6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Mangan Mn
Mangan adalah kimia logam aktif yang di tunjukkan pada simbol Mn dan nomor atom  25.  Mangan  adalah  elemen  pertama  di  Grup  7  dari  tabel  periodik  unsur.  Mangan
merupakan  unsur  berlimpah  di  kerak  bumi  sekitar  0,1  yang  terjadi  secara  alamiah. Mangan  merupakan  logam  keras  dan  sangat  rapuh.  Sulit  untuk  meleleh,  tetapi  mudah
teroksidasi.  Mangan  bersifat  reaktif  ketika  murni,  sebagai  bubuk  akan  terbakar  dalam oksigen, bereaksi dengan air dan larut dalam asam encer. Mangan menyerupai besi tapi
lebih keras Ansori, 2010. Kegunaan  mangan  sangat  luas,  baik  untuk  tujuan  metalurgi  maupun
nonmetalurgi.  Sekitar  85-90    kegunaan  mangan  adalah  untuk  keperluan  metalurgi terutama  pembuatan  logam  khusus  seperti  german  silver  dan  cupro  manganese.
Keperluan nonmetalurgi biasanya digunakan untuk produksi baterai, keramik, gelas, dan glasir.  Mangan  juga  digunakan  untuk  pertanian  dan  proses  produksi  uranium  Murthy,
2009.
Mangan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu  manganese ore dengan kadar Mn  lebih  dari  40  ,  ferrugineous  manganese  dengan  kadar  Mn  15  sampai  40,  dan
manganiferous  iron  ore  dengan  kadar  Mn  5  sampai  15  Wells,  1918.  Mangan dikelompokkan  menjadi  manganese  ore  dengan  kadar  Mn  mencapai  35    dan  ferro
manganese  dengan  kadar  Mn  78  Corathers,  2002.  Kadar  Mn  yang  berbeda menyebabkan perbedaan nilai resistivitas di berbagai daerah.
2.2 Geolistrik Tahanan Jenis
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan bagaimana
cara  mendeteksinya  dipermukaan  bumi.  Dalam  hal  ini  meliputi  pengukuran  potensial, arus dan medan elektromagnetik yang tejadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi
arus  ke  dalam  bumi.  Ada  beberapa  macam  metode  geolistrik,  antara  lain:  metode potensial  diri,  arus  Telluric,  magnetotelluric,  Induced  Polarization  IP,  Resistivitas
tahanan jenis dan lain-lain. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui  dua  elektron  arus.  Kemudian  beda  potensial  yang  terjadi  diukur  melalui  dua elektroda  potensial.  Dari  hasil  pengukuran  arus  beda  portensial  untuk  setiap  jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing- masing lapisan dibawah titik ukur sounding point.
Metoda  ini  lebih  efektif  jika  digunakan  untuk  eksplorasi  yang  sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman dari 1000 feet atau
1500 feet. Oleh karena itu metoda ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi  lebih  banyak  digunakan  dalam  bidang  engineering  geology  seperti
penentuan  kedalaman  batuan  dasar,  pencarian  reservoar  air,  juga  digunakan dalam ekplorasi geothermal. Berdasarkan letak konfigurasi elektroda-elektroda
potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metoda resistivitas
tahanan  jenis,  antara  lain  :  Metoda  Schlumberger,  Metoda  Wenner  dan  Metoda Dipole Sounding.
2.3 Sifat Kelistrikan Batuan dan Tanah