PENGENDALIAN PROYEK TINJAUAN PUSTAKA

3. Penganggaran Biaya. Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja proyek. 4. Pengendalian Biaya. Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan.

2.3. PENGENDALIAN PROYEK

Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek. Menurut R.J Mockler 1972 pengendalian didefinisikan sebagai : “Usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar tolak ukur sebagai pembanding, alat ukur kinerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi. Universitas Sumatera Utara Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutuspesifikasi pekerjaan, serta standar keselamatan kerja, yang untuk selanjutnya diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data-data yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan. Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukan koreksi, seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk menambah tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya. 2.3.1.Proses Pengendalian Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksana pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal dan anggaran. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan. Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan. Berdasarkan hasil Universitas Sumatera Utara evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan tepat dengna melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai. Proses diatas diperlihatkan secara skematis pada gambar 2.1. Sepanjang daur hidup proyek hanya sekitar 20 kegiatan manajemen berupa perencanaan, selebihnya adalah kegiatan pengendalian. Perencanaan sebagian besar dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Begitu proyek dimulai, fungsi manajemen didominasi oleh kegiatan pengendalian. Gambar 2.1. Siklus pengendalian dalam proyek konstruksi. Sumber : Ervianto Wulfram 2.3.2. Fungsi Pengendalian Pelaksanaan pengendalian melalui pemantauan berarti melakukan observasi serta pengujian pada interval tertentu untuk memeriksa baik kinerja produk maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, fungsi pengendalian dan pengawasan menjadi hal yang penting didalam proses rekayasa ataupun eksperimentasi pada umumnya. Setiap operasi pekerjaan selalu diawali dengan membuat rencana. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus diberikan perhatian secukupnya dalam mengukur hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan dengan rencana semula. Pada saat membandingkan hasil terhadap rencananya perlu disisipkan fungsi Universitas Sumatera Utara pengendalian, dan hal tersebut bukanlah merupakan akhir dari kegiatan karena proses berlangsung berulang-ulang membentuk siklus. Di dalam pekerjaan konstruksi, daur proses pengendalian tersebut dapat diterapkan pada banyak bidang pekerjaan. Sebagai contoh adalah dalam hubungannya dengan pengendalian laju kemajuan pelaksanaan konstruksi dilapangan. Sebelum memulai pelaksanaan, pada awal kontrak telah disepakati suatu rencana kerja atau program pelaksanaan. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan dilakukan pengukuran untuk memeriksa kemajuannya dibandingkan terhadap kesepakatan rencana kerja. Apabila dijumpai adanya penyimpangan- penyimpangan perlu disisipkannya fungsi pengendalian dengan cara menerapkan sumber daya tambahan, atau upaya-upaya lain yang menjamin agar pekerjaan meningkat serta membawa pekerjaan balik ke garis rencananya. Apabila tidak memungkinkan untuk mempertahankan pekerjaan tetap pada garis rencana semula mungkin diperlukan revisi rencana kerja, yang untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pembandingan kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya. Pengendalian melalui fungsi pengawasan berupa pengamatan yang lebih cermat lagi, dimana objeknya bukan saja mengenai keluaran-keluaran akan tetapi ditekankan pada proses pengerjaanya. Dengan demikian objek pengawasan lebih mengarah kepada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses pengerjaanya secara teknis dapat berlangsung baik. Dalam praktek konstruksi, masih sering didapati bahwa pengawasan dimengerti dan dilakukan sebatas hanya sebagai observasi terhadap kualitas hasil akhir suatu pekerjaan. Cara pandang demikian dapat menjadi penghambat dalam upaya-upaya untuk mencapai peningkatan produktivitas. Fungsi pengawasan Universitas Sumatera Utara merupakan bagian dari sistem pengendalian, ditujukan untuk memantau berlangsungnya suatu proses sistem rekayasa.

2.4. BENTUK-BENTUK METODE PENGENDALIAN PROYEK