi antara kompetensi peelagogik IPS

8

D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini meliputi, sebagai berikut:
I. Menjadi tolok ukur bagi para guru bidang studi khllsllsnya pada IPS dalam
meningkatkan kompetensinya, terlltama kompetensi pedagogik.
2. Menjadi masukan bagi para pengelola lembaga pendidikan khususnya
dalam bidang perekrutan pegawai dan tenaga pengajar untuk lebih selektif
dalal11 menjaring pegawai

dan tenaga pengajar yang

benar-benar

profesional dan kompeten terhadap bidang keahliannya.
3. Dan menul11buhkan daya kritis bagi siswa untuk lebih bijaksana terhadap
guru yang l11engajari mereka.

BABII
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kompetensi Pedagogik
l.

Pengertian Kompetensi Pedagogil( Guru

Kata kompetensi guru berasal dari bahasa lnggris yaitu competency
yang berarti kecakapan atau kemampuan. Seperti dinyatakan oleh
Roestiyah yang dikutip dari pendapat Robert Houston bahwa "kompetensi
sebagai suatu tugas yang memadai atau kepemilikan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuaan yang dituntut oleh jabatan seseorang".l
Dalam pengertian ini lebih menitik beratkan pada tugas guru dalam
mengajar, kompetensi juga dapat diartikan sebagai kewenangan atau
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Barlow yang dikutip oleh Muhibbin Syah "The ability of

a teacher to responsibly perform has or her duties appropiately,,2 yang
diartikan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya seCaI'a belianggungjawab
dan layak.
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan "kompetensi itu berasal
dari kata kompeten yang berarti cakap, berkuasa dalam memutuskan atau
menentukan sesuatu,,3 artinya berupa kemahiran dalam memutuskan atau
menentukan sesuatu untuk dilakukan kepada setiap peserta didik.
Kompetensi juga berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.
Sedangkan menurut A. Sahertian yang dimaksud "kompetensi
adalah

I

2

kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh

melalui

NY. Roesliyah , Masatah-masatah Jlmu KeguI"uan, (Jakarta: Balai Puslaka, 1989), h. 18
Muhibbin Syah, Psikotogi Pendidikan (Suatu Pendekalall Baru), (Bandung: Remaja

10

pendidikan dan latihan".4 Dipahami bahwa, seseorang dapat dikatakan
berkompeten dalam suatu bidang tertentu apabila ia mengaplikasikan
kemampuannya melalui proses pendidikan dan pelatihan yang telah
dijalaninya, karena dari hasil tersebut pengalaman demi pengalaman akan
ia raih dan akan menjadi modal awal terhadap suatu bidang pekerjaan yang
ditekuni. Sebagaimana Mulyasa yang mengutip pendapat Me Ahsan
mengemukakan bahwa "competency is a knowledge, skill, and abilities

that aperson achieves, wich become part of his or her being to the exent
can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor
behaviors ". 5 Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari
dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku berdasarkan dad
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang sebaik-baiknya. Hal ini
menjelaskan

bahwa

seseorang

yang

berkompetensi

bukan

hanya

berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan setelah
melakukan pelatihan, tapi juga membutuhkan aspek-aspek lain dalam diri
individu yang akan menjadi satu kesatuan yang bail"
Istilah

kompetensi

sebenarnya

memiliki

banyak

makna

sebagaimana yang dikutip oleh Moh Uzer Usman dari beberapa pendapat,
antara lain menurut Broke and Stone: "Kompetensi merupakan gambaran
hakikat kualitatif dad perilaku guru yang tampak sangat bermti", dan juga
menurut Charles Jhonson "kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk meneapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan".6 Seem'a keseluruhan kompetensi bukan hanya memiliki
pengetahuan, keterampilan, selia kemampuan sebagai tugas seseorang tapi
juga merupakan penguasaan dalam diri seseorang yang meneakup perilaku

4 Pie!. Sahertian, Supervisi Pene/idikan dalam Rangka Program in Service Education,
(Jakarta: Rineka Cipla, 1992), h. 25
5 Mulyasa, KUI'ikutum Bel'basis Kampe/ensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h.
00

II

rasional sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
seseorang.
Adapnn menurut pendapat Zakiyah Darajat kompetensi guru
merupakan "kemampuan seorang guru dalam me1aksanakan kewajibannya
sebagai pengajar yang bertanggungjawab dan layak".7 Definisi ini
menunjukkan bahwa tanggungjawab seorang pengajar dalam melakukan
tugasnya mendidik sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki secara rasional oleh jabatan seseorang.
Kompetensi menurut Departemen Pendidikan Nasional dimiikan
sebagai

"pengetahuan,

keterampilan

dan

nilai-nilai

dasar

yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan beliindak", 8 Dalam pengertian
ini kompetensi diarahkan untuk dapat digunakan dalam kehidupan seharihari, baik dalam suatu profesi dalam pekerjaan maupun bidang lainnya.
Dari beberapa definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa
kompetensi seorang guru dalam melakukan tugasnya mendidik haruslah
sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya selia diikuti
oleh perilaku rasional yang bertanggungjawab dan layak sebagai bagian
dari diri seorang guru.
Kompetensi

keguruan

meliputi

kompetensi

kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional agar dapat bernilai secara
nyata maupun bekelja dibidangnya secara efektif dan efisien.
Dalam PP No.19 tahun 2005 pasal 28 tentang Standar Nasional
Pendidikan ayat 3 disebutkan bahwa seorang pendidik atau pun pengajar
hm'us memiliki 4 kompetensi yaitu:
a, Kompelensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peselia didik,
perancangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

7
1 ArL,'l

イBセ

Zakiyah Darajat. Pendidikan Islam dalelln Keluarga dan Sekolah, (Jak",la: Ruhama,
1

1_

I"\c

12

b. Kompelensi Kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berahlak mulia.
c. Kompelensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secm'a luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam SNP.
d. Kompetensi 80s/ai, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secm'a efektif
dengan peselia didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua wali peserta didik dan masyarakat sekitar 9
Sedangkan pengeliian peelagogik menurut Nana Syaoelih
Sukmadinata adalah "penguasaan kemampuan melakukan proses belajar
mengajar atau kemampuan e1alam mengajar"IO. Definisi ini menyatakan
bahwa setiap tenaga pengajar suelah pasti memiliki kemampuan e1asar yaitu
kemampuan melakukan pengajaran e1engan segala ruanglingkupnya yang
meliputi interaksi dengan peserta didik, perancangan, pelaksanaan, selia
evaluasi pembelajaran bahkan pengembangan potensi peselia e1idik.
Peelagogik menurut Abel. Rahman "interaksi atau pergaulan yang
bersifat menelielik antm'a penelielik yang e1imaksuel dan berusaha untuk
mempengaruhi terelielik, e1emi perkembangan dan kedewasaan peselia
e1ielik"ll.
Menurut Burhanuelelin Salam yang dikutip dari Langevelel seorang
ahli pedagogik dari Negeri Belanela mengemukakan bahwa, peelagogik
(penelidikan) ialah "suatu bimbingan yang e1iberikan oleh orang dewasa
kepada anak

yang

belum dewasa

untuk

mencapai

tujuan,

yaitu

keelewasaan",12 disamping itu Mochtar Buchori mengutip penelapat para
ahli

pendidikan

Muhammaeliyah

Jakarta

mengemukakan

bahwa,

"peelagogik diteljemahkan e1engan kata ilmu mendidik dan yang dibahas

9 Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia No. 19 tahull tentang SNP, (Jakarta: Lembaga
Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial, 2005), Cet. III, h. 27
10 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan KurikuluJ11 Teo,.; Dam Praktek, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2005), h. 193
II Abd. Rahman Abror, Psik%gi Pendidikan. (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

13

ialah bagaimana mengasuh dan membesarkan seorang anak".13 Hal ini
menjelaskan bahwa pedagogik merupakan kemampuan mengajar dalam
berinteraksi dengan peserta didik dalam memberikan ilmu pengetahuan
dengan tujuan mengembangkan kepribadian dan kedewasaan birfikir bagi
peselia didik.
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 8, menjelaskan ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam mengemban
tugasnya selaku pedagog yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keil1lanan, ketaqwaan, dan ahlak l1lulia
e. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. Memperoleh penghasilan yang tidak ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
seem'a berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanmlakan
tugasnya
I.
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai ォ・キョ。セ
l1lengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan. 1
Untuk meningkatkan kualitas para pengajar perlu dilakukan suatu
sistem penguj ian terhadap kompetensi guru, uj i kompetensi guru dilakukan
secara nasional, regional, maupun loka!. Mulyasa menyatakan pentingnya
uji kompetensi guru yaitu:
a. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kemampuan
profesional guru
b. Merupakan alat seleksi penerimaan guru
c. Untuk mengelol1lpokan guru
d. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan kurikulul1l
e. Merupakan alat penilaian guru
f. Mendorong kegiatan dan hasil belaj ar 15.

13 Mochtar Buchori, Ilmu Pene/ie/ikan e/an Praklek Pene/ie/ikan e/alam Remmgan.
(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. 1994), Cet. I, h. 19
14 •

1

.1

.r-.

,



••••

_.

-



-

-"

-

14

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru dalam mengajar adalah kepemilikan kecapakan kelja atau
keahlian yang selaras dengan tuntutan bidang kerja sebagai seorang
pengajar dengan

mengutamakan

kecakapan

akademik,

sosial, dan

profesionalitas, dengan demikian ia mempunyai wewenang yang benarbenar ahli dalam kegUluan dan pelayanan sosial untuk meningkatkan mutu
pendidikan.

2. Aspek-aspek Kompetensi
Terdapat beberapa aspek kompetensi yang mencakup kompetensi
seorang guru diantaranya adalah: "(I) Takwa dan berilmu pengetahuan, (2)
Sehat jasmani dan rohani. (3) Berahlak (berlaku baik), mencintai
jabatannya, adi!, sabar, berwibawa, manusiawi, bekelja sama dengan guruguru yang lain dan masyarakat".16
Sedangkan menurut Tatty S.B Alman yang dikutip dari buku
Muhammad Nurdin, bahwa guru yang memiliki kompetensi pedagogik
harus memiliki:
I)

"Keterampilan (Skill)

2)

Sikap diri (Attitude)

3)

Kebiasaan (Habbit),,17
Sebagai salah satu usaha mengembangkan mutu pengajaran sangat

diperlukan kesatuan aspek-aspek yang bukan hanya dari pengetahuan yang
dimiliki

berdasarkan

ilmu

akademiknya,

namun

diperlukan

juga

perwujudan atau aplikasi ilmu yang dimilikinya yang kemudian menjadi
keterampilan atau bakat di dalam diri, kemampuan yang paling dasar
adalah kemampuan dalam mengantisipasi perubahan yang teljadi baik
dalam kelas maupun di luar kelas yang akan menjadi sikap diri pada anak
didik dan sampai pada menjadi kebiasaan diri dalam menjalankan masa
depan anak didik.

16
r'l.r.nAr< 01

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi AgamaliAIN, flmu Pendidikan Islam, (Jakarta::
,(\0-,\

ャセ

')r.

,1(\

IS

Lebih lanjut, dalam PP tentang guru dikemukakan bahwa:
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal
sebagai berikut:
I)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum/silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar (EHB)
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya18

3. Kompctcnsi Guru dalam McIakukan Kcgiatan Pcmbclajaran

lstilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda,
tetapi dapat berhubungan erat, bahkan teljadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Penulis
memahami, semua itu merupakan kegiatan pembelajaran. Jika dilihat dari
definisi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam bukunya
Kurikulum dan Pembelajaran yang dirangkum dari berbagai pandangan
parah ahli pendidikan bahwa, pembelajaran adalah "suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran".19
Dari

definisi

tersebut

mencerminkan

bahwa,

pengajaran

merupakan aktivitas (proses) pembelajaran yang dilakukan oleh guru
terhadap peserta didik, berjalan seCaI'a sistematik yang terdiri banyak
komponen, tidak bersifat parsial (terpisah atau bekelja sendiri-sendiri),
tetapi hams berjalan teratur, saling bergantung, komplementer dan
berkesinambungan. Untuk itu diperlukan langkah-Iangkah yang tepat
terhadap kelancaran proses pembelajaran, Kemampuan guru yang
ditampilkan dalam proses pembelajaran dapat mencapai tujuan pengajaran

16

secaI'a efektif
perencanaan

dan efisien atau keberhasilan guru dalam menyiapkan
pengajaran,

melaksanakan

program

pengajaran

dan

mengevaluasi hasil pengajaran. Disamping pengajaran yang sistematik.
l11aka perlu juga ditunjang oleh pengembangan kurikulul11 yang jelas sesuai
penjelasan berikut ini.
Istilah

kurikulul11

memiliki

arti

yang

berbeda-beda

yang

dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pendidikan sampai kini. Sri
Purnmni mengutip dari kmnus Webster tahun 1812, "kurikulum berasal
dari bahasa Yunani, yaitu curlr yang berarti pelari. Juga berasal dari kata

cursus yang artinya course atau track. Track memiliki arti jarak suatu
lintasan yang harus ditempuh

dalam suatu lomba lari untuk mencapai

garis akhir lintasan,,2o
Dalam hal ini pengertian

kurikulum menulUt Oemar Hamalik

ialah: "'jangka waktu pendidikan yang harus ditel11puh oleh siswa yang
bertujuan mendapatkan ijazah".21 Ijazah sebagai suatu bukti bahwa telah
menempuh kurikulum berupa pelajaran-pelajaran telientu untuk mencapai
garis finis.
Istilah kurikulum mulai dikenal dalam dunia pendidikan dengan
alii sejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa. Namun
semakin hari pengertian kurikulum semakin berkembang sejalan dengan
perkembangan tugas dan peran yang dibebankan kepada sekolah. Sekolah
bukan

hanya bertugas l11engembangkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor siswa tetapi seluruh kepribadian anak harus dibinanya.
Selain itu pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat dan pelaksanaan
tugas dalam pendidikan yang seharusnya dilaksanakan dalam lingkungan
keluarga kini dipercayakan kepada sekolah. Tuntutan masyarakat akan
pentingnya pendidikan

yang bennakna serta pendidikan yang dapat

20 Sri Purnami I. Subekti, Kurikulum: Pengantar Untuk Kurikulum Kreatif dan Praktek
Sesuai Perkembangan, (Jakarta: Guna Widya, 1995), h. 101
21 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. I, h 16.

17

memberikan kemampuan-kemampuan tertentu bagi SISWa untuk bekal
te,jun dimasyarakat dan dunia kerja.
Demikian pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu pesat dan penyebaran informasi yang tidak dapat
dibendung membutuhkan aktifitas sekolah yang tidak hanya mentransfer
ilmu

Hエイ。ョセヲ・

of knowledge) yang ada dalam buku. Dengan peran dan

tugas sekolah yang semakin berat maka pengertian kurikulum berkembang
menjadi luas. Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan
sistem pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga
kependidikan harus memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata dalam
bukunya

Pengembangan

Kurikulum

Teori

dan

Praktek,

bahwa

pengembangan kurikulum terdiri dari dua prinsip yaitu "prinsip umum dan
prinsip khusus, prinsip umum terdiri dari prinsip relevansi, fleksibelitas,
kontinuitas, praktis dan efektivitas. Sedangkan prinsip khusus yaitu prinsip
yang yang berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar
siswa, dan penilaian".22 Perwujudan kurikulum tersebut seluruhnya
terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan
dan keberhasilan kurilmlum. Dialah sebenarnya perencana, pelakasana,
penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya. Suatu kurikulum
diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi
pengembangnan kemampuan siswa secaJ'a optimal sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan masyarakat.
Hamalik menafsirkan kurikulum berdasarkan lSI dan materi,
rencana pembelajaran, dan pengalaman belajar.
Kurikulum yang menurut isi dan materi pelajaran, adalah
kurikulum yang merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh dn dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan, kurikulum sebagai terencana pembelajaran, adalah
suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa. Sedangkan kurikulum sebagai pengalaman belajar, adalah

18

kegiatan-kegiatan kurikulum yang tidak terbatas dalam ruangan
kelas saja (intrakurikuler) tetapi juga meneakup kegiatan-kegiatan
yang di luar kelas (ekstra kurikuler).23
Dengan penge11ian kurikulum di atas, maka banyak pengalaman
belajar yang harus dikuasai oleh siswa dapat diperoleh melalui Iingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Interaksi siswa dengan
lingkungan fisik dapat diperoleh di laboratorium, halaman sekolah dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan tempat
terjadinya interaksi sosial. Hal ini teljadi dalam kelas dalam bentuk
interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa serta murid dengan
murid. Interaksi ini dapat juga terjadi di luar sepe11i di bus, halte atau
tempat umum lainnya.
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia NomoI'
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
"kurikulum adalah seperangkat reneana dan peraturan mengenai tujuan isi
dan bahan pelajaran serta eara yang eligunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk meneapai tujuan pendidikan
tertentu".24 Pengertian yang lebih luas diberikan oleh Zurinal dan Wahdi
Sayuti, kurikulum aelalah "serangkaian metoele belajar dalam mengajar,
eara mengevaluasi kemampuan siswa dan seluruh perubahan pada tenaga
pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi, administrasi, waktu,
jumlah ruang, dana serta pilihan pelajaran".25
Dari berbagai pandangan dan penelapat para ahli yang telah
dikemukakan eli atas elapat elisimpulkan bahwa paela hakekatnya kurikulum
adalah segala pengalaman belajar yang eliberikan dalam bentuk rencana
atau program pembelajaran yang ditransformasikan oleh guru kepada
siswa yang disusun -seCaI'a sistematis, direncanakan dan diorganisasi oleh
sekolah elalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap
2J Mulyasa, Slandar Kompelensi dan Sel'lifikasi GUI'Ii. h. 16-18.
'" Undang-Undang Republik Indonesia NomoI' 20 Tahun 2003 lenlang Sislem Pendidikan

19

jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada tingkat dasar, menengah
maupun

Perguruan

Tinggi

memiliki

kurikulum

tersendiri.

Setiap

kurikulum yang ada tentu disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Untuk merealisasikan kurikulum yang telah disusun, malm guru
sebagai motor penggerak dari kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
memulai

aktivitasnya

sebagai

penga.lar

dari

tahap

perencanaan,

pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasi, hal ini dapat dipahami
berdasarkan uraian sebagai berikut:
a. Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pada dasarnya

merupakan

persmpan untuk

menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu
masalah atau pekeljaan. Sesuai dengan pendapat Made Pirdata bahwa,
"Perencanaan merupalmn hubungan antara apa adanya sekarang (what
is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian
dengan kebutuhan, penentuan, tujuan, prioritas, program, dan alokasi
sUll1bcr ",.26

Ahmad

Rohani

menjelaskan

dalam

bukunya

Penjelasan

Pengajaran, bahwa menurut teod, "tahap perencanaan merupakan
dasar untuk menyusun langkah-Iangkah penyelesaian suatu masalah
yang

mengarah

kepada

pencapaian

tujuan

tertentu.

Sebelum

melakukan suatu pekeljaan perIu dilakukan perencanaan yang matang,
agar pada tahap pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang baik".27
Dalam hal ini perlu menjadi perhatian oleh guru dalam
menyusun perencanaan kurikulum antara lain: tujuan, bahan atau isi,
metode dan alat serta evaluasi. Tujuannya untuk menentukan kemana
warga belajar akan dibawa, bahan atau isi harus sesuai dengan
tuntutan, standar atau kemampuan belajar Slswa. Bahan juga dapat
difungsikan

untuk

memberi

isi

atau

makna

terhadap

tujuan.

Penggunaan metode dan alat diharapkan dapat memberikan variasi

20

serta efektifitas serta efesiensi belajar yang mengarah kepada semangat
atau tumbulmya motivasi pembelajaran yang tinggi, baik siswa selaku
obyek ajar atau guru selaku subyek pembelajaran.
Dengan kata lainnya penggunaan metode dan alat berfungsi
sebagai

kelanjutan serta kelancaran dari

proses pembelajaran.

Sedangkan penilaian berfungsi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
itu tercapai clan tindakan apa -yang harus clilakukan apabila tujuan
belum tercapai.
b. Pelaksanaan Pengajaran
Rencana pengajaran yang clisusun belum mempunym mii
sebelum clilaksanakan cli clepan kelas dengan mengikut sertakan teman
sejawat clan memanfaatkan unsur-unsur terkait seperti, ahli kurikulum,
ahli evaluasi serta ahli bidang studio Dalam hubungan ini, terlihat
komunikasi multi arah antm'a guru sebagai pengajar, para ahli dan
warga belajar sebagai subjek belajar.
Menurut Slameto mengutip dari penclapat Gaqne dan Brigs
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kemampuan yang perlu
ditampilkan oleh guru aclalah sebagai berikut:
I) Memotivasi warga belajar, dari memulai pelajaran sampm
menutup pelajaran.
2) Kemampuan mengemukakan tujuan pelajaran dengan jelas clan
mudah dipahami clan cliketahui kearah mana ia tuju.
3) Kemampuan menyajikan bahan pelajaran clengan metode
mengajar relevan clengan tujuan pengajaran.
4) Kemampuan melaksanakan penguatan kemauan belajar
(reinfocement)
5) Melakukan penilaian hasil belajar.
6) Kemauan mempersiapkan alat-alat bentu pelajaran dan
menggunakannya clengan baik.
7) Kemampuan memperbaiki pengajaran untuk keperluan
mengajar dimasa yang akan clatang
8) Kemampuan melakukan layanan bimbingan konseling. 28
Agar kegiatan pembelajaran dapat teralisasikan dengan baik
clan benar maka guru sebagai roda penggerak kegiatan pembelajaran

21

tersebut

diharapkan

dapat

memahami

selia

membuat

strategi

pembelajanm yang lebih baik pula.
Sebelum kepada strategi pembelajaran, pembahasan ini akan
menjelaskan terlebih dahulu tentang definisi strategi dan pembelajaran.
Pengertian strategi biasanya dikaitkan dengan taktik (terutama dikenal
dalam lingkungan militer).
Tabrani

Rusyan

dkk,

berkesimpulan

dalam

bukunya

Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar bahwa, strategi seCal'a
umum dapat didefinisikan sebagai "garis besar haluan bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan,,29
Kata strategi di sini juga berarti cara atau taktik suatu rencana
belajar yang berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran yang lebih
populer dengan sebutan strategi pembelajaran.
Strategi diartikan sebagi garis-garis besar haluan untuk
beliindak dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar biasa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Sumanti
dan Permana berpendapat dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
bahwa, pada dasarnya strategi pembelajaran menyangkut empat hal
utama yaitu, "1) penetapan tujuan pengajaran, 2) pemilihan sistem
pembelajaran, 3) pemilihan dan penetapan prosedur, metode dan tehnik
pembelajaran

dan 4)

menetapkan kriteria keberhasilan proses

pembelajaran dari evaluasi yang dilakukan".30
Uraian ini memperlihatkan upaya guru dalam merencanakan
kegiatan pengajarannya seCal'a sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya agar bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak-anak didik
secara tuntas.
29

Tabran; RlIsyan dkk. Pendekatan dalelln Proses Betajar lvIengajar (Bandllng: CV.

D"",..,..,,,;.-,V,... •.,,,,

QPqo|イBLセ

1
ャセ

11:'::

22

Sebagai guru yang baik, hendaknya ia harus memahami tentang
pribadi anak didiknya, baik anak didik sebagai individu dengan segala
keunikannya dan sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang
berbeda. Setidaknya ada beberapa hal yang membedakan anak didik
dengan yang lainnya, yaitu segi intelektual, psikologi, dan biologisnya.
Perbedaan inilah yang menimbulkan perbedaan perlakuan dalam
kegiatan pembelajaran.
Roestiyah dkk mengutip dan sepakat dengan pendapat De
Queluy dan Gazali, mendefinisikan mengajar dengan: "Mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling
singkat dan tepat".J] Dari pengeliian di atas dapat diketahui bahwa
mengajar pada intinya yaitu aktivitas atau kegiatan guru dalam
menanamkan pengetahuan dan pengalaman kepada seseorang melalui
kegiatan yang dihubungkan dengan anak sehingga tel:jadi proses
pembelajaran.
Dari pengertian di atas, maka mengajar di sini dapat dimiikan
sebagai tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya
yaitu usaha guru dalam menggunakan variabel pengajm'an (tujuan,
bahan metode, alat dan evaluasi agar guru dapat mempengaruhi peselia
didik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk memudahkan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan atau telah ditetapkan, maka Sri Anitah dkk juga tak
mau ketinggalan mengutip dari pendapat Gropper mengatakan bahwa,
"strategi pembelajaran merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang
cocok dengan tujuan yang akan dicapai tiap tingkah laku yang harus
dipelajari dan dipraktekkan, karena setiap materi dan tujuan pengajaran
berbeda satu sarna lain".J2 Maka jenis kegiatan yang harus dipraktekan
oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.

23

Adapun strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan demi
terciptanya suatu suasana dimana antara guru dan para peserta didik
teljalin

sikap

persahabatan

yang

berakar

pada

dasar

saling

menghormati dan saling mempercayai, maka hal ini akan tumbuh
subur apabila:
I) Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan
dengan semua peserta didik. Menghargai mereka dan menerima
mereka dengan berbagai keterbatasan,
2) Guru bersikap adil sehingga l11ereka diperlakukan sal11a tanpa
tUl11buh rasa di anak-tirikan atau disisihkan,
3) Guru bersikap objektifterhadap kesalahan peserta didik dengan
melakukan sanksi sesuai dengan tata tertib bila peserta didik
l11elanggar disiplin yang telah disetujui bersama,
4) Guru tidak menuntut para peserta didik di depan temantemannya sehingga menyebabkan mereka kehilangan l11uka,
5) Dapat diciptakan suatu kondisi sehingga setiap peserta didik
merasa berhasil dalam segi-segi tertentu dan tidak senantiasa
berada dalam situasi kegagalan dan kekecewaan,
6) Suasana kehidupan disekolah tidak mendorong peserta didik
kearah tingkah laku yang tidak dikehendaki. 33
Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiahhadiah bagi peserta didik yang bertingkah laku sesuai dengan tuntutan
disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan yang baik.
Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya
tertib ke arah siasat (strategi). Sikap ini akan memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang
aktif, kondusif, dan terkendali serta terarah kepada tegaknya disiplin
sekolah sebagaimana yang diharapkan bersama.
c. Melakukan Evaluasi
Soekartawi

berpendapat

evaluasi

adalah

"cara

untuk

mengetahui sejauh mana sasaran belajar suatu rangkaian pelajaran
dapat tercapai".34 Kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada waktu-waktu
tertentu sesuai dengan kehendak guru. Kegiatan mengevaluasi hasil

33

A'

24

belajar juga merupakan salah satu kegiatan yang tidak kalah
pentingnya dalam kegiatan institusional lainnya.
Pada hakikatnya, Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tujuan
pengajaran
terjadi

yang telah dicapai dan berapa besar tingkat perubahan

clalam

cliri

warga

belajar

sebagai

akibat

dari

proses

pembelajaran. Mau ticlak mau, guru clituntut untuk mempunyai
keterampilan dalam mengevaluasi, sehingga hasilnya berguna bagi
anak clidik clan guru itu sencliri.
Berclasarkan tujuan evaluasi tersebut, Soekartawi kembali
mengungkapkan seorang guru sebelum melakukan evaluasi hendaknya
memahami terlebih clahulu tentang prinsip-prinsip evaluas