Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tujuan pembelajaran IPA diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di
kelas V SDN 59 Gedong TataanKecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran nilai ulangan semester ganjil tergolong masih rendah, ada 43,7
siswa kelas V pada yang belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 68.
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar IPA Pada Nilai Ulangan Semester Ganjil Siswa Kelas V SDNegeri59 Gedong Tataan
No. Kategori
Interval Nilai Frekuensi
Persentase
1. Tinggi
84 7
21,9 2.
Sedang 67 – 83
11 34,3
3. Rendah
50 – 66 14
43,7
Jumlah
32 100
Sumber: Guru Kelas V SDN 59 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
Berdasarkan data di atas ada beberapa hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran IPA sehingga mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa. Pertama, pembelajaran IPA di sekolah kurang melatih siswa untuk berpikir dan lebih menekankan pada penguasaan konsep,
pengetahuan dan prinsip-prinsip IPA saja. Sebagian guru lebih menekankan agar siswa menguasai konsep pelajaran dan kurang memperhatikan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Kedua, peran guru yang masih dominan dalam proses pembelajaran di kelas. Sebagian guru masih belum
memandang siswa sebagai subjek belajar di kelas sehingga kurang terlihat proses timbal balik antar guru dan siswa. Siswa kurang berperan dalam proses
pembelajaran dan kurang aktif terlibat dalam menemukan inti dari materi pelajaran yang diajarkan. Ketiga adalah pemilihan model pembelajaran yang
kurang memadai. Sebagian guru masih melakukan pengajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ekspositori sehingga guru hanya berfungsi sebagai
penyaji informasi. Pendekatan ini membuat siswa hanya sekedar menguasai materi tanpa melalui proses mengolah materi yang telah disajikan guru
sehingga siswa menjadi pasif dan tidak ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar IPA siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaranInquiry. Model
pembelajaran Inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan informasi.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini model pembelajaran
Inquiry terbimbing, guru dituntut mengajak siswa untuk memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang
paling nyata dan tidak akan pernah habis digunakan sehingga dalam belajar siswa dapat menemukan masalah sendiri dan menyesuaikan dengan cara
melihat, meraba, mengecap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Karakteristik ini sesuai dengan pembelajaran IPA yang tidak hanya
menekankan pada penguasaan konsep dan pengetahuan saja namun juga pada bagaimana proses penemuan konsep dan pengetahuan tersebut. Selain itu,
sebagaimana telah diatur dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa
pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific inquiry sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Melalui model pembelajaran Inquiry guru memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif mencari dan menemukan pengetahuan melalui proses
penyelidikan namun dengan bimbingan dari guru. Hal ini berarti bahwa dalam model pembelajaran ini guru tidak sekedar berperan sebagai penyaji
informasi bagi siswa saja melainkan berperan sebagai pengelola pembelajaran manager of instruction. Peran siswa menjadi lebih dominan karena model
ini menuntut siswa untuk mencari dan menemukan informasi secara mandiri serta memecahkan masalah secara ilmiah yang nantinya akan membantu
siswa dalam penguasaan materi. Pencapaian hasil belajar siswa yang rendah pada nilai ulangan semester ganjil
tentunya berpengaruh pada pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di kelas V SDN 59 Gedong Tataan pada mata pelajaran IPA. Berikut ini
adalah tabel data ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 59 Gedong Tataan semester ganjil tahun 20162017.
Tabel 1.2 Data Ketuntasan Belajar Siswa Pada Nilai Ulangan Semester Ganjil pada Pokok Materi Benda dan Sifatnya Kelas V SD
Negeri 59 Gedong Tataan Tahun Pelajaran 20162017
Kategori Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas 18
56,3 Belum tuntas
14 43,7
Jumlah 32
100
Sumber: Guru Kelas V SDN 59 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa pada nilai ulangan semester ganjil siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah 18
siswa atau 56,3 siswa tuntas, sedangkan 14 siswa atau 43,7 belum tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah 68.