Treatment dan Rehabilitasi Kerjasama ASEAN-China melalui ASEAN-China cooperative response to dangerous drugs (ACCORD) dalam menanggulangi perdagangan di Segitiga Emas
Gambar 4.1 Kasus HIVAIDS di Thailand Pada Periode
September 1984-Desember 2004
Sumber: ASEAN, 2007:20
Pada tahun 2004, prevalensi HIV di kalangan ibu hamil adalah 1,04 persen. Tertinggi median prevalensi di kalangan IDU 41,2 diikuti
oleh PSK perempuan langsung 7,36, klien IMS laki-laki 5,0, PSK tidak langsung perempuan 4,0, dan donor darah 0,24. Prevalensi
HIV di wajib militer di tingkat nasional menurun dari 4 persen pada tahun 1993 menjadi 0,5 persen pada tahun 2002. Hal ini terbukti bahwa respon
nasional yang kuat telah menghasilkan penurunan yang besar dalam infeksi baru. Tingkat prevalensi di kalangan IDU terus menjadi salah satu
tantangan besar bagi upaya Thailand untuk mengendalikan HIV, diilustrasikan oleh peningkatan dari 39 persen pada tahun 1989 menjadi 51
persen pada tahun 1999 dan hanya sedikit menurun dari 50 persen pada 2001-41,67 persen pada tahun 2002. Meskipun data pada MSM di
Thailand tidak lengkap, infeksi meningkat antara ini beresiko kelompok memberikan tantangan lain bagi pemerintah Thailand: Di Bangkok,
prevalensi HIV di antara LSL meningkat dari 17 persen pada tahun 2003 menjadi 28 persen pada tahun 2005 UNAIDS, 2006.
Selain itu ASEAN juga bekerjasama dengan China dalam menyelenggarakan Seminar Pengobatan Tradisional untuk Pencegahan dan
Pengobatan HIV AIDS diadakan di Beijing pada 16-22 Oktober 2006. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama
antara negara-negara Asia Tenggara pada pencegahan HIV menggunakan pengobatan tradisional, membangun platform untuk pengobatan tradisional
dari negara-negara Asia Tenggara, merangkum semua pengalaman dan pembelajaran dari setiap negara di bidang pencegahan HIV menggunakan
pengobatan tradisional dan penetapan rancangan rencana pencegahan HIV di masa depan ASEAN, 2006:2.