a 14 hari sejak putusan diucapkan, apabila waktu putusan diucapkan pihak Pemohon banding hadir sendiri dipersidangan.
b 14 hari sejak putusan diberitahukan, apabila Pemohon banding tidak hadir pada saat putusan diucapkan di persidanga
c Jika perkara prodeo, terhitung 14 hari dari tanggal pemberitahuan putusan prodeo dari Pengadilan Tinggi kepada Pemohon banding.
d Pengajuan permohonan banding disampaikan kepada Panitera pengadilan yang memutus perkara di tingkat pertama
e Penyampaian memori banding adalah hak, bukan kewajiban hukum bagi Pemohon banding.
f Satu bulan sejak dari tanggal permohonan banding, berkas perkara harus sudah dikirim ke Panitera Pengadilan Tinggi Agama Pasal 11 ayat 2 UU No 20 Tahun
1947.
3. Kasasi
Pemeriksaan tingkat kasasi bukan pengadilan tingkat ketiga. Kewenangannya memeriksa dan mengadili perkara tidak meliputi seluruh perkara, bersifat sangat
terbatas, dan hanya meliputi hal-hal yang ditentukan dalam Pasal 30 UU No 14 Tahun 1985, yaitu terbatas sepanjang mengenai , Memeriksa dan memutus tentang
tidak berwenang atau melampaui batas wewenang Pengadilan tingkat bawah dalam memeriksa dan memutus suatu perkara. Memeriksa dan mengadili kesalahan
penerapan atas pelanggaran hukum yang dilakukan pengadilan bawahan dalam memeriksa dan memutus perkara. Memeriksa dan mengadili kelalaian tentang
syarat-syarat yang wajib dipenuhi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tingkat kasasi tidak berwenang memeriksa seluruh perkara seperti
kewenangan yang dimiliki peradilan tingkat pertama dan tingkat banding, oleh karenanya peradilan tingkat kasasi tidak termasuk judex fact.
D. Kekuatan Putusan Hakim
Pasal 1917 dan 1918 KUHPerdata juga menyebutkan kekuatan suatu putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak juga dalam pasal 21 UU No.
14 1970 adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
Putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap adalah putusan yang menurut Undang-Undang tidak ada kesempatan lagi untuk menggunakan
upaya hukum biasa melawan putusan itu. Macam-macam putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu:
1. Kekuatan pembuktian mengikat Putusan ini sebagai dokumen yang merupakan suatu akta otentik menurut
pengertian Undang-Undang sehingga tidak hanya mempunyai kekuatan pembuktian mengikat antara pihak yang berperkara, tetapi membuktikan bahwa telah ada suatu
perkara antara pihak-pihak yang disebut dalam putusan itu.
2. Putusan eksekutorial Yaitu kekuatannya untuk dapat dipaksakan dengan bantuan aparat keamanan
terhadap pihak yang tidak menantinya dengan sukarela.
3. Kekuatan mengajukan eksepsi tangkisan Yaitu kekuatan untuk menangkis suatu gugatan baru mengenai hal yag sudah
pernah diputus atau mengenai hal-hal yang sama berdasarkan asas nebis inidem tidak boleh dijatuhkan putusan lagi dalam perkara yang sama.
4. Susunan dan Isi Putusan Hakim
Putusan hakim terdiri dari: 1. Kepala putusan
Suatu putusan haruslah mempunyai kepala pada bagian atas putusan yang berbunyi“Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” Pasal 4 1 UU
No. 14 1970 kepala putusan ini memberi kekuatan eksektorial pada putusan apabila tidak dibubuhkan maka hakim tidak dapat melaksanakan putusan tersebut.
2. Identitas pihak yang berperkara. Didalam putusan harus dimuat identitas dari pihak: nama, alamat, pekerjaan
dan nama dari pengacaranya kalau para pihak menguasakan pekerjaan kepada orang lain.
3. Pertimbangan atau alasan-alasan. Pertimbangan atau alasan putusan hakim terdiri atas dua bagian yaitu
pertimbangan tentang duduk perkara dan pertimbangan tentang hukumnya. Pasal 184 HIR195 RBG23 UU No 141970 menentukan bahwa setiap putusan dalam
perkara perdata harus memuat ringkasan gugatan dan jawaban dengan jelas, alasan dan dasar putusan, pasal-pasal serta hukum tidak tertulis, pokok perkara,
biaya perkara serta hadir tidaknya pihak-pihak yang berperkara pada waktu putusan diucapkan. Putusan yang kurang cukup pertimbangan merupakan alasan untuk
kasasi dan putusan harus dibatalkan, MA tanggal 22 Juli 1970 No. 638 K SIP 1969; MA tanggal 16 Desember 1970 No. 492 K SIP 1970. Putusan yang
didasarkan atau pertimbangan yang menyipang dari dasar gugatan harus dibatalkan MA tanggal 01 September 1971 No 372 K SIP 1970.
E. Pelaksanaan Putusan