Prosedur Pendataan Pajak Restoran Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
PROSEDUR PENDATAAN PAJAK RESTORAN PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BINJAI
OLEH :
NAMA : MIA SILFIYA
NIM : 122600091
Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan hanya kepada ALLAH SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya. Atas izin-Nya pula, saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lpangan Mandiri ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “PROSEDUR PENDATAAN PAJAK RESTORAN PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BINJAI” ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini kepada :
1. Allah SWT atas atas Rahmat dan Karunia-Nya.
2. Orang tua tercinta, Bapak Suardi dan Ibu Ngena br.Ginting yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
3. Ketua Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan sekaligus Dosen Pembimbing Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si yang telah membimbing dalam Laporan Tugas Akhir ini.
(3)
saya semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Panca Gundari yang telah membantu dan memberikan semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Serta teman-teman yang ada di Administrasi Perpajakan khususnya di Tax B 2012
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini belum sempurna baik dalam penulisan maupun isi disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini dikemudian hari.
Binjai, 30 juni 2015 Penulis
Mia Silfiya (122600091)
(4)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….. i
DAFTAR ISI ………... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...1
B. Tujuan Dan Manfaat PKLM………....3
C. Uraian Teoritis………...4
D. Ruang Lingkup PKLM ………...9
E. Metode PKLM………...9
F. Metode Pengumpulan Data……….…...10
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM……….…....11
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai………...13
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai……….14
C. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai……....17
D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai….…42 BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK RESTORAN A. Pengertian Pajak Restoran……….44
(5)
Masa Pajak Restoran……….50
D. Prosedur Pendataan Pajak Restoran……….…….51
E. Sistem Penerimaan Pajak Restoran………...53
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran………..54
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Kendala Dalam Pendataan Pajak Restoran………...56
B. Upaya-upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran………56
C. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak yang Tidak Taat Pajak………...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….58
B. Saran………...59
DAFTAR PUSTAKA...60
(6)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam rangka menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi modern saat ini,kita dituntut untuk dapat menunjukkan kemampuan yang terbaik dalam pembangunan bangsa di negara ini. Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu perguruan tinggi negeri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi diploma III Administrasi Perpajakan yang mewajibkan mahasiswa agar melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri yang merupakan salah satu kegiatan intra kulikuler untuk memperoleh pengalaman baru serta mempraktikan apa yang sudah dipelajari dibangku perkuliahan dalam bentuk teori maupun praktik.dalam hal ini mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya ,melatih diri dan mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan,terutama dalam hal membayar pajak.
Pada masa sekarang ini, pajak berperan penting dalam kelansungan hidup bangsa Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat.dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum,wajib untuk membayar pajak.apabila semua wajib pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak,tentunya akan semakin besar pula pendapatan yang masuk dari
(7)
sektor pajak karena sumber pendapatan terbesar Indonesia berasal dari sektor pajak,termasuk juga disini pendapatan daerah yang masuk kedalam pajak daerah.
Hal ini berhubungan dengan ketentuan kewajiban perpajakan dimana wajib pajak harus melakukan kewajiban perpajakannya yang kini telah berlakunya sistem pemungutan pajak self assessment system yaitu suatu system yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang dan official assessment system yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak pada pendaftaran dan pendataan dalam sistem pemungutan pajak restoran.
Dalam kedudukannya, pajak mempunyai 2 fungsi antara lain yaitu fungsi budgeter (penerimaan) dan fungsi reguler (mengatur) .menurut sifat, pajak juga dikelompokan menjadi 2 yaitu pajak pusat dan pajak daerah yang dipungut pemerintah daerah ada beberapa salah satunya adalah pajak restoran dalam peraturan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah menurut PERDA (peraturan daerah) khususnya di Kota Binjai Nomor 3 Tahun 2011 dan disini penulis ingin mengatuhui tentang pendataan dalam pajak restoran di Kota Binjai. maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang pajak restoran yang lebih mengarah ke prosedur pendataan dalam laporan praktik kerja lapangan mandiri yang berjudul PROSEDUR PENDATAAN PAJAK RESTORAN PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BINJAI.
(8)
3
B. Tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan
Mandiri1. Tujuan PKLM
Adapun tujuan dari PKLM ini adalah sebagai berikut :
1.1untuk mengetahui Prosedur Pendataan Pajak Restoran di Kantor Dinas pendapatan Daerah kota Binjai.
1.2untuk mengetahui kendala dalam Prosedur Pendataan pajak restoran.
1.3 Untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Daerah kota binjai dalam pelaksanaan pendataan Pajak Restoran.
2. Manfaat PKLM
Bagi Penulis
a. Penulis dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.
b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari di perkuliahan.
c. Mempelajari keahlian dan perilaku yang meningkatkan komunikasi dan pendekatan.
(9)
Bagi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
a. Membina hubungan kerja sama tim yang baik antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.
b. Meningkatkan hubungan kerja sama lembaga pendidikan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Memberikan dan menambah pemunculan ide-ide baru.
Bagi PRODIP III Administrasi Perpajakan USU
a. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan dengan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.
b. Meningkatkan hubungan kerja sama lembaga pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Memberikan dan menambah pemunculan ide-ide baru.
C. URAIAN TEORITIS Definisi Pajak
Sebelum kita membahas mengenai gambaran pajak restoran, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang definisi pajak.
Menurut Prof.Dr.P.J.A.Adriani (Zain,2004:10) Pajak ialah iuran masyarakat kepada Negara(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
(10)
5
menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi),yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakkan untuk membayar pengeluaran umum.
Selanjutnya Dr.Soeparman soemahamidjaja (waluyo,2013:3) pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Selain itu, Prof.Dr.Rochmat Soemito,S.H.(Suandy,2008:10) menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi),yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.setiap undang-undang harus selalu dapat dipaksakan berlakunya.siapa yang diwajibkan undang-undang untuk mematuhi,namun tidak dilaksanakan ada sanksi atau hukuman.ada pendapat yang menyatakan bahwa pajak yang tidak berdasarkan undang-undang sama hal nya dengan perampokan.karena undang-undang dibuat atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat(DPR). Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. Dengan kata lain tidak ada balas jasa langsung kepada pembayar pajak karena kalau ada balas jasa(pembayaran) langsung namanya bukan pajak tapi pembelian ataupun retribusi.
(11)
a. Fungsi Pajak
dalam kedudukannya,pajak mempunyai fungsi antara lain:
a) Fungsi Budgeter(sumber keuangannegra/penerimaan)
Yaitu pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
b) Fungsi Reguler(pengatur)
Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
b. Jenis-jenis pajak
Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis-jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:
a) Menurut golongan
Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. pajak langsung,adalah pajak yang harus dipikul atau di tanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada rang lain atau pihak lain.contoh: pajak penghasilan.
2. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: pajak pertambahan nilai.
(12)
7
b) Menurut Sifat
Pajak menurut sifat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Pajak subjektif,adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya. Dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak .contoh: pajak penghasilan 2. Pajak objektif,adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya,tanpa memperhatikan keadaan dari wajib pajak.contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.
c) Menurut pemungut dan pengelolaannya
1. Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh: PPh,PPN,PPnBM,Bea Materai.
2. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tanggadaerah. Contoh: pajak restoran,pajak reklame,pajak hiburan,pajak hotel dan sebagainya (Darwin:2010).
Dalam UU No. 28 Tahun 2009, Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh Pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuab Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(13)
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan. Definisi Pajak Restoran
Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37 ayat(1) adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan pajak restoran meliputi pelayanan penjualan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli,baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun ditempat lain.
Pajak Restoran adalah pajak atas pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran.
Objek Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 37 ayat (1) adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.yang termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah makan,café,bar dan sejenisnya.
Subjek Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 38 ayat (1) adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan atau minuman dari restoran.
Wajib Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 38 ayat (2) adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.
Dasar Pengenaan Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 39 adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima restoran.
(14)
9
Tarif Pajak Restoran menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 40 ayat (1) ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup PKLM dalam hal ini adalah:
1. Prosedur pendataan pajak restoran di kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.
2. Kendala yang dihadapi dalam prosedur pendataan pajak restoran.
3. Langkah-langkah yang dilakukan oleh kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai dalam hal pelaksanaan pendataan pajak restoran.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM ini adalah penulis akan berusaha semaksimal mungkin dalam menggeluti hal-hal yang berkaitan dengan
“Prosedur Pendataan Pajak Restoran Pada Kantor Dinas Dendapatan Daerah Kota Binjai”
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
(15)
1. Tahap Persiapan
Penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan mencari bahan un tuk pembuatan proposal
2. Studi Literatur
Penulis mencari sumber-sumber seperti buku-buku,undang-undang dan lainnya yang berhubungan dengan objek PKLM
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.dalam observasi ini penulis memberikan surat untuk melaksanakan PKLM dan melakukan pengamatan terhadap data yang akan diminta pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topic yang dibahas,dalam hal ini data-data bersumber dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
5.
Analisis DataPenulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai “Prosedur Pendataan Pajak Restoran Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai”.
F. Metode Pengumpulan Data
(16)
11
1. Metode Wawancara
yaitu melakukan wawancara langsung kepada Kepala Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai yang dianggap mampu memeberikan masukan data dan informasi yang bermanfaat bagi penyusunan laporan. 2. Metode Observasi
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan PKLM.
3. Daftar Dokumentasi
Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjaidan dokumentasi yang lain sebagai pelengkap PKLM ini. Dengan menggunakan dokumen-dokumen resmi dan arsip-arsip penting mengenai pajak restoran di di Kantor Dispenda Kota Binjai.
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan PKLM yaitu : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis,ruang lingkup,metode praktik,metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
(17)
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi praktik, dalam hal ini penulis melakukannya pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai.
BAB III : GAMBARAN UMUM PAJAK RESTORAN
Pada bab ini dijelaskan gambaran umum pajak restoran yang terdiri dari pengertian pajak restoran, objek, subjek dan wajib pajak restoran, dasar pengenaan, tarif, cara perhitungan, wilayah pemungutan, dan masa pajak restoran, prosedur pendataan pajak restoran, sistem penerimaan pajak restoran dan tata cara pembayaran pajak restoran.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Bab ini berisi tentang kendala dalam pendataan pajak restoran, upaya peningkatan penerimaan pajak restoran dan sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak yang tidak taat pajak.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis merangkum kesimpulan dari pembahasan dan di akhiri dengan memberikan saran.
(18)
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
Binjai adalah salah satu Kota (dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya) dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Adapun sejarah berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menurut Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 17 Tahun 2011 Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai merupakan unsur pelaksanaan Otonomi Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. Mengingat bahwa Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai ini baru berpindah lokasi sekitar 2 (dua) tahun yang lalu dan diresmikan langsung oleh walikota Binjai. Kantor baru berlokasi di jalan Jambi kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan. Sebelumnya Dispenda Kota Binjai berkantor di jalan Teuku Amir Hamzah kecamatan Binjai Utara yang merupakan gedung milik Pemprovsu.
Dinas Pendapa]tan Daerah Kota Binjai mempunyai tugas sebagaimana yang telah dimaksud. Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menyelenggarakan fungsi :
(19)
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.
c. Pembinaan dan pelaksaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
ORGANISASI
Pasal 2
Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai terdiri dari : 1. Dinas ;
2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Program
3. Bidang Monitoring dan Evaluasi terdiri dari : a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran
b. Seksi Penelitian c. Seksi Pengolahan Data
4. Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil terdiri dari : a. Seksi Pajak Daerah
(20)
16
b. Seksi Retribusi
c. Seksi Penagihan dan Bagi Hasil 5. Bidang PBB dan BPHTB terdiri dari :
a. Seksi Penetapan\ b. Seksi Keberatan c. Seksi Verifikasi
6. Bidang Penagihan terdiri dari : a. Seksi Penagihan dan Keberatan
b. Seksi Pengolahan dan Penerimaan\Sumber Pendapatan Lain c. Seksi Dokumentasi
7. Bidang Pengelolaan Pasar terdiri dari : a. Seksi Pendapatan Pasar
b. Seksi Ketertiban dan Keamanan Pasar c. Seksi Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar 8. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) 9. Kelompok Jabatan Fungsional
(21)
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH
KOTA BINJAI
(22)
18
C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai DINAS
Pasal 3
(1) Dinas Pendapatan Daerah merupakan Unsur Pelaksanaan Otonomi Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kepala Dinas Pendapatan Daerah mempuyai tugas pokok membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pendapatan Daerah berdasarkan azas Otonomi dan Tugas Pembantuan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dinas Pendapatan Daerah mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan perumusan dan kebijakan teknis Pemerintah Daerah di bidang pendapatan.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan.
c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan
(23)
SEKRETARIAT
Pasal 4
(1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup Kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun program dan rencana kerja.
b. Melaksanakan pengelolaan urusan ketatausahaan.
c. Melaksanakan pengelolaan urusan administrasi kepegawaian. d. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan perbendaharaan.
e. Melaksanakan pengelolaan urusan perlengkapan, kerumahtanggan, pengadaan barang dinas, inventarisasi barang serta melakukan perawatan dan pemeliharaan.
f. Mempersiapkan rencana anggaran, pembukuan, pertanggungjawaban, mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta membuat laporan keuangan dinas.
g. Menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD).
(24)
20
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
SUB BAGIAN UMUM
Pasal 6
(1) Sub Bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat linkup pengelolaan administrasi keuangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan urusan keuangan, pembukuan keuangan, keperluan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.
c. Menyusun dan mengusulkan anggaran belanja pegawai, anggaran belanja rutin dan anggaran belanja lainnya.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
(25)
SUB BAGIAN PROGRAM
Pasal 7
(1) Sub Bagian Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Kepala Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Sub Bagian Program menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan program kerja.
b. Membantu Sekretaris dalam rangka mengumpulkan data, bahan penyusunan RENSTRA dan LAKIP.
c. Mengadakan evaluasi dan monitoring program kerja.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
(26)
22
BIDANG MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 8
(1) Bidang Monitoring dan Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam menghimpun data pajak daerah serta penerimaan lain-lain, melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah serta penerimaan lainnya, mengadakan penelitian dan pengolahan data pajak daerah baru, retribusi daerah dan penerimaan lainnya.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai funsi :
a. Menyusun program rencana kerja
b. Melakukan monitoring, evaluasi, merencanakan, pembinaan teknis pemungutan.
c. Melaksanakan pembinaan teknis operasional kepada setiap Unit Kerja/ Instansi di lingkungan Pemerintah Kota Binjai.
d. Membuat laporan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan lainnya yang sah.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugsnya.
(27)
SEKSI PENDATAAN DAN PENDAFTARAN
Pasal 9
(1) Seksi Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Monitoring dan Evaluasi lingkup pendataan dan pendaftaran.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan pendaftaran. c. Melaksnakan pendaftaran wajib pajak/ retribusi daerah melalui formulir
pendaftaran.
d. Menyimpan, mendistribusikan, memberikan/ menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan Nomor Retribusi Daerah (NPWRD) serta menyimpan surat perpajakan daerah lainnya.
e. Membuat bahan monitoring, evaluasi, pembukuan dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
(28)
24
SEKSI PENELITIAN Pasal 10
(1) Seksi Penelitian dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Penelitian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Monitoring dan Evaluasi lingkup penelitian.
(3) Dalam melaksnakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Penelitian mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. b. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup penelitian.
c. Meneliti/ memeriksa daftar tunggakan pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan ketetapan yang diterbitkan.
d. Menerima laporan hasil penelitian/ pemeriksaan dan unit penelitian/ pemeriksaan, timpenelitian/ pemeriksaan.
e. Menatausahakan hasil penelitian/ pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak.
f. Meneliti/ memeriksa pembukuan penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga secara berkala.
g. Membuat bahan monitoring, evaluasi, pembukuan dan pelaporan pelaksanaan tugas.
(29)
SEKSI PENGOLAHAN DATA
Pasal 11
(1) Seksi Pengolahan Data dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan betanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pengolahan Data mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Monitoring dan Evaluasi lingkup pengolahan data. (3) Dala melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala
Seksi Pengolahan Data mempunyai fungsi :
a. menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. b. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pendataan
c. Mengumpulkan dan mengolah data penerimaan objek pajak daerah/ retribusi daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pendapatan daerah lainnya yang sah.
d. Melaksanakan koordinasi dengan instansi vertikal dan dinas lainnya tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
e. Menyusun target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan daerah lainnya yang sah.
f. Melakukan pembinaan teknis pemungutan, pemantauan, evaluasi terhadap pungutan pajak dan retribusi daerah serta pungutan pendapatan daerah lainnya yang sah.
(30)
26
g. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk kepada setiap unit kerja yang mengelola pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan daerah lainnya yang sah.
h. Mempersiapkan bahan monitoring, evaluasi, pembukuan dan pelaporan pelaksanaan tugas.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
BIDANG PENDAPATAN DAN BAGI HASIL
Pasal 12
(1) Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam bidang pendapatan dan bagi hasil yang meliputi perencanaan dan pengembangan, pajak daerah, retribusi daerah, bagi hasil pajak dan bukan pajak, penataushaan dan bagi hasil.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil mempunyai fungsi :
(31)
b. Menyusun rencana dan program peningkatan pendapatan asli daerah, serta pengembangan, pemantauan dan pengendalian operasional pendapatan pajak daerah.
c. Melaksanakan bimbingan serta penyuluhan terhadap masyarakat wajib pajak dan wajib retribusi daerah.
d. Melaksanakan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak.
e. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak.
f. Melaksanakan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak propinsi dan dana bagi hasil pajak dan bukan pajak pusat dan lain-lain pendapatan yang sah.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
SEKSI PAJAK DAERAH
Pasal 13
(1) Seksi Pajak Daerah dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pajak Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Pendapatan dan bagi Hasil lingkup pajak daerah.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Pajak Daerah mempunyai fungsi :
(32)
28
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Mempersiapkan rencana, program dan kegiatan seksi pajak daerah. c. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pajak daerah.
d. Mempersiapkan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pajak daerah.
e. Mempersiapkan bahan dan pengkajian pengembangan potensi daerah. f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya.
SEKSI RETRIBUSI
Pasal 14
(1) Seksi Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas poko melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pendapatan dan Bidang Hasil lingkup retribusi.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Retribusi mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. b. Menyusun bahan oetunjuk teknis lingkup retribusi.
c. Menyiapkan bahan dan data penyususnan rencana potensi pendapatan daerah di bidang retribusi.
(33)
d. Menyiapkan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidsng tugsnya.
SEKSI PENAGIHAN DAN BAGI HASIL Pasal 15
(1) Seksi Penagihan dan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Penagihan dan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil lingkup penagihan dan bagi hasil.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Penagihan dan Bagi Hasil mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan bagi hasil.
c. Menyiapkan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah dan retribusi daerah daerah.
d. Melaksanakan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil bukan pajak dan lain-lain pendapatan tang sah.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
(34)
30
BIDANG PBB DAN BPHTB Pasal 16
(1) Bidang PBB dan BPHTB dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Bidang PBB dan BPHTB mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam bidang bagi hasil dan penerimaan lain-lain meliputi penatausahaan penerimaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (PBB) serta memfasilitasi pemungutan PBB dan BPHTB sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang PBB dan BPHTB mempunyai fungsi :
a. Menyusun program dan rencana kerja.
b. Memberikn pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan dengan pelayanan terpadu antara lain dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada wajib pajak. c. Meningkatkan koordinasi dan pengawasan atas pemberian pelayanan
kepada wajib pajak, secara terus menerus mengupayakan perbaikan data dalam rangka perbaikan data untuk peningkatan PBB P2 dan BPHTB. d. Menerima, meneliti, memproses dokumen-dokumen yang berkaitan
(35)
e. Melakukan prosedur penelitian SSPD BPHTB dan memvalidasi SSPD BPHTB.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
SEKSI PENETAPAN Pasal 17
(1) Seksi Penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang PBB dan BPHTB linngkup penetapan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Penetapan mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Menetapkan PBB dan BPHTB sesuai standar operasional PBB dan BPHTB dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang berkaitan dengan hal-hal penetapan PBB dan BPHTB.
c. Melaksanakan pendataan wajib pajak. d. Menerbitkan SPPT Tahunan.
e. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). f. Melaksanakan penilaian dan penetapan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
(36)
32
SEKSI KEBERATAN
Pasal 18
(1) Seksi Keberatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugas nya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Keberatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang PBB dan BPHTB lingkup keberatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Keberatan mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Memebantu tugas Kepala Bidang PBB dan BPHTB sesuai dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang berkaitan dengan hal-hal keberatan PBB dan BPHTB.
c. Memproses permohonan atas keberatan wajib pajak PBB dan BPHTB. d. Melakukan konfirmasi data pengajuan keberatan dan melakukan
penelitian permohonan wajib pajak.
e. Menerbitkan surat keputusan permohonan keberatan diterima atau ditolak. f. Melakukan invetarisasi surat-surat keberatan dan permohonan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya
(37)
SEKSI VERIFIKASI
Pasal 19
(1) Seksi Verifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang PBB dan BPHTB lingkup verifikasi.
(3) Dalam melaksanakan tuga spokok sebagimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Verifikasi mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan. b. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup verifikasi.
c. Mengumpulkan data dan mengolah objek PBB dan BPHTB. d. Menuangkan hasil pengolahan data.
e. Mempersiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Penatausahaan PBB Perkotaan dan Pedesaan (P2) dan BPHTB.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
(38)
34
BIDANG PENAGIHAN
Pasal 20
(1) Bidang Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam bidang penagihan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Penagihan mempunyai fungsi :
a. Menyusun program dan rencana kerja.
b. Melaksanakan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo, melayani keberatan, permohonan pengurangan, pengolahan penerimaan sumber pendapatan lainnya.
c. Melakukan pencatatan (dokumentasi) terhadap semua jenis oungutan pajak daerah maupun retribusi daerah.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
(39)
SEKSI PENAGIHAN DAN KEBERATAN Pasal 21
(1) Seksi Penagihan dan Keberatan dipimpin oleh Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas tugas Bidang Penagihan lingkup penagihan dan keberatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Penagihan dan Keberatan mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan kegiatan penagihan terhadap pajak daerah dan retribusi daerah.
c. Menerbitkan surat tagihan pajak daerah dan retribusi daerah.
d. Melaksanakan penghitungan hasil penagihan dan pemeriksaan di lapangan terhadap wajib pajak.
e. Menyusun sistem dan prosedur penagihan pajak daerah dan retribusi daerah.
f. Melaksanakan klasifikasi dan penentuan skala prioritas pajak daerah dan retribusi daerah.
g. Menerima dan melayani surat keberatan dan surat permohonan banding atas materi penetapan pajak daerah.
(40)
36
h. Melaksanakan analisa terhadap keberatan yang dilakukan wajib pajak. i. Melakukan pemeriksaan dan membuat laporan pemeriksaan.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
SEKSI PENGOLAHAN DAN PENERIMAAN SUMBER PENDAPATAN LAIN Pasal 22
(1) Seksi Pengolahan dan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Pengolahan dan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pengolahan dan penerimaan sumber pendapatan lain.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaiman dimaksud pada ayat (20, Kepala Seksi Pengolahan dan Penerimaan Sumber Pendapatan Lain mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan penatausahaan penerimaan retribusi dan pendapatan lain-lain.
c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi serta menatausahakan penerimaan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta lain-lain pendapatan
(41)
d. Menatausahakan jumlah ketetapan PBB berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak.
e. Melaksanakan pengolahan data serta verifikasi objek dan subjek PBB. f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya.
SEKSI DOKUMENTASI Pasal 23
(1) Seksi Dokumentasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Dokumentasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Bidang Penagihan lingkup dokumentasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Dokumentai mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Membuat pembukuan mengenai penetapan, penerimaan dan pembayaan/ penyetoran pajak.
c. Membuat daftar piutang pajak daerah.
d. Menerima dan mencatat surat-surat ketetapan pajak daerah yang belum dibayar lunas dan yang telah dibayar lunas.
e. Mencatat perhitungan kelebihan/ kompensasi pembayaran pajak.
(42)
38
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya
BIDANG PENGELOLAAN PASAR
Pasal 24
(1) Bidang Pengelolaan Pasar dipimpin oleh seorang Kepal Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Kepala Bidang Pengelolaan Pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam bidang pengelolaan pasar.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pengelolaan Pasar mempunyai fungsi :
a. Menyusun program dan rencana kerja.
b. Melakukan pengelolaan dalam penerimaan pendapatan pasar.
c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan memberi perlindungan, pemeliharaan pasar dalam menjaga ketertiban dan keamanan pasar.
d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam pengelolaaan kebersihan dan pemeliharaan pasar.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
(43)
SEKSI PENDAPATAN PASAR Pasal 25
(1) Seksi Pendapatan Pasar dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pendapatan Pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pengelolaan Pasar lingkup pendapatan pasar.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Pendapatan Pasar mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan kegiatan di bidang penetapan tariff retribusi pasar, kebersihan pasar dan perparkiran di kawasan pasar.
c. Mengkoordinir semua penyelenggaraan pungutan retribusi pasar, kebersihan pasar, kebersihan pasar dan perparkiran pasar.
d. Membuat laporan pertanggung jawaban pendapatan pasar sesuai dengan standar akuntanbilitas keuangan.
e. Menyiapkan karcis-karcis, formulir-formulir, dan surat-surat penagihan retribusi pasar serta jenis-jenis pendapatan lainnya.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
(44)
40
SEKSI KETERTIBAN DAN KEAMANAN PASAR Pasal 26
(1) Seksi Ketertiban dan Keamanan Pasar dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Ketertiban dan Keamanan Pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengelolaan Pasar lingkup ketertiban dan keamanan pasar.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Ketertiban dan Keamanan Pasar mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja.
b. Melakukan penertiban terhadap para pedagang yang memakai tempat berjualan lebih luas dari yang telah ditentukan.
c. Mengatur dan mengawasi petugas-petugas jaga di seluruh pasar-pasar. d. Menertibkan para pedagang yang dapat menggangu kelancaran lalu lintas. e. Melakukan penertiban terhadap seluruh tempat-tempat parker.
f. Melaksanakan usaha-usaha atau tindakan pengamanan akan bahaya kebakaran dan bahaya lainnya.
g. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang ada hubungannya dengan keamanan umum terutama dengan pihak kepolisian setempat. h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
(45)
SEKSI KEBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN PASAR Pasal 27
(1) Seksi Kebersihan dan pemeliharaan Pasar dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi Kebersihan dan Pemeliharaan pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengelolaan Pasar lingkup kebersihan dan pemeliharaan pasar.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Seksi Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar mempunyai fungsi :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan.
b. Melaksanakan penertiban tempat-tempat sampah yang terdapat di lingkungan pasar.
c. Mengatur dan mempertanggung jawabkan penggunaan alat-alat kebersihan yang digunakan di tiap-tiap pasar.
d. Membuat daftar hadir para petugas/ buruh kebersihan di setiap pasar serta mempersiapkan daftar gaji.
e. Melaksanakan pemeliharaan/ perbaikan atas seluruh fasilitas-fasilitas yang ada di pasar.
f. Memberikan arahan kepada para pedagang agar menjaga penggunaan fasilitas yang ada sesuai ketentuan yang ditetapkan.
g. Melakukan pengawasan terhadap penggunaan fasilitas kepada para pedagang.
(46)
42
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Pasal 28
(1) Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas akan ditentukan dan diterapkan dengan peraturan walikota.
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 29
(1) Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai dapat ditetapkan jabatan fungsional berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
(3) Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(4) Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.
(5) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan
(47)
D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
Tahun 2014.
No
Bagian/Bidang/Bendahara/UPT/Security
Jumlah
1 Kepala Dinas 1 Orang
2 Bagian Umum/Keuangan/Penyusunan Program 3 Orang 3 Sekretaris Dinas Pendapatan 3 Orang 4 Bidang Monitoring dan Evaluasi 4 Orang 5 Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil 7 Orang
6 Bidang PBB dan BPHTB 13 Orang
7 Bidang Penagihan 10 Orang
8 Bidang Pengelolaan Pasar 16 Orang
9 UPT 23 Orang
10 Security 1 Orang
Jumlah PNS/Pegawai Honor 115 Orang
(48)
44
Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai Berdasarkan Golongan
No Golongan Jumlah
1 IV/C 1 Orang
2 IV/B 1 Orang
3 IV/A 3 Orang
4 III/D 19 Orang
5 III/C 12 Orang
6 III/B 12 Orang
7 III/A 11 Orang
8 II/D 4 Orang
9 II/C 3 Orang
10 II/B 20 Orang
11 II/A 1 Orang
12 I/D 2 Orang
13 I/A 1 Orang
Jumlah 90 Orang
Keterangan :
Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 90 Orang Pegawai Honor : 25 Orang Jumlah : 115 Orang
(49)
GAMBARAN UMUM PAJAK RESTORAN
A. Pengertian Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran/Rumah
Makan adalah fasilitas penyedia makanan dan minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya.
B. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran, meliputi pelayanan yang disediakan restoran, meliputi pelayanan penjualan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pembeli.
Subjek Pajak adalah orang orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/ atau minuman dari Restoran.
Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Daerah Pajak Kota Binjai Tahun 2011 pasal 14 ayat (1) adalah setiap Orang Pribadi atau Badan yang mengusahakan Restoran wajib memperoleh izin dari
(50)
47
Walikota. Dan pasal 14 ayat (2) adalah penyelenggaraan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada peraturan Daerah/ Peraturan Walikota yang berlaku.
DAFTAR WAJIB PAJAK RESTORAN TAHUN ANGGARAN 2015
KOTA BINJAI
No NAMA WAJIB PAJAK ALAMAT NPWPD
1
Salamudin (Mbak
Moel) Jl.Gatot Subroto 02.0000001.05.33 2
A.Mariadin
(Punokawan) Jl.Gatot Subroto 02.0000002.05.33 3 Café De Malioboro Jl.Satria 02.0000001.03.20 4 Chic-Chic Jl.Sudirman 02.0000004.03.22 5 Great Wall Jl.Ahmad Yani 02.0000005.03.19 6 Suparman/Along/Sagoli Jl.Mayjend Sutoyo 02.0000006.05.36 7 Kentucky Fried Chicken Jl.Sutomo Komplex Suzuya 02.0000007.01.50 8 Texas Fried Chicken
Jl.Soekarno Hatta Komplex
BSM 02.000000802.38 9 Es Teller Jl.Soekarno Hatta 02.0000007.01.50 10 California Jl.Soekarno Hatta 02.0000008.02.13 11 Family Bar Jl.Soekarno Hatta 02.0000009.02.13 12 Pempek Sriwijaya Jl.Soekarno Hatta 02.0000010.02.13 13 Hot Plate Jl.Soekarno Hatta 02.0000011.02.13
(51)
14 Dunkin Donuts Jl.Soekarno Hatta 02.0000012.02.13 15 Sydney Café Jl.Soekarno Hatta 02.0000013.02.13 16 Juice Corner Jl.Soekarno Hatta 02.0000014.02.13 17 Origano Steak Jl.Soekarno Hatta 02.0000015.02.13 18 Ayam Tailiwang Jl.Soekarno Hatta 02.0000016.02.13 19 Ayam Kremes Jl.Soekarno Hatta 02.0000017.02.13 20 Bakso Hot Jl.Soekarno Hatta 02.0000018.02.13 21 Juice and Soft Drink Jl.Soekarno Hatta 02.0000019.02.13 22 Kwetiaw Penang Jl.Soekarno Hatta 02.0000020.02.13 23 Lombok Rawit Jl.Soekarno Hatta 02.0000021.02.13 24 Mie Ayam Jamur 28 Jl.Soekarno Hatta 02.0000023.02.13 25 Ayam Penyet Joss Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 26 Fountania Ice Cream Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 27 Iga-Iga Bakso Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 28 Pojok Bakar Buk De Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 29 Sate Padang Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 30
Ayam Bakar Mbak
Nana Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 31 Ichiban Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 32 Cie Food Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 33 Ice Cream and Snack Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 34 Fugo Café Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 35 Hawai Sutomo Jl.Sudirman 02.0000001.05.33
(52)
49
36 Hawai Suzuya Jl.Sutomp 02.0000001.05.33 37 Ayam Penyet Ria Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33 38 Tjong Coffee Jl.Patimura 02.0000001.05.33 39 Lim Café Jl.Kartini 02.0000001.05.33 40 Etek Jaya Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33 41 Miso Kampung Jl.Samanhudin 02.0000001.05.33 42 Café Jati Resto Jl.Teluk Betung 02.0000001.05.33 43 Rumah Sop Jl.T.A Hamzah 02.0000001.05.33 44 RM. Assyfa Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33 45 RM. I'am Jl.Hasanudin 02.0000001.05.33 46 RM.sayang Bunda Jl.Hasanudin 02.0000001.05.33
47 RM.Mely Jl.Irian 02.0000001.05.33
48 Pondok Ujung Tibes Jl.Gatot Subroto No 19 02.0000001.05.33 49 CFC Hassanudin Jl.Hasanudin 02.0000001.05.33 50 Chatime Jl.S.Hatta Kompl. Informa 02.0000001.05.33 51 Preso Tea Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 52 RM.bebek pawito Jl.Gatot Subroto 02.0000001.05.33 53 Mie Pedas Ampun Jl.Sudirman 02.0000001.05.33 54 Origano Café Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 55 Ayam Nusantara Jl.Soekarno Hatta 02.0000001.05.33 56 Rm.Rini Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33
(53)
58 RM.Mutiara Jl.Imam Bonjol 02.0000001.05.33 59 RM.Irian Jl.Kapten Muslimin 02.0000001.05.33 60 Warung Nadia Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33 61 Warung Nadia Jl.Ahmad Yani 02.0000001.05.33 62 Warung Bambu Jl.Hasanudin 02.0000001.05.33 63 Waring Bukit Coklat Jl.Pandegla 02.0000001.05.33 64 RM.Sederhana Jl.Jamin Ginting 02.0000001.05.33 65 Pondok 786 Raja Jl.Imam Bonjol 02.0000001.05.33 66 Jus Khupi Part 4 Jl.Hasanudin 02.0000001.05.33 67 RM.syahrul Jl.Samanhudin 02.0000001.05.33
(54)
51
DAFTAR WAJIB PAJAK RESTORAN/ RUMAH MAKAN
KECAMATAN BINJAI KOTA
TAHUN 2015
No Restoran/Rumah Makan Alamat
1 Alung Jl.P.Tandean
2 Zulkarnaen Jl.P.Tandean
3 Hartono Jl.P.Tandean
4 Andri Jl.P.Tandean
5 Ace Jl.P.Tandean
6 Edi.T Jl.P.Tandean
7 Abun Jl.P.Tandean
8 Ancu Jl.P.Tandean
9 Januar Jl.Ade Irma
10 Muliani Jl.Ade Irma
11 Chandra Jl.Ade Irma
12 Anyit Jl.Ade Irma
13 B.Voni Jl.Ade Irma
14 Bakmie Khek Jl.P.Tandean
15 Vegetarian Jl.Dewi Sartika
16 Sui Yang Jl.Dewi Sartika
17 Junimidi Jl.H.Thamrin
18 Pangsit Jl.H.Thamrin
19 King Jl.H.Thamrin
20 Sell Yeli Jl.H.Thamrin
21 Ajik Jl.H.Thamrin
22 Ice Cream Jl.H.Thamrin
23 Aloho Jl.H.Thamrin
24 Atik Jl.Pajak Bawah
(55)
26 Mardenis Jl.Pajak Bawah
27 Wr.Agam Jl.Pajak Bawah
28 Muis Jl.Pajak Bawah
29 Samsidar Pajak Bundar
30 Ando Pajak Bundar
31 Bg Udin Pajak Bundar
32 Edi Putra Pajak Bundar
33 Sofyan Bioskop Ria
34 Ayu Bioskop Ria
35 Mbak Noni Jl.Sudirman
36 Dahlia Jl.Sudirman
37 Lukman Jl.Sudirman
38 Takana Juo Jl.Veteran
39 Mbak Nana Jl.Veteran
40 Ami Jl.Kapten Muslim
41 Doa Mande Jl.Gatot Subroto
42 Rm.Minang 3 Saudara Jl.Soekarno Hatta
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
C. Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Perhitungan, Wilayah Pemungutan Dan Masa Pajak Restoran
Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima Restoran.
Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen).
(56)
53
Pada tanggal 24 juli 2014, Tuan Mardi mengkonsumsi makanan dan minuman di Restoran California dengan jumlah Rp. 250.000. Hitung besarnya pajak restoran yang dikenakan terhadap Tn. Mardi.
Jawab :
Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak X Jumlah Pembayaran yang dilakukan kepada
Restoran.
= 10% X Rp. 250.000
= Rp. 25.000
Wilayah pemungutan Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Restoran berlokasi di Kota Binjai.
Masa Pajak Restoran di Kota Binjai adalah harian dan bulanan.
D. Prosedur Pendatan Pajak Restoran
Adapun Prosedur Pendataan Pajak Restoran yang dilaksanakan secara bulanan atau berdasarkan Omzet ialah sebagai berikut :
1. Petugas melakukan survei lapangan/ observasi dengan mengunjungi Restoran yang baru di buka. Petugas mensurvei agar pengusaha Restoran ikut membayar pajak.
(57)
2. Petugas melakukan pendaftaran kepada Wajib Pajak Restoran dengan memberikan SPTPD ( Surat Pemberitahuan Pajak Daerah).
3. Wajib Pajak Restoran mengisi sendiri data (Self Assesment) di lembar SPTPD dengan memberikan data omzet yang akurat yang kemudian dijumlahkan dengan ketetapan tarif pajak Restoran sebesar 10% dengan data yang lengkap. 4. Kemudian Wajib Pajak menyetor terhutang pajaknya ke Kas Daerah melalui
Bank SUMUT dengan melampirkan lembaran SPTPD.
5. Setelah bukti setoran pajak keluar, Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menerbitkan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebesar/ sesuai dengan jumlah yang tertera di slip bukti penyetoran Pajak Restoran tersebut dan untuk Wajib Pajak melakukan penyetoran Pajak Restoran di bulan berikutnya dengan menggunakan SSPD dan SKP yang telah diterbitkan oleh DISPENDA Kota Binjai.
Adapun Pendataan Pajak Restoran/ Rumah Makan yang dilaksanakan secara harian ialah sebagai berikut :
1. Petugas DISPENDA melakukan survei/ observasi lapangan ke rumah makan yang baru di buka, agar pemilik rumah makan ikut membayar pajaknya.
2. Petugas lapangan memberikan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) ke pemilik rumah makan dan melakukan pendaftaran kepada Wajib Pajak.
(58)
55
3. Petugas dan pemilik rumah makan melakukan penetapan pajak
sesuai dengan tarif untuk pajak harian atau sesuai dengan kemampuan dari Wajib Pajak tersebut.
4. Kemudian saat Petugas Lapangan Dispenda datang untuk mengutip pajak, Petugas memberikan karcis berupa karcis sobek yang telah diisi dengan jumlah terutang pajak dan telah diberi nomor seri oleh Petugas DISPENDA yang terdapat 2 (dua) bagian karcis berupa pertinggal dan yang untuk diberikan kepada Wajib Pajak Restoran/ Rumah Makan.
E. Sistem Penerimaan Pajak Restoran
Sistem Penerimaan Pajak Restoran di Kota Binjai ada 2 (dua) yaitu :
1. Berdasarkan Omzet
Berdasarkan omzet secara otomatis sesuai dengan omzet setiap bulan nya di setor melalui bank (khusus Restoran besar). Di setor paling lama tanggal 10 setiap bulan.
2. Dengan Sistem Penetapan
Wajib Pajak Restoran/ Rumah Makan sebagian belum mampu membayar pajak sebesar 10% karena fasilitas rumah makan dan omzet yang kurang, wajib pajak keberatan untuk dikenakan pajak sebesar 10%. Petugas Lapangan
(59)
tarif yang telah diatur di Peraturan Daerah (PERDA) Kota Binjai Tahun 2011 untuk Pelaksanaan secara harian atau sesuai kemampuan Wajib Pajak Rumah Makan tersebut.
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran
Pembayaran Pajak Restoran dengan Harian atau Bulanan ditentukan oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dengan mempertimbangkan :
a. Lokasi
b. Jenis bangunan
c. Luas bangunan
d. Jumlah meja dan kursi e. Jumlah omzet dan f. efisiensi
Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Omzet
Disetor setiap bulan melalui Bank ke Kas Daerah Pemerintah Kota Binjai.
Pembayaran Pajak Restoran yang dilaksanakan secara bulanan di dasarkan atas jumlah Omzet yang diperoleh. Terhadap Wajib Pajak
(60)
57
Restoran yang membayar secara bulanan wajib memiliki buku hasil penjualan setiap harinya.
2. Dengan Sistem Penetapan
Melalui Petugas Pengutip, dikutip setiap harinya dengan menggunakan karcis dari DISPENDA Kota Binjai yang telah di stempel dan diberi nomor seri secara harian
Pembayaran Pajak Restoran yang dilaksanakan secara harian dengan besaran tarif sebagai berikut :
a. Berbentuk warung dengan jumlah meja 1 s/d 3
Rp. 2000,- s/d Rp. 5000,-
b. Jumlah meja 4 s/d 6
Rp. 6000,- s/d Rp. 10.000,- c. Jumlah meja 7 s/d 10
Rp. 15.000,- s/d Rp. 20.000,- d. Jumlah meja diatas 10
(61)
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Kendala Dalam Pendataan Pajak Restoran
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam Pendataan Pajak Restoran yaitu:
1. Wajib Pajak Restoran menutup restoran nya secara tiba-tiba sehingga pendataan pajak restoran tersebut menjadi terhenti.
2. Beberapa Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak pemilik Rumah Makan / warung tidak mau membayar pajak nya.
3. Wajib Pajak menunggak dan banyak mengalami tunggakan pajak karena Wajib Pajak Restoran/ Rumah makan tidak mau membayar pajak nya. 4. Sebagian Wajib Pajak keberatan untuk membayar pajak sesuai tarif yang
ditentukan.
B. Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran
Adapun upaya-upaya peningkatan penerimaaan Pajak Restoran ialah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Restoran/ Rumah makan dan Petugas melakukan Penetapan Pajak/ Negosiasi terhadap Wajib Pajak yang keberatan untuk membayar
(62)
59
pajak sesuai tarif yang kemudian ditentukan dengan kemampuan Wajib Pajak Restoran/ Rumah makan tersebut.
2. Petugas melakukan Penetapan Pajak / Negosiasi kepada Wajib Pajak Restoran /Rumah makan yang seharusnya tidak bisa bernegosiasi mengingat bahwa tarif Pajak Restoran telah di tetapkan sesuai dengan PERDA Kota Binjai Tahun 2011, hal ini dilakukan Petugas agar Wajib Pajak tetap melaksanakan kewajiban membayar pajak Restoran nya. 3. Petugas melakukan upaya-upaya tersebut agar dapat meningkatkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) demi tercapainya target penerimaan Pajak Restoran.
C. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Restoran Yang Tidak Taat Pajak
Sanksi yang dikenakan terhadap Wajib Pajak Restoran yang tidak taat pajak ialah dengan memberi surat teguran kepada Wajib Pajak yang tidak mau membayar pajak agar meningkatkan kesadaran dalam hal membayar pajak.
(63)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan analisa yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa pendataan Pajak Restoran yang dilakukan oleh Petugs Dispenda Kota Binjai sudah cukup baik, tetapi mengingat bahwa masih banyak Wajib Pajak Restoran/ Rumah yang tidak taat pajak. Terutama Wajib Pajak pemilik rumah makan , mereka kurang menyadari pentingnya membayar pajak walaupun petugas sudah mendatangi rumah makan mereka untuk mengutip Pajak Restoran mereka. Namun, masih saja sebagian enggan untuk membayar hingga menunggak pajaknya sampai berbulan-bulan.
Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal pembayaran pajak. Berbeda dengan pemilik Restoran, khusunya Restoran besar yang memiliki omzet dan fasilitas yang mencukupi, mereka lebih mengerti dan taat dalam pembayaran pajak yang selalu mereka setor setiap bulan nya melalui Bank lengkap dengan daftar omzet dan terhutang pajak Restorannya.
(64)
61
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan kepada berbagai pihak terkait antara lain :
1. Pihak DISPENDA Kota Binjai harus lebih tegas dalam memberikan sanksi khususnya kepada pemilik rumah makan yang masih tidak mau membayar pajak atau menunggak pajaknya hingga berbulan-bulan.
2. Pihak DISPENDA hendaknya melakukan penyuluhan dan sosialisasi taat pajak kepada masyarakat Kota Binjai untuk meningkatkan kesadaran dalam hal pembayaran pajak.
3. Bagi Wajib Pajak khususnya pemilik rumah makan, seharusnya lebih mengerti akan pentingnya membayar pajak mengingat pajak terutang yang mereka bayarkan mempunyai arti yang penting bagi roda Pendapatan Asli Daerah Kota Binjai.
(65)
DAFTAR PUSTAKA
Darwin,2010.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Jakarta : Mitra Wacana Media.
Suandy,erly. 2008. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Waluyo.2013. perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
Zain, mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak daerah
Peraturan Daerah Pajak Tahun 2011 Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
Peraturan Daerah Pajak Kota Binjai Tahun 2011 pasal 14 ayat (1) dan (2) tentang Pajak Restoran
(1)
Restoran yang membayar secara bulanan wajib memiliki buku hasil penjualan setiap harinya.
2. Dengan Sistem Penetapan
Melalui Petugas Pengutip, dikutip setiap harinya dengan menggunakan karcis dari DISPENDA Kota Binjai yang telah di stempel dan diberi nomor seri secara harian
Pembayaran Pajak Restoran yang dilaksanakan secara harian dengan besaran tarif sebagai berikut :
a. Berbentuk warung dengan jumlah meja 1 s/d 3
Rp. 2000,- s/d Rp. 5000,-
b. Jumlah meja 4 s/d 6
Rp. 6000,- s/d Rp. 10.000,- c. Jumlah meja 7 s/d 10
Rp. 15.000,- s/d Rp. 20.000,- d. Jumlah meja diatas 10
(2)
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Kendala Dalam Pendataan Pajak Restoran
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam Pendataan Pajak Restoran yaitu:
1. Wajib Pajak Restoran menutup restoran nya secara tiba-tiba sehingga pendataan pajak restoran tersebut menjadi terhenti.
2. Beberapa Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak pemilik Rumah Makan / warung tidak mau membayar pajak nya.
3. Wajib Pajak menunggak dan banyak mengalami tunggakan pajak karena Wajib Pajak Restoran/ Rumah makan tidak mau membayar pajak nya.
4. Sebagian Wajib Pajak keberatan untuk membayar pajak sesuai tarif yang
ditentukan.
B. Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran
(3)
pajak sesuai tarif yang kemudian ditentukan dengan kemampuan Wajib Pajak Restoran/ Rumah makan tersebut.
2. Petugas melakukan Penetapan Pajak / Negosiasi kepada Wajib Pajak Restoran /Rumah makan yang seharusnya tidak bisa bernegosiasi mengingat bahwa tarif Pajak Restoran telah di tetapkan sesuai dengan PERDA Kota Binjai Tahun 2011, hal ini dilakukan Petugas agar Wajib Pajak tetap melaksanakan kewajiban membayar pajak Restoran nya. 3. Petugas melakukan upaya-upaya tersebut agar dapat meningkatkan PAD
(Pendapatan Asli Daerah) demi tercapainya target penerimaan Pajak Restoran.
C. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Restoran Yang Tidak Taat Pajak
Sanksi yang dikenakan terhadap Wajib Pajak Restoran yang tidak taat pajak ialah dengan memberi surat teguran kepada Wajib Pajak yang tidak mau membayar pajak agar meningkatkan kesadaran dalam hal membayar pajak.
(4)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan analisa yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa pendataan Pajak Restoran yang dilakukan oleh Petugs Dispenda Kota Binjai sudah cukup baik, tetapi mengingat bahwa masih banyak Wajib Pajak Restoran/ Rumah yang tidak taat pajak. Terutama Wajib Pajak pemilik rumah makan , mereka kurang menyadari pentingnya membayar pajak walaupun petugas sudah mendatangi rumah makan mereka untuk mengutip Pajak Restoran mereka. Namun, masih saja sebagian enggan untuk membayar hingga menunggak pajaknya sampai berbulan-bulan.
Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal pembayaran pajak. Berbeda dengan pemilik Restoran, khusunya Restoran besar yang memiliki omzet dan fasilitas yang mencukupi, mereka lebih mengerti dan taat dalam pembayaran pajak yang selalu mereka setor setiap bulan nya melalui Bank lengkap dengan daftar omzet dan terhutang pajak Restorannya.
(5)
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan kepada berbagai pihak terkait antara lain :
1. Pihak DISPENDA Kota Binjai harus lebih tegas dalam memberikan sanksi khususnya kepada pemilik rumah makan yang masih tidak mau membayar pajak atau menunggak pajaknya hingga berbulan-bulan.
2. Pihak DISPENDA hendaknya melakukan penyuluhan dan sosialisasi taat
pajak kepada masyarakat Kota Binjai untuk meningkatkan kesadaran dalam hal pembayaran pajak.
3. Bagi Wajib Pajak khususnya pemilik rumah makan, seharusnya lebih
mengerti akan pentingnya membayar pajak mengingat pajak terutang yang mereka bayarkan mempunyai arti yang penting bagi roda Pendapatan Asli Daerah Kota Binjai.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Darwin,2010.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Jakarta : Mitra Wacana Media.
Suandy,erly. 2008. Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Waluyo.2013. perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
Zain, mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak daerah
Peraturan Daerah Pajak Tahun 2011 Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai
Peraturan Daerah Pajak Kota Binjai Tahun 2011 pasal 14 ayat (1) dan (2) tentang Pajak Restoran