2.2 Sudut Interinsisal
Inklinasi gigi insisivus merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan estetika wajah pasien, terutama dalam
melakukan tindakan diagnosa dan evaluasi perawatan ortodonti. Inklinasi gigi insisivus sentralis ditetapkan melalui pengukuran derajat kemiringan gigi dalam arah
antero-posterior pada sefalogram lateral melalui analisis sefalometri.
5
Gambar 2. Sudut Interinsisal dan Analisis Jaringan Lunak Ricketts
15
Menurut Ricketts dalam pengukuran sudut dan garis-garis sefalometri, nilai normal dari sudut yang dibentuk oleh gigi insisivus sentralis atas terhadap bidang
palatal adalah 70 ˚ ± 5˚, nilai normal dari sudut yang dibentuk oleh gigi insisivus
sentralis bawah terhadap bidang mandibula adalah 90 ˚ ± 3˚, dan nilai normal dari
sudut yang dibentuk oleh insisivus sentralis atas dan bawah sudut interinsisal adalah 130
˚.
3
Tweed melakukan analisis wajah pada sefalometri menggunakan 3 sudut dalam segitiga yang terbentuk dari dataran Frankfort dengan sudut bidang mandibula
FMA, dataran Frankfort dengan sudut insisivus mandibula FMIA,dan insisivus dengan sudut bidang mandibula IMPA. Hubungan dari ketiga sudut sefalometri
Universitas Sumatera Utara
tersebut memberikan informasi diagnosa tentang pola vertikal skeletal pasien, hubungan insisivus mandibula dengan tulang basal, dan jumlah relatif protrusi, atau
berkurangnya ukuran wajah. Ukuran rerata untuk FMA, FMIA dan IMPA berturut- turut 25
˚, 68˚, dan 87˚, karena itu penting untuk memahami nilai -nilai yang sangat bervariasi dari pola skeletal. Jika pola skeletal wajah pasien memiliki dimensi vertikal
yang normal, pengukuran dengan cara ini akan memberikan informasi yang akurat mengenai profil wajah yang ideal.
16
Irawati menyatakan bahwa sudut interinsisal berkaitan dengan kontak insisivus yang dihubungkan dengan kedalaman overbite. Inklinasi gigi insisivus atas
dan insisivus bawah yang retrusif menyebabkan sudut interinsisal menjadi lebih besar. Besarnya sudut interinsisal akan mempengaruhi kontak antara gigi insisivus
atas dan bawah.
1,5
Nurbayati telah melakukan penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara profil jaringan lunak wajah dengan sudut interinsisal pada pasien di
RSGMP FKG USU, dimana korelasi hasil penelitian Nurbayati menuju kearah negatif yang berarti semakin besar sudut interinsisal maka semakin kecil jarak bibir
atas Ls dan bibir bawah Li terhadap garis estetis.
10
Penelitian Ardhana mengenai pengukuran inklinasi gigi insisivus sentral pada model studi dan foto sefalometri lateral didapat bahwa pada rahang atas terdapat
korelasi positif, lemah, bermakna antara pengukuran linier pada model studi dan pengukuran anguler pada sefalogram lateral yang menggunakan referensi bidang
palatal, tetapi tidak bermakna jika menggunakan referensi bidang oklusal, sedangkan pada rahang bawah didapatkan korelasi negatif, lemah, bermakna pada penggunaan
bidang oklusal sebagai referensi pengukuran pada sefalogram lateral, tidak bermakna pada penggunaan bidang mandibula sebagai referensi pengukuran.
5
2.3 Radiografi Sefalometri