SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI 04 SURAJAYA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

(1)

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS

IV, V DAN VI SD NEGERI 04 SURAJAYA KECAMATAN

PEMALANG KABUPATEN PEMALANG

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Mochamad Abdul Karim 6 1 0 1 9 0 7 0 1 1

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Permasalahan dalam Penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra dan putri kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009. Dengan perincian siswa putra kelas IV, V, dan VI sejumlah 62, siswa putri kelas IV, V dan VI sejumlah 56. Sampel yang diambil dari populasi sejumlah 71 atau 60% dari populasi, dengan teknik stratified proportional random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes. Dalam menganalisa data menggunakan analisis statistik dengan analisis deskriptif persentase.

Berdasarkan analisis deskriptif persentase, tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV putra jumlah persentase paling besar yaitu 45,46 % pada katagori kurang. Pada siswa kelas IV putri persentase paling besar pada katagori sedang yaitu 53,84 %. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas V putra persentase paling besar yaitu 42,86 % pada katagori baik dan sedang. Pada siswa kelas V putri persentase paling besar yaitu 61,54 % pada katagori sedang. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI putra jumlah persentase paling besar yaitu 50 % pada katagori sedang. Pada siswa kelas VI putri persentase paling besar yaitu 50 % pada katagori sedang. Dari hasil analisis deskriptif persentase dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang rata-rata dalam katagori sedang.

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan gambaran ataupun masukan/ saran bagi pemerintah, guru, dan semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan agar memperhatikan tingkat kesegaran jasmani anak-anak usia sekolah dasar agar dapat menunjang kemampuan belajar sekaligus prestasi belajar siswa.


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : ... Tanggal : ...

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Kriswantoro, M.Pd. Andry Akhiruyanto, S.Pd.M.Pd. NIP. 131671212 NIP. 132303195

Mengetahui Ketua Jurusan PJKR

Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd. NIP. 131961216


(4)

iv

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Pada Hari : Jumat

Tanggal : 4 September 2009

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Nasution, M. Kes. Drs. Cahyo Yuwono, M. Pd. NIP.19640423 199002 1 001 NIP. 19620425 198601 1 001

Dewan Penguji

1. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes (Ketua) _______________ NIP. 19641023 199002 1 002

2. Drs. Kriswantoro, M. Pd. (Anggota) _______________ NIP. 19610630 198703 1 003

3. Andry Akhiruyanto, S. Pd., M. Pd. (Anggota) _______________ NIP. 19810129 200312 1 001


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap” ( Q.S-Al Insyirah:6-8 ).

Persembahan :

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Istriku tercinta yang selalu memberi motivasi dan do`a , anakku tersayang dan semua sahabat di UNNES UPP Tegal yang telah memberikan bantuan dan almamater FIK UNNES tercinta.


(6)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa usaha dan perjuangan penulis yang maksimal bukanlah merupakan perjuangan penulis sendiri, karena tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES yang telah memberikan petunjuk, arahan, dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Kriswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Andry Akhiruyanto, S.Pd.M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para Bapak dan Ibu Dosen UNNES, khususnya Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah banyak menyumbang saran dan petunjuk, serta


(7)

vii

menurunkan sejumlah pengetahuan hingga dapat menambah luas wawasan penulis.

6. Jamjuri, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

7. Teman-teman mahasiswa PGPJSD Jurusan PJKR FIK UNNES UPP Tegal tahun 2009 yang telah membantu dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dengan sukarela dalam penelitian ini. Semoga segala amal baik Bapak dan Ibu serta rekan-rekan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Semarang, September 2009


(8)

viii

HALAMAN JUDUL ... SARI ... LEMBAR PERSETUJUAN ... PENGESAHAN KELULUSAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1.2 Permasalahan ... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Penegasan Istilah ... 1.5 Manfaat Penelitian ... BAB II LANDASAN TEORI ... 2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani ... 2.2 Komponen-komponen Kesegaran Jasmani ... 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ... 2.4 Cara Membina Kesegaran Jasmani ...

i ii iii iv v vii viii x xii xiii 1 1 5 6 6 7 9 9 10 15 19


(9)

ix

2.5 Tes Kesegaran Jasmani ... BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ... 3.2 Metode Pengumpulan Data... 3.3 Metode Analisis Data ... 3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian ... 4.2 Hasil Analisis Data ... 4.3 Pembahasan ... BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Simpulan ... 5.2 Saran-saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

21 22 22 31 33 34 36 36 40 49 53 53 54 55 56


(10)

x 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15.

Data Siswa Kelas IV,V dan VI SDN. 04 Surajaya ... Tabel Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10-12 Tahun Putra ... Tabel Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10-12 Tahun Putri ... Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V dan VI... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putra ... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putri... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putra... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putri ... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putra ... Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putri ... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV , V dan VI... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putra... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putri... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putra...

23 29 30 30 37 37 38 38 39 39 40 43 44 45 46


(11)

xi 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putri... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putra... Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putri... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas IV Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas IV Putri... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas V Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas V Putri... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas VI Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas VI Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putri...

47 48 49 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68


(12)

xii

Gambar Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20

Posisi Start Lari 40 Meter ... Sikap Bergantung Siku Tekuk ... Sikap Permulaan Baring Duduk ... Sikap Duduk dengan Kedua Siku Menyentuh Paha ... Sikap Menentukan Raihan Tegak ... Sikap Awalan Loncat Tegak ... Gerakan Meloncat Tegak ... Posisi Start Lari 600 Meter ... Finish Lari 600 Meter ... Pelaksanaan pemanasan ... Pelaksanaan Start Lari 40 Meter Putri... Pelaksanaan Tes Baring duduk 30 detik Putri ... Pelaksanaan Tes Gantung siku tekuk Putri ... Pelaksanaan Tes Loncat Tegak Putri ... Pelaksanaan Tes lari 600 meter putri ... Pelaksanaan Tes lari 40 meter putra ... Pelaksanaan Tes gantung siku putra ... Pelaksanaan tes Baring duduk 30 detik putra... Pelaksanaan tes loncat tegak putra ... Pelaksanaan tes lari 600 meter putra ...

25 25 26 26 27 27 28 28 29 75 76 76 77 77 78 78 79 79 80 80


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas IV Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas IV Putri... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas V Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas V Putri... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas VI Putra... Daftar Hasil Tes Sampel Siswa Kelas VI Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putri... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putra... Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putri... Surat Keputusan Dekan Tentang Penetapan Dosen Pembimbing... Surat Permohonan Ijin Penelitian ... Rekomendasi Penelitian ... Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... Sertifikasi Kalibrasi ...

57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kemajuan teknologi dewasa ini sangat mengagumkan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia sudah serba otomatik-elektronik. Dilihat dari segi kemudahan, kita lebih merasakan kenikmatan dalam hidup. Untuk menebang pohon kita memakai gergaji mesin, untuk memotong rumput kita memakai mesin potong rumput, bahkan untuk berolahraga golfpun kita dapat menggunakan kereta pengangkut stik. Kita dapat menghemat energi tubuh untuk semua keperluan rumah tangga, menyapu, mencuci, naik ketingkat yang lebih tinggi, pulang-pergi ke tempat bekerja dan sebagainya. Menurut Astrand yang dikutip oleh Sudarno (1992:4) bahwa pada masyarakat modern dewasa ini mesin yang serba elektronik-otomatik telah merampas sebagian besar kerja jasmaniah kita yang bagi nenek-moyang kita merupakan porsi utama mereka. Kehidupan kita saat ini diwarnai dengan duduk, berbaring, atau berkendaraan. Sehingga rangsangan alamiah yang sangat vital bagi kehidupan lewat kerja jasmaniah sebagian besar telah lenyap dan mengakibatkan kemunduran karena kurang gerak.

Kemajuan teknologi juga sangat berdampak dan sudah sangat di rasakan pada dunia anak-anak. Berapa banyak anak-anak yang setiap hari hanya duduk santai di depan televisi sambil bermain game yang kadang-kadang sampai lupa waktu. Mereka lebih tertarik pada permainan hasil dari kecanggihan teknologi yang begitu banyak pilihannya. Mereka enggan bermain menggunakan


(15)

2

aktivitas fisik yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi seperti ini kalau dibiarkan begitu saja bukan tidak mungkin generasi kita kedepan akan menjadi generasi yang pemalas dan tidak peduli terhadap dunia olahraga dan kesehatan. Berkaitan dengan dunia olahraga, apa yang kita harapkan dari prestasi dunia olahraga kita kalau generasi kita adalah generasi yang tidak peduli dunia olahraga, tidak peduli tentang kesegaran jasmani. Padahal peranan kesegaran jasmani sangat penting dalam meraih prestasi olahraga. Kesadaran akan pentingnya kesegaran jasmani baik bagi atlet maupun semua warga masyarakat perlu ditingkatkan melalui pendidikan, terutaman pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan yang berupa usaha mendidik dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan-gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan, serta mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial.

Manusia sebagai individu yang merupakan gabungan dua unsur terdiri dari jasmani dan rohani. Dari kedua unsur tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Berdasarkan kesatuan unsur


(16)

tersebut dalam usaha menunjang tercapainya pendidikan nasional tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual saja namun ditentukan oleh kemampuan jasmani dan rohani.

Kesegaran jasmani ditinjau dari segi medis menunjukkan potensi fungsional dan potensi metabolik. Dengan demikian kesegaran jasmani merupakan wujud dari kapasitas fungsional seseorang untuk secara total melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan dan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan oleh setiap manusia tentu akan berbeda. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang dewasa, bahkan tingkat kebutuhannya sangat individual.

Pembinaan kesegaran jasmani pelajar di Indonesia sudah tercantum dalam kurikulum sekolah dengan jenjang pendidikannya. Departemen Pendidikan Pemuda dan Olahraga sesuai dengan tugasnya menjelaskan bahwa seirama dengan derap pembangunan bangsa dan negara, masyarakat sekolah haruslah dikondisikan secara sosial kultural, seperti misalnya dapat memberikan nilai yang tinggi dan rasional terhadap arti kesegaran jasmani.

Kurikulum Sekolah Dasar mata pelajaran pendidikan jasmani menyebutkan bahwa tujuan umum pendidikan jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan hidup sehat.


(17)

4

Penerapan pola hidup sehat ini dimulai dengan adanya pembiasaan hidup sehat yang dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Sehingga peningkatan kualitas fisik yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status kesehatan, dan kesegaran jasmani juga harus dilakukan melalui proses pendidikan dan pembudayaan. Ini semua ditempuh melalui pembinaan kesegaran jasmani, serta pengembangannya yang ditujukan kepada seluruh masyarakat.

Sekolah Dasar Negeri 04 Surajaya berdiri pada tanggal 30 Desember 1980. selama berdiri sampai sekarang SD Negeri 04 Surajaya sudah sering pergantian pimpinan atau kepala sekolah, dan yang sekarang (2009) menjabat adalah Bapak Jamjuri, S.Pd.

Sekolah Dasar Negeri 04 Surajaya terletak di Desa Surajaya, tepatnya di tengah hutan Dukuh Kemangmang Desa Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Jarak ke pusat kecamatan sekitar 14 Km dan ke pusat pemerintahan kabupaten sekitar 17 Km.

Berkaitan dengan penelitian yang akan penulis teliti, Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2008/2009, diharapkan mencapai hasil yang baik/baik sekali. Dengan demikian mereka dapat melakukan aktifitas pembelajaran di sekolah terutama pada mata pelajaran Penjasorkes dengan baik. Dengan tingkat kesegaran jasmani yang baik diharapkan juga mereka dapat mencapai prestasi dalam bidang olahraga terutama pada cabang olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA).


(18)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian dengan judul “ Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009”.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas IV, V dan VI SD, Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah :

(1) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2008/2009 dengan melaksanakan pengukuran.

(2) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas IV SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.

(3) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas V SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.


(19)

6

(4) Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009.

1.4

Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi tentang judul maka perlu adanya penjelasan tentang arti dan makna judul tersebut. Penjelasan tersebut dikemas dalam penegasan istilah seperti berikut:

1.3.1 Survei

Survei adalah suatu pengumpulan data yang skematis desertai analisis dan laporan yang disusun secara teratur dari kenyataan fakta-fakta yang berkenaan dengan satu atau beberapa aspek dari suatu usaha.(Ketut Natera,1991:9).

Dalam penelitian ini survei diartikan sebagai alat atau cara atau metode dalam memperoleh data dengan teknik tes.

1.3.2 Tingkat Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi aktif. (Sudarno SP, 1992:11)

Departemen Pendidikan Nasional dalam buku Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) memaparkan bahwa kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien.


(20)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1 Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, ketrampilan bagi peneliti

melalui praktik di lapangan.

1.5.2 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian.

1.5.3 Mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani pada siswa Kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang dan dapat juga dijadikan masukan kepada pemerintah, sekolah dan semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan agar kesegaran jasmani menjadi perhatian sehingga dapat mendukung kegiatan belajar siswa sekaligus dalam pencapaian prestasi belajar.


(21)

8 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani

Dewasa ini istilah kesegaran jasmani banyak sekali diungkapkan oleh para pakar olahraga maupun pakar kesegaran jasmani sehingga istilah tersebut menjadi pokok pembahasan yang sangat menarik. Dari beberapa pendapat itu dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga dapat dijadikan landasan dalam hubungannya dengan penelitian ini.

Menurut Moch. Moeslem, M.Sc., (1995:13) kesegaran jasmani sebenarnya merupakan satu aspek dari kesegaran total. Karena kesegaran total mencakup selain kesegaran jasmani juga kesegaran mental, kesegaran sosial, dan kesegaran emosional. Istilah ini mempunyai pengertian sama. Pengertian kesegaran jasmani ialah taraf kemampuan dan ketahanan kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dalam waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Taraf kesegaran jasmani yang diperlukan oleh pegawai kantor lain dengan kesegaran jasmani bagi seseorang yang bekerja disawah (petani). Taraf kesegaran jasmani yang diperlukan bagi atlet muda lebih rendah dibanding dengan kebutuhan kesegaran jasmani bagi atlet elit.

Menurut Sudarno SP., (1992:11) kesegaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk


(22)

mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi aktif.

2.2 Komponen – komponen Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks, yakni mencakup beberapa komponen yang ada didalamnya. Agar seseorang dikatakan dalam keadaan kondisi yang baik maka orang tersebut haruslah memiliki komponen-komponen kesegaran jasmani yang baik pula.

2.2.1 Kekuatan ( Strenght )

Kekuatan otot adalah Kualitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal (Tri Rustiadi, 2008:39).

Kekuatan adalah kemampuan menggunakan tegangan otot untuk melawan beban atau hambatan (Anita jj Harrow, 1977, dikutip oleh Sugianto, 1998:254).

Kekuatan juga dapat diartikan sebagai gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi maksimal (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:5)

Jadi kekuatan dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan sekelompok otot tubuh dalam menahan, mengangkat, atau melawan beban dan atau hambatan.

Pada penelitian ini kekuatan sangat dominan pada item angkat beban (kekuatan mengangkat badan atau mempertahankan posisi pada lentuk togok yang dilakukan oleh otot lengan), dan pada item baring duduk atau sit-up, yaitu pada kekuatan otot perut.


(23)

10

2.2.2 Daya Ledak ( Power )

Daya ledak merupakan kemampuan untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (power) = kekuatan (force) x kecepatan (velocity).

Daya ledak merupakan unsur kemampuan fisik yang menjadikan seseorang mampu menggunakan otot-otot untuk menghasilkan gerak fisik secara explosif (Bouchard, dikutip oleh Sugianto, 1998:260).

Daya ledak pada penelitian digunakan pada item lari cepat (pada saat permulaan start) dan pada item tes lompat jauh tanpa awalan (pada saat menolakkan kedua kaki secara bersamaan).

2.2.3 Daya Tahan ( Endurance )

Kemampuan daya tahan ini pada dasarnya merupakan perwujudan dari kemampuan organ-organ tubuh untuk memenuhi kebutuhan dan menggunakan oksigen sehingga memungkinkan untuk terus melakukan aktifitas, serta kemampuan membuang atau menghambat bertambahnya konsentrasi asam laktat di dalam tubuh (Sugiyanto, 1998:254).

Ketahanan fisik bisa dibedakan menjadi 2 macam yaitu : (1) Ketahanan muskular

(2) Ketahanan kardiovaskular.

Ketahanan muskular adalah ketahanan otot atau sekelompok otot untuk aktif berkontraksi dalam ketahanan. Ketahanan kardiovaskular adalah kapasitas


(24)

untuk melakukan aktifitas fisik yang lama yang melibatkan fungsi peredaran darah, jantung dan paru-paru secara intensip.

Daya tahan nampak dominan sekali perannya pada item tes lari jauh yaitu 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri.

2.2.4 Kecepatan ( Speed )

Menurut Sugiyanto ( 1998 : 260 ) kecepatan gerak adalah unsur kemampuan fisik yang memungkinkan seseorang bisa menyelesaikan gerakan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan gerak ditentukan oleh : frekuensi stimulus, kemauan, mobilitas syaraf, kecepatan kontraksi otot, tingkat otomatisasi gerak, dan power otot. Kecepatan gerak diperlukan pada penyelesaian lari cepat.

Kecepatan menurut Dirjen pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga ( 1997 : 5 ) adalah kemampuan untuk melaksanakan gerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin.

2.2.5 Kelincahan ( Agility )

Menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (1997:6) kelincahan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

Sedangkan menurut Sugiyanto (1998:255) kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak cepat ke segala arah. Sedangkan menurut Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (1997:6) kelincahan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.


(25)

12

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka penulis mengambil kesimpulan mengenai kelincahan sebagai “ suatu kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya serta memiliki koordinasi gerak yang baik”.

2.2.6 Keseimbangan ( Balance )

Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga, 1997:7).

Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki.

Keseimbangan berperan pada proses penilaian item tes angkat badan / bergantung siku tekuk ( keseimbangan mempertahankan posisi badan agar tidak jatuh ke depan setelah lari sprint ).

2.2.7 Koordinasi ( Coordination )

Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran, dengan cepat dan dengan efisien dan penuh, ketepatan (Peter J.L. Thomson, 1991:43).

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan (Dirjen Pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga, 1997:7).


(26)

Koordinasi diperlukan disetiap item tes, yaitu koordinasi gerakan dari kepala sampai kaki.

2.2.8 Kelentukan ( Flexibility )

Dirjen pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga (1997:7) mendefinisikan kelentukan sebagai keleluasaan gerak tubuh pada persendian yang sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligamen sekitar sendi itu sendiri.

Sedangkan Peter J.L. Thomson (1991:45) kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerak persendian melalui jangkauan gerakan yang luas.

2.2.9 Ketepatan ( Accuracy )

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.

Sasaran ini dapat suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.

2.2.10 Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi ialah kualitas yang memungkinkan memulai sesuai jawaban kinetis secepat mungkin segera setelah menerima rangsangan (Tri Rustiadi, 2008:43).

Menurut Sugianto (1998:260) kecepatan reaksi adalah unsur kemampuan fisik yang memungkinkan untuk mengawali respon kinetik atau respon gerak secepat mungkin setelah menerima stimulus. Kecepatan reaksi ditentukan oleh tingkat pengenalan situasi persepsi, tingkat pengenalan respon kinetik yang seharusnya dilakukan, dan kualitas kondisi fisik. Kecepatan reaksi diperlukan


(27)

14

dalam gerakan misalnya pada start lari cepat, yaitu pada saat aba-aba “Ya” kemudian memulai lari.

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani 2.3.1 Makanan dan Gizi

Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang telah rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh. Ada 6 unsur atau zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Unsur-unsur tersebut adalah : karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

Dari 6 unsur atau zat gizi tersebut akan dibicarakan peranannya masing-masing sebagai berikut :

1. Karbohidrat ( hidrat arang )

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai penghasil energi ( kalori ). 2. Lemak

Lemak merupakan penghasil energi kedua setelah karbohidrat. Di dalam pemecahan lemak sampai menjadi energi diperlukan oksigen yang cukup banyak sehingga, kalau seorang memerlukan energi dalam waktu cepat, maka energi yang didapat berasal dari karbohidrat dan bukan dari lemak. Lemak baru berperan sebagai sumber energi untuk aktivitas yang mempunyai intensitas sedang dan dalam waktu yang lama. Lemak juga diperlukan untuk pelarut vitamin A, D, E, dan K.


(28)

3. Protein

Protein merupakan zat gizi yang mempunyai fungsi utama sebagai zat pembangun, membentuk jaringan pada masa pertumbuhan atau pada masa pembentukan jaringan otot, membentuk sel darah, hormon, enzim antibodi dan juga berfungsi sebagai pengganti jaringan yang rusak. Protein akan digunakan sebagai sumber energi bila di dalam makanan tidak terdapat karbohidrat dan lemak.

4. Vitamin

Vitamin adalah zat gizi yang harus dikonsumsi dan mutlak diperlukan setiap hari. Vitamin mempunyai fungsi: (1) sebagai bagian dari suatu enzim atau coenzim yang penting dalam pengaturan berbagai proses metabolisme, berbagai jaringan termasuk jaringan syaraf, (2) untuk mempertahankan daya tahan tubuh, (3) untuk proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru.

5. Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Umumnya mineral terdapat cukup di dalam makanan sehari-hari. Mineral mempunyai fungsi : (1) sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, enzim, (2) sebagai zat pengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan tubuh, proses pembekuan darah, kepekaan syaraf dan untuk kontraksi otot.

6. Air

Kadar air dalam tubuh manusia berkisar antara 60-70%. Begitu besar kadar air dalam tubuh manusia karena air sangat penting untuk :


(29)

16

(1) Mengangkut oksigen dan zat-zat gizi ke seluruh tubuh agar organ-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik.

(2) Mengatur suhu. Pergerakan dan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh menghasilkan panas. Semakin banyak pergerakan tubuh semakin banyak pula panas yang dihasilkan, dan untuk menurunkan panas yang dihasilkan tubuh seseorang akan mengeluarkan keringat. Kekurangan air dalam tubuh dapat menyebabkan rasa haus, lemah, diikuti dengan sakit kepala, sesak, dan dapat menyebabkan kekejangan otot.

(3) Mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan tubuh sebagai hasil metabolisme makanan dan minuman terutama pemecahan protein yang akan dikeluarkan bersama urine.

2.3.2 Faktor Tidur dan Istirahat

Setelah melakukan aktifitas tubuh merasa lelah, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktifitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat. Dengan beristirahat dan tidur tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang.

2.3.3 Faktor Kebiasaan Hidup Sehat

Sudah barang tentu apabila seseorang menginginkan kesegaran jasmaninya tetap terjaga, maka ia harus menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-harinya, seperti olahraga secara teratur, cukup istirahat atau tidur, makan yang teratur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan serta minum keras.


(30)

2.3.4 Faktor Lingkungan

Menurut Cahyo Yuwono (2006:40) ada tiga komunitas atau masyarakat yang memiliki tanggungjawab secara siknifikan sebagai pusat pembelajaran dan pembentukan gerak untuk kesegaran dan kesehatan jasmani melalui aktivitas atau kegiatan olahraga anak-anak. Ketiga masyarakat itu yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat inilah yang paling siknifikan untuk pembelajaran dan pembentukan gerak menuju kesegaran dan kesehatan jasmani dengan kegiatan olahraga anak-anak.

2.3.5 Faktor Latihan dan Olahraga

Faktor latihan dan olahraga juga dapat digunakan untuk peningkatan kesegaran jasmani. Efek dari latihan yang terprogram dengan baik akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada anatomis dan fisiologis otot. Penyaluran hobi oleh seseorang atau sekelompok orang pada bidang olahraga juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani. Menurut Cooper (1992), seseorang yang hidup sehari-harinya lebih aktif akan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang lebih baik bila dibandingkan dengan mereka yang hidup sehari-harinya kurang aktif. (Sudarno SP., 1992:6)

2.4 Cara Membina Kesegaran Jasmani

Menurut Sudarno (1992:64) untuk membina kesegaran jasmani, kita harus memberikan beban kepada sistem kardiorespiratori. Latihan yang kita lakukan harus memberi beban kepada sistem jantung, peredaran darah, dan paru. Cooper (1968) dikutip oleh Sudarno (1992:64) menyebut latihan semacam ini sebagai


(31)

18

latihan aerobics, yaitu latihan yang menggunakan udara dan dilakukan dalam waktu yang cukup lama.

Agar latihan kesegaran jasmani benar dan berdaya guna bagi tubuh, maka latihan harus berdasarkan pada prinsip latihan sebagai berikut :

(1) Prinsip beban berlebih ( overload principle )

Sistem faali tubuh akan memberi respon terhadap rangsangan yang tepat. Kadang-kadang rangsangan atau stimulus disebut “stress”, dan responnya disebut “strains”. Stress yang diterima tubuh berulang-ulang akan menimbulkan adaptasi (penyesuaian) yang selanjutnya dapat menimbulkan peningkatan kapasitas fungsional.

Secara faali tujuan setiap latihan adalah memberi beban atau stress kepada tubuh sehingga sebagai akibat responnya akan timbul adaptasi. Bila adaptasi telah terjadi, artinya tubuh telah terbiasa dengan beban tersebut, maka tidak akan muncul peningkatan kapasitas lagi kecuali kalau beban ditambah. (2) Prinsip Perorangan ( Individuality )

Karena kita masing-masing adalah individu yang berbeda satu dengan yang lain, maka setiap orang dalam berlatih harus dengan bebannya masing-masing dan disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan masing-masing-masing-masing. (3) Prinsip Kekhususan ( Principle of Specificity )

Setiap program latihan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Contoh bila ingin meningkatkan kapasitas Aerob Maksimal maka latihan aerobiklah yang paling sesuai. Sebaliknya bila kecepatan yang diinginkan maka sebaiknya menggunakan latihan anaerobik.


(32)

(4) Prinsip Berkebalikan ( Principle of Reversibility )

Prinsip ini menunjang prinsip beban berlebihan, dan menekankan bahwa latihan dapat meningkatkan penampilan, sebaliknya ketidak-aktifan dan

tanpa latihan akan menimbulkan kemunduran. Dari prinsip berkebalikan ini kita mendapat peringatan bahwa kita harus terus berlatih kalau tidak ingin mengalami kemunduran secara menyolok.

2.5 Tes Kesegaran Jasmani

Ada beberapa macam tes kesegaran jasmani yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani seseorang antara lain :

1. AAHPER tes ( American Association for Physical Education and Recreation ) 2. Tes Aerobik

3. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) 4. Navy Standart Physical Fitness Test 5. Harvard Step ups Test

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003:3-31).

Adapun rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun adalah sebagai berikut :

1. Lari 40 meter 2. Gantung siku tekuk 3. Baring duduk 30 detik 4. Loncat tegak


(33)

20


(34)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan bagian yang sangat penting. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pertanggungjawaban metodologi penelitian.

Van Dalen mengatakan bahwa survei merupakan bagian dari studi

deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya

dengan standar yang sudah ditentukan. (Suharsimi Arikunto, 2002:90). Dalam penelitian ini, survei diartikan sebagai alat atau cara atau metode dalam memperoleh data dengan teknik tes.

Agar diperoleh tujuan yang sesuai dengan harapan, maka penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian. Adapun metode penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian

Dalam menentukan masalah penentuan obyek penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi kesalahan dalam penelitian. Antara lain:


(35)

22

3.1.1 Penentuan Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi,2000:182)

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2008 / 2009.

Tabel 1

DATA SISWA. KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI 04 SURAJAYA KEC. PEMALANG

TAHUN PELAJARAN 2008 /2009

NO KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH

1 IV 18 21 39

2 V 24 21 45

3 VI 20 14 34

JUMLAH 62 56 118

Jumlah populasi 118 siswa. 3.1.2 Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratifield Proportional Random Sampling.( Suharsimi Arikunto, 2002 : 117 ).


(36)

Penulis mengambil sampel 60 % dari total populasi, dengan perhitungan sebagai berikut :

Kelas IV Putra, yaitu 60 % x 18 = 10,8 dibulatkan menjadi 11 Kelas V Putra, yaitu 60 % x 24 = 14,4 dibulatkan menjadi 14 Kelas VI Putra, yaitu 60 % x 20 = 12

Kelas IV Putri, yaitu 60 % x 21 = 12,6 dibulatkan menjadi 13 Kelas V Putri, yaitu 60 % x 21 = 12,6 dibulatkan menjadi 13 Kelas VI Putri, yaitu 60 % x 14 = 8,4 dibulatkan menjadi 8

Jadi jumlah sampel seluruhnya 71 siswa yang terdiri dari siswa putra 37 dan siswa putri 34.

3.1.3 Variabel Penelitian

Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009. 3.1.4 Instrumen Tes

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ( TKJI ) untuk anak usia 10-12 tahun (Depdiknas, 2003 ). Tes ini meliputi lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter.

(1) Lari 40 meter

Hasilnya adalah waktu yang dicapai oleh pelari dengan menempuh jarak 40 meter dalam satuan detik.


(37)

24

Gambar 1. Posisi start lari 40 meter (2) Gantung Siku Tekuk

Hasilnya adalah waktu yang dicapai peserta dalam mempertahankan sikap gantung siku tekuk dalam satuan detik.

Gambar 2. Sikap bergantung siku tekuk. (3) Baring Duduk 30 Detik

Hasilnya adalah jumlah banyaknya gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.


(38)

Gambar 3. Sikap permulaan baring duduk

Gambar 4. Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha. (4) Loncat Tegak

Selisih antara raihan loncatan dikurangi raihan tegak. Peserta melakukan 3 kali loncatan dan selisih terbesar yang diambil.


(39)

26

Gambar 5. Sikap menentukan raihan tegak


(40)

Gambar 7. Gerakan meloncat tegak.

(5) Lari 600 meter

Hasilnya adalah waktu yang ditempuh pelari dengan jarak 600 meter dalam satuan menit dan detik.


(41)

28

Gambar 9. finish lari 600 meter

Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah mengikuti rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia dinilai dengan tabel nilai, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut untuk diklasifikasikan ke dalam norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. (Depdiknas, 2003:25).

Tabel 2

Tabel Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10 – 12 Tahun

Putra

Nilai Lari 40 meter

Gantung Siku tekuk

( detik )

Baring Duduk 30 detik

Loncat Tegak

cm

Lari

600 meter Nilai 5 Sd – 6,3” 51” keatas 23 keatas 46 keatas Sd 2,09” 5 4 6,4” _ 6,9” 31” – 50” 18 – 22 38 – 45 2,10”- 2,30” 4 3 7,0” – 7,7” 15” – 30” 12 - 17 31 - 37 2,31”- 2,45” 3 2 7,8” – 8,8” 5” – 14” 4 – 11 24 – 30 2,46”- 3,44” 2 1 8,9” – dst. 4” dst 0 – 3 23 dst 3,45” dst 1 ( Depdiknas, 2003 : 24 )


(42)

Tabel 3

Tabel Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Usia 10 – 12 Tahun

Putri

Nilai Lari 40 meter

Gantung Siku tekuk

( detik )

Baring Duduk 30 detik

Loncat Tegak cm

Lari

600 meter Nilai 5 Sd – 6,7” 40” keatas 20 keatas 42 keatas Sd 2`32” 5 4 6,8” _ 7,5” 20” – 39” 14 – 19 34 – 41 2`33”- 2`45” 4 3 7,6” – 8,3” 8” – 19” 7 - 13 28 - 33 2`55”- 3`28” 3 2 8,4” – 9,6” 2” – 7” 2 – 6 21 – 27 3`29”- 4`22” 2 1 9,7” – dst. 0” – 1” 0 – 1 20 dst 4`23” dst 1

( Depdiknas, 2003 : 24 )

Tabel 4

Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 - 25 Baik Sekali ( BS ) 2 18 - 21 Baik ( B ) 3 14 - 17 Sedang ( S ) 4 10 - 13 Kurang ( K ) 5 5 - 9 Kurang Sekali ( KS )


(43)

30

3.1.5 Validitas dan Reliabilitas Inntrumen 3.1.5.1 Validitas Instrumen

Rangkaian tes untuk anak usia 10 -12 tahun ini mempunyai nilai validitas sebagai berikut :

(1) Untuk putra 0,884 (2) Untuk putri 0,897 (Depdiknas, 2003:3)

3.1.5.2 Reliabilitas Instrumen

Nilai reliabilitas untuk rangkaian tes anak usia 10-12 tahun ini adalah sebagai berikut :

(1) Untuk putra 0,911 (2) Untuk putri 0,942 (Depdiknas, 2003:3)

3.1.6 Alat Dan Perlengkapan

Lintasan lari atau lapangan, rool meter, stopwatch, papan berkala, serbuk kapur, peluit, bendera start, alat tulis, nomor dada, palang tunggal.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena berhubungan langsung dengan data yang akan diperoleh, untuk memperoleh data yang sesuai, maka penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes.


(44)

Metode ini dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/2009 dengan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk umur 10–12 tahun.

Adapun prosedur atau langkah pengumpulan data penelitian ini adalah 3.2.1 Tahap Persiapan

Mengajukan surat ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Dinas Pendididkan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Setelah mendapat rekomendasi dari DIKPORA Kecamatan dan surat tembusan kemudian rekomendasi disampaikan kepada kepala sekolah SDN. 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang yang akan dijadikan tempat penelitian. Setelah mmendapat ijin penelitian dari sekolah yang bersangkutan maka penulis mulai mengadakan pengambilan data penelitian.

3.2.2 Cara mendapatkan Sampel

Menyusun daftar nama siswa yang akan dijadikan subyek penelitian ( populasi sebanyak 118 siswa ) kemudian diundi untuk mendapatkan sampel sesuai dengan proporsi yang ditentukan. Kelas IV putra = 11 siswa, putri = 13 siswa, kelas V putra = 14 siswa, putri = 13 siswa, kelas VI putra = 12 siswa, putri = 8 siswa. Jadi jumlah sampelnya 71 siswa.

3.2.3 Waktu Pelaksanaan Pengambilan Tes


(45)

32

3.2.4 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di lingkungan SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.

3.2.5 Tenaga Pembantu Saat Penelitian

Tenaga pembantu yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. 3.2.6 Tahap Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan tes peneliti mengadakan penjelasan kepada sampel seminggu sebelumnya tentang tata cara pelaksanaan tes dan materi tes yang akan dilaksanakan oleh sampel. Sehingga pada pelaksanaan sampel benar-benar telah siap menjadi obyek penelitian.

3.3 Metode Analisis Data

Untuk mendapatkan suatu generalisasi atau kesimpulan masalah yang akan diteliti maka analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian, karena dengan analisis data akan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan suatu teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul. Dalam penelitian ini karena data yang terkumpul berupa angka-angka maka penulis menggunakan analisis statistik. Ini sesuai dengan penyampaian Sutrisno Hadi (2000:189), bahwa segala bilangan sebagai hasil pengukuran atau perhitungan yang dilakukan pada sampel akan memberikan beberapa bahan atau data deskriptif. Data deskriptif yang diperoleh dari sampel disebut data statistik atau disingkat saja statistik.


(46)

Analisis statistik dapat memberikan efisiensi dan efektifitas kerja karena dapat membuat data lebih ringkas bentuknya. Teknik yang dipakai untuk memperoleh data penelitian ini adalah statistik deskripsi dengan analisis diskriptif presentase.

3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam penelitian, banyak faktoratau kemungkinan-kemungkinan yang mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari adanya kemungkinan-kemungkinan kesalahan selama pengambilan data, maka penulis akan mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan usaha-usaha untuk menghindarinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini adalah :

3.4.1 Faktor Kesungguhan

Kesungguhan hati dari tiap individu dalam melakukan kegiatan penelitian tidaklah sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindarinya maka peneliti memberikan motivasi agar semua item tes dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

3.4.2 Faktor Alat

Alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian diupayakan selengkap mungkin dan dapat dipersiapkan sebelum tes dimulai.

Sehingga proses pengambilan data berjalan dengan lancar. 3.4.3 Faktor Cuaca


(47)

34

Rangkaian tes untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilaksanakan diluar ruangan, sehingga faktor cuaca khususnya hujan dapat mengganggu jalannya rangkaian tes ini. Bila hal ini terjadi, maka proses penelitian pada hari itu diganti pada hari lain.

3.4.4 Faktor Kemampuan Siswa

Setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda, oleh sebab itu dalam pelaksanaan tes peneliti selalu memberi pengawasan dan memberi motivasi agar sampel dapat menyelesaikan tes.

3.4.5 Faktor Tenaga Penilai

Dalam rangkaian tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang baik maka faktor penilai penulis ambil dari rekan-rekan guru penjas dilingkungan kecamatan dan dari teman-teman mahasiswa.


(48)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari petunjuk pelaksanaan dan aturan dari tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun dan berdasarkan tabel norma tes kesegaran jasmani Indonesia, maka penelitian yang telah dilakukan juga mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Adapun urutan item tes tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Lari 40 meter (2) Gantung siku tekuk (3) Baring duduk 30 detik (4) Loncat Tegak (5) Lari 600 meter.

Hasil pengumpulan data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk setiap item tes kesegaran jasmani yang diteskan pada siswa SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang didapatkan antara skor tertinggi dan skor terendah untuk setiap item tes dan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :


(49)

36

Tabel 5

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV, V dan VI Putra dan Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jenis Tes

Skor NILAI Tertinggi

Skor NIALI terendah

PA PI PA PI

1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 1 2 2 1 1 1 2 3 2 1 Tabel 6

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

No Jenis Tes Skor NILAI

Tertinggi Skor NILAI terendah 1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

3 5 4 4 3 2 2 2 1 1 Tabel 7


(50)

SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

No Jenis Tes Skor NILAI

Tertinggi Skor NILAI terendah 1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

4 4 5 4 4 2 2 3 2 1 Tabel 8

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

No Jenis Tes Skor NILAI

Tertinggi Skor NILAI terendah 1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

5 4 5 4 3 1 2 2 2 1 Tabel 9

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang


(51)

38

No Jenis Tes Skor NILAI

Tertinggi Skor NILAI terendah 1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

4 4 5 4 3 1 2 3 2 1 Tabel 10

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang

No Jenis Tes Skor NILAI

Tertinggi Skor NILAI terendah 1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

5 5 5 4 4 2 2 3 2 2 Tabel 11

Tabel Hasil Penelitian Tes Kesegaran Jasmani Siswa Kelas VI Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang


(52)

No Jenis Tes Skor NILAI Tertinggi

Skor NILAI terendah

1 2 3 4 5

Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak

Lari 600 meter

4 4 5 4 3

2 3 3 2 2

4.2 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dianalisa bahwa :

Untuk masing-masing item tes kesegaran jasmani yang diteskan pada siswa kelas IV, V dan VI putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang menunjukkan skor nilai tertinggi adalah item tes lari 40 meter dengan skor nilai 5, item tes gantung siku tekuk dengan skor nilai 5 dan item tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedangkan skor nilai terendah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 1, item tes loncat tegak dengan skor nilai 1 dan item tes lari 600 meter dengan skor nilai 1. Pada siswa kelas IV, V dan VI putri SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang menunjukkan skor nilai tertinggi adalah item tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedangkan skor nilai terendah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 1, dan item tes lari 600 meter dengan skor nilai 1.

Pada siswa kelas IV putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang menunjukkan skor nilai tertinggi adalah item tes gantung siku tekuk dengan skor nilai 5, sedangkan untuk skor nilai terendah adalah pada item tes locat tegak


(53)

40

dengan skor nilai 1 dan lari 600 meter dengan skor nilai 1. Pada siswa kelas IV putri skor nilai tertinggi pada item tes dan baring duduk 30 detik dengan skor nilai 5, sedangkan skor nilai terendah pada item tes lari 600 meter dengan skor nilai 1.

Pada siswa kelas V putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang menunjukkan skor nilai tertinggi adalah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 5, item tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedangkan skor nilai terendah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 1,dan lari 600 meter dengan skor nilai 1. Pada siswa kelas V putri skor nilai tertinggi adalah pada item tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedangkan skor terendah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 1, item tes lari 600 meter dengan skor nilai 1.

Pada siswa kelas VI putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang memperoleh skor nilai tertinggi pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 5, item tes gantung siku tekuk dengan skor nilai 5,dan iten tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedangkan skor terendah pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 2, item tes gantung siku tekuk dengan skor nilai 2, item tes loncat tegak dengan skor nilai 2 dan item tes lari 600 meter dengan skor nilai 2. Pada siswa kelas VI putri skor nilai tertinggi diperoleh pada item tes baring duduk dengan skor nilai 5, sedang skor nilai terendah diperoleh pada item tes lari 40 meter dengan skor nilai 2, item tes loncat tegak dengan skor nilai 2 dan item tes lari 600 meter dengan skor nilai 2.

Kemudian dengan menggunakan analisis deskriptif persentase diperoleh klasifikasi atau katagori tingkat kesegaran jasmani pada siswa SD Negeri 04


(54)

Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008 /2009 sebagai berikut :

Untuk siswa kelas IV, V dan VI putra yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 14 siswa dengan jumlah persentase 37,84 %, untuk katagori sedang sebanyak 15 siswa dengan jumlah persentase 40,54 %, untuk katagori kurang sebanyak 8 siswa dengan persentase 21,62 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %.

Untuk siswa kelas IV, V dan VI putri yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 9 siswa dengan jumlah persentase 26,47 %, untuk katagori sedang sebanyak 19 siswa dengan jumlah persentase 55,88 %, untuk katagori kurang sebanyak 6 siswa dengan persentase 17,65 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %.

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

NO JUMLAH NILAI

KLASIFIKASI FREKUENSI PERSENTASE %

PA PI PA PI

1 22 - 25 18 - 25

Baik Sekali (BS) Baik (B)

0 14

0 9

0 37,84

0 26,47


(55)

42

2 3 4 5

14 - 17 10 - 13 5 - 9

Sedang (S) Kurang (K) Kurang sekali (KS)

15 8 0 19 6 0 40,54 21,62 0 55,88 17,65 0

JUMLAH 37 34 100 100

Untuk siswa kelas IV putra yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 27,27 %, untuk katagori sedang sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 27,27 %, untuk katagori kurang sebanyak 5 siswa dengan persentase 45,46 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %. Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas IV Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K )

0 3 3 5 0 % 27,27 % 27,27 % 45,46 %


(56)

4 5

5 - 9 Kurang Sekali( KS ) 0 0 %

∑f 11 100 %

Untuk siswa kelas IV putri yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 23,08 %, untuk katagori sedang sejumlah 7 siswa dengan jumlah persentase 53,84 %, untuk katagori kurang sejumlah 3 siswa dengan jumlah persentase 23,08 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %. Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14

Tabel 14

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas IV Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3 4

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K )

0 3 7 3

0 % 23,08 % 53,84 % 23,08 %


(57)

44

5 5 - 9 Kurang Sekali( KS ) 0 0 %

∑f 13 100 %

Untuk siswa kelas V putra yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 6 siswa dengan jumlah persentase 42,86 %, untuk katagori sedang sebanyak 6 siswa dengan jumlah persentase 42,86 %, untuk katagori kurang sebanyak 2 siswa dengan persentase 14,28 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %. Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas V Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3 4 5

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13 5 - 9

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali( KS )

0 6 6 2 0 0 % 42,86 % 42,86 % 14,28 % 0 %


(58)

∑f 14 100 %

Untuk siswa kelas V putri yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 23,08 %, untuk katagori sedang sejumlah 8 siswa dengan jumlah persentase 61,54 %, untuk katagori kurang sejumlah 2 siswa dengan jumlah persentase 15,38 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %. Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas V Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3 4 5

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13 5 - 9

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali( KS )

0 3 8 2 0

0 % 23,08 % 61,54 % 15,38 % 0 %


(59)

46

Untuk siswa kelas VI putra yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 5 siswa dengan jumlah persentase 41,7 %, untuk katagori sedang sebanyak 6 siswa dengan jumlah persentase 50 %, untuk katagori kurang sebanyak 1 siswa dengan persentase 8,3 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %.

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas VI Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3 4 5

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13 5 - 9

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali( KS )

0 5 6 1 0 0 % 41,7 % 50 % 8,3 % 0 %

∑f 12 100 %

Untuk siswa kelas VI putri yang termasuk pada katagori baik sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %, untuk katagori baik sebanyak 3


(60)

siswa dengan jumlah persentase 37,5 %, untuk katagori sedang sejumlah 4 siswa dengan jumlah persentase 50 %, untuk katagori kurang sejumlah 1 siswa dengan jumlah persentase 12,5 %, untuk katagori kurang sekali sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0 %.

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18 Tabel 18

Tabel Analisis Deskriptif Persentase Tes Kesegaran Jasmani Siswa kelas VI Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecaamatan Pemalang

Kabupaten Pemalang

No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )

1 2 3 4 5

22 – 25 18 - 21 14 - 17 10 - 13 5 - 9

Baik Sekali ( BS ) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali( KS )

0 3 4 1 0

0 % 37,5 %

50 % 12,5 %

0 %

∑f 8 100 %

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase dapat diketahui bahwa tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04


(61)

48

Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata dalam katagori sedang.

Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata dalam katagori kurang, tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV putri SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori sedang. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori baik dan sedang, sedangkan siswa kelas V putri rata-rata dalam katagori sedang. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI putra SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori sedang, sedangkan pada siswa kelas VI putri rata-rata dalam katagori sedang.

Hasil penelitian survei tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2008/2009 sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :

(1) Makanan dan gizi

Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh. Dalam usaha membina kesegaran jasmani , tubuh harus cukup makan makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. (2) Faktor Tidur dan Istirahat

Faktor tidur dan istirahat juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Setelah melakukan aktifitas


(62)

sehari-hari tubuh akan merasa lelah, rasa lelah akan hilang setelah beristirahat atau tidur.

(3) Faktor Kebiasaan Hidup Sehat

Faktor kebiasaan hidup sehat memang salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Pada masyarakat desa Surajaya kecamatan Pemalang yang tergolong wilayah pedesaan tingkat kesadaran kebiasaan hidup sehat masih perlu ditingkatkan.

(4) Faktor Latihan dan Olahraga

Faktor latihan dan olahraga inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap tingkat kesegaran jasmani seseorang. Dalam batas kewajaran semakin sering seseorang melakukan latihan dan olahraga maka semakin tinggi pula tingkat kesegaran jasmaninya. Kondisi siswa SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang bila diamati mereka jarang sekali menggunakan waktu mereka untuk kegiatan latihan ataupun olahraga yang sudah barang tentu dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Anak-anak hanya melakukan kegiatan olahraga di sekolahnya saja, itupun sangat terbatas pertemuannya hanya satu kali dalam seminggu. Dengan demikian kondisi ini sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani mereka. Jadi faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani pada siswa usia 10-12 tahun SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2009 pada saat ini adalah faktor latihan dan olahraga yang kurang disamping faktor-faktor yang lain.

(5) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi.


(63)

50

Masyarakat desa Surajaya kecamatan Pemalang dalam hal kegiatan olahraga bersifat musiman. Kadang melakukan olahraga kadang tidak. Hal ini masih dipengaruhi oleh adanya minat dan juga motivasi yang kurang serta perasaan malas melakukan olahraga dari masyarakat termasuk juga anak-anak usia sekolah dasar.


(64)

51 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, maka dapat disimpulkan bahwa :

(1) Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(2) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori kurang.

(3) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(4) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas V Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori baik dan sedang.

(5) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas V Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.


(65)

52

(6) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(7) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

(1) Bagi para guru Penjasorkes, untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar kegiatan latihan olahraga perlu ditingkatkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan, faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani agar tujuan latihan dapat tercapai.

(2) Diharapkan peran aktif semua pihak baik pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan hendaknya memperhatikan dan berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar pada khususnya, dan seluruh masyarakat pada umumnya.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim dan Harry Ashar (eds). 2003 Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Cahyo Yuwono, 2006. Paparan Kuliah/ Buku Ajar Olahraga Adapted. Semarang: FIK UNNES Semarang.

Depdiknas, 2003. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Departemen P dan K Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Erpandi, 2003. Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Negeri Desa Swasembada ..., . Semarang : FIK UNNES Semarang.

Ketut Natera, 1991. Tes Pengukuran dan Penilaian Olahraga. Semarang: IKIP. Moch. Moeslim, M.Sc., 1995. Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta : KONI

PUSAT.

Mujiyanto, Y. (ed). 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Sudarno, 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyanto, 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sutrisno Hadi, 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.

Tri Rustiadi, 2008. Praktik Laboratorium Olahraga Kesehatan. Semarang: FIK UNNES Semarang.


(1)

48

Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata dalam katagori sedang.

Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV putra SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata dalam katagori kurang, tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV putri SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori sedang. Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas V SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori baik dan sedang, sedangkan siswa kelas V putri rata-rata dalam katagori sedang. Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI putra SD Negeri 04 Surajaya rata-rata dalam katagori sedang, sedangkan pada siswa kelas VI putri rata-rata dalam katagori sedang.

Hasil penelitian survei tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2008/2009 sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :

(1) Makanan dan gizi

Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh. Dalam usaha membina kesegaran jasmani , tubuh harus cukup makan makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. (2) Faktor Tidur dan Istirahat

Faktor tidur dan istirahat juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Setelah melakukan aktifitas


(2)

sehari-hari tubuh akan merasa lelah, rasa lelah akan hilang setelah beristirahat atau tidur.

(3) Faktor Kebiasaan Hidup Sehat

Faktor kebiasaan hidup sehat memang salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang. Pada masyarakat desa Surajaya kecamatan Pemalang yang tergolong wilayah pedesaan tingkat kesadaran kebiasaan hidup sehat masih perlu ditingkatkan.

(4) Faktor Latihan dan Olahraga

Faktor latihan dan olahraga inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap tingkat kesegaran jasmani seseorang. Dalam batas kewajaran semakin sering seseorang melakukan latihan dan olahraga maka semakin tinggi pula tingkat kesegaran jasmaninya. Kondisi siswa SD Negeri 04 Surajaya kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang bila diamati mereka jarang sekali menggunakan waktu mereka untuk kegiatan latihan ataupun olahraga yang sudah barang tentu dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Anak-anak hanya melakukan kegiatan olahraga di sekolahnya saja, itupun sangat terbatas pertemuannya hanya satu kali dalam seminggu. Dengan demikian kondisi ini sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani mereka. Jadi faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat kesegaran jasmani pada siswa usia 10-12 tahun SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2009 pada saat ini adalah faktor latihan dan olahraga yang kurang disamping faktor-faktor yang lain.

(5) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial ekonomi.


(3)

50

Masyarakat desa Surajaya kecamatan Pemalang dalam hal kegiatan olahraga bersifat musiman. Kadang melakukan olahraga kadang tidak. Hal ini masih dipengaruhi oleh adanya minat dan juga motivasi yang kurang serta perasaan malas melakukan olahraga dari masyarakat termasuk juga anak-anak usia sekolah dasar.


(4)

51 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis deskriptif persentase, maka dapat disimpulkan bahwa :

(1) Tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(2) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori kurang.

(3) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(4) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas V Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori baik dan sedang.

(5) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas V Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.


(5)

52

(6) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI Putra SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

(7) Tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas VI Putri SD Negeri 04 Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2008/ 2009 rata-rata termasuk dalam katagori sedang.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

(1) Bagi para guru Penjasorkes, untuk meningkatkan kesegaran jasmani pada anak-anak usia sekolah dasar kegiatan latihan olahraga perlu ditingkatkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan, faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani agar tujuan latihan dapat tercapai.

(2) Diharapkan peran aktif semua pihak baik pemerintah, guru, pembina, pelatih ataupun semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan hendaknya memperhatikan dan berupaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa usia sekolah dasar pada khususnya, dan seluruh masyarakat pada umumnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim dan Harry Ashar (eds). 2003 Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Cahyo Yuwono, 2006. Paparan Kuliah/ Buku Ajar Olahraga Adapted. Semarang: FIK UNNES Semarang.

Depdiknas, 2003. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta : Departemen P dan K Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.

Erpandi, 2003. Survei Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa Negeri Desa Swasembada ..., . Semarang : FIK UNNES Semarang.

Ketut Natera, 1991. Tes Pengukuran dan Penilaian Olahraga. Semarang: IKIP. Moch. Moeslim, M.Sc., 1995. Tes dan Pengukuran Kepelatihan. Jakarta : KONI

PUSAT.

Mujiyanto, Y. (ed). 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Sudarno, 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyanto, 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sutrisno Hadi, 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.

Tri Rustiadi, 2008. Praktik Laboratorium Olahraga Kesehatan. Semarang: FIK UNNES Semarang.