Kemampuan Jalur Hijau Jalan di Kota Bogor dalam Meredam Kebisingan Lalu Lintas.

KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN DI KOTA BOGOR
DALAM MEREDAM KEBISINGAN LALU LINTAS

HANDY ADRIAN HADJERI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kemampuan Jalur
Hijau Jalan di Kota Bogor dalam Meredan Kebisingan Lalu Lintas adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015
Handy Adrian Hadjeri
NIM E34090102

ABSTRAK
HANDY ADRIAN HADJERI. Kemampuan Jalur Hijau Jalan di Kota Bogor
dalam Meredam Kebisingan Lalu Lintas. Dibimbing oleh RACHMAD
HERMAWAN dan ENDES N DAHLAN.
Aktivitas lalu lintas dapat menyebabkan kebisingan, yang pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia. Salah satu upaya untuk
meredam kebisingan dengan membangun jalur hijau jalan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan jalur hijau jalan dalam mereduksi
kebisingan. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar jalur hijau jalan di Jl. Padjajaran,
Jl. A. Yani, Jl. Ir. H. Djuanda dan sisi Kebun Raya Bogor, pada Bulan JuliAgustus 2014. Data utama yang dikumpulkan adalah tingkat kebisingan di sekitar
jalur hijau jalan, komposisi dan struktur vegetasi serta indeks luas daun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jalur hijau Jl. A. Yani dengan indeks luas daun
2.9788 mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mereduksi kebisingan yaitu
sebesar 7.31 dB, sedangkan kemampuan reduksi paling rendah terjadi di jalur

hijau Jl. Pajajaran (Telkom) dengan indeks luas daun 1.322 yaitu sebesar 3.03 dB.
Kata kunci: indeks luas daun, jalur hijau jalan, reduksi kebisingan
ABSTRACT
HANDY ADRIAN HADJERI. Capability of Roadside Vegetation in Bogor City
in Reducing Traffic Noise. Supervised by RACHMAD HERMAWAN and
ENDES N DAHLAN.
Traffic activity can cause some noise, which at certain levels can interfere
with human health. One attempt to reduce noise by building green belt road. in
urban areas. The purpose of this study was to determine the ability of the roadside
vegetation in reducing noise. This observation was carried out around the roadside
vegetation on Jl. Padjadjaran, Jl. A. Yani, Jl. Juanda and the Bogor Botanical
Garden, conducted July 2014 until August 2014. The data which been collected
was the noise level around the green belt road, the composition and structure of
vegetation and leaf area index. Roadside vegetation in Jl. A. Yani with 2.9788
leaf area index of 2.9788 has a high reduce noise that is equal to 7.31 dB, while
the lowest reduction occurred ability on the roadside vegetation Jl. Padjadjaran
(Telkom) with leaf area index of 1.322 that is equal to 3.03 dB.
Keywords: leaf area index, noise reduce , roadside vegetation

KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN DI KOTA BOGOR

DALAM MEREDAM KEBISINGAN LALU LINTAS

HANDY ADRIAN HADJERI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

Judul Skripsi: Kemampuan Jalur Hijau Jalan di Kota Bogor dalam Meredam Kebisingan
Lalu Lintas
Nama
: Handy Adrian Hadjeri
NIM

: E34090102

Disetujui oleh

Dr Jr Rachmad Hermawan. MScF
Pembimbing I

Tanggal Lulus:

2 5 AUG 2015'

Pembimbing II

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga karya ilmiah
ini berhasil diselesaikan dengan Judul “Kemampuan Jalur Hijau Jalan di Kota
Bogor dalam Meredam Kebisingan Lalu Lintas” sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rachmad Hermawan

M.ScF dan Bapak Dr Ir Endes N Dahlan M.S selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan, motivasi, dan bimbingan untuk penyempurnaan
penulisan skripsi. Terimakasih juga kepada Kepala Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Dosen pengajar, Laboran, Petugas Teknis dan
lainnya atas ilmu pembelajaran selama berkuliah. Terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan pada teman-teman yang membantu
dalan pegambilan data hingga terbentuknya skripsi ini, Yuni Ambar Yekti, Sinta
Ayunda Putri, Yohanna, Novita Puji Leksono, Dita Haristyaningrum, Luna
Raftika K, Safrina Ayu T, Muhammad Nugraha, Dewa Bagus Widy Kurniawan,
Fandi Arfan, Ikhwan Agustian, Reza Abilah, serta keluarga “Anggrek Hitam” 46
atas doa dan batuannya.
Semoga Skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015
Handy Adrian Hadjeri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan

2

Jenis Data


3

Teknik Pengumpulan Data

3

Analisis dan Pengolahan Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

5

Tingkat Kebisingan


5

Perbedaan Struktur dan Bentuk Vegetasi dalam Meredam Kebisingan

7

Leaf Area Index (LAI) dan Tingkat Kebisingan

8

Perbandingan Jumlah Kendaraan dan Tingkat Kebisingan

10

Pengaruh Faktor Lingkungan dan Kebisingan

11

Disain Jalur Hijau Kota Bogor dalam Meredam Kebisingan


11

SIMPULAN DAN SARAN

13

Simpulan

13

Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

13

LAMPIRAN


15

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Alat dan Bahan
Data Kebisingan
Faktor Lingkungan
Rataan Struktur Vegetasi
LAI di masing-masing Jalur Hijau
Tabel Perbandingan Jumlah Kendaraan dan Tingka Kebisingan
Faktor Lingkungan

3
6
7
7
9
10
11

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Peta Lokasi Penilitian Bogor
Sketsa Inventarisasi Pohon dan Posisi Sound Level Meter
Foto tajuk Jl. A. Yani
Foto tajuk Jl. Ir. H. Djuanda
Foto tajuk Kebun Raya Bogor
Foto tajuk Jl. Padjajaran Arah Tajur
Foto tajuk Jl. Raya Padjajaran Depan Telkom
Disain jalur hijau Kota Bogor dalam meredan kebisingan.

2
3
9
9
10
10
10
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Foto Penelitian
Nilai Kebisingan dan Reduksi Kebisingan
Tally Sheet Pengukuran Pohon
Kerapatan Jenis Tanaman
Rataan, tinggi, diameter jenis tanaman
Diagram Profil Jalur Hijau Jalan

15
15
20
22
23
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota-kota satelit membuat
jumlah penduduk yang menempati kota tersebut semakin meningkat. Salah satu
kota satelit dengan jumlah penduduk yang tinggi adalah Kota Bogor. Menurut
BPS Kota Bogor (2013) Jumlah penduduk Kota Bogor Sebanyak 1.004.831
dengan pertumbuhan rata-rata meningkat sebanyak 37.433 jiwa atau dengan
persentase 3.87%. Jumlah penduduk yang tinggi ini membuat sarana dan
prasarana transportasi dan pembangunan jalan yang menghubungkan satu tempat
dengan tempat lainnya semakin meningkat.
Menurut Polresta Kota Bogor (2013), jumlah plat nomor kendaraan yang
dikeluarkan oleh SAMSAT Polres Kota Bogor sebanyak 68.511 pada tahun 2010,
jumlah ini meningkat pada tahun 2011 yaitu sebanyak 74.459, dan meningkat lagi
pada tahun 2012 dengan jumlah 75.633. Jumlah kendaraan paling banyak untuk
kendaraan roda dua yaitu motor dengan jumlah 55.444 kendaraan sedangkan
kendaraan roda empat atau lebih berjumlah 20.189 kendaraan.
Peningkatan jumlah aktivitas kendaraan bermotor
menyebabkan
meningkatnya pencemaran lingkungan. Salah satu masalah yang sering terjadi di
jalan raya adalah kebisingan atau polusi suara dari suara kendaraan bermotor.
Selain itu, penggunaan knalpot tidak standar juga menambah tingkat kebisingan.
Kemacetan kendaraan juga membuat bertambahnya tingkat kebisingan dari suara
klakson yang sudah dibuat bervariasi dan suara mesin yang menderu saat terjadi
kemacetan. Meningkatnya sumber kebisingan ini juga dapat mengganggu
kesehatan masyarakat yang berada di sekitar jalan bahkan pengguna jalan itu
sendiri. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi mulai dari perasaan tertekan,
gangguan pendengaran, bahkan untuk tingkat kebisingan yang lebih parah dapat
menyebabkan kematian (Doelle 1986).
Untuk mengurangi efek yang disebabkan oleh kebisingan tersebut, dapat
dilakukan dengan peredaman. Peredaman yang dilakukan di jalan raya dapat
berupa pembuatan jalur hijau jalan yang berada di sepanjang pinggir jalan. Jalur
hijau jalan merupakan daerah hijau sekitar lingkungan perkotaan yang mempunyai
tujuan sebagai pengendali pertumbuhan pembangunan untuk mempertahankan
area hijau (Indah et al 2014). Jalur hijau jalan sendiri memiliki beberapa fungsi
antara lain sebagai pelindung pengguna jalan dari sinar matahari, hujan dan angin,
sebagai pembersih udara, fungsi konservasi sebagai tempat konservasi air, tanah,
dan kehidupan satwa, fungsi produksi sebagai penghasi kayu, daun, dan fungsi
ekstetika sebagai penambah keindaan jalan (KLH 2004). Jalur hijau jalan sendiri
merupakan salah satu yang dapat menyerap emisi yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor. Selain dapat meredam bising, tanaman di sepanjang kanan
kiri jalan, juga dapat menambah indah pemandangan dan memberikan nilai
estetika (Carpenter et al. 1975). Menurut DPU (1996) tanaman yang dapat
menyerap polusi dan meredam kebisingan adalah tanaman berbentuk pohon atau
perdu yang memiliki kerapatan daun yang padat sehingga dapat menyerap polusi
udara dan meredam kebisingan dengan baik.

2
Tujuan Penelitian
1.
2.

Tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengetahui tingkat kebisingan di beberapa jalan utama di Kota Bogor.
Mengetahui kemampuan jalur hijau jalan dalam mereduksi kebisingan yang
bersumber dari kendaraan bermotor.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk pengembangan
disain jalur hijau jalan yang berfungsi sebagai peredam kebisingan.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Jalur Hijau Jalan di Kota Bogor yaitu
Jl. Padjajaran, Jl. Ir. H. Djuanda serta bagian Kebun Raya Bogor dan Jalan A.
Yani dengan letak seperti pada Gambar 1. Penelitian dilakukan selama satu bulan
yaitu pada bulan Juli 2014 hingga Agustus 2014.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian Bogor

Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan berbagai peralatan dan bahan untuk keperluan
pengumpulan data utama dan penunjang. Secara rinci alat dan bahan tersebut
seperti pada Tabel 1.

3
Tabel 1 Alat dan bahan
Alat
Termometer dan Hygrometer
Alat tulis
Sound Level Meter
Meteran Jahit
Meteran
Kamera SLR, Lensa Fish Eye, Tripod
Pengukur Waktu
Hemisphericalview canopy analyzer
Tally Sheet

Fungsi
Mengukur suhu dan kelembaban udara
Mencatat data selama pengukuran
Mengukur tingkat kebisingan
Mengukur diameter batang pohon
Mengukur Plot
Membantu
Menentukan
LAI
dan
Dokumentasi
Untuk
Menghitung
waktu
dalam
pengukuran kebisingan
Mengetahui proyeksi tajuk dan mengetahui
LAI (Leaf Area Indeks)
Mencatat data yang dibutuhkan selama
pengukuran

Jenis Data
Data yang dikumpulkan data primer berupa kebisingan, suhu, kelembaban,
jenis pohon, luasan tajuk, diameter pohon, tinggi total dan tinggi bebas cabang,
jarak tanam. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka yaitu berupa
laporan penelitian, skripsi, tesis maupun jurnal penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Inventarisasi pohon
Kegiatan pertama adalah penentuan titik lokasi pengukuran kebisingan. Pada
titik tersebut dibuat plot sebesar 10 m x 10 m sebanyak dua plot dengan sketsa
yang dapat dilihat seperti ada Gambar 2. Data yang dikumpulkan berupa
pencatatan data pohon seperti tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter, titik
pohon, jarak tanam dan azimuth yang terdapat di lokasi dari contoh yang akan
diteliti.

Gambar 2 Sketsa Inventarisasi Pohon dan Posisi Sound Level Meter
Pengukuran tingkat kebisingan.
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan alat Sound
Level Meter. Penempatan dari alat tersebut dilakukan di dua tempat sekaligus
yaitu di depan tegakan dan di belakang tegakan. Pengambilan di belakang tegakan
ini bertujuan untuk mengetahu seberapa efektif jalur hijau jalan dalam mereduksi
kebisingan kendaran yang melintas. Untuk area depan tegakan ditaruh dekat

4
dengan sumber kebisingan dan dibelakang tegakan ditaruh dengan jarak 10 m dari
titik depan tegakan. Pengukuran tingkat kebisingan dihitung mulai dari jam 08.00
hingga pukul 17.00 dengan dilakukan sebanyak tiga kali pegulangan pada hari
yang sama. Pengukuran kebisingan yang dicatat dengan jeda waktu 10 menit
setiap jam.
Penghitungan jumlah kendaraan bermotor
Penghitungan jumlah kendaraan dilakukan pada 10 menit pertama
pengukuran kebisingan pada setiap jam, dilakukan tiga kali pengulangan pada
penghitungan jumlah kendaraan bermotor sesuai dengan pengulangan tingkat
kebisingan. Kendaraan yang lewat dihitung seluruhnya selama 10 menit dengan
dibedakan menjadi dua tipe yaitu kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat
atau lebih.
Pengukuran suhu udara, kelembaban udara dan arah angin
Pengukuran ini dilakukan pada saat bersamaan dengan pengambilan data
kebisingan di setiap lokasi plot peneltian. Pengukuran suhu menggunakan
termometer dan kelembaban menggunakan hygrometer. Arah angin menggunakan
pita kecil yang diikatkan di tongkat untuk mengetahui arah angin yang berhembus
saat data diambil.
Diagram profil tajuk
Diagram profil tajuk digunakan untuk mengetahui tutupan tajuk pada
permukaan tanah. Pembuatan digram profil dilakukan dengan pembuatan plot
inventarisasi pohon seperti terlihat pada Gambar 2. Semua pohon yang didapat
pada plot pengamatan di ukur jarak dari titik X dan Y nya untuk mengetahui
posisi dari pohon tersebut. Pada setiap pohon tersebut diukur jarak datar dari
tutupan tajuk terpanjang yang diukur menggunakan meteran dan kompas. Setiap
titik terpanjang diambil juga titik baliknya yang merupakan garis lurus. Setelah
data tersebut diambil digambar ke dalam militer blok. Dalam pembuatan diagram
profil tajuk juga menggunakan data tinggi total, tinggi bebas cabang, dan diameter
pohon tersebut.
Analisis dan Pengolahan Data
Data Leaf Area Index (LAI) menggunakan program Hemiview 2.1 Canopy
Analisis Software. Gambar dari tutupan tajuk yang diambil menggunakan lensa
fish-eye dianalisis menggunakan program tersebut untuk mendapatkan nilai LAI.
Tingkat kebisingan yang didapat dihitung menggunakan rumus yang diambil dari
Widagdo (1998):
Keterangan:

= Nilai Reduksi Kebisingan pada area bervegatasi (dB)
=Tingkat kebisingan di titik pengamatan area depan
vegetasi (dB)
=Tingkat kebisingan di titik pengamatan area belakang
vegetasi (dB)
Data berupa suhu udara (T), kelembapan udara (RH) dan karekteristik
jenis tumbuhan tertentu digunakan sebagai data penunjang. Data yang didapat

5
lalu di jelaskan secara deskriptip kuantitatif dengan didukung dari data penelitian
yang didapat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Secara geografis wilayah Kota Bogor berada antara 106° 43’30”BT 106° 51’
00” BT dan 30’30”LS - 6° 41’00”LS. Kota Bogor memiliki luasan sebesar 11.850
ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Kota Bogor memiliki
ketinggian minimum 180 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Suhu
rata-rata tiap bulan 32.1°C dengan suhu minimum 22.4°C dan suhu maksimum
33.7°C, Kota Bogor memiliki kelembapan udara yang sangat tinggi yaitu 92% dan
curah hujan rata-rata tiap bulan 304-535.3 mm dengan curah hujan terbesar pada
November dan Januari (BPS Kota Bogor 2013).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 tahun 1950 Kota Bogor terbagi
dalam 22 kelurahan, 5 kecamatan dan 1 perwakilan kecamatan. Terakhir
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1992, perwakilan kecamatan
Tanah Sareal ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan, kini terdapat 6
kecamatan dan 68 kelurahan. Lokasi Kota Bogor yang dekat dengan ibukota
negara dan kedudukannya diantara jalur tujuan Puncak-Cianjur merupakan
potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
Adanya Kebun Raya yang di dalamnya terdapat Istana Bogor merupakan tujuan
wisata yang menarik.
Ruang terbuka hijau Kota Bogor terdapat 13 jenis yang diantaranya adalah
Taman Kota, Taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan
perkantoran dan gedung komersial, hutan kota, Kebun raya, pemakaman umum,
lapangan olah raga, lahan pertanian perkotaan, jalur di bawah tegangan tinggi.
Beberapa jalur hijau jalan yang ada di Kota Bogor terdapat pada Jl. Padjajaran, Jl.
Ir. H. Djuanda, Jl. A. Yani, dan beberapa jalan lainnya dengan luas jalur hijau
jalan sebesar 138.29 ha.
Tingkat Kebisingan
Kebisingan merupakan bentuk suara yang tidak diinginkan karenadapat
menimbulkan kerugian terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya (Suratmo
1995). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan
dan tidak tepat waktu dan tempatnya (Warningsih 2006). Kebisingan dapat berasal
dari berbagai hal salah satunya adalah lalu lintas. Sumber kebisingan lalu lintas
menurut Hakim (2006) berasal dari suara putaran ban mobil, suara bising dari
badan mobil, suara dari knalpot dan klakson, suara mesin, suara putara garden dan
suara mesin pendingin. Sumber kebisingan lalu lintas tersebut dapat lebih tinggi
apabila bagian dari kendaraan tersebut dimodifikasi tidak sesuai dengan dari
pabrik kendaraan tersebut.
Tingkat kebisingan adalah ukuran derajat tinggi rendahnya kebisingan yang
terjadi di suatu tempaat dengan satuan desibel (DPU 2004). Pengukuran tingkat
kebisingan pada penelitian ini dilakukan di lima lokasi. Lokasi tersebut mewakili

6
beberapa bentuk yang sedikit berbeda. Sumber kebisingan dari lokasi penelitian
ditimbulkan dari lalu lintas kendaraan bermotor yang pada tiap lokasi memiliki
tingkal kepadatan lalu lintas yang hampir sama. Cara pengukuran kebisingan pada
tiap titik contoh diambil di dua titik yaitu depan tegakan dan belakang tegakan
yang diambil secara bersamaan. Jarak yang diambil dibelakang tegakan kurang
lebih 10 m. Penentuan jarak yang diambil 10 m karena pada beberapa jalur hijau
jalan terdapat keterbatasan luas dengan adanya tembok dari bangunan yang ada
dibelakangnya. Pengukuran kebisingan diulang sebanyak tiga kali pengulangan
pada minggu berikutnya yang pada setiap harinya dilakukan sebanyak tiga kali
pengambilan data pada jam 08.00, 12.00, dan 16.00 dengan interval waktu setiap
10 menit. Dokumentasi saat pengambilan data dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tingkat kebisingan yang dihasilkan pada tiap lokasi hampir memiliki
tingkat kebisingan yang sama. Perbedaan yang terjadi terlihat pada titik B yang
berada dibelakang tegakan. Tiap lokasi memiliki reduksi kebisingan yang berbeda
hal ini dikarenakan tiap lokasi memiliki kerapatan tanaman, tinggi tanaman, dan
faktor lainnya. Menurut Sagitawaty (2011) kebisingan yang dapat diredam sangat
dipengaruhi oleh kepadatan tanaman, tinggi tanaman, lebar tanaman, jarak tanam,
intensitas bunyi, frekuensi, dan arah datangnya kebisingan. Pengukuran tingkat
kebisingan dapat dilihat pada Tabel 2. Data lengkap kebisingan dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Tabel 2 Data kebisingan
No.
1
2
3
4
5

Lokasi Contoh
Jl. A. Yani
Jl.Ir. H. Djuanda
Kebun Raya
Jl. Padjajaran Telkom
Jl. Padjajaran Tajur

r(m)
0.1
0.1
0.5
0.1
0.1

Rataan Tingkat Kebisingan
Titik A
Titik B
(dB)
(dB)
77.32
70.31
78.72
71.57
75.34
66.91
78.00
74.97
77.28
70.48

Keterangan: r: Jarak dari sumber kebisingan ketitik A, Titik A: Depan tegakan, Titik B: Belakang
tegakan

Pada lokasi Kebun Raya memiliki kemampuan dalam mereduksi kebisingan
yang paling besar dibandingan dengan lokasi yang lain. Hal ini dipengaruhi
dengan ada nya tembok yang menghalangi, sehingga kebisingan selain tertahan
dengan barrier tanaman juga tertahan dengan adanya tembok. Pada lokasi seperti
Jl. A. Yani, Jl. Ir. H. Djuanda dan Jl. Padjajaran arah Tajur kemampuannya dalam
mereduksi kebisingan hampir setara. Pada lokasi Jl. A. Yani tegakan cukup rapat
dan bergerombol dengan adanya berbagai macam strata terdapat banyak rumput
dan semak, serta jarak tanaman yang cukup rapat. Pada lokasi Jl. Ir. H. Djuanda
dan Jl. Padjajaran arah Tajur jarak tanam tiap pohon cukup dekat dan tajur pohon
yang cukup rapat adanya sedikit tanaman bawah juga cukup mempengaruhi dalam
mereduksi kebisingan. Pada Jl. Padjajaran depan Telkom vegatasi pohon sedikit
dan hanya ada rumput taman yang tidak mempengaruhi dalam mereduksi
kebisingan, sehingga kebisingan yang direduksi sedikit.
Kebisingan yang dihasilkan di Kota Bogor walaupun dapat direduksi
dengan adanya jalur hijau jalan tapi tingkat kebisingan yang ada di kota Bogor
masih diatas rata-rata dari baku mutu yang ditetapkan Menteri Negara

7
Lingkungan Hidup No.48/MENLH/1996 tentang baku mutu kebisingan, dapat
dilihat pada, Tabel 3.
Tabel 3 Faktor lingkungan

Peruntukan kawasan/ Lingkungan Kegiatan
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Permukiman
2. Perkantoran dan Perdagangan
3. Ruang Terbuka Hijau
4. Pemerintah dan Fasilitas Umum
a. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya
2. Sekolah atau Sejenisnya
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya

Tingkat Kebisingan
55
65
50
60
55
55
55

Sumber: KEPMENLH No. 48/MENLH/1996

Perbedaan Struktur dan Bentuk Vegetasi dalam Meredam Kebisingan
Jalur hijau jalan sangat mempengaruhi dalam peredaman kebisingan. Nilai
yang mempengaruhi dalam meredam kebisingan antara lain spesies tanaman, Leaf
Area Index (LAI), diameter, tinggi total, tinggi bebas cabang, kerapatan, dan jarak
tanaman dan beberapa faktor lain seperti suhu udara, kelembapan udara, angin
dapat mempengaruhi meredam kebisingan (Irwan 1994).
Pada Tabel 4 diketahui bahwa yang memiliki nilai reduksi kebisingan
tertinggi adalah Kebun Raya, tetapi struktur vegetasi lainnya tidak sebaik pada jl.
A. Yani. Hal ini didapatkan dari jarak pengukuran kebisingan dari sumber
kebisingan. Reduksi kebisingan yang didapat sudah tereduksi dari jarak yang ada.
Menurut Ratnasih (2012) penurunan kebisingan terjadi semakin jauh dari jarak
sumber kebisingan tapi ini tidak seefektif menggunakan tanaman. Data lengkap
struktur vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan data rataan kerapatan pada
Lampiran 4 dan Lampiran 5.
No. Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 4 Rataan struktur vegetasi

A. Yani
Ir. H. Djuanda
Kebun Raya
Padjajaran depan Telkom
Padjajaran Tajur

Nrv

D (m)

Tt (m)

7.31
7.15
8.43
3.03
6.80

0.37
0.26
0.38
0.27
0.31

7.91
4.45
12.05
6.06
8.67

Tbc
(m)
3.14
1.83
4.10
3.60
5.16

R (m)

K

4.66
6.75
5.75
6.44
6.00

1050
300
200
450
250

Keterangan:Nrv: Nilai Reduksi Kebisingan, D:Diameter (m), Tt: Tinggi Total (m), Tbc: Tinggi
Bebas Cabang (m), R: Jarak Tanam (m), K: Kerapatan

Berdasarkan perhitungan rataan yang didapat nilai reduksi kebisingan yang
paling besar diperoleh pada lokasi Kebun Raya Bogor, dan terendah pada lokasi Jl.
Padjajaran depan Telkom. Menurut data rataan tersebut dapat dilihat bahwa pada
lokasi kebun raya tidak memiliki kerapatan yang tinggi diameter pada lokasi
tersebut besar dengan tinggi total dan tinggi bebas cabang yang cukup besar.
Reduksi kebisingan yang terjadi pada lokasi Kebun Raya Bogor tinggi
dikarenakan adanya tembok penghalang setinggi 1 m yang berfungsi sebagai

8
pagar dari Kebun Raya Bogor. Nilai penurunan kebisingan dihalangi tembok
pembatas. Oleh karena terdapat tembok dan bukan struktur vegetasi maka jalur
hijau jalan ini tidak akan dibahas lebih lanjut..
Jalur hijau Jl. A. Yani memiliki reduksi kebisingan terbesar kedua setelah
Kebun Raya Bogor. Dari data rataan tersebut kerapatan tanaman di Jl. A. Yani
merupakan yang tertinggi dengan tinggi total dan tinggi bebas cabang tidak begitu
besar. Pada Jl. Ir. H. Djuanda kebisingan yang diredam cukup besar hal ini
dipengaruhi dari tinggi bebas cabang pada lokasi tersebut yang rendah dan adanya
semak pada bagian bawah jalur hijau. Jl. Padjajaran depan Telkom dan arah tajur
memiliki nilai reduksi kebisingan yang paling kecil dengan plot lainnya. Hal ini
juga terlihat dari rataan pengukuran lainnya yang tidak begitu baik seperti Tinggi
total yang tinggi dan bebas cabang yang cukup besar dibandingan plot lainnya.
Kondisi kelima plot tersebut dapat dilihat pada diagram profil tajuk pada
Lampiran 6.
Hasil yang didapat tersebut nilai yang paling mempengaruhi pada reduksi
kebisingan tinggi bebas cabang pada tiap plot kerapatan tanaman. Keberadaan
semak pada lokasi juga sangat mempengaruhi dalam mereduksi kebisingan sesuai
dengan pernyataan Ratnasih (2012) keberadaan semak merupakan struktur
vegetasi yang sangat penting dalam membantu vegetasi lainnya dalam meredam
kebisingan. Faktor lainnya seperti diameter tinggi total jarak tanam dan kerapatan
juga membantu meredam kebisingan karena suara dapat tertahan pada dahan daun
dan ranting seperti pada pernyataan Sagitawaty (2001), peredaman kebisingan
melibatkan struktur seperti batang, daun, cabang, ranti untuk penyerapan bunyi.
Leaf Area Index (LAI) dan Tingkat Kebisingan
Indeks luas daun atau Leaf Area Index (LAI) didefinisikan sebagai jumlah
permukaan daun per unit area permukaan tanah, serta memiliki aplikasi luas
dalam ekofisiologi, permodelan keseimbangan air, dan karakteristik dari interaksi
vegeatsi dengan atmosphere (Rich et al. 1995). LAI sangat penting untuk
dipelajari karena dapat digunakan untuk menggambarkan fotosintetik dan
transpirasional permukaan kanopi tumbuhan, setiap pohon dengan jenis yang
berbeda dapat memiliki nilai LAI yang berbeda pula (Rich et al. 1995). Metode
yang digunakan untuk penghitungan LAI dengan menggunakan metode Digital
Hemispherical Photography (DHP), dengan menggunakan piksel pada tampilan
sudut puncak (zenith angle). Hemispherical canopy Photography merupakan
teknik untuk mempelajari kanopi tumbuhan memlalui kamera berlensa fisheye
dari bawah tajuk atau tempat di bawah tutupan tajuk, dan cocok untuk berbagai
tipe tajuk (Rich 1990). Metode Analisis Leaf Area Index (LAI) yang digunakan
untuk menganalisis adalah metode digital Digital Hemispherical Photography
(DHP) dengan bantuan program Hermiview 2.1 Canopy Analysis Software, hasil
dari foto dianalisis untuk mengetahui beberapa struktur nilai dari tajuk, yang
dipengaruhi cahaya matahari yang terekam dalam sensor pada gambar dengan
komponen warna RGB(Red;Green;Blue), radian, dan piksel pada proyeksi sudut
puncak (zenith angle) (Leblanc et al. 2005). Dari analisis tersebut didapatkan hasil
LAI, besar kecil nilai LAI mempengaruhi kriteria kelas kerindangan dari tiap
lokasi seperti pada Tabel 5.

9

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 5 LAI di masing-masing jalur hijau jalan

Lokasi
Jl. A. Yani
Jl. Ir. H. Djuanda
Kebun Raya Bogor
Jl. Padjajaran Arah Tajur
Jl. Padjajaran Depan Telkom

Nrv
7.31
7.15
8.43
3.03
6.80

LAI
2.978
2.346
1.576
1.948
1.322

Kriteria
Sangat Rindang
Rindang
Tidang Rindang
Rindang
Tidak Rindang

Kriteria keridangan berdasarkan Ratnasih (2012) dibagi menjadi tiga yaitu,
tidak rindang dengan nilai LAI 0.1-