178
Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 1
kemerdekaan tanah airnya. Aktivitas politik PI tidak saja dilakukan di Belanda dan Indonesia, juga dilakukan secara internasional. Mahasiswa secara teratur
melakukan diskusi dan melakukan kritik terhadap pemerintah Belanda. PI juga menuntut kemerdekaan Indonesia dengan segera.
Dengan demikian jelaslah bahwa Perhimpunan Indonesia merupakan manifesto politik pergerakan Indonesia. Karena Perhimpunan itu lahir di negeri
asing yang saat itu menjadi penjajah tanah Hindia. Dari tempat penjajah itulah
Nama Indonesia mulanya dikembangkan oleh Adolf Bastians sarjana Jerman yang diambil dari Logan sarjana Inggris. Namun yang dimaksud
Bastians dengan konsep Indonesia, adalah Indonesia secara etnograi, bukan konsep Indonesia seperti saat ini. selanjutnya dalam rapat-rapat menjelang
kemerdekaan pandangan etnograi dikalahkan oleh pandangan Ernest Renan tentang nasion yang saat itu masih digunakan sebagai konsep bangsa dan
wilayahnya.
Para pelajar dan mahasiswa Hindia di Belanda kemudian menggunakan Indonesia sebagai identitas dirinya, tanah airnya, dan nasionnya, serta posisi
politiknya. Karena itulah Organisasi Indische Vereeniging berganti nama ke Perhimpoenan Indonesia.
Hatta dalam memoarnya menuturkan,” ....Langkah pertama untuk memperkenalkan Tanah Air kita Indonesia di luar negeri dibuat dengan
berhasil. Nama “INDONESIA” tidak perlu dimajukan dengan resolusi. Selama aku di sana dan setelah mendengar pidatoku pada pembukaan Kongres
itu, semuanya menyebut Indonesia. orang-orang Belanda, yang pada pidato permulaan masih menyebut “Hindia Belanda”, kata itu tidak diulang mereka
lagi, dalam perdebatan maupun dalam pembicaraan lainnya. Dalam tulisan- tulisan mereka keluar, kepada kawan dan keterangan umum, mereka menyebut
“INDONESIA”. Apalagi setelah bertukar pikiran dengan aku. Dalam pimpinan agenda Kongres, nama Indonesia telah terekam, tidak dapat ditukar
kembali dengan “Indes Neerlandises”.”
179
Sejarah Indonesia
perkumpulan pemuda terpelajar itu berhasil mengobarkan semangat dan panji-panji kemerdekaan Indonesia. jelaslah bahwa para pemuda Indonesia
tidak takut untuk membela dan berjuang untuk kemerdekaan tanah airnya dengan segala resikonya.
7. Taman Siswa
Awalnya, Taman Siswa bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa Institut Pendidikan Nasional Taman Siswa. Saat itu Taman Siswa hanya
memiliki 20 murid kelas Taman Indria. Namun, kemudian Taman Siswa
berkembang pesat dengan memiliki 52 cabang dengan murid kurang
lebih 65.000 siswa.
Azas Taman Siswa adalah “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Hkamuyani”. Artinya, “guru di depan harus
memberi contoh atau teladan, di tengah harus bisa menjalin
kerjasama, dan di belakang harus memberi motivasi atau dorongan
kepada para siswanya.” Azas ini masih relevan dan penting dalam
dunia pendidikan.
Taman Siswa mendobrak sistem pendidikan Barat dan pondok
pesantren, dengan mengajukan sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional yang ditawarkan adalah pendidikan bercirikan
kebudayaan asli Indonesia.
Sumber: Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa, 1992.
Gambar 3.14 Lambang Taman Siswa.
Demi mempertahankan Taman Siswa, Ki Hajar
Dewantara rela melelang beberapa barangnya untuk
membayar pajak. Sebuah idealisme dan cita-cita
memang harus dibayar mahal.
180
Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 1
Taman Siswa mengalami banyak kendala dari pihak-pihak yang tidak mendukung. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengeluarkan berbagai
aturan untuk membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni
larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai politik. Taman siswa mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat luas dengan
pendidikan, Taman Siswa mampu menyediakan pendidikan untuk rakyat yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah kolonial. Saat ini sekolah
Taman Siswa masih berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
8. Organisasi Buruh
Perkumpulan Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto kakak Ki Hajar Dewantara pada tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
kepentingan kaum buruh, termasuk membantu para buruh yang dipecat untuk memperoleh pekerjaan baru dan membantu keuangan mereka selama
mencari pekerjaan.
Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan kaum buruh bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger tentara buruh
yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai dampak dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan
sekarang pabrik gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
Bulan November 1918, Suryopranoto mendeklarasikan berdirinya Personeel Fabriek Bond PFB yang beranggotakan buruh tetap, Perkumpulan Tani dan
koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai Sarekat Tani dengan anggota kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik, serta Perserikatan
Kaoem Boeroeh Oemoem PKBO yang beranggotakan buruh musiman. PFB didirikan untuk membela kepentingan kaum buruh yang terus mengalami
penindasan. Bersama PFB, Suryopranoto memimpin banyak aksi mogok kerja untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh. Pada tahun
1918 Adi Dharma menjadi bagian dari Sarekat Islam SI, maka Personeel Fabriek Bond PFB yang terbentuk dalam tahun tersebut otomatis berada di
bawah perlindungan Central Sarekat Islam CSI.
181
Sejarah Indonesia
Sepulang dari pembuangan penjara Sukamiskin, Suryopranoto dan Adhi Dharma turut berkiprah sebagai pengajar di Taman Siswa, lembaga