Kesenian Tradisional LANDASAN TEORI

Dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan kesenian adalah hasil penciptaan manusia yang berasal dari ekspresi keindahan yang mempunyai simbol-simbol tertentu yang menggambarkan ekspresi dari penciptanya dan hidup dan berkembang dimasyarakat.

2.5 Kesenian Tradisional

Tradisional adalah segala sesuatu yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka pola-pola bentuk maupun penerapan yang selalu berulang-ulang dan juga kuno, atau sesuatu yang sifatnya luhur sebagai warisan nenek moyang Sedyawati, 1981: 48. Tradisional berasal dari kata traditium adalah sesuatu yang diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini Shils dalam Sedyawati, 1981: 3-4. Pengertian tradisi ada hubungannya dengan adat istiadat, memiliki sifat turun- temurun, segala bentuk tradisi biasanya bersifat sakral. Pewarnaan tradisi religius berangsur-angsur dari Hinduistis, Budistis, dan Islamis yang sana-sini saling berasimilasi sehingga dari setiap daerah timbul berbagai variasi yang beranekaragam, walaupun kemungkinan bersasal dari satu jiwa affandi, 1987: 40. Kesenian tradisional tumbuh dan berkembang dan mengandung sifat-sifat dan ciri khas dari masyarakat yang tradisional Kayam, 1981: 59-70 hal ini dipertegas oleh Soedarsono 1976: 9 bahwa kesenian tradisional adalah kesenian yang telah mengalami perjalanan lama yang selalu bertumpu pada pola tradisi yang ada. Menurut Umar Kayam 1981: 61 bahwa kesenian tradisional mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut: a. Kesenian tradisional mempunyai jangkauan terbatas pada lingkungan kultur yang menjaga. b. Kesenian tradisional merupakan cerminan dari satu keharusan yang berkembang sangat perlahan-lahan karena dinamika pendukungnya. c. Kesenian tradisional bukan merupakan hasil kreativitas individu-individu tetapi tercipta secara anonim bersama dengan sifat aktivitas masyarakat pendukungnya. Kuntowijoyo 1987: 13 kesenian tradisional kerakyatan sangat dirasakan oleh masyarakat penduduknya sebagai milik sendiri, karena merupakan salah satu bentuk seni yang berakar dan bersumber pada masyarakat asli setempat. Sedyawati 1981: 51 kesenian tradisional dapat diidentifikasikan dari daerah mana kesenian itu berasal, sebab setiap kesenian tradisional mengandung sifat atau ciri khusus kedaerahan. Kehadiran kesenian tradisional sebagai unsur kebudayaan sebenarnya bukan semata-mata untuk kepentingan individu melainkan untuk kepentingan masyarakat luas. Kesenian tradisional dianggap sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya, seperti digunakan sebagai upacara yang berhubungan dengan fungsi sosial dan sebagai sarana hiburan dan tontonan sebagai fungsi sekuler Bastomi, 1988: 29. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa kesenian tradisional merupakan bentuk seni yang berakar dan bersumber serta dirasakan sebagai warisan turun-temurun, milik sendiri oleh masyarakat lingkungannya, serta pengolahannya didasarkan cita-cita pendukungnya.

2.6 Kerangka Berfikir