34 membran dasar tubulus yang hilang, dan nekrosis. Perubahan ringan bila
perubahannya 13, moderat bila perubahannya 13-23, dan parah bila perubahannya 23 tiap lapang pandang Bayrak et al. 2008.
3.5 Stres oksidatif dan Disfungsi sel endotelium 3.5.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada uji ini adalah tikus jantan Rattus norvegicus strain Sprague-Dawley dan ekstrak rumput laut coklat S. echinocarpum,
streptozotocin, minyak wijen, larutan Kreb’s, Karbogen, formalin buffer 10, xylol, alkohol, parafin, Haematoksilin, Eosin, antibodi Cu,Zn-SOD, Diamino
Benzidine , Dako Envision Peroxidase, Bovine Serum Albumin. Alat yang
digunakan dalam tahapan ini adalah timbangan, gluko meter, spektrofotometer, inkubator, mikroskop berkamera dan komputer yang berperangkat lunak
PowerLab.
2.5.2 Metode
Tikus putih Rattus norvegicus strain Sprague-Dawley dengan umur sekitar dua setengah bulan digunakan dalam penelitian ini. Tikus diabetes model dibuat
dengan menginjeksikan streptozotocin stz 45 mgkg BB dosis tunggal secara intra peritoneal. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus yang
kadar glukosanya masih tetap 200 mgdL pada hari kesepuluh setelah
penyuntikan Williams et al., 1983. Uji ini dilakukan pada tikus model diabetes melitus selama 90 hari. Selama
masa persiapan hingga penelitian tikus diberi ransum standar formula AOAC 1995 dan minum secara ad libitum. Tikus percobaan dibagi menjadi lima
perlakuan dan tiap perlakuan terdiri dari 6 ekor. Dosis perlakuan ditentukan berdasar Scalbert et al. 2003 bahwa tiap hari manusia mengkonsumsi polifenol
sekitar 1000-1500 mg. Pengelompokan tikus dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
A = Tikus normal kontrol negatif + 1 mL minyak wijen B = Tikus diabetes kontrol positif + 1 mL minyak wijen
C = Tikus diabetes + ekstrak terpilih 150 mgkg BBmL minyak wijen D = Tikus diabetes + ekstrak terpilih 300 mgkg BBmL minyak wijen
35 E = Tikus diabetes + ekstrak terpilih 450 mgkg BBmL minyak wijen
Ekstrak rumput laut coklat terpilih diberikan tiap hari per oral. Tiap dua minggu dilakukan pengamatan berat badan dan kadar glukosa. Pada hari ke 90
setelah dimulainya perlakuan, tikus dietanasi secara dislokasi pada tulang leher. Hewan coba di-sectio dari bagian abdomen hingga toraks, selanjutnya aorta
torasis diambil untuk pengujian vasorelaksasi, sensitivitas reseptor dan rasio sel endotelium aorta. Darah diambil dengan menggunakan semprit tidak berkoagulasi
dari jantung dan segera dipindahkan ke dalam tabung sentrifus. Serum didapatkan dengan cara mensentrifus darah dengan kecepatan 251,5 g selama 10 menit.
Serum digunakan untuk pengujian kadar peroksida lemak, aktivitas superoksida dismutase, katalase dan glutation peroksidase. Ginjal dan hati diambil dan dicuci
larutan fisiologis untuk menghilangkan darah yang tersisa. Ginjal dan hati selanjutnya difiksatif dalam larutan formalin 10 guna pengujian profil Cu,Zn-
SOD.
3.5.3 Glukosa Darah