Sumber Sumber Hukum Acara Perdata
Yang merupakan Sumber Hukum Acara Perdata atau tempat dimana dapat ditemukan peraturan Hukum Acara Perdata yang berlaku dinegara kita yaitu: [1]
1. Herziene Inlandsch Reglemen HIR
HIR adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku untuk daerah Pulau Jawa dan Madura. Hukum Acara perdata dalam HIR dituangkan pada Pasal 115-245 yang termuat dalam BAB IX, serta beberapa pasal
yang tersebar antara Pasal 372-394. Pasal 115 sd Pasal 117 HIR tidak berlaku lagi berhubung dihapusnya Pengadilan Kabupaten oleh UU
No.1 drt. Tahun 1951, dan peraturan mengenai banding dalam pasal 188 – 194 HIR juga tidak berlaku lagi dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan
Madura.
2. Rechtsreglement voor de Buitengewesten RBg
RBg adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku untuk daerah-daerah luar pulau Jawa dan Madura. RBg terdiri dari 5 lima BAB dan 723 tujuh ratus dua puluh tiga pasal yang mengatur tentang
pengadilan pada umumnya dan acara pidananya tidak berlaku lagi dengan adanya Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951.
Ketentuan Hukum Acara Perdata yang termuat dalam BAB II Title I, II, III, VI, dan VII tidak berlaku lagi, yang masih berlaku hingga sekarang adalah Title IV dan V bagi Landraad sekarang Pengadilan
Negeri.
3. Burgerlijk Wetboek BW
Burgerlijk Wetboek Kitab Undang–Undang Hukum Perdata, meskipun sebagai kodifikasi Hukum Perdata Materiil, namun juga memuat Hukum Acara Perdata, terutama dalam Buku IV tentang
pembuktian dan daluarsa Pasal 1865- Pasal 1993, selain itu juga terdapat dalam pasal Buku I, misalnya tentang tempat tinggal atau domisili Pasal 17 – Pasal 25 serta beberapa pasal Buku II dan
Buku III misalnya Pasal 533,535,1244 dan 1365.
4. Ordonansi Tahun 1867 Nomor 29 Ordonansi Tahun 1867 Nomor 29 ini memuat ketentuan Hukum Acara Perdata tentang kekuatan
pembuktian tulisan-tulisan dibawah tangan dari orang-orang Indonesia Bumiputera atau yang dipersamakan dengan mereka. Pasal-pasal ordonasi ini diambil oper dalam penyusunan
Rechtsreglement voor de Buitengewesten RBg.[2]
5. Wetboek van Koophandel WVK
Wetboek van Koophandel Kitab Undang-undang Dagang, meskipun juga sebagai kodifikasi Hukum Perdata Materiil, namun didalamnya ada beberapa pasal yang memuat ketentuan Hukum Acara
Perdata Misalnya Pasal 7, 8, 9, 22, 23, 32, 255, 258, 272, 273, 274, dan 275.
6. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 adalah Undang-Undang tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang memuat ketentuan-ketentuan hukum acara perdata khusus untuk
kasus kepailitan.
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 adalah Undang-undang tentang Peradilan Ulangan di Jawa
dan Madura yang berlaku sejak 24 Juni 1947, dengan adanya undang-undang ini, peraturan mengenai banding dalam HIR pasal 188 – 194 tidak berlaku lagi.
8. Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951 Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951 adalah Undang-Undang tentang Tindakan-tindakan
Sementara Untuk menyelenggarakan Kesatuan Susunan, Kekuasaan dan Acara Pengadilan- pengadilan Sipil yang berlaku sejak tanggal 14 Januari 1951.
9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 adalah Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman yang
berlaku sejak diundangkan tanggal 15 Januari 2004. Ketentuan Hukum Acara Perdatanya termuat dalam Pasal 5 ayat 2 dan Pasal 36 ayat 3, selainya juga memuat hukum acara pada umumnya.
Undang-Undang ini telah di ganti dengan Undang-Undang baru yaitu Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah Undang-Undang tentang Perkawinan, memuat
ketentuan-ketentuan Hukum Acara Perdata khusus untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan serta menyelesaikan perkara-perkara perdata mengenai perkawinan, pencegahan perkawinan,
pembatalan perkawinan, dan perceraian yang terdapat dalam Pasal 4, 5, 6, 7, 9, 17, 18, 25, 28, 38, 39, 40, 55, 60, 63, 65, dan 66. Undang-undang ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975.
11. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985